• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain Taman Rumah Sakit di RSMM Ruang interaksi sosial

HASIL DAN PEMBAHASAN

7. Ekspresi dan Seni

4.4. Desain Taman Rumah Sakit di RSMM Ruang interaksi sosial

Ruang ini merupakan ruang yang memiliki fungsi utama sebagai pusat pertemuan aktivitas berbagai pihak di rumah sakit, antara lain aktivitas pengunjung (pasien menginap), pengunjung MCU, staf rumah sakit (dokter, perawat, staf administrasi) dan pasien (yang memungkinkan untuk mobilisasi keluar ruangan). Berbagai aktivitas (duduk, makan dan berbincang) memungkinkan berbagai pihak dapat saling membaur dan berinteraksi. Oleh karena fungsinya yang penting dalam pembentukan suasana kekeluargaan antar masing-masing pihak, maka pola yang digunakan di ruang ini cenderung dinamis dengan dominasi tanaman estetika sebagai penunjangnya. Prosentase luasan terbesar digunakan sebagai area berkumpul dengan area duduk-duduk (sitting area) sekitar 35%, dan area berjalan (broadwalk) sekitar 30%, sisanya merupakan komposisi vegetasi dan ruang terbangun sebesar 35%.

Penggunaan penaung (pergola) dan tenda (area pertemuan staf rumah sakit) ditujukan agar pengguna dapat berlindung dari terik matahari di siang hari dan dari hujan bila sewaktu-waktu datang, tanpa mengurangi kenyamanan berada di tapak. Oleh karena daya tampung yang terbatas di ruang MCU, maka sitting area menjadi solusi yang sesuai bagi para pengunjung (pasien MCU) untuk menunggu giliran cek kesehatan. Nuansa natural penting berada di sekitar sitting area ini karena dapat mengurangi kesan bosan dalam menunggu giliran. Penggunaan tanaman estetika dan permainan air diharapan dapat menciptakan nuansa natural bagi para pengguna.

Pola sirkulasi yang digunakan linier dan radial, dengan material utama di tapak merupa paving block, lebar sirkulasi pun beragam (1-3 meter), menyesuaikan kapasitas yang ditampung.

Gambar 42. Ilustrasi sitting area di sekitar ruang MCU

Area pertemuan staf rumah sakit berada di utara area terbangun (MCU) di ruang ini, area ini dirancang agar dapat mempertemukan seluruh staf (dokter, perawat, administrasi) secara khusus agar dapat berinteraksi lebih intens agar dapat menyegarkan kembali semangat dalam bekerja. Oleh karenanya perlu dirancang area dinamis yang menfasilitasi pengguna untuk melepaskan penat pekerjaan mereka, yaitu dengan memberikan ruang terbuka untuk dapat saling berinteraksi, serta tidak lupa memberikan kesan natural yang didapat dari variasi warna bunga yang digunakan. Dengan lokasi yang strategis menuju ruang kantin, maka memungkinkan bagi para staf untuk menghabiskan waktu istirahat makan dan berbincang di area ini, fasilitas berupa tenda dan meja disiapkan (Gambar 43). Penggunaan tanaman konservasi seperti pinus (Pinus merkusii), Palem raja (Roystonea regia), serta ki hujan (Samanea saman) dapat difungsikan sebagai penarik kedatangan burung yang dapat menghasilkan kicauan yang merdu sehingga pengguna dapat merasa nyaman berada di tapak. Stimulus bunyi juga dihasilkan dari percikan air mancur yang menciptakan kesan natural pada tapak.

Gambar 43. Ilustrasi Area pertemuan Staf Rumah Sakit

Selain beberapa fasilitas utama tersebut, terdapat beberapa fasilitas tambahan yang mendukung melengkapi fungsi dan estetika fasilitas-fasilitas utama, antara lain kolam permainan air mancur dan pergola. Bentuk kolam permainan air yang dirancang di area interaksi sosial merupakan bentuk semi dinamis. Aksen variasi warna yang dirancang didapat dari kumpulan tanaman bunga yang disatukan secara harmonis pada beberapa titik.

Ruang meditasi

Ruang ini dirancang secara khusus bertujuan untuk menambah kepercayaan diri pasien untuk memperoleh kesembuhan melalui kekuatan spiritual, sekaligus dapat digunakan oleh seluruh pengunjung taman, termasuk dokter dan staf rumah sakit. Masjid digunakan sebagai simbol keagungan Tuhan bagi umat Islam, namun nuansa hening dan khusyu dapat mewakili pluralisme agama bagi pengguna yang beragama selain Islam. Bagi pasien (kejiwaan) yang memiliki tingkat emosional rendah, dan tidak dapat mengendalikan emosi mereka, Masjid dapat digunakan sebagai tempat untuk menjernihkan pikiran dan emosi tersebut dengan keheningan dan ke-khusyu-an aktivitas di masjid dan sekitarnya.

Sebagai penunjang karakter dari ruang ini, maka dirancang skema permainan air dengan mengadaptasi bentuk dan pola yang digunakan di dalam taman Taj Mahaal. Dalam perancangannya, dilakukan beberapa penyesuaian

untuk ukuran dan elemen yang digunakan terhadap kondisi tapak dan ketersediaan elemen yang ada di sekitar lokasi taman (Gambar 44).

Gambar 44. Ilustrasi rancangan permainan air

Salah satu elemen penting pada ruang ini adalah keberadaan masjid sebagai pusat aktivitas keagamaan. Desain konstruksi masjid menyesuaikan jumlah pengunjung yang dimungkinkan hadir pada beberapa acara yang direncanakan akan dilaksanakan di ruang ini, antara lain pengajian bersama dan ibadah shalat Jumat berjamaah. Area sekitar masjid dirancang menyesuaikan konstruksi masjid sehingga mendukung fungsi masjid sebagai area tujuan utama beribadah (Gambar 45).

Penggunaan tanaman seperti pinus (Pinus merkusii), Palem raja (Roystonea regia), serta ki hujan (Samanea saman) dapat difungsikan sebagai penarik kedatangan burung yang dapat menghasilkan kicauan yang merdu sehingga pengguna dapat merasa nyaman berada di tapak. Stimulus bunyi juga dihasilkan dari percikan air mancur dari taman Taj Mahaal dan dapat menciptakan kesan natural pada tapak. Perubahan desain konstruksi pada masjid di ruang ini ditujukan untuk mempertegas karakter bangunan itu sendiri, serta memberikan rasa nyaman pada pengguna dalam melakukan peribadatan.

Ruang ekspresi dan seni

Fungsi utama pembentukan ruang ini adalah mengakomodasi pasien (kejiwaan dan Napza) dalam kemampuan pengendalian emosi melalui seni. Selanjutnya pasien diberi kebebasan untuk dapat mengembangkan potensi bakat dan keterampilan mereka yang telah ada sebelum mereka masuk ke RSMM. Pasien kejiwaan ringan (mendekati sembuh) diharapkan dapat melatih kemampuan mereka dalam mengalihkan dan mengendalikan emosi dengan melakukan aktivitas yang positif. Jumlah pasien yang ditargetkan relatil kecil, namun tidak menutup kemungkinan bagi pengunjung atau staf yang merasa ingin berekspresi melalui seni dapat mengunjungi area ini. Beberapa sub-ruang khusus dibuat untuk memisahkan setiap kegiatan yang ada, seperti sendra tari dan bermusik. Aktivitas melukis cenderung membutuhkan ruang yang leluasa untuk bereksplorasi, serta keterlibatan pihak lain yang relatif kecil.

Nuansa yang ingin dihadirkan adalah lingkungan yang alami sehingga menciptakan solidaritas dan persahabatan antar pasien, yang secara tidak langsung akan menciptakan suasana kekompakan dalam mengutarakan ekspresi. Pola sirkulasi organis dengan jalur tunggal yang saling berhubungan dan dipisahkan oleh koridor menuju ruang administrasi. Jalur tunggal bertujuan agar menyatukan pengguna dan mempermudah pengguna menentukan aktivitas yang dipilih.

Fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan aktivitas-aktivitas tersebut antara lain gazebo. Gazebo dapat ditempatkan pada beberapa titik aktivitas untuk memisahkan prioritas kebutuhan masing-masing aktivitas. Gazebo yang dirancang berbentuk segi delapan dengan elemen pembentuk utama kayu. Luasan yang

dibuat berdiameter empat meter dengan tinggi tiga meter. Hal ini memungkinkan area ini digunakan oleh beberapa orang sekaligus sebagai area menari serta area bermusik. Gazebo juga dapat digunakan untuk kegiatan melukis karena dapat melindungi dari terik matahari dan hujan (Gambar 46). Selain gazebo, beberapa bangku taman sengaja diletakkan pada beberapa lokasi sekitar jalur sirkulasi untuk memberikan kesempatan bagi pengguna (pasien) menentukan tempat yang sesuai untuk berekspresi.

Gambar 46. Ilustrasi gazebo

Ruang rehabilitasi

Terdapat beberapa tujuan penting di ruang ini, antara lain mengakomodasi pasien dengan keterbatasan fisik (patah tulang, lumpuh, cacat tubuh) untuk dapat melatih kepercayaan diri untuk mencapai kesembuhan melalui terapi fisik (kemoterapi). Tujuan penting lainnya adalah mengakomodasi kebutuhan pasien (kejiwaan) melatih diri untuk dapat mengendalikan emosi melalui kegiatan outbond.

Oleh karena terdapat dua fungsi yang berbeda dalam satu ruang, maka nuansa yang ingin dihadirkan pun menyesuaikan kebutuhan kedua pengguna utama tersebut. Kesan alami yang ditimbulkan oleh tanaman konservasi yang dipadukan dengan pola organik sirkulasi paving block diharapkan dapat menjadi solusi bagi dua kebutuhan yang berbeda ersebut. Namun perlu adanya pembagian lokasi (area) untuk masing-masing aktivitas.

Aktivitas outbond yang dilakukan oleh pasien (kejiwaan) diharapkan dapat menciptakan kesehatan fisik dan mengendalikan kemampuan psikologis pasien. Pada dasarnya, prinsip kegiatan ini relatif sama dengan outbond yang dilakukan oleh masyarakat umum lainnya, namun dalam aplikasinya disesuaikan dengan pemahaman dan kemampuan obyek tujuan (pasien), baik secara fisik maupun psikologis. Jenis kegiatan pun dibatasi pada beberapa kegiatan yang dianggap mendukung tercapainya tujuan pasca kegiatan tersebut dilakukan. Pohon penaung mendominasi jenis vegetasi di area ini untuk menunjang suasana aktivitas tersebut, sedangkan paving block dipilih sebagai jalan utama kegiatan outbond karena lebih aman dibanding dengan kumpulan batu atau tanah (Gambar 47). Beberapa jenis aktivitas yang sesuai antara lain jenis permainan untuk mengukur kekompakan kelompok dan mental individu.

Gambar 47. Ilustrasi area outbond

Aktivitas kemoterapi dilakukan secara rutin oleh pasien dengan didampingi oleh perawat yang ditunjuk oleh dokter. Fasilitas kolam sengaja dirancang untuk mendukung suasana natural di tapak. Penggunaan tanaman estetika yang mengelilingi lokasi tersebut dapat menyamarkan aktivitas pasien(kejiwaan) di sekitar area outbond). Selain itu, terdapat fasilitas Reflexology (pijat refleksi kaki) bagi pengguna secara umum (Gambar 48).

Gambar 48. Ilustrasi Kolam sebagai penunjang area refleksologi dan kemoterapi

Ruang terapi hortikultura

Desain perancangan ruang ini mengambil tema penanaman (planting) dan pemanenan (harvesting). Ruang ini lebih diperuntukkan kepada beberapa pasien yang memiliki lama waktu penginapan yang tinggi, antara lain pasien kejiwaan dan pasien napza. Tema penanaman dipilih dengan tujuan mengenalkan alam kepada pasien, menumbuhkan rasa tanggung jawab dan saling menghargai antar makhluk hidup, pasien akan dipandu untuk mengikuti perkembangan selanjutnya setelah menanam dari pemeliharaan hingga masa tanaman tersebut dipanen. Pasien juga dilibatkan dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan hama dan penyakit tumbuhan, sehingga dapat mengembangkan rasa kepedulian terhadap penyembuhan penyakit dan memiliki kesadaran yang tinggi terhadap pentingnya kesehatan jasmani dan pikiran.

Gambar 49. Ilustrasi area penanaman.

Tema pemanenan (harvesting) dipilih untuk memberikan gambaran pada pasien mengenai memetik hasil dari kerja keras yang dilakukan. Pasien juga sesekali dapat mencoba merasakan buah yang dipetiknya dan sebagian lagi mengelola buah tersebut agar dapat dijual. Aktivitas ini sangat baik karena dapat memicu pengembangan pikiran dan semangat para pasien yang secara tidak langsung menjadi proses penyembuhan melalui diri sendiri (self curing).

Gambar 50. Ilustrasi area pemanenan

Aktivitas penanaman dan pemanenan dilengkapi gazebo sebagai tempat berteduh ketika terik dan turun hujan dan rumah kaca yang salah satu fungsinya sebagai tempat penyimpanan alat-alat pertanian yang berkaitan dengan kegiatan

tersebut. Selain sebagai tempat penyimpanan alat-alat pertanian, rumah kaca juga digunakan sebagai area perkecambahan (seeding area) dan tempat penyimpanan hasil pemanenan sebelum akhirnya dijual.

Pencahayaan (Lighting)

Aktivitas yang direncanakan di taman ini mencakup aktivitas pagi hingga sore hari. Aktivitas pada malam hari tidak dianjurkan dengan alasan keamanan dan kenyamanan baik bagi pasien, pengunjung, maupun staf rumah sakit. Namun begitu, keberadaan fasilitas lampu taman tetap dibutuhkan karena selain sebagai pusat aktivitas, taman ini juga digunakan sebagai tempat berlalu-lalang, baik bagi pengunjung (pasien rawat inap) yang ingin lebih cepat mencapai ruangan tujuan maupun staf yang memiliki mobilitas tinggi untuk menyalurkan setiap kebutuhan medis di masing-masing ruang yang berjauhan.jenis lampu yang digunakan merupakan lampu taman berbentuk bola yang dapat menyinari jalan setapak dan area sekitarnya (Gambar 51).

Gambar 51.Ilustrasi penerangan di koridor dan sekitarnya

Penerangan juga dibutuhkan di sirkulasi kendaraan karena mobilitas kendaraan (ambulan, mobil pribadi, dan keperluan medis) cukup tinggi meskipun pada malam hari. Peneranga menggunakan lampu jalan yang dapat menerangi sebagian besar badan jalan serta area di sekitarnya. Lebih jauh, penerangan di sekitar lokasi ini meminimalisasi resiko kejahatan yang tidak diharapkan karena situasi yang sepi dan gelap (Gambar 52).

BAB V

Dokumen terkait