• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKREPSI PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN Kondisi Awal Kompetensi Supervisi Akademik Kepsek Binaan

Kondisi awal kompetensi supervisi akademik kepsek binaan ini diperoleh dari hasil penilaian yang dilakukan oleh pengawas/peneliti sebelum pelaksanaan Coaching, yakni pada minggu ke-2 s.d ke-4 bulan Januari 2019. Adapun hasil penilaian kompetensi awal ini sebagaimana tercantaum pada tabel 1 berikut ini:

Tabel 1 : Kompetensi Supervisi Akademik Awal Kepsek Binaan Sebelum Dikenai Tindakan (Pra Siklus).

Sub-jek Persi-apan Pelaksanaan An. Hasil Tindak Lanjut Jlh

Skor Nilai Kategori Pra Obs Obs Post Obs KS 1 3 3 3 3 3 0 15 62.50 Cukup KS 2 4 3 4 4 3 0 18 75.00 Cukup KS 3 3 3 4 4 4 0 18 75.00 Cukup Rerata 70.83 Cukup

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 45, Juli 2020) 51 Dari tabel 1 di atas menunjukkan bahwa kompetensi supervisi akademik pada 3 kepsek binaan, semua masih dalam kategori cukup, dengan nilai rerata = 70.83 (Cukup). Nampak pula bahwa tidak satupun kepsek yang melaksanakan tindak lanjut terhadap hasil supervisi akademik yang mereka lakukan.

Deskripsi Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Tindakan Siklus I

Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan Coaching oleh pengawas siklus I dilaksanakan selama 3 minggu di tiga sekolah binaan, yakni pada minggu ke-2 s.d. ke – 4 bulan Pebruari 2019. Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan itu dilaksanakan observasi oleh observer dan penilaian kompetensi supervisi akademik pada kepsek binaan oleh peneliti.

Hasil Observasi Pelaksanaan Coaching Siklus I

Hasil observasi pelaksanaan Coaching oleh observer pada siklus I menunjukkan bahwa secara keseluruhan kemampuan pengawas melaksanakan Coaching meski baru mencapai nilai 2.88 (Baik), namun belum mencapai 3.00. Hal ini karena masih ada kegiatan yang baru mencapai nilai 2.50, yakni pada kegiatan pelaksanaan coaching.

Hasil Penilaian Kompetensi Supervisi Akademik Kepsek Binaan Pada Siklus I

Hasil penilaian terhadap kompetensi supervisi akademik kepsek binaan oleh pengawas setelah dilaksanakan Coaching pada siklus I sebagaimana tercantaum pada tabel 2 berikut ini:

Tabel 2 : Kompetensi Supervisi Akademik Pada Kepsek Binaan Siklus I Sub-jek Persi-apan Pelaksanaan An. Hasil Tindak Lanjut Jlh

Skor Nilai Kategori Pra Obs Obs Post Obs KS 1 3 3 3 3 3 2 17 70.83 Cukup KS 2 4 3 4 4 3 2 20 83.33 Baik KS 3 3 4 4 4 4 2 21 87.50 Baik Rerata 80.56 Baik

Dari tabel 2 di atas menunjukkan bahwa kompetensi supervisi akademik pada 3 kepsek binaan, 1 orang masih kategori cukup dan 2

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 45, Juli 2020)

52

sudah baik dengan nilai rerata = 80.56 (Baik). Nampak pula bahwa semua kepsek sudah melaksanakan tindak lanjut terhadap hasil supervisi akademik yang mereka lakukan meski kategorinya masih cukup.

Peningkatan Kompetensi Supervisi Akademik Pada Kepsek Binaan Siklus I

Dengan membandingkan nilai rerata hasil penilaian kompetensi supervisi akademik pada kepsek binaan pada pra siklus dan Siklus I dapat diketahui bahwa pada pelaksanaan tindakan Siklus I terjadi peningkatan kompetensi supervisi akademik pada kepsek binaan sebesar 9.73, yakni: dari nilai rerata = 70.83 pada pra siklus menjadi 80.56 pada siklus I.

Refleksi Tindakan Siklus I

Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan observer terhadap analisis data hasil observasi pelaksanaan Coaching dan penilaian kompetensi supervisi akademik pada kepsek binaan siklus I, menunjukkan bahwa meskipun telah terjadi peningkatan kompetensi supervisi akademik pada kepsek binaan, namun belum semua kepsek mencapai nilai rerata minimal 81.00 (Baik). Oleh karenanya peneliti dan observer sepakat untuk melanjutkan ke tindakan Siklus II, dengan beberapa perbaikan pada semua kegiatan Coaching, terutama yang belum mencapai 3.00, dan pembinaan difokuskan pada tindak lanjut hasil supervisi akademik yang belum dilaksanakan oleh semua kepsek binaan.

Deskripsi Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Tindakan Siklus II Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan Coaching oleh pengawas siklus II dilaksanakan selama 3 minggu di tiga sekolah binaan, yakni pada minggu ke-2 s.d. ke-4 bulan Maret 2019. Sebagaimana pada siklus I, bersamaan dengan pelaksanaan tindakan itu dilaksanakan observasi oleh observer dan penilaian kompetensi supervisi akademik pada kepsek binaan.

Hasil Observasi Pelaksanaan Coaching Siklus II

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan Coaching oleh observer pada siklus II bahwa secara keseluruhan kemampuan pengawas

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 45, Juli 2020) 53 melaksanakan Coaching sudah mencapai nilai 3.25 (Baik) dan rerata setiap kegiatan sudah mencapai nilai 3.00 dan/atau lebih.

Hasil Penilaian Kompetensi Supervisi Akademik Pada Kepsek Binaan Siklus II

Hasil penilaian terhadap kompetensi supervisi akademik kepsek binaan oleh pengawas setelah dilaksanakan Coaching pada siklus II sebagaimana tercantaum pada tabel 3 berikut ini:

Tabel 3 : Kompetensi Supervisi Akademik Pada Kepsek Binaan Siklus II Sub-jek Persi-apan Pelaksanaan An. Hasil Tindak Lanjut Jlh

Skor Nilai Kategori Pra Obs Obs Post Obs KS 1 4 4 3 3 3 2 19 79.17 Cukup KS 2 4 3 4 4 3 2 20 83.33 Baik KS 3 4 4 4 4 4 3 23 95.83 Sangat Baik Rerata 86.11 Baik

Dari tabel 3 di atas menunjukkan bahwa kompetensi supervisi akademik pada 3 kepsek binaan, 1 orang masih kategori cukup dan 1 orang baik dan 1 orang sangat baik, dengan nilai rerata = 86.11 (Baik). Nampak pula bahwa semua kepsek sudah melaksanakan tindak lanjut terhadap hasil supervisi akademik, dengan kategori 2 orang masih cukup dan 1 orang sudah baik.

Peningkatan Kompetensi Supervisi Akademik Pada Kepsek Binaan Siklus II

Dengan membandingkan nilai rerata hasil penilaian kompetensi supervisi akademik pada kepsek binaan Siklus I dan siklus II dapat diketahui bahwa pada pelaksanaan tindakan Siklus II telah terjadi peningkatan kompetensi supervisi akademik pada kepsek binaan sebesar 5.55, yakni: dari rerata = 80.56 pada siklus I menjadi 86.11 di siklus II. Refleksi Tindakan Siklus II

Berdasarkan analisis data hasil observasi pelaksanaan Coaching dan penilaian, menunjukkan bahwa meskipun telah terjadi peningkatan kompetensi supervisi akademik pada kepsek binaan, namun masih ada 1 kepsek yang belum mencapai nilai minimal 81.00 (Baik). Oleh karenanya peneliti dan observer sepakat untuk melanjutkan ke tindakan Siklus III, dengan beberapa perbaikan pada semua kegiatan kegiatan Coaching.

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 45, Juli 2020)

54

Deskripsi Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Tindakan Siklus III Pelaksanaan Tindakan Siklus III

Pelaksanaan tindakan Coaching oleh pengawas siklus III dilaksanakan selama 3 minggu di tiga sekolah binaan, yakni pada minggu ke-2 s.d. ke-4 bulan April 2019. Sebagaimana siklus-siklus sebelumnya, bersamaan dengan pelaksanaan tindakan itu dilaksanakan observasi oleh observer dan penilaian kompetensi supervisi akademik pada kepsek binaan oleh peneliti

Hasil Observasi Pelaksanaan Coaching Siklus III

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan Coaching oleh observer pada siklus III menunjukkan bahwa secara keseluruhan kemampuan pengawas melaksanakan Coaching mencapai nilai = 3.75 (Sangat Baik) dan rerata setiap kegiatan juga sangat baik.

Hasil Penilaian Kompetensi Supervisi Akademik Pada Kepsek Binaan Siklus III

Hasil penilaian terhadap kompetensi supervisi akademik kepsek binaan oleh pengawas setelah dilaksanakan Coaching pada siklus III sebagaimana tercantaum pada tabel 4 berikut ini:

Tabel 4 : Kompetensi Supervisi Akademik Pada Kepsek Binaan Siklus III Sub-jek Persi-apan Pelaksanaan An. Hasil Tindak Lanjut Jlh

Skor Nilai Kategori Pra Obs Obs Post Obs KS 1 4 4 4 4 3 3 22 91.67 Sangat Baik KS 2 4 4 4 4 3 3 22 91.67 Sangat Baik KS 3 4 4 4 4 4 3 23 95.83 Sangat Baik

Rerata 93.06 Sangat Baik

Dari tabel 4 di atas menunjukkan bahwa kompetensi supervisi akademik pada 3 kepsek binaan semua sudah sangat baik, dengan nilai rerata = 93.06 (Sangat Baik). Nampak pula bahwa semua kepsek sudah melaksanakan tindak lanjut terhadap hasil supervisi akademik, dengan kategori sudah baik.

Peningkatan Kompetensi Supervisi Akademik Pada Kepsek Binaan Siklus III

Dengan membandingkan nilai rerata hasil penilaian kompetensi supervisi akademik pada kepsek binaan Siklus II dan siklus III diketahui

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 45, Juli 2020) 55 bahwa pada pelaksanaan tindakan Siklus III telah terjadi peningkatan kompetensi supervisi akademik pada kepsek binaan sebesar 6.95, yakni: dari 86.11 pada siklus II menjadi 93.06 pada siklus III.

Refleksi Tindakan Siklus III

Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan observer, hasil siklus III menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan kompetensi supervisi akademik pada kepsek binaan, semua kepsek telah melampaui nilai minimal 81.00 (Baik). Oleh karenanya peneliti dan observer sepakat menganggap cukup sampai tindakan siklus III dan tidak tidak melanjutkan ke tindakan Siklus IV.

Peningkatan kompetensi supervisi akademik pada kepsek binaan pada tindakan siklus I, siklus II dan siklus III tercantaum pada gambar 1.

Gambar 1: Peningkatan Kompetensi Supervisi Akademik Pada Kepsek Binaan Siklus I, II dan III.

Dari gambar 1 tersebut menunjukkan bahwa melalui Coaching dapat meningkatkan kompetensi supervisi akademik pada kepsek binaan di Balikpapan Kota sebesar 22.23, yakni: pada siklus I sebesar 9.73 (dari 70.83 pada pra siklus menjadi 80.56 pada siklus I), pada siklus II sebesar 5.55 (dari 80.56 pada siklus I menjadi 86.11 pada siklus II), pada siklus sebesar 6.95 (dari 86.11 pada siklus II menjadi 93.06 pada siklus III). PEMBAHASAN

Hasil di atas sesuai dengan hasil survey Federasi Coach Internasional (Kemendikbud, 2014:102), yang menyatakan bahwa manfaat dari coaching adalah dapat meningkatkan: kinerja individu, pelayanan, hubungan yang harmonis, daya ingat, dan mengembangkan

Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III Siklus I Siklus II Siklus III Total

Kompetensi Supak Peningkatan 70.83 80.56 86.11

93.06

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 45, Juli 2020)

56

kemmampuan seseorang ke tingkat yang lebih tinggi. Dalam hal ini tentu termasuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensi supervisi akademik kepala sekolah.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: melalui Coaching dapat meningkatkan kompetensi supervisi akademik pada kepsek binaan di Balikpapan Kota sebesar 22.23, yakni: pada siklus I sebesar 9.73 (dari 70.83 pada pra siklus menjadi 80.56 pada siklus I), pada siklus II sebesar 5.55 (dari 80.56 pada siklus I menjadi 86.11 pada siklus II), dan pada siklus sebesar 6.95 (dari 86.11 pada siklus II menjadi 93.06 pada siklus III).

SARAN

Berdasarkan simpulan hasil penelitian di atas, peneliti menyarankan agar kiranya: (1) Para pengawas sekolah dapat meningkatkan kompetensi kepala sekolah binaannya melalui Coaching, (2)Para pengawas sekolah dapat melaksanakan PTS untuk menyelesai kan permasalahan di sekolah binaan dan meningkatkan kompetensi dan/atau kinerja kepala sekolah dan guru binaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Depdikbud. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Proyek PGSM Dikti.

Depdiknas. 2009. Panduan Supervisi Klinis dan Evaluasi Pelaksanaan KTSP. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Kemendikbud.2014a. Coaching. Jakarta: PSDMPK & PMP.

Kemendikbud.2014b. Supervisi Akademik. Jakarta: PSDMPK & PMP. Kemendiknas. 2011. Buku Kerja Kepala Sekolah. Jakarta Pusat. Pusat

Pengembangan Tenaga kependidikan.

Permendikbud No. 13 Tahun 2007 tentang: Standar Kepala Sekolah/ Madrasah.

Permendikbud No. 143 Tahun 2014 tentang: Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 45, Juli 2020) 57 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

TEMA 2 SUBTEMA 1 PADA SISWA