BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
2.2 Minat Terhadap Jurusan
Minat merupakan salah satu bagian dari aspek psikis manusia. Minat memiliki cakupan bahasan yang luas. Guna memudahkan pemahaman tentang minat terhadap jurusan, maka dalam pembahasan ini akan diuraikan tentang pengertian minat, pengertian minat terhadap jurusan, aspek-aspek minat terhadap jurusan, jenis-jenis minat terhadap jurusan, ciri-ciri minat terhadap jurusan dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat terhadap jurusan.
2.2.1 Pengertian Minat
Minat merupakan hal yang menarik untuk diteliti karena hal ini dapat mempengaruhi manusia untuk melakukan ataupun tidak melakukan suatu hal ketika mereka mempunyai kebebasan untuk memilih. Banyak pakar telah meneliti dan mendalami tentang minat. Mereka juga telah memberikan pandangan dan batasan tentang apa itu minat. Menurut Slameto (2010: 180), minat adalah “rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.” Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Minat dapat diekpresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal daripada
hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Seseorang yang memiliki minat terhadap subjek tertentu, cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Slameto (2010: 180) menjelaskan lebih lanjut lagi bahwa “minat tidak dibawa sejak lahir,
melainkan diperoleh kemudian.” Minat terhadap sesuatu dipelajari dan
mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya.
Hilgard sebagaimana dikutip oleh Slameto (2010: 57) memberi rumusan
tentang minat yakni “interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy
some activity or content.” Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Crow dan Crow sebagaimana dikutip oleh Djaali (2012: 121) mengatakan bahwa “minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.” Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau dapat berubah-ubah. Menurut Djaali (2012: 122) minat adalah “perasaan ingin tahu, mempelajari, mengagumi atau memiliki sesuatu.” Minat merupakan bagian dari ranah afeksi, mulai dari kesadaran sampai pada pilihan nilai.
Pendapat dari beberapa tersebut memberikan kesimpulan bahwa minat adalah kecenderungan rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, berdasarkan penerimaan akan suatu serta diekpresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.
2.2.2 Pengertian Minat Terhadap Jurusan
Minat apabila dikaitkan ke dalam bidang karir, teori Holland lebih sesuai untuk menjelaskan hal ini. Holland sebagaimana dikutip oleh Djaali (2012: 122) mengatakan bahwa minat adalah “kecenderungan hati yang lebih tinggi terhadap sesuatu.” Minat adalah aktivitas atau tugas-tugas yang membangkitkan perasaan ingin tahu, perhatian, dan memberi kesenangan atau kenikmatan. Minat dapat menjadi indikator dari kekuatan seseorang di area tertentu di mana dia akan termotivasi untuk mempelajarinya dan menunjukan kinerja yang tinggi. Bakat akan sulit berkembang dengan baik apabila tidak diawali dengan adanya minat pada bidang yang akan ditekuni. Minat tidak timbul sendirian, ada unsur kebutuhan, misalnya minat karir dan lain-lain.
Di bidang pendidikan, minat mempunyai pengaruh yang besar terutama dalam pemilihan jurusan. PP nomor 66 tahun 2010 menjelaskan bahwa jurusan atau nama lain yang sejenis adalah “himpunan sumber daya pendukung program studi dalam 1 (satu) rumpun disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga.” Pemilihan jurusan secara tepat bukanlah suatu perkara yang mudah diselesaikan. Memilih jurusan dalam pendidikan merupakan suatu langkah untuk mendekatkan diri pada suatu pekerjaan atau karir yang diinginkan. Banyak hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan jurusan, salah satunya adalah minat.
Minat kejuruan menurut Djaali (2012: 126) adalah “kecenderungan seseorang untuk memiliki prospek pekerjaan atau jabatan tertentu yang sesuai dengan karakter kepribadiaannya.” Minat kejuruan ini berhubungan dengan cita-cita seseorang. Sama halnya dengan minat secara umum, minat kejuruan ini tidak dibawa sejak lahir, namun tumbuh dan berkembang atas pengaruh faktor internal maupun eksternal seseorang.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas yaitu minat secara umum kemudian dispesifikan dalam bidang pendidikan, kemudian diperoleh pemahaman bahwa minat terhadap jurusan adalah ketertarikan dan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan secara lebih atau terlibat secara langsung terhadap suatu hal untuk memiliki prospek pekerjaan atau jabatan tertentu yang sesuai dengan keinginannya, serta bersifat tidak permanen, tetapi bersifat sementara atau dapat berubah-ubah sesuai dengan adanya kebutuhan pada seseorang tersebut. Minat terhadap jurusan yang berkembang dalam diri seseorang merupakan akumulasi minat yang berkembang, sejalan dengan pengalaman, sikap dan keinginannya.
