• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MENDENGARKAN BACAAN AL-QUR’AN TERHADAP TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL (EMOTIONAL QUOTIENT) SISWA KELAS X JURUSAN TKR DI SMK SARASWATI SALATIGA TAHUN AJARAN 2017/2018 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH MENDENGARKAN BACAAN AL-QUR’AN TERHADAP TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL (EMOTIONAL QUOTIENT) SISWA KELAS X JURUSAN TKR DI SMK SARASWATI SALATIGA TAHUN AJARAN 2017/2018 - Test Repository"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MENDENGARKAN BACAAN AL-

QUR’AN

TERHADAP TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

(EMOTIONAL QUOTIENT) SISWA KELAS X JURUSAN TKR DI

SMK SARASWATI SALATIGA TAHUN AJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Vela Maria Ulvah

NIM. 11114231

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENGARUH MENDENGARKAN BACAAN AL-

QUR’AN

TERHADAP TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

(EMOTIONAL QUOTIENT) SISWA KELAS X JURUSAN TKR DI

SMK SARASWATI SALATIGA TAHUN AJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Vela Maria Ulvah

NIM. 11114231

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(4)
(5)
(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Vela Maria Ulvah NIM : 111-14-231

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

Judul :PENGARUH MENDENGARKAN BACAAN AL-QUR’AN

TERHADAP TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KENDARAAN SMK SARASWATI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018.

(7)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

اً ْسُْي ِهِرْمَب ْنِم ُ َلَ ْلَعْ َيَ َ َّللَّا ِقَّتَي ْنَمَو

And for those who fear Allah, he will make their path easy.

“Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya”.– (Q.S At-Talaq: 4)

PERSEMBAHAN

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil „aalamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT dengan segala rahmat serta hidayah-Nya yang tidak henti tercurahkan kepada hamba-hamba-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan penulisan Skripsi dengan

judul “ Pengaruh Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an Terhadap Tingkat Kecerdasan Emosional Siswa Kelas X Jurusan Teknik Kendaraan SMK Saraswati Salatiga Tahun

Ajaran 2017/2018” dengan baik.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang membawa umat Islam ke arah yang lebih baik dan membawa kemajuan peradaban kehidupan manusia. Suatu kebanggaan tersendiri bagi peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, meski sesungguhnya masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.

Skripsi ini disusun guna memenuhi dan melengkapi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S-1) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, aka pada kesempatan ini dengan rasa hormat yang dalam penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr.Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas TArbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Sejarah Peradaban Islam IAIN Salatiga.

(9)

ix

5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

6. Kepada keluarga, Bapak Mariman dan Ibu Tuginem yang telah mempercayai saya menempuh studi S1 serta yang telah memberikan kasih sayang yang tiada tara. Yuyun wahyu Khasanah, Suci Istiqomah dan Santika Indriastuti yang telah memberi petuah dan pelajaran hidup. Pakde Boman yang selalu memberi motivasinya dan kepada seluruh keluarga family mbah Harjo yang selalu

memberi do’a dan mensuport penyelesaian Skripsi ini.

7. Kepada sahabat tercinta Rizqi Khoirunnisa’ yang tak henti-hentinya memberi

semangat, , motivasi, nasihat, do’a- do’a terbaik dan selalu menjadi seseorang yang selalu ada disaat senang dan susah dalam proses pembuatan Skripsi. 8. Kepada keluarga Ma’had Al-Jami’ah IAIN Salatiga, Ma’had Al-Jami’ah Putri,

Pengasuh, Pengurus 2015 s/d 2017, Santri dan terkhusus Kamar Luqman yang rela mengorbankan tenaga dan waktu untuk mendukung penyelesaian Skripsi ini dan yang telah menjadi sekolah kehidupan sebernarnya.

9. Kepada rekan-rekan seperjuangan jurusan Pendidikan Agama Islam Tahun 2014 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Semoga Allah Swt selalu memberikan kesehatan dan kesuksesan kepada kalian semua.

10.Seluruh Dosen, teman, rekan KKN, PPL dan kawan-kawan di IAIN Salatiga, serta seluruh pihak yang membantu sampai terselesaikannya Skripsi ini. 11.Kepada Kepala sekolah dan seluruh guru serta siswa SMK Saraswati Salatiga

terkhusus siswa kelas X Jurusan TKR B dan TKR C yang telah mengorbankan waktu dan tenaga untuk membantu proses penelitian Skripsi ini.

Kepada mereka semua penulis tidak bisa memberikan apa-apa, hanya ucapan

terima kasih serta do’a semoga Allah Swt selalu memberikan kesehatan dan ilmu

(10)

x

Pada akhirnya penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna ibarat “Tak ada gading yang tak retak”. Harapan penulis semoga Skripsi ini dapat menjadi sebuah jendela yang membuka wawasan keilmuan bagi pembaca pada umumnya.

