• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam dokumen BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 45, Juli 2020 ISSN (Halaman 141-145)

KELAS VIII-C MTS NEGERI 4 KUTAI KARTANEGARA

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari nilai rata-rata prestasi yang diperoleh siswa, selanjutnya dilakukan analisis perkomponen indikator penilaian. Dari data tersebut dapat diketahui komponen-komponen apa saja yang telah dikuasai siswa dengan baik.

Pertama. Untuk komponen Persiapan, dengan rata 87,65 atau 21 %, siswa Usaha Perjalanan Wisata 1 dan Usaha Perjalanan Wisata 2 yang lulus sebanyak 65 siswa sedangkan yang tidak lulus 2 (dua) siswa dikarenakan keluar dari sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa untuk komponen persiapan sudah sesuai dengan target yang diharapkan. Salah satu faktor pendukung yaitu adanya bimbingan belajar yang intensif dari

para guru produktif Usaha Perjalanan Wisata. Kedua. Untuk komponen Proses dengan rata-rata 81,45 atau

19,52%, siswa Usaha Perjalanan Wisata 1 dan Usaha Perjalanan Wisata 2 yang tidak lulus sebanyak 16 siswa. Hal tersebut dikarenakan siswa masih belum menguasai materi yang diujikan , terutama dari segi keterampilan berbahasa Inggris yang hanya terpaku pada hapalan saja, sehingga masih terdapat materi yang diujikan terlupakan. Dengan demikian nilai yang dicapai hanya sebatas nilai minimal dan masih memerlukan bimbingan dari pembimbing. Usaha sekolah agar mendapat nilai yang lebih standar yaitu dengan menambah jam pelajaran bahasa Inggris untuk mengasah keterampilan berbahasa dan sebagian modul mata diklat produktif sudah dibuat dalam bahasa Inggris. Hal tersebut

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 45, Juli 2020)

136

diharapkan siswa lebih terpacu untuk menguasai keterampilan berbahasa Inggris.

Ketiga. Untuk komponen Hasil Kerja dengan rata-rata 80,09 atau 19,20 %, siswa Usaha Perjalanan Wisata 1 dan Usaha Perjalanan Wisata 2 yang lulus sebanyak 47 siswa dan siswa yang tidak lulus 29 siswa. Hal ini tidak sesuai dengan target yang diharapkan sekolah. Faktor penyebabnya antara lain terbatasnya peralatan yang digunakan pada Uji Kompetensi Internal seperti terbatasnya ABC Guide, siswa kurang menguasai materi yang diujikan sehingga kurang percaya diri. Untuk itu diharapkan sekolah dapat menambah peralatan yang ada terutama ABC Guide dan juga menambah jam pelajaran berupa bimbingan belajar untuk mata diklat produktif.

Keempat. Untuk komponen Sikap Kerja dengan rata-rata 83,63 atau 20%, siswa Usaha Perjalanan Wisata 1 dan Usaha Perjalanan Wisata lulus sebanyak 64 siswa sedangkan yang tidak lulus yakni 12 siswa. Siswa yang tidak lulus dikarenakan penampilan yang kurang percaya diri dan juga kerapian dalam berpakaian, namun nilai yang diperoleh sudah sesuai target yang diharapkan sekolah. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan materi tentang etika terutama etika berpakaian.

Kelima. Untuk komponen terakhir yaitu waktu dengan rata-rata 84,47 atau 20%, siswa Usaha Perjalanan Wisata 1 dan Usaha Perjalanan Wisata 2 yang lulus berjumlah 64 siswa dan yang tidak lulus sebanyak 12 siswa. Faktor penyebab ketidaklulusan siswa yaitu tidak menguasai materi sehingga lambat mengerjakan materi yang diujikan, namun nilai yang dicapai sudah sesuai standar gradasi nilai Uji Kompetensi Internal Siswa. Upaya yang dapat dilakukan penegakan disiplin terutama disiplin waktu agar siswa terbiasa memanfaatkan waktu yang ada.

Dari hasil data yang diperoleh peneliti selama dilapangan bahwa beberapa komponen penilaian yang mencapai hasil yang kurang memuaskan disebabkan karena siswa kurang menguasai materi yang diujikan, kurangnya sarana dan prasarana pendukung serta materi mata diklat yang terlalu padat sehingga siswa kurang maksimal dalam menyerap materi yang diajarkan.

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 45, Juli 2020) 137 Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka penulis mencoba memberikan kesimpulan sebagai berikut : Untuk komponen persiapan hasil yang dicapai yaitu dengan rata-rata 87,63. Untuk komponen proses dengan rata- rata 81,45 Pada komponen hasil kerja nilai rata-rata 80,09 Untuk komponen sikap kerja, nilai rata-rata 83,63. Sedangkan untuk nilai komponen yang terakhir yaitu waktu, dengan nilai rata-rata 84,47. Walaupun dilihat dari hasil rata-rata yang diperoleh dalam Uji Kompetensi Internal tersebut berada diatas rata-rata dari gradasi nilai yang ada yaitu 7,00, namun masih ada 2 (dua) indikator yang perlu mendapat perbaikan atau tindak lanjut yaitu indikator proses dan hasil kerja, karena dibandingkan indikator- indikator yang ada hasil prosentase yang dicapai kurang dari 20 %.

Faktor penyebab adanya tindak lanjut terhadap komponen proses dan hasil kerja adalah karena siswa kurang menguasai materi yang diujikan, kurangnya sarana dan prasarana pendukung serta materi mata diklat yang terlalu padat sehingga siswa kurang maksimal dalam menyerap materi yang diajarkan. Upaya-upaya yang telah dilakukan di sekolah yaitu dengan menambah peralatan yang ada terutama ABC Guide, menambah jam untuk pelajaran Bahasa Inggris, mengadakan Bimbel (Bimbingan Belajar) untuk mata diklat produktif, pemberian materi tentang etika berpakaian serta penegakan disiplin waktu agar siswa cepat dalam mengerjakan materi ujian.

SARAN

Dalam penulisan PTK ini ada beberapa saran yang dapat penulis yang sekiranya dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Adapun saran-sarannya adalah: Bagi Siswa; Bagi siswa yang memiliki nilai Uji Kompetensi Internal yang tinggi agar bisa mengaplikasikan ilmu yang didapat dibangku sekolah dan dapat berguna dalam menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi bagi yang melanjutkan atau berguna dalam mencari pekerjaan. Bagi Guru ; Dapat memotivasi siswa dalam menghadapi ujian dan memberikan bimbingan yang lebih intensif lagi. Bagi Sekolah; Untuk lebih meningkatkan mutu dan pencapaian tujuan pendidikan melalui proses belajar mengajar yang lebih efektif lagi, seperti bimbingan belajar terutama untuk mata diklat produktif, sehingga hasil yang diperoleh dapat lebih maksimal. Adanya penambahan peralatan yang digunakan dalam Uji Kompetensi Internal.

DAFTAR PUSTAKA

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 45, Juli 2020)

138

Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian Suatu Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Balitbang. Depdiknas.2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Balitbang Depdiknas.

Calvin S. Hall. 2000. Teori – teori Holistik. Yogyakarta: Kanisius Depdiknas. 2004. Pedoman Pelaksanaan Ujian Komponen Program

Produktif. Jakarta: Depdiknas.

--- . 2004. Penilaian dan Pelaporan Hasil Belajar Peserta Diklat SMK. Jakarta Depdiknas.

---. 2005. Penilaian, Pengadministrasian Dan Pelaporan Hasil Belajar Peserta Didik SMK. Jakarta: Depdiknas.

--- . 2005. Sistem Standarisasi Kompetensi Dan Sertifikasi. Jakarta: Depdiknas.

---. 2007. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Uji Kompetensi Keahlian SMK. Jakarta. Depdiknas .

Mardapi, dkk. 2001. Laporan Studi : Pola Induk Pengembangan Silabus Berbasis Kemampuan Dasar Sekolah Menengah Umum. Jakarta : Dikmenum

Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Rosda Karya.

Muslich Masnur. 2008. Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.

M. Fullan. 2008. The Future of Educational Change. The meaning if Educational Change. Ontorio: Oise Press.

Pabunda Tika. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta : Gramedia

Sumarni Murti dan Salamah Wahyuni. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia.

Suyanto Bagong, dkk. 2006. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Uno Hamzah. 2004. Landasan Pembelajaran. Gorontalo: Nurul Jannah.

--- . 2008. Profesi Kependidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Yulaelawati, Ella. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran :Filosofi, Teori dan Aplikasi. Jakarta : Pakar Raya.

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 45, Juli 2020) 139 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII IPA TERPADU MODEL PEMBELAJARAN KONSTEKSTUAL DI

Dalam dokumen BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 45, Juli 2020 ISSN (Halaman 141-145)