• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Deskripsi Data

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Jl. Hasanudin No. 738 Salatiga yaitu di SMK Saraswati Kota Salatiga. Lokasi ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena akses dan jaraknya yang cukup mudah dijangkau serta latar belakang sekolah yang mempunyai banyak siswa laki-laki dimana akan mendukung eksperimen serta pengamatan, dan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti dimana subjek yang diteliti adalah siswa laki-laki kelas X Jurusan TKR (Teknik Kendaraan) SMK Saraswati Kota Salatiga.

SMK Saraswati Kota Salatiga sebagai sekolah yang menekankan pendidikan karakter dan formal disamping pendidikan agama, memiliki kebiasaan membaca Asmaul Husna sebelum mata pelajaran PAI dimulai, akan tetapi belum ada pembiasaan untuk mendengarkan Al-Qur’an secara

rutin diseluruh mata pelajaran yang ada di SMK Saraswati Kota Salatiga. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari wali kelas, guru PAI serta guru BK, beberapa siswa dirasa masih belum memiliki jati diri yang matang, dilihat dari data akhir-akhir ini ada sebagian siswa yang melakukan tindakan menyimpang, seperti membolos, merokok dan tawuran.

49 2. Karakteristik Subjek Penelitian

Siswa kelas X Jurusan TKR (Teknik Kendaraan) SMK Saraswati Kota Salatiga terdiri dari 174 siswa yang mayoritas berjenis kelamin laki-laki dengan rentang usia 16-17 tahun. Pada penelitian diambil 62 orang siswa sebagai sampel, dengan karakteristik tingkat kecerdasan emosional yang lebih kurang dibandingkan dengan jurusan lain di SMK Saraswati Kota Salatiga. Jurusan TKR (Teknik Kendaraan) merupakan siswa yang sering melakukan tindakan menyimpang, seperti tawuran, merokok dan membolos.

3. Deskripsi Data Statistik

Data angket kecerdasan emosional siswa terdiri dari pre-test dan

post-test. Data skor kecerdasan emosional pre-test diperoleh dari jawaban angket siswa sebelum mendapatkan perlakuan mendengarkan bacaan

Al-Qur’an pada kelompok eksperimen. Sedangkan skor post-test diperoleh dari jawaban angket siswa setelah mendapatkan perlakuan pada kelompok eksperimen.

Data skor pre-test dan post-test pada kelompok kontrol diperoleh dari jawaban angket siswa tanpa adanya perlakuan. Kelompok kontrol berfungsi sebagai pembanding kelompok eksperimen.

50

Tabel 4.1 Data Statistik Angket Kecerdasan Emosional Siswa

No Kelas Eksperimen (TKR B) Kelas Kontrol (TKR C) Pre-test Pos-test Pre-test Post-test 1 126 146 122 122 2 109 129 107 117 3 112 137 119 129 4 111 141 125 132 5 106 125 124 126 6 106 126 107 112 7 120 142 108 111 8 117 131 97 100 9 102 133 117 121 10 107 121 111 116 11 117 142 101 121 12 108 125 106 112 13 84 123 110 113 14 101 134 117 120 15 112 142 108 113 16 104 141 103 110 17 118 132 116 120 18 113 141 103 108 19 109 132 110 116 20 110 136 108 111 21 116 142 100 103 22 112 142 113 117 23 119 141 117 117 24 97 125 117 121 25 113 142 103 115 26 108 122 116 119 27 108 124 107 112 28 111 135 103 111 29 108 125 109 115 30 99 131 117 115 31 106 128 107 112

Data tersebut kemudian dianalisis dengan aplikasi Software SPSS versi 23.00 yang bertujuan mengetahui jumlah data, nilai maksimal, nilai minimal, rata-rata, standar deviasi dari sebuah data. Berikut hasil analisisnya:

51

Tabel 4.2 Data Analisis Deskriptif Statistik

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Pre-Test Eksperimen 31 84 126 109,32 7,905 Post-Test Eksperimen 31 121 146 133,42 7,610 Pre-Test Kontrol 31 97 125 110,58 7,242 Post-Test Kontrol 31 100 132 115,71 6,739 Valid N (listwise) 31

Berdasarkan tabel diperoleh data analisis kecerdasan emosional pada

pre-test eksperimen dengan (n) sebanyak 31 sampel diperoleh nilai subjek terkecil (minimum) adalah 84 dan nilai subjek terbesar (maximum) adalah 126, nilai rata-rata (mean) dari 31 sampel sebesar 109,32 dengan standart devisiasi sebesar 7,905. Data kecerdasan emosional post-test eksperimen dengan (n) sebanyak 31 diperoleh nilai subjek terkecil (minimum) adalah 121 dan nilai subjek terbesar (maximum) adalah 146, nilai rata-rata (mean) dari 31 sampel sebesar 133,42 dengan standart devisiasi sebesar 7,610.