Salatiga, 5 Juni 2018 Penulis

(11)

xi

PENGESAHAN KELULUSAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... v

MOTTO dan PERSEMBAHAN ... vi

F. Sistematika Penulisan Skripsi ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 36

A. Jenis Penelitian... 36

(12)

xii

C. Populasi Sampel ... 37

D. Variabel Penelitian ... 38

E. Instrumen Penelitian ... 40

F. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 41

G. Metode Pengumpulan Data ... 42

H. Teknik Analisis Data... 46

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA ... 48

A. Deskripsi Data ... 48

B. Analisis Data ... 48

C. Pembahasan ... 52

Bab V PENUTUP……… ... 57

A. Kesimpulan……. ... 57

B. Saran ... 57

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1 Data Statistik Angket EQ Siswa ... 50

2. Tabel 4.2 Data Analisis Deskriptif Statistik ... 51

3. Tabel 4.3 Uji Validitas ... 53

4. Tabel 4.4 Data Frekuensi Uji Validitas... 54

5. Tabel 4.5 Uji Reliabilitas ... 55

6. Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pre-Test TKR B ... 57

7. Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Post-Test TKR B ... 58

8. Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pre-Test TKR C ... 58

9. Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Post-Test TKR C ... 59

10.Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Rata-Rata Kecerdasan Emosional . 60 11.Tabel 4.11 Hasil Uji Mann Whitney ... 60

12.Tabel 4.12 Rata-rata Aspek Kecerdasan Emosional ... 61

13.Tabel 4.13 Uji Wilcoxon Rata-rata Kecerdasan Emosional ... 62

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN 1. Lampiran 1 Angket Penelitian

2. Lampiran 2 Pedoman Wawancara

3. Lampiran 3 Indikator Kecerdasan EMosional 4. Lampiran 4 Identitas Sekolah/Madrasah

5. Lampiran 5 Struktur Organisasi SMK Saraswati 6. Lampiran 6 Daftar Siswa Kelas X TKR B 7. Lampiran 7 Daftar Siswa Kelas X TKR C

8. Lampiran 8 Jumlah Siswa per Kompetensi Keahlian 9. Lampiran 9 Sarana Prasarana

10.Lampiran 10 SkorJawaban Angket Kecerdasan Emosional Siswa 11.Lampiran 11 Uji Validitas

12.Lampiran 12 Uji Reliabilitas 13.Lampiran 13 Distribusi Frekuensi 14.Lampiran 14 Uji Normalitas 15.Lampiran 15 Uji Wilcoxon 16.Lampiran 16 Uji Homogenitas 17.Lampiran 17 Uji Mann Whitney 18.Lampiran 18 Foto-foto Kegiatan 19.Surat Penunjukan Pembimbing 20.Surat Izin Penelitian

(16)

xvi ABSTRAK

Maria Ulvah, Vela, 2018, Pengaruh Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an terhadap Tingkat Kecerdasan Emosi Siswa Kelas X Jurusan Teknik Kendaraan SMK Saraswati Kota Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018, Skripsi, Salatiga, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga, Pembimbing: Lilik Sriyanti, M.Si.

Kata Kunci: kenakalan remaja, kecerdasan emosional dan bacaan Al-Qur’an

Kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor dominan dalam menentukan kesuksesan seseorang. Kurangnya kecerdasan emosional akan membuat kehidupan seseorang tidak stabil. Salah satu contohnya adalah banyaknya angka kenakalan remaja yang sampai saat ini semakin meningkat dan seolah-olah menjadi lingkaran domino yang sulit untuk dihentikan. Tercatat sampai tahun 2011 4,7% siswa SMA pernah mengkonsumsi narkoba. Hal ini akan menjadi kerugian bagi bangsa jika kebanyakan generasi penerus bangsa telah rusak diawal masa pertumbuhannya. Tujuan penelitian ini menganalisis adakah Pengaruh Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an terhadap Tingkat Kecerdasan Emosional Siswa Kelas X Jurusan Teknik Kendaraan SMK Saraswati Kota Salatiga.

Penelitian ini menggunakan metode Eksperimental dengan melakukan pre-test

dan post-test dengan angket kecerdasan emosional pada 62 orang siswa SMK Saraswati Kota Salatiga yang dibagi secara randomize sampling menjadi 2 kelompok, 31 kelompok intervensi dan 31 kelompok kontrol. Intervensi berupa mendengarkan bacaan Al-Qur’an surah Ar-Rahman, Al-Waqi’ah, Al-Mulk, Al-Fajr dan Al-Insyirah yang diberikan pada kelompok intervensi selama 30 hari, sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan intervensi apapun.