2.2.3 Aspek-aspek Minat Terhadap Jurusan
Minat merupakan aspek psikis pada setiap diri seseorang sehingga menjadi tertarik, menyukai dan menyenangi terhadap suatu hal, termasuk dalam hal jurusan pendidikan di sekolah. Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal lainnya dan dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Aspek-aspek minat dijelaskan oleh Schunk dkk. (2012: 323) sebagai berikut:
1) Sikap umum terhadap suatu hal, yaitu perasaan suka atau tidak suka terhadap suatu hal, umumnya terhadap sikap positif atau menyukai suatu hal.
2) Preferensi terhadap suatu hal, yaitu perasaan untuk lebih menyukai suatu hal.
3) Kesadaran spesifik untuk menyukai suatu hal, yaitu memutuskan untuk menyukai suatu hal.
4) Kesenangan personal terhadap konten suatu hal, yaitu perasaan senang terhadap semua yang berhubungan dengan suatu hal.
5) Adanya kepentingan atau signifikansi personal terhadap suatu hal, yaitu nilai yang diberikan terhadap suatu hal.
6) Partisipasi dalam suatu hal, yaitu memutuskan untuk melakukan aktivitas yang berhubungan dengan suatu hal.
Aspek-aspek minat menimbulkan daya ketertarikan berupa sikap, preferensi, kesadaran, perasaan senang, arah kepentingan dan berpartisipasi terhadap apa yang diminati. Sikap dapat diidentifikasi melalui pendapat dan kesan seseorang terhadap suatu hal (misalnya, "Saya menyukai jurusan Teknik Gambar Bangunan"). Preferensi merupakan hasil perbandingan seseorang terhadap suatu hal dengan hal lain yang lebih menarik (misalnya, "Saya lebih menyukai jurusan Teknik Gambar Bangunan daripada jurusan Teknik Permesinan"). Kesadaran timbul ketika seseorang dalam keadaan bebas untuk memilih atau tidak terpaksa dan dapat menerima segala sesuatu tekait hubungannya dengan hal tersebut (misalnya, "Saya memutuskan untuk menyukai jurusan Teknik Gambar Bangunan"). Perasaan senang terhadap suatu hal meliputi semua yang berkaitan dengan hal tersebut (misalnya, "Saya menyukai guru, teman, pelajaran dan fasilitas di jurusan Teknik Gambar Bangunan"). Arah kepentingan merupakan pandangan seseorang terhadap suatu hal berdasarkan nilai yang diberikan pada hal tersebut (misalnya, "Jurusan Teknik Gambar Bangunan akan berperan penting dalam keberhasilan saya di masa depan"). Partisipasi adalah keikutsertaan atau keterlibatan seseorang terhadap suatu hal (misalnya, "Saya mempelajari materi yang berkaitan dengan jurusan Teknik Gambar Bangunan").
2.2.4 Jenis-jenis Minat Terhadap Jurusan
Minat memiliki unsur afeksi, kesadaran sampai pilihan nilai, pengerahan perasaan, seleksi dan kecenderungan hati. Menurut Djaali (2012: 122-124) pemilahan kelompok minat berdasarkan orang dan pilihan kerjanya, “minat dapat dibagi ke dalam enam jenis, yaitu (1) realistis, (2) investigatif, (3) artistik, (4) sosial, (5) enterprisingdan (6) konvensional.”
1) Realistis
Orang realistis umumnya mapan, kasar, praktis, berfisik kuat dan sering sangat atletis, memiliki koordinasi otot yang baik dan terampil. Akan tetapi, ia kurang mampu menggunakan medium komunikasi verbal dan kurang memiliki keterampilan berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, pada umumnya mereka kurang menyenangi hubungan sosial, cenderung mengatakan bahwa mereka senang pekerjaan tukang, memiliki sifat langsung, stabil, normal dan kukuh, menyukai masalah konkret dibanding abstrak, menduga diri sendiri sebagai agresif, jarang melakukan kegiatan kreatif dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan, tetapi suka membuat sesuatu dengan bantuan alat. Orang relistis menyukai pekerjaan montir, insinyur, ahli listrik, ikan dan kehidupan satwa liar, operator alat berat dan perencana alat.
2) Investigatif
Orang investigatif termasuk orang yang berorientasi keilmuan. Mereka umumnya berorientasi pada tugas, introspektif dan asosial, lebih menyukai memikirkan sesuatu daripada melaksanakannya, memiliki dorongan kuat untuk memahami alam, menyukai tugas-tugas yang tidak pasti (ambiguous), suka bekerja sendirian, kurang pemahaman dalam kepemimpinan akademik dan intelektualnya, menyatakan diri sendiri sebagai analis, selalu ingin tahu, bebas dan bersyarat serta menyukai pekerjaan yang berulang. Kecenderungan pekerjaan yang disukai termasuk ahli perbintangan, biologi, binatang, kimia, penulis dan ahli jiwa.
3) Artistik
Orang artistik menyukai hal-hal yang tidak terstruktur, bebas, memiliki kesempatan bereaksi, sangat membutuhkan suasana yang dapat mengekspresikan sesuatu secara individual, sangat kreatif dalam bidang seni dan musik. Kecenderungan pekerjaan yang disenangi adalah pengarang, musisi, penata pentas, konduktor konser, dan lain-lain.
4) Sosial
Tipe ini dapat bergaul, bertanggung jawab, berkemanusiaan dan sering alim, suka bekerja dalam kelompok, senang menjadi pusat perhatian kelompok, memiliki kemampuan verbal, terampil bergaul,
menghindari pemecahan masalah secara intelektual, suka memecahkan masalah yang ada kaitannya dengan perasaan, menyukai kegiatan menginformasikan, melatih dan mengajar. Pekerjaan yang disukai menjadi pekerja sosial, pendeta, ulama, guru. 5) Enterprising
Tipe ini cenderung menguasai atau memimpin orang lain, memiliki keterampilan verbal untuk berdagang, memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan organisasi, agresif, percaya diri dan umumnya sangat aktif. Pekerjaan yang disukai termasuk pemimpin perusahaan, pedagang, dan lain-lain.
6) Konvensional
Orang konvensional menyukai lingkungan yang sangat tertib, menyenangi komunikasi verbal, senang kegiatan yang berhubungan dengan angka, sangat efektif menyelesaikan tugas yang berstruktur tetapi menghindari situasi yang tidak menentu, menyatakan diri orang yang setia, patuh, praktis, tenang, tertib, efisien; mereka mengidentifikasi diri dengan kekuasaan dan materi. Pekerjaan yang disukai antara lain sebagai akuntan, ahli tata buku, ahli pemeriksa barang dan pimpinan armada angkutan.
Pendapat di atas memberikan pemahaman tentang jenis-jenis minat beserta ciri-ciri orang sesuai tipe minatnya. Djaali (2012: 126) menggabungkan konsep minat (umum) di atas dengan teori Holland dan dapat ditemukan konstelasi konsep minat (umum) ke dalam minat kejuruan seperti gambar berikut ini:
Minat Kejuruan Gambar 2.1
Konstelasi konsep minat (umum) ke dalam minat kejuruan Konvensional
Enterprising
Artistik Investigatif
Faktor minat kejuruan adalah penting untuk melihat sejauh mana merencanakan seseorang dalam pendidikan untuk suatu pekerjaan tertentu sesuai dengan bidangnya.
2.2.5 Ciri-ciri Minat Terhadap Jurusan
Minat dapat berhubungan dengan daya gerak yang mendorong individu untuk memperhatikan, menyukai dan melakukan suatu hal. Minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan partisipasi individu dalam melakukan suatu hal. Metasari sebagaimana dikutip oleh Suharyat (2009: 10-11) menyebutkan ada beberapa ciri minat, diantara sebagai berikut:
1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental Minat di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental. Pada waktu pertumbuhan terlambat dan kematangan dicapai, minat menjadi lebih stabil. Anak yang berkembang lebih cepat atau lebih lambat dari pada teman sebayanya. Anak yang lambat matang akan menghadapi masalah sosial karena minat mereka minat anak, sedangkan minat teman sebayanya minat remaja.
2) Minat bergantung pada kesiapan belajar
Anak-anak tidak dapat mempunyai minat sebelum mereka siap secara fisik dan mental, sebagai contoh: mereka tidak dapat mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk permainan bola sampai mereka memiliki kekuatan dan koordinasi otot yang diperlukan untuk permainan tersebut.
3) Minat bergantung pada kesempatan belajar
Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan minat. Lingkungan anak sebagian besar terbatas pada rumah, minat mereka “tumbuh dari rumah”. Bertambah luasnya lingkaran sosial membuat mereka menjadi tertarik pada minat orang di luar rumah yang mulai mereka kenal.
4) Perkembangan minat terbatas
Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman yang terbatas membatasi minat anak. Anak yang cacat fisik misalnya, tidak mungkin mempunyai minat yang sama pada olah raga seperti teman sebaya yang perkembangann fisiknya normal.
5) Minat dipengaruhi oleh pengaruh budaya
Anak-anak mendapat kesempatan dari orang tua, guru dan orang lain untuk belajar mengenai apa saja yang oleh kelompok budaya yang mereka dianggap minat yang sesuai dan mereka tidak diberi
kesempatan untuk menekuni minat yang dianggap tidak sesuai bagi mereka oleh kelompok budaya mereka.
6) Minat berbobot emosional
Bobot emosional, aspek efektif, dari minat menentukan kekuatannya. Bobot emosional yang tidak menyenangkan melemahkan minat bobot emosional yang menyenangkan memperkuat.
7) Minat itu egosentrik
Sepanjang masa kanak-kanak, minat itu egosentris, misalnya: minat anak laki-laki pada matematika, sering berlandaskan keyakinan bahwa kepandaian di bidang matematika di sekolah akan merupakan langkah penting menuju kedudukan yang menguntungkan dan bergengsi di dunia usaha.
Berdasarkan ciri-ciri minat di atas, bila dikaitkan terhadap jurusan di sekolah, dapat diperoleh kesimpulan bahwa minat terhadap jurusan tidak dibawa sejak lahir namun minat terhadap jurusan berkembang sesuai kebutuhan dan terpengaruh oleh beberapa faktor internal maupun eksternal individu.
2.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Terhadap Jurusan
Faktor minat mempunyai peranan yang sangat penting. Minat individu terhadap suatu objek, pekerjaan, orang, benda dan persoalan yang berkenaan dengan dirinya timbul karena ada faktor yang mempengaruhinya pada objek yang diamati. Menurut Sujanto sebagaimana dikutip oleh Suharyat (2009: 13-14), menyebutkan bahwa “faktor-faktor yang mempengaruhi minat ada 2, yakni faktor internal dan faktor eksternal.”
2.2.6.1 Faktor Internal
Beberapa faktor internal yang dapat mempengaruhi minat seorang individu, antara lain:
1) Motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan. 2) Sikap adalah adanya kecendrungan dalam subjek untuk menerima,
menolak suatu objek yang berharga baik atau tidak baik.
3) Permainan adalah merupakan suatu permasalahan tenaga psikis yang tertuju pada suatu subjek semakin intensif perhatiannya.
4) Pengalaman suatu proses pengenalan lingkungan fisik yang nyata baik dalam dirinya sendiri maupun di luar dirinya dengan menggunakan organ-organ indra.
5) Tanggapan adalah banyaknya yang tinggal dalam ingatan setelah itu melakukan pengamatan. Kalau kita lihat secara jeli, maka akan tampak suatu perbedaan antara pengamatan dan tanggapan, meskipun keduanya merupakan gejala yang saling berkaitan, karena tanggapan itu sebenarnya kesan yang tinggal setelah individu mengamati objek. Tanggapan itu terjadi setelah adanya pengamatan, maka semakin jelas individu mengamati suatu objek, akan semakin positif tanggapannya.
6) Persepsi merupakan proses untuk mengingat atau
mengidentifikasikan sesuatu, biasanya dipakai dalam persepsi rasa, bila benda yang kita ingat atau yang kita identifikasikan adalah objek yang mempengaruhi oleh persepsi, karena merupakan tanggapan secara langsung terhadap suatu objek atau rangsangan.
2.2.6.2 Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang dimaksud adalah lingkungan. Lingkungan bisa juga mempengaruhi minat, karena lingkungan mempunyai peranan yang sangat penting terhadap individu, baik itu lingkungan fisik yang berhubungan dengan benda konkrit maupun lingkungan fisik yang berhubungan dengan jiwa seseorang. Lingkungan itu sendiri terbagi atas 2 bagian, yaitu:
1) Lingkungan fisik, yaitu berupa alat misalnya keadaan tanah.
2) Lingkungan sosial, yaitu merupakan lingkungan masyarakat dimana lingkungan ini adanya interaksi individu yang satu dengan yang lain. Keadaan masyarakat akan memberi pengaruh tertentu kepada individu.
Minat yang timbul pada seorang individu satu dengan individu yang lain akan berbeda. Hal ini dikarenakan perbedaan faktor yang mempengaruhi minat individu tersebut. Minat tidak timbul secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat dari kebutuhan, aktivitas, pengalaman dan lingkungan.