Kemudian data analisis kecerdasan emosional pada pre-test kontrol dengan (n) sebanyak 31 sampel diperoleh niali subjek terkecil (minimum) adalah 97 dan nilai subjek terbesar (maximum) adalah 125, nilai rata-rata (mean) dari 31 sampel sebesar 133,42 dengan standart devisiasi sebesar 7,242. Data kecerdasan emosional post-test eksperimen dengan (n) sebanyak 31 diperoleh nilai subjek terkecil (minimum) adalah 100 dan nilai subjek terbesar (maximum) adalah 132, nilai rata-rata (mean) dari 31 sampel sebesar 115,71 dengan standart devisiasi sebesar 6,739.

52

Berdasarkan rata data tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata (mean) kecerdasan emosional siswa pada anggota kelompok eksperimen sebelum diberikan terapi mendengarkan bacaan Al-Qur’an

sebesar 109,32 sedangkan nilai rata-rata (mean) kecerdasan emosional siswa sesudah diberikan terapi mendengarkan bacaan Al-Qur’an sebesar

133,42. Hal ini dapat dikatakan bahwa ada peningkatan kecerdasan emosional siswa sebelum dan sesudah diberikan terapi mendengarkan bacaan Al-Qur’an pada anggota kelompok eksperimen.

B. Analisis Data

1. Uji Coba Instrumen

a. Uji Validitas Instrumen

Peneliti mendapatkan data yang digunakan untuk menguji validitas berupa angket kecerdasan emosional. Teknik uji validitas menggunakan aplikasi Software SPSS (Statistical Package for The Social Sciences) for windows 23.00 version dengan taraf signifikansi 0,05.

Jumlah data (n) pada penelitian ini 31 dan taraf signifikansi 0,05 diperoleh rtabel product moment sebesar 0,355. Jika setiap item yang memiliki skor total pada analisis SPSS yang menunjukkan nilai di bawah atau kurang dari 0,355 maka item tersebut dinyatakan tidak valid dan yang menunjukkan nilai di atas atau lebih dari 0,355 maka item dinyatakan valid.

53

Tabel 4.3 Uji Validitas Angket Kecerdasan Emosional Siswa

No

Item Rxy Rtabel Keterangan 1 0,083 0,355 Tidak Valid 2 0,188 0,355 Tidak Valid 3 0,469 0,355 Valid 4 0,344 0,355 Tidak Valid 5 0,048 0,355 Tidak Valid 6 0,625 0,355 Valid 7 0,499 0,355 Valid 8 0,142 0,355 Tidak Valid 9 0,529 0,355 Valid 10 0,466 0,355 Valid 11 0,367 0,355 Valid 12 0,159 0,355 Tidak Valid 13 0,463 0,355 Valid 14 0,567 0,355 Valid 15 0,526 0,355 Valid 16 0,344 0,355 Tidak Valid 17 0,354 0,355 Tidak Valid 18 0,427 0,355 Valid 19 0,371 0,355 Valid 20 0,432 0,355 Valid 21 0,417 0,355 Valid 22 0,407 0,355 Valid 23 0,439 0,355 Valid 24 0,486 0,355 Valid 25 0,126 0,355 Tidak Valid 26 0,505 0,355 Valid 27 0,633 0,355 Valid 28 0,42 0,355 Valid 29 0,436 0,355 Valid 30 0,351 0,355 Tidak Valid 31 0,429 0,355 Valid 32 0,469 0,355 Valid 33 0,49 0,355 Valid 34 0,415 0,355 Valid 35 0,325 0,355 Tidak Valid 36 0,306 0,355 Tidak Valid 37 0,398 0,355 Valid 38 0,469 0,355 Valid 39 0,703 0,355 Valid 40 0,429 0,355 Valid

54

Tabel 4.4 Data Frekuensi Uji Validitas

No Kriteria Nomor Butir Angket Jumlah Prosentase 1 Valid 3, 6, 7, 9,10, 11, 13, 14, 15, 18, 19, 20,21,22,23,24,26,27,28,29,31,32,33,34, 37,38,39,40 28 70% 2 Tidak Valid 1, 2, 4, 5, 8, 12, 16, 17, 25, 30, 35, 36 12 30% Total 40 100%

Berdasarkan tabel tersebut, maka dari 40 item pernyataan yang valid berjumlah 28 dan yang tidak valid berjumlah 12 item yaitu nomor 1, 2, 4, 5, 8, 12, 16, 17, 25, 30, 35, 36 item yang tidak valid tersebut tidak mempengaruhi hilangnya indikator pengukur kecerdasan emosional, karena item-item yang valid sudah memenuhi semua indikator. Sehingga item yang tidak valid tidak digunakan dalam data penelitian eksperimen.

b. Uji Reabilitas

Reliabilitas adalah kestabilan pengukuran. Suatu alat pengukuran dikatakan reliabel apabila pada penggunaan yang dilakukan berulang-ulang akan menghasilkan nilai yang tetap sama. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan metode Cronbach‟s

Alpha (Sopiyudin,2004:43).

Uji reliabilitas dilakukan dengan membuang item yang tidak valid dan menguji kembali item yang valid untuk mengetahui apakah item yang valid tersebut reliabel atau tidak. Untuk jumlah data (n) = 31 dan taraf signifikansi 0,05 diperoleh rtabel product moment sebesar 0,355 dan hasil uji reliabilitas angket kecerdasan emosional dapat dilihat pada tabel berikut:

55

Tabel 4.5 Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items ,866 40

Berdasarkan uji reliabilitas yang dilakukan pada angket kecerdasan emosional diperoleh nilai Cronbach‟s Alpha sebesar 0,866. Sehingga dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan yang dicantumkan dalam angket yang digunakan pada penelitian ini adalah reliabel. Karena angket tersebut nilai reliabilitasnya lebih besar dari rtabel

Product Moment yaitu 0,702 > 0,355. 2. Uji Prasyarat

Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan aplikasi Software SPSS (Statistical Package for The Social Sciences)

for windows 23.00 version. Dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov dan Uji Shapiro Wilk. Uji normalitas Kolmogrov Smirnov

merupakan bagian dari uji asumsi klasik yang bertujuan untuk mengetahui apakah nilai residual berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang berdistribusi normal. Berikut adalah hasil uji normalitas dengan Kolmogrov dan Shapiro Wilk.

56

Tests of Normality

Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig. Pre-Test Eksperimen (TKR B) ,144 31 ,103 ,947 31 ,132 Post-Test Eksperimen (TKR B) ,195 31 ,004 ,912 31 ,014 Pre-Test Kontrol (TKR C) ,128 31 ,200 * ,963 31 ,347 Post-Test Kontrol (TKR C) ,113 31 ,200 * ,971 31 ,540

Berdasarkan output di atas nilai signifikansi (Sig) untuk semua data baik pada uji Kolmogrov-smirnov maupun Shapiro Wilk > 0,05. Dari data tersebut terlihat nilai signifikansi pada pre-test eksperimen adalah 0,103, begitu juga pada pre-test kontrol sebesar 0,200 dan post-test kontrol sebesar 0,200, ketiga nilai tersebut >0,05 maka dapat dikatakan normal. Akan tetapi nilai pada post-test eksperimen menunjukkan nilai sebesar 0,004, (<0,05) maka dapat disimpulkan

post-test eksperimen tidak berdistribusi normal.

Maka dari itu untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata dan adanya pengaruh menggunakan uji Mann Whitney dan uji

Wilcoxon karena uji tersebut menggunakan statistik parametric yang tidak mensyaratkan data berdistribusi normal.

57 3. Analisis Data

a. Frekuensi Tingkat Kecerdasan Emosional Kelompok Eksperimen dan Kontrol

1) Data Pre-test Kecerdasan Emosional TKR B

Data kecerdasan emosional diperoleh dari nilai angket kecerdasan emosional. Berdasarkan data yang diperoleh nilai tertinggi adalah 126 dan nilai terendah adalah 84 dengan rangenya adalah 42 dimana banyak kelas intervalnya adalah 6 sedangkan panjang interval kelasnya adalah 7.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Data Kecerdasan Emosional Pre-test TKR B

No Kelas Frekuensi FrekuensiKumulatif 1 84-91 1 3% 2 92-99 2 6% 3 100-107 7 23% 4 108-115 14 45% 5 116-123 6 19% 6 123-129 1 3% Total 31 100%

2) Data Post-test Kecerdasan Emosional TKR B

Data kecerdasan emosional diperoleh dari nilai angket kecerdasan emosional. berdasarkan data yang diperoleh nilai tertinggi adalah 146 dan nilai terendah adalah 121 dengan rangenya adalah 25 dimana banyak kelas intervalnya adalah 7 sedangkan panjang interval kelasnya adalah 4.

58

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Data Kecerdasan Emosional Post-test TKR B

No Kelas Frekuensi FrekuensiKumulatif 1 121-124 2 6% 2 125-128 8 26% 3 129-132 5 16% 4 133-136 4 13% 5 137-140 1 3% 6 141-144 10 32% 7 145-148 1 3% Total 31 100%

3) Data Pre-test Kecerdasan Emosional TKR C

Data kecerdasan emosional diperoleh dari nilai angket kecerdasan emosional. berdasarkan data yang diperoleh nilai tertinggi adalah 125 dan nilai terendah adalah 97 dengan rangenya adalah 28 dimana banyak kelas intervalnya adalah 6 sedangkan panjang interval kelasnya adalah 4.

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Data Kecerdasan Emosional Pre-test TKR C

No Kelas Frekuensi FrekuensiKumulatif 1 97-102 3 10% 2 103-107 9 29% 3 108-112 7 23% 4 113-117 8 26% 5 118-122 2 6% 6 123-126 2 6% Total 31 100%

59

4) Data Post-test Kecerdasan Emosional TKR C

Data kecerdasan emosional diperoleh dari nilai angket kecerdasan emosional. berdasarkan data yang diperoleh nilai tertinggi adalah 126 dan nilai terendah adalah 84 dengan rangenya adalah 42 dimana banyak kelas intervalnya adalah 6 sedangkan panjang interval kelasnya adalah 7.

Tabel 4.9

Distribusi Frekuensi Data Kecerdasan Emosional Post-test TKR C

No Kelas Frekuensi FrekuensiKumulatif 1 100-104 2 6% 2 105-109 1 3% 3 110-114 10 32% 4 115-119 9 29% 5 120-124 6 19% 6 125-129 2 6% 7 130-134 1 3% Total 31 100%

5) Frekuensi tingkat kecerdasan emosional kelompok eksperimen dan kontrol

Data tingkat kecerdasan emosional diperoleh dari nilai angket kecerdasan emosional. dari skor maksimal 40 soal angket diperoleh sebesar 160, setiap skor perolehan siswa pada kelas eksperimen dengan prosentase diperoleh rata-rata peningktan yaitu sebelum mendapat perlakuan sebesar 68% dan 83% setelah mendapatkan perlakuan. Selisih rata-rata peningkatan kecerdasan emosional kelompok eksperimen adalah 15%.

60

Pada kelompok kontrol perolehan nilai rata-rata dari sebelum mendapat perlakuan adalah 69%, setelah mendapat perlakuan mengalami peningkatan sebesar 71%. Akan tetapi peningkatannya hanya sebesar 3%, artinya pada kelompok kontrol tidak begitu banyak mengalami perubahan yang signifikan sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan.

Tabel 4.10

Data Frekuensi Rata-rata Kecerdasan Emosional

Kelompok Frekuensi

Sebelum Sesudah Eksperimen 68% 83% Kontrol 69% 71%

b. Perbedaan Rata-rata Tingkat Kecerdasan Emosional Pre-Test Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Peneliti menggunkan uji Mann Whitney yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata dua sampel. Dalam uji ini jumlah sampel yang digunkan tidak harus sama. Uji Mann Whitney

merupakan bagian dari statistik non parametrik, maka dalam uji Mann Whitney tidak diperlukan data penelitian yang berdistribusi normal dan homogen. Uji ini digunakan sebagai alternatif dari uji independen simple t-test.

Tabel 4.11

Hasil Uji Mann Whitney

Test Statisticsa Kecerdasan Emosional Siswa Mann-Whitney U 8,500 Wilcoxon W 504,500 Z -6,652 Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

61

Pada table 4.11 menjelaskan mengenai perbedaan rata-rata peningkatan kecerdasan emosional yang diperoleh dari kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol yang diukur menggunakan uji

Mann Whitney. Selisih kecerdasan emosional pada kedua kelompok ini memiliki angka signifikan sebesar 0,000 (p<0,05) yang artinya terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan pada peningkatan kecerdasan emosional pada kelompok eksperimen.

Menurut Goleman ada 5 aspek kecerdasan emosional, berikut akan dijelaskan jumlah rata-rata pada setiap aspek kecerdasan emosional:

Tabel 4.12 Rata-rata Aspek Kecerdasan Emosional

1 Kesadaran Diri 26,516129 2 Pengaturan Diri 26,096774 3 Motivasi 27,354839 4 Empati 26,967742 5 Ketrampilan Sosial 26,483871

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa analisis yang didapat dari nilai perolehan angket kecerdasan emosional, rata-rata tertinggi diperoleh pada aspek motivasi yaitu sebesar 27,354. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rata-rata kelompok eksperimen menunjukkan angka yang lebih dominan pada aspek motivasi.

62

c. Pengaruh Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an Terhadap Tingkat

Kecerdasan Emosional

Dalam mencari ada atau tidaknya pengaruh pemberian eksperimen mendengarkan bacaan Al-Qur’an, Peneliti menggunakan

analisis data dengan Wilcoxon Signed Rank Test/ uji peringkat

Wilcoxon. Untuk mengetahui pengaruh antara variabel mendengarkan bacaan Al-Qur’an dengan variabel kecerdasan emosional, maka dilakukan uji Wilcoxon dengan aplikasi SPSS versi 23.00.

Berikut penjelasan kecerdasan emosional siswa antara kelompok eksperimen.

Tabel 4.13

Hasil Uji Wilcoxon Rata-rata Kecerdasan Emosional

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks Post-Test Eksperimen -

Pre-Test Eksperimen

Negative Ranks 0a ,00 ,00 Positive Ranks 31b 16,00 496,00 Ties 0c

Total 31

Negative ranks atau selisih (negatif) antara kecerdasan emosional siswa untuk pre-test dan post-test eksperimen adalah 0, baik itu pada nilai (n), Mean Rank, maupun Sum Rank. Nilai 0 ini menunjukan tidak adanya penurunan (pengurangan) dari nilai pre-test

ke nilai post-test. Jadi nilai pre-test lebih kecil daripada nilai post-test pada kelompok eksperimen.

Kemudian pada Positif Ranks atau selisih (positif) antara kecerdasan emosional pre-test dan post-test eksperimen terdapat 31 data positif (n) yang artinya ke 31 siswa mengalami peningkatan

63

kecerdasan emosional dari nilai pre-test ke nilai post-test. Mean Rank

atau rata-rata peningkatan tersebut adalah sebesar 16,00 dengan jumlah rangking positifnya atau Sum of Ranks sebesar 496,00. Ties pada data tersebut menerangkan tetang kesamaan nilai, pada tabel tersebut nilai ties adalah 0. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa tidak ada nilai yang sama antara pre-test dan post-test.

Hipotesis:

Ho :Tidak terdapat perbedaan kecerdasan emosional

antara siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan Ha :Terdapat perbedaan kecerdasan emosional antara siswa

sebelum dan sesudah diberikan perlakuan

Berdasarkan data tersebut diatas maka dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan pengambilan dasar keputusan sebagai berikut:

1) Jika nilai Asymp.Sig. < 0,05, maka Hipotesis diterima 2) Jika nilai Asymp.Sig. > 0,05, maka Hipotesis ditolak

Berikut tabel analisis statistik menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test.

Tabel 4.14

Hasil Uji Wilcoxon Tes Statistik

Test Statisticsa Post-Test Eksperimen - Pre-Test Eksperimen Post-Test Kontrol - Pre-Test Kontrol Z -4,863b -0,685b Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,812

64

Berdasarkan output hasil analisis uji peringkat bertanda

Wilcoxon (Wilcoxon signed ranks test) pada kasus ini terlihat dalam kolom signifikansi bahwa taraf signifikansi anggota kelompok kontrol sebesar 0,812, karena signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,812 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat perbedaan signifikan kecerdasan emosional siswa dengan kecerdasan emosional awal dan akhir melalui penilaian hasil angket.

Sedangkan pada kolom kelompok eksperimen terlihat nilai

Asymp.Sig. (2-tailed) menunjukkan nilai 0,000, karena nilai 0,000 lebih kecil dari < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, artinya ada perbedaan antara kecerdasan emosional untuk pre-test dan post-test, sehingga dapat disimpulkan pula bahwa ada pengaruh mendengarkan bacaan Al-Qur’an terhadap tingkat

kecerdasan emosional siswa kelas X TKR B SMK Sraswati Kota Salatiga.

C. Pembahasan

Sampel pada penelitian ini adalah 62 siswa kelas X Jurusan TKR SMK Saraswati Kota Salatiga dengan kisaran usia 16-17 tahun. Usia ini merupakan usia remaja, seperti yang disampaikan Wandi (2013:32) dimana usia remaja merupakan masa transisi atau peralihan. Masa remaja merupakan suatu masa yang rentan kecerdasan emosinya mengalami ketidakstabilan yang dikarenakan lingkungan serta pengalaman pribadi sendiri. Seperti tercantum dalam tabel 4.10 dari rata-rata pre-test kelompok eksperimen menujukkan angka sebesar 68%.

65

Pada tabel 4.14 hasil analisis uji peringkat bertanda Wilcoxon

(Wilcoxon signed ranks test) pada kasus ini terlihat dalam kolom signifikansi bahwa taraf signifikansi anggota kelompok kontrol sebesar 0,812, karena signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,812 > 0,05), Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan kecerdasan emosional siswa dengan kecerdasan emosional awal dan akhir melalui penilaian hasil angket.

Kemudian dijelaskan juga pada tabel 4.14 pada kolom kelompok eksperimen terlihat nilai Asymp.Sig. (2-tailed) menunjukkan nilai 0,000, karena nilai 0,000 lebih kecil dari < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, artinya ada perbedaan antara kecerdasan emosional unuk pre-test dan post-test, sehingga dapat disimpulkan pula bahwa ada pengaruh mendengarkan bacaan Al-Qur’an terhadap tingkat kecerdasan

emosional siswa kelas X TKR B SMK Sraswati Kota Salatiga.

Tabel 4.11 merupakan hasil analisis data menggunakan Mann Whitney Test untuk melihat perbedaan selisih peningkatan kecerdasan emosional pada kelompok eksperimen. Diketahui dari data tersebut bahwasanya terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan kecerdasan emosional kelompok eksperimen dan kontrol.

Pada penelitian ini sampel pada kelompok eksperimen diperdengarkan bacaan Al-Qur’an surat ar-Rahman, al-Waqi’ah, al-Insyirah, dan Al-Faajr yang dibacakan oleh Muhammad Thoha melalui audio dberdurasi 10-15 menit berturut-turut selama 15 hari sebelum pembelajaran dimulai.

Mendengarkan dan membaca bacaan Al-Qur’an termasuk dalam salah

satu jenis psikoreligius, selain sholat, doa, dan dzikir. Psikoreligius ini merupakan psiokoterapi yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis

66

prikoterapi psikologi yang lain karena dalam psikoreligius terkandung unsur religi yang dapat membangkitkan harapan, percaya diri, serta keimanan yang mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh pada orang sakit sehingga mempercepat terjadinya proses penyembuhan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Anwar (2010:56) yang mengungkapkan bahwa membaca maupun mendengarkan Al-Qur’an dapat

memberikan efek ketenangan didalam tubuh sebagai adanya unsur meditasi, autosugesti dan relaksasi. Rasa tenang ini yang selanjutnya memberikan respon positif yang sangat berpengaruh mendatangkan persepsi positif. Persepsi positif selanjutnya ditransmisikan dalam sistem limbik dan korteks serebral dengan tingkat konektifitas yang kompleks antara batang otak - hipotalamus – korteks prefrontal kanan dan kiri hipokampus dan berakhir pada amygdala yang merupakan pusat emosi.

Penelitian ini juga serupa dengan penelitian Siti Sholikah (t.th). Hasil penelitian menunjukkan lansia sebelum diberikan perlakuan terapi, lansia mengalami kecemasan sedang, setelah diberi perlakuan lansia mengalami tingkat kecemasan ringan. Artinya mendengarkan Al-Qur’an untuk mengatasi

kecemasan menjadi salah satu alternatif pengobatan non farmologis.

Dengan demikian mendengarkan bacaan Al-Qur’an akan memberi

pengaruh psikologis yang berujung pada perubahan sikap seseorang yang tercermin dalam ibadah dan akhlak setelah mendengarkan dan membacanya sesuai dengan kaidah. Dengan ketenangan yang diperoleh seseorang akan lebih mampu mengenali emosinya, mengelola emosinya, memotivasi dirinya untuk bertindak sesuai dengan norma yang berlaku di lingkungan, mampu

67

mengenal emosi orang lain sehingga mampu membina hubungan yang baik dengan orang lain.

Seperti halnya yang terjadi pada sampel penelitian ini yang mengalami peningkatan kecerdasan emosional pada kelompok eksperimen yang diperdengarkan bacaan Al-Qur’an.

68 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian ini penilaian kecerdasan emosional mengacu pada angket skala kecerdasan emosional. Dalam angket kecerdasan ini kemampuan yang melibatkan siswa adalah memahami tentang kesadaran diri, pengaturan diri, empati, motivasi dan ketrampilan sosial siswa. Agar kesimpulan dalam penelitian ini dapat valid, maka peneliti membuat indikator kecerdasan emosional dengan mengadaptasi dari penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan.

Berdasarkan analisis rata-rata kecerdasan emosional uji peringkat Wilcoxon

(Wilcoxon signed ranks test), dapat diambil beberapa kesimpulan, diantaranya: 1. Terdapat pebedaan rata-rata tingkat kecerdsan emosional yang

signifikan pada kelompok eksperimen antara sebelum dan sesudah diperdengarkan bacaan Al-Qur’an dengan signifikansi 0,000 (p<0,005)

2. Ada perbedaan yang signifikan pada kelompok eksperimen dalam kecerdasan emosional siswa antara sebelum dan sesudah diberikan perlakuan mendengarkan bacaan Al-Qur’an.

Hal tersebut dapat dilihat dari nilai positif ranks atau selisih positif pada hasil analisis Wilcoxon. Mean Ranks atau rata-rata peningkatan peningkatan tersebut adalah sebesar 16,00 dengan jumlah rangking positifnya atau Sum of Ranks sebesar 496,00. Ties pada data tersebut menerangkan tetang kesamaan nilai, pada tabel tersebut nilai

69

ties adalah 0. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa tidak ada nilai yang sama antara pre-test dan post-test.

3. Ada perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dimana terlihat nilai Asymp.Sig. (2-tailed) pada kelompok kontrol menunjukkan nilai sebesar 0,812, karena signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,812 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat perbedaan signifikan kecerdasan emosional siswa dengan kecerdasan emosional awal dan akhir melalui penilaian hasil angket.

Sedangkan nilai Asymp.Sig (2-tailed). pada kelompok eksperimen menunjukkan nilai 0,000, karena nilai 0,000 lebih kecil dari < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, artinya ada perbedaan antara kecerdasan emosional unuk pre-test dan

post-test, sehingga dapat disimpulkan pula bahwa ada pengaruh mendengarkan bacaan Al-Qur’an terhadap tingkat kecerdasan

emosional siswa kelas X TKR B SMK Saraswati Kota Salatiga.

B. Saran

Saran yang dapat peneliti sampaikan terkait dengan penelitian ini adalah: 1. Bagi Sekolah

a. Pihak SMK Saraswati Kota Salatiga diharapkan dapat mempertimbangkan aspek spiritual sebagai intervensi tambahan dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa

b. Pihak SMK Saraswati Kota Salatiga diharapkan dapat mempertimbangkan metode mendengarkan bacaan Al-Qur’an untuk

70

c. Pihak SMK Saraswati Kota Salatiga diharapkan memfasilitasi sarana

guna menunjang metode mendengarkan baca’an Al-Qur’an

2. Bagi Keluarga

a. Pihak keluarga diharapkan mampu menciptakan suasana ketenangan di dalam lingkungan keluarga, salah satu caranya dengan mendengarkan bacaan Al-Qur’an.

3. Bagi Peneliti lain

a. Perlu adanya penelitian lanjutan yang dapat dilakukan dengan menambah kuantitas perlakuan.

b. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan jumlah subjek yang lebih besar.

c. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan metode berbasis aspek spiritual lainnya.

C. Kekuatan penelitian

Kekuatan yang diunggulkan pada penelitin ini diantrnya:

a. Belum adanya penelitian yang menggabungkan metode mendengarkan bacaan Al-Qur’an guna meningkatkan kecerdasan emosional.

Dokumen terkait