Analisis uji Wilcoxon pada kelas kontrol menunjukkan signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,812 > 0,05) Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan kecerdasan emosional siswa dengan kecerdasan emosional awal dan akhir pada kels kontrol. Sedangkan hasil penelitian pada kelas eksperimen menunjukkan nilai 0,000, karena nilai 0,000 lebih kecil dari < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, artinya ada perbedaan antara kecerdasan emosional unuk

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Remaja merupakan masa ranum dari beberapa fase pertumbuhan manusia itu sendiri, masa dimana penuh dengan gejolak pertentangan di dalam jiwanya dalam mencari jati diri, tidak jarang dalam mencari jati dirinya mereka cenderung berbuat hal-hal yang melanggar norma-norma yang berlaku. Akhirnya masa remaja dianggap sebagai masa-masa anak sulit diatur dan nakal. Monks (1999:45) menyatakan bahwa remaja nakal biasanya mempunyai sifat memberontak, ambivalen terhadap otoritas, mendendam, curiga, implusif dan menunjukkan kontrol batin yang kurang.

Pertumbuhan remaja di Indonesia pada tahun 2015 menurut data proyeksi penduduk tahun 2014 mencapai sekitar 65 juta jiwa atau 25% dari 255 juta jiwa penduduk. Hal tersebut akan menjadi kerugian apabila remaja atau pemuda bangsa ini melakukan perbuatan negatif dan nakal. Menurut data Komisi Perlindungan Anak Indonesia dalam kurun waktu tiga tahun, sebanyak 301 peristiwa tawuran pelajar terjadi di Jabodetabek.

Pada tahun 2011 BNN juga melakukan survei nasional perkembangan penyalahgunaan narkoba pada kelompok pelajar dan mahasiswa di 16 provinsi di Indonesia, ditemukan 2,6 siswa SLTP atau sederajat telah menggunakan narkoba, dan 4,7 persen siswa SMA juga pernah menggunakan narkoba.

(18)

2

kemungkinan di era teknologi saat ini angka kenakalan remaja akan terus bertambah apabila tidak mendapat perhatian yang lebih.

Salah satu hal yang turut serta menjadi penyebab kenakalan remaja menurut Hurlock (2003:78) perilaku delinkuensi. Perilaku ini erat kaitannya dengan gejolak emosi luar biasa yang menyelubungi individu di usia remaja. Sedangkan perilaku-perilaku yang digerakkan oleh emosi cenderung terlihat tanpa pertimbangan, bebas dan liar (Goleman,2016:285).

Goleman (2002:41-42) dalam bukunya yang berjudul Kecerdasan Emosional mengatakan bahwa ada kecerdasan jenis lain selain IQ yang berperan dalam menghindarkan remaja dari perilaku delinkuensi. Ketrampilan yang dimaksud adalah kecerdasan seseorang dalam mengelola dan menyalurkan emosinya. Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan untuk mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dalam berhubungan dengan orang lain (Shapiro:1997:98).

(19)

3

lain akan bertambah, yang pastinya akan semakin mencoreng wajah pendidikan di Indonesia.

Hal ini menimbulkan kerisauan dibenak para pendidik, karena pendidik dituntut menjadi pribadi yang kompeten dalam memahamkan siswa melalui proses pembelajaran dan proses transfer values di suatu lembaga pendidikan. Selain itu salah satu tujuan dalam pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003).

Berdasarkan tujuan tersebut, kemampuan dasar perlu dimiliki para siswa sebagai tahap awal untuk menerima segala informasi ataupun pengetahuan yang akan diberikan oleh pendidik. Kemampuan mendengar merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa. Kegiatan mendengarkan dapat membantu siswa dalam menerima ataupun menggali pengetahuan dan ketrampilan. Mendengarkan musik atau mendengarkan sesuatu yang lain seperti alunan bacaan Al-Qur’an akan berpengaruh pada motorik siswa (Tridhonanto, 2009:80).

(20)

4

Dalam laporannya disampaikan bahwa Al-Qur’an terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang mendengarkannya. Di dalam Firman Allah Q.S Al- A’raf [7] ayat 204:

( َن ْوُ َحَرُت ْ ُكُّلَعَم ْوُت ِصهَاَو ُ َلَ ْوُعِمَت ساَف ُنارُلما َئِرُك َذِاَو

402

)

“Dan apabila dibacakan Al-Qur‟an maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”

Ayat tersebut menjelaskan bahwa mendengarkan Al-Qur’an dengan sungguh-sungguh dan memperhatikan sambil berdiam diri baik di dalam keadaan shalat maupun di luar shalat, Maka Allah Swt akan memberikan rahmat-Nya.

Mendengarkan bacaan Al-Qur’an dirasa akan menghadirkan sensasi yang berbeda di dalam penanganan siswa yang kurang kecerdasan emosinya mengingat karena tidak bisa dilupakan bahwa setiap individu di dalam jiwanya mempunyai naluri keagamaan/ religi. Hal tersebut merupakan bagian cukup penting dalam jiwa, karena jiwa spiritual mampu mengendalikan emosi dan tingkah laku. Salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan kecerdasan emosi adalah dengan proses mendengarkan bacaan Al-Qur’an. Dalam Q.S Maryam ayat 12-15:

يىْ َيَ يا

(21)

5

Hanan dalam ayat tersebut menurut mufassirin berarti kasih sayang, cinta kepada manusia atau cinta kasih seorang anak kepada orang tua (Az-Zahili,t.th:63). Hal ini terkait dalam meningkatkan kecerdasan emosional, karena kemampuan seseorang dalam mengendalikan emosi mereka akan sangat dipengaruhi oleh proses yang terjadi. Jika seseorang menjalani kehidupannya dengan cinta kasih dengan sesama dan Rabbnya, maka akan memasuki proses Tazkiyah (Penyucian diri).

Tazkiyah mensucikan diri dari segala macam bentuk kotoran, penyimpangan dan masa lalu yang negatif (Musawi,1998:23) dalam Q.S Maryam penempatan kata hikmah sebelum Tazkiyah dapat dipahami dengan dasar bahwa hikmah dalam arti akal serta menggunakan bentuk yang terbaik adalah alat yang memungkinkan manusia mensucikan diri. Dengan kata lain, penyucian diri adalah buah dari akal dan akal adalah hikmah. bentuk dari tazkiyah adalah suci dari kemaksiatan, fitnah, dosa besar, bicara dusta, makanan yang haram serta suci dari perbuatan syetan.

(22)

6

SMK Saraswati Salatiga, berdiri tahun 1971 dengan alamat di Jl. Sukowati Salatiga, kemudian pada tahun 1990 pindah di Jl. Hasanudin No. 738 Salatiga sampai sekarang, akan menjadi objek pada penelitian ini. Sebab SMK Saraswati merupakan salah satu sekolah yang relative banyak angka kenakalan siswanya mengingat rata-rata siswanya adalah laki-laki. Maka dari itu peneliti merasa penting untuk melakukan penelitian yang bertujuan mengetahui ada atau tidaknya pengaruh mendengarkan bacaan Al- Qur’an terhadap tingkat kecerdasan emosional siswa di SMK Saraswati Salatiga.

Berangkat dari latar belakang tersebut maka peneliti tertarik meneliti dengan judul “Pengaruh Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an Terhadap Tingkat Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient) Siswa Kelas X Jurusan Teknik

Kendaraan di SMK Saraswati Kota Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tingkat kecerdasan emosional pada siswa Jurusan Teknik Kendaraan kelas X di SMK Saraswati Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018 sebelum mendapatkan perlakuan?

2. Bagaimana tingkat kecerdasan emosional pada siswa Jurusan Teknik Kendaraan kelas X di SMK Saraswati Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018 setelah mendapatkan perlakuan?

(23)

7 C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Tingkat kecerdasan emosional pada Jurusan Teknik Kendaraan kelas X di SMK Saraswati Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018 sebelum mendapatkan perlakuan.

2. Tingkat kecerdasan emosional pada Jurusan Teknik Kendaraan kelas X di SMK Saraswati Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018 setelah mendapatkan perlakuan.

3. Adanya pengaruh mendengarkan bacaan Al-Qur’an terhadap kecerdasan emosional pada Jurusan Teknik Kendaraan kelas X di SMK Saraswati Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dan memperkaya hasanah ilmu pengetahuan dan wawasan di bidang Pendidikan Agama Islam yang semakin kontemporer.

2. Manfaat Praktis

Jika hipotesis penelitian ini diterima, diharapkan ilmu yang sudah diperoleh dan dapat diaplikasikan pihak sekolah pada khususnya dan seluruh sekolah luar biasa pada umumnya.

(24)

8

kecerdasan emosional pada Jurusan Teknik Kendaraan kelas X di SMK Saraswati Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan merujuk pada alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu bagaimana mengukur suatu variabel.

Agar tidak terjadi perbedaan penafsiran terhadap maksud dari penelitian ini, maka peneliti memberikan penjelasan sebagai berikut:

1. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh adalah sesuatu keadaan dimana ada hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi. Pengaruh juga bisa diartikan kontribusi atau sumbangan akan suatu hal yang lain yang berdampak langsung terhadap apa yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi (Kamisa,1997:418)

2. Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an kegiatan mendengarkan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Dalam penelitian ini diperdengarkan melalui audio murotal yang dilantunkan sesuai dengan tajwid yang baik dan benar. Rekaman bacaan ayat Al-Qur’an dalam penelitian ini surah Ar -Rahman, Al-Waqi’ah, Al-Mulk, Al-Fajr dan Al-Insyirah. Audio murotal yang digunakan adalah rekaman Muhammad Taha al-Junaid. 3. Kecerdasan Emosi Kecerdasan Emosional (EQ) adalah sejumlah

(25)

9

diri sendiri, mengenali orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain.

4. Penyusunan angket kecerdasan emosi mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Daniel Goleman mengenai ciri-ciri kecerdasan emosional. Ciri-cirinya meliputi: kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan ketrampilan sosial.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Bab I Pendahuluan ini memuat: 1) latar belakang masalah; 2) rumusan masalah; 3) tujuan penelitian; 4) manfaat penelitian; 5)definisi operasional/ penjelasan istilah, dan 6) sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori memuat : 1) Kajian Pustaka, 2) Landasan Teori: a) Kecerdasan Emosional, b) Mendengarkan Al-Qur’an dapat Meningkatkan Kecerdasan Emosional (EQ), 3) Hipotesis.

Bab III Metode Penelitian, ini memuat: 1) Jenis Penelitian, 2) Lokasi dan Waktu penelitian, 3) Populasi dan Sampel, 4) Variabel Penelitian, 5) Instrumen Penelitian, 6) Uji Coba Instrumen Penelitian, 7) Teknik Pengumpulan Data, 8) Teknik Analisis Data.

Bab IV, Deskripsi dan Analisis Data ini memuat: 1) Deskripsi Data, 2) Analisis Data, 3) Pembahasan.

(26)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Kecerdasan Emosional a. Pengertian

Inteligensi/kecerdasan berasal dari bahasa Latin yaitu intelligere yang berarti to organize, to relate, to bind together, yaitu menghubungkan atau menyamakan satu sama lain (Sriyanti,2013:121). Kecerdasan sampai saat ini menurut Philip Carter (2011:4) sulit untuk didefinisikan dan mungkin sebenarnya tidak memiliki definisi formal, akan tetapi menurutnya definisi yang pantas untuk kecerdasan adalah kemampuan belajar dan memahami.

Menurut Gardner dalam bukunya yang berjudul Frame Of Mind

(Goleman, 2000:50) Kecerdasan adalah kecakapan untuk menemui situasi-situasi baru atau belajar melakukan dengan tanggapan menyesuaikan diri yang baru.

Adapun Skinner (Sriyanti,2013:121), menerangkan intelligence is demonstrablein ability of the individual to make good responses from the

stand point of truth or fact. Penjelasan ini mengandung arti bahwa orang yang dianggap inteligen/cerdas, bila responsnya merupakan respons yang baik terhadap stimulus yang diterimanya, dengan kata lain seseorang perlu mempunyai lebih banyak hubungan antara stimulus dan respons dan hal tersebut dapat diperoleh dari pengalaman dan hasil respons-respons yang telah lalu.

Sedangkan kata emosi berasal dari akar kata moveree (Latin), berarti

(27)

11

bergerak menjauh. Secara literal emosi diartikan setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap (Goleman, 2000: 7).

Emosi dalam makna paling harfiah menurut Oxford English Dictionary dalam buku Goleman mendefinisikan emosi sebagai “setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu. Setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap”. Emosi juga merupakan suatu gejala psiko-fisiologis yang menimbulkan efek pada persepsi, sikap, dan tingkah laku, serta mengejewantah dalam bentuk ekspresi tertentu. Emosi dirasakan secara psiko-fisik karena terkait langsung dengan jiwa dan fisik. Emosi dapat berupa marah, takut, sedih, bahagia, cinta, malu dan sebagainya yang merupakan titik tolak bagi nuansa kehidupan emosional yang tidak habis-habisnya.

Mengenai pengertian tentang kecerdasan emosional sendiri Cooper dan Sawaf (Agustian,2001:289) mendefinisikan kecerdasan emosional merupakan kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi.

Adapun Goleman menyebutkan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan serta mengatur keadaan jiwa (Goleman, 2000: 67).

(28)

12

Kecerdasan emosional bukan didasarkan pada kepintaran seseorang melainkan pada suatu yang disebut karakter atau karakteristik pribadi.

Kecerdasan emosional sangat berperan penting dalam keberhasilan hidup. EQ terkait dengan kemampuan membaca lingkungan sosial dan menatanya kembali. Juga terkait dengan kemampuan memahami secara spontan apa yang diinginkan dan dibutuhkan orang lain, demikian juga kelebihan dan kekurangan kemampuan membaca, kemampuan untuk menjadi orang yang menyenangkan sehingga kehadirannya diinginkan orang lain. Oleh karena itu, semakin tinggi EQ seseorang, semakin besar kemungkinan untuk sukses.

b. Ciri-ciri Kecerdasan Emosional

Ciri-ciri kecerdasan emosional meliputi kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar bebas stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati dan berdoa. Menurut Goleman (2002:30-31) ciri-ciri kecerdasan emosional dibagi kedalam 5 (lima) komponen sebagai berikut:

1) Kesadaran diri, yaitu mengenali perasaan waktu perasaan itu terjadi, mengetahui apa yang dirasakan pada suatu saat dan menggunakannya untuk pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan keprcayaan diri yang kuat.

(29)

13

sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran dan mampu pulih kembali dari tekanan emosi.

3) Motivasi, yaitu menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun menuju sasaran, membantu mengambil inisiatif, bertindak efektif dan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.

4) Empati, yaitu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, mampu memahami perspektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya, dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang.

5) Ketrampilan sosial, yaitu menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar.

Kecerdasan emosi terdiri atas kecakapan pribadi dan kecakapan sosial. Kecakapan pribadi meliputi: awareness (kesadaran diri), pengaturan diri dan motivasi. Sedangkan kecakapan sosial berfokus pada empati dan bagaimana seorang trampil secara sosial. Kecerdasan emosilah yang memberi kesadaran, yakni kesadaran diri (awareness) yang merupakan kemampuan emosi paling penting untuk melatih swakontrol. Kecerdasan emosi menjadikan seseorang mampu mengenali, berempati, bercinta, termotivasi, berasosiasi, dan dapat menyambut kesedihan dan kegembiraan yang tepat.

(30)

14

berbagai sisi kehidupan, termasuk Pendidikan, pekerjaan, berkeluarga, bersosialisasi, menjalin relasi yang meluas, dan mengambil keputusan penting (Sulistami dkk, 2006:38).

c. Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional

Perkembangan manusia sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu internal dan eksternal. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional, menurut Goleman (2000:267-282) yaitu:

1) Faktor Keluarga

Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama dalam mempelajari emosi. Peran serta orang tua sangat dibutuhkan karena orang tua adalah subjek pertama yang perilakunya diidentifikasi, diinternalisasi yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari kepribadian anak. Kecerdasan ini dapat diajarkan pada saat anak masih bayi dengan contoh-contoh ekspresi. Kehidupan emosi yang dipupuk dalam keluarga sangat berguna bagi anak kelak dikemudian hari, sebagai contoh: melatih kebiasaan hidup disiplin dan bertanggung jawab, kemampuan berempati, kepedulian, dan sebagainya.

Hal ini akan menjadikan anak menjadi lebih mudah untuk menangani dan menenangkan diri dalam menghadapi permasalahan, sehingga anak-anak dapat berkonsentrasi dengan baik dan tidak memiliki banyak masalah tingkah laku seperti tingkah laku kasar dan negatif.

(31)

15

Lingkungan ini adalah masyarakat, lingkungan penduduk dan sekolah. Kecerdasan emosi ini berkembang sejalan dengan perkembangan fisik dan mental anak. Pembelajaran ini biasanya ditunjukkan dalam aktivitas bermain anak seperti bermain peran. Anak berperan sebagai individu di luar dirinya dengan emosi yang menyertainya sehingga anak akan mulai belajar mengerti keadaan orang lain.

Pengembangan kecerdasan emosi dapat ditingkatkan melalui berbagai macam bentuk pelatihan, diantaranya adalah pelatihan asertivitas, empati dan masih banyak lagi bentuk pelatihan yang lainnya.

Menurut Agustian (2007:142) faktor-faktor yang berpengaruh dalam peningkatan kecerdasan emosi yaitu:

1) Faktor psikologis

Faktor psikologis merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu. Faktor internal ini akan membantu individu dalam mengelola, mengontrol, mengendalikan, dan mengkoordinasikan keadaan emosi agar termanifestasi dalam perilaku secara efektif. Peningkatan kecerdasan emosi secara fisiologis dapat dilakukan dengan meditasi seperti mendengarkan bacaan Al-Qur’an dan puasa. Puasa dengan segala konsekuensinya tidak hanya mengendalikan dorongan fisiologis manusia, namun juga mampu mengendalikan kekuasaan implus emosi.

(32)

16

Kegiatan secara berulang-ulang akan menciptakan kebiasaan, dan kebiasaan rutin tersebut akan menghasilkan pengalaman yang berujung pada pembentukan nilai (value). Reaksi emosional apabila diulang-ulang pun akan berkembang menjadi suatu kebiasaan. Pengendalian diri tidak muncul begitu saja tanpa dilatih. 3) Faktor Pendidikan

Pendidikan dapat menjadi salah satu sarana belajar individu untuk mengembangkan kecerdasan emosi. Individu mulai dikenalkan dengan berbagai bentuk emosi dan bagaimana mengelolanya melalui pendidikan. Pendidikan tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga di lingkungan keluarga dan masyarakat. Sistem pendidikan di sekolah tidak boleh hanya menekankan pada kecerdasan akademik saja, memisahkan kehidupan dunia dan akhirat, serta menjadikan ajaran agama sebagai ritual saja.

Dapat disimpulkan bahwa tingkat kecerdasan emosi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern berupa faktor keluarga dan non keluarga. Adapun beberapa hal yang mampu membantu meningkatkan kecerdasan emosi adalah melalui latihan fisiologis emosi serta pendidikan keagamaan yang ada di lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah.

2. Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an 1. Pengertian Al-Qur’an

(33)

17

Shubhi al-Shalih berpendapat bahwa Al-Qur’an merupakan kalam Allah

yang berupa mu’jizat, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw,

tertulis dalam mushhaf, dinukilkan secara mutawatir dan merupakan ibadah bagi yang membacanya (Budiharjo,2012:2).

Al-Qur’an menurut kalangan pakar Ushul Fiqih, Fiqih, dan Bahasa Arab adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya Muhammad Saw, yang lafadz-lafadznya mengandung mu’jizat, membacanya mempunyai nilai ibadah, yang diturunkan secara mutawatir, dan yang ditulis pada musshaf, mulai dari awal surat Al-Fatihah sampai akhir surat An-Nas (Anwar,2008:45).

Muhammad Abu Syahbah (Budiharjo,2012:2) menambahkan bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada junjungan kita

Muhammad Saw, yang lafadznya merupakan mu’jizat, ibadah bagi yang

membacanya, dinukilkan secara mutawatir, berfaedah untuk menguatkan dan meyakinkan, ditulis dalam mushhaf, diawali dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri surat An-Nas, merupakan petunjuk Allah kepada makhluk-Nya, hukum Tuhan untuk penghuni dunia, penutup kitab-kitab samawy dan untuk kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat.

Maka dapat dipahami bahwa Al-Qur’an menurut pengertian yang telah dipaparkan memiliki beberapa unsur yaitu:

1) Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw 2) Mu’jizat Nabi Muhammad Saw

3) Dinukilkan secara mutawatir

(34)

18

5) Tertulis dalam mushhaf, diawali dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas

6) Penutup kitab-kitab terdahulu.

2. Manfaat Al-Qur’an

Al-Qur’an selain sebagai sumber pokok ajaran Islam dan peringatan serta pelajaran bagi manusia merupakan kitab suci yang mempunyai

mu’jizat dan beragam manfaat yang rasional maupun irrasional. Al-Qur’an mempunyai manfaat bagi para pembaca dan sekaligus pendengarnya pun pahala yang diperolehnya.

Anwar (2010:27-28) menjelaskan bahwa Al-Qur’an mengandung beberapa aspek yang bermanfaat serta berpengaruh bagi kesehatan, diantaranya:

1) Mengandung unsur meditasi (As-Syifa)

Al-Qur’an mengandung unsur meditasi sehingga sering disebut sebagai “As-Syifa” atau penyembuh. Ulama menafsirkan

Al-Qur’an sebagai sebuah petunjuk yang dapat mengantar manusia

kepada kesehatan jasmani dan rohani, sehingga dengan kesehatan itu manusia mampu menjalankan ketaatannya kepada Allah Swt.

Kesembuhan yang ditawarkan Al-Qur’an tidak bisa didapatkan secara instan, namun harus melalui 3 aspek utama dalam mengimani Al-Qur’an, yaitu sebagai kitab yang dapat dilihat, dibaca dan didengar. Dengan membaca dan mendengarkan

(35)

19

ketenangan yang dapat membantu proses terwujudnya kesehatan dalam tubuh.

Firman Allah Q.S Fussilat ayat 44:

َنيِذَّلِل َوُه ْلُق

ءاَف ِشَو ىًدُه اوُنَمآ

“…Katakanlah: Al-Qur‟an itu adalah petunjuk dan penawar bagi

orang-orang mukmin….”

2) Mengandung unsur autosugesti

Dari segi kejiwaan, unsur sugesti yang terdapat dalam

Al-Qur’an merupakan suatu ungkapan baik atau disebut juga dengan

istilah ahsanu al-hadits yang mampu memberikan efek sugesti positif bagi pendengar maupun pembacanya, sehingga dapat menimbulkan perasaan tenang dan tentram.

3) Mengandung unsur relaksasi

Terdapat pada tanda baca waqaf di dalam Al-Qur’an. Tanda ini mengisyaratkan seseorang harus berhenti membaca dan pada setiap proses memulai bacaan kembali, membuat seseorang melakukan penarikan napas yang dilakukan secara teratur pada setiap tanda waqaf. Kegiatan inilah yang membuat kondisi tubuh berada dalam keadaan rileks.

Al-Qur’an memang Kitab istimewa yang menyempurnakan Kitab-kitab suci sebelumnya, dengan segala keagungan dan

mu’jizat bagi umat yang mengimani kalam Allah Swt ini. Di

(36)

20

membuktikannya. Mendengarkan bacaan Al-Qur’an akan menimbulkan efek yang luar bisa selain dari beberapa hal yang sudah disebutkan.

Menurut Abdurrahman (Yaqub,2015:19) suara yang diterima oleh telinga akan diterima oleh saraf pusat kemudian ditransmisikan keseluruh bagian tubuh, selanjutnya saraf vagus dan sistem limbik membantu kecepatan denyut jantung, respirasi mengontrol emosi. Mendengarkan murottal dapat pula memunculkan gelombang delta di daerah frontal yaitu sebagai pusat intelektual dan pengatur emosi.

3. Kandungan Surah Al-Qur’an yang Diperdengarkan a. Ar-Rahman

Ar-Rahman yang berarti Yang Maha Pemurah merupakan surah ke 55 diantara surah-surah dalam Al-Qur’an, surah ini terdiri atas 78 ayat yang termasuk surah-surah makkiyyah. Nama Rahman diambil dari kata Ar-Rahman yang terdapat pada ayat pertama surah ini. Ar-Ar-Rahman adalah salah satu dari nama-nama Allah Swt (Ahsin,2008:246).

(37)

21

pengantinya dan pengantinya Al-Qu‟ran adalah surah Ar-Rahman” (HR.

Al Baihaqi).

Penamaan itu karena indahnya surah ini dan karena di dalamnya

terulang tiga puluh satu kali ayat “fabiayyi Ala-i Rabbikuma Tukadzdziban

nikmat yang manakah, di antara nikmat-nikmat Tuhan pemelihara kamu

berdua, yang kamu berdua dustakan?” Kalimat berulang-ulang ini diibaratkan dengan aneka hiasan yang dipakai oleh pengantin. Sebagian besar surah ini menerangkan sifat-sifat pemurah Allah Swt. kepada hamba-hambanya.

Diantara isinya adalah semua makhluk akan hancur kecuali Allah Swt., seluruh alam merupakan nikmat Allah Swt. terhadap umat manusia, manusia diciptakan dari tanah dan jin dari api, kewajiban mengukur, menakar, menimbang dengan adil, manusia dan jin tidak bisa melepaskan diri dari Allah Swt., banyak dari umat manusia yang tidak mensyukuri nikmat Tuhan.

(38)

22

Surah ini juga menantang keduanya secara berulang-ulang, kalau-kalau keduanya mampu mendustakan aneka nikmat Allah setelah nikmat tersebut diterangkan secara rinci. Dia telah menjadikan seluruh alam semesta ini sebagai pelataran nikmat dan hamparan akhirat. Secara umum mengenai surah ar Rahman ayat 1-4, Allah menerangkan nikmat-nikmat-Nya sebagai rahmat untuk hamba-hamba-Nya, yaitu:

1) Bahwa Dia mengajarkan Al-Qur’an dan hukum-hukum syari’at untuk menunjuk mahkluk-Nya dan menyempurnakan kebahagiaan mereka dalam penghidupan di dunia maupun di akhirat.

2) Bahwa Dia telah menciptakan manusia dalam bentuk yang terbaik dan menyempurnakannya dengan akal dan pengetahuan.

3) Bahwa Dia telah mengajari manusia kemampuan berbicara dan memahamkan kepada orang lain, hal mana tidak bisa terlaksana kecuali dengan adanya jiwa dan akal.

Surat ini menjelaskan kebesaran Allah Swt sebagai Sang Pencita dengan segala nikmat yang tidak bisa dihitung dengan hitungan angka menyiratkan pesan agar sebagai ciptaan-Nya yang telah diberi nikmat dari Allah Swt mampu mensyukurinya dan sadar bahwa manusia tidak ada apa-apanya dengan Allah Swt, maka tidak ada barang sedikitpun yang pantas disombongkan manusia.

b. Al-Waqi’ah

Al-Waqi’ah mempunyai arti Hari Kiamat surah ke 56 dan termasuk surah makkiyyah. Abu Ishaq telah meriwayatkan dari Ikrimah dari Ibnu

(39)

23

membuatku beruban surat Hud, surat Al-Waqiah, surat Al-Mursalat, surat An-Naba, dan surat At-Takwir. Imam Turmuzi telah meriwayatkan hadis ini, dan ia mengatakan bahwa predikat hadis ini hasan garib (Ahsin,2008:253)

Al-Hafiz ibnu Asakir telah mengatakan dalam biografi Abdullah ibnu

Mas’ud lengkap dengan sanadnya sampai kepada Amr ibnur Rabi ibnu

Tariq Al-Masri, telah menceritakan kepada kami As-Sirri ibnu Yahya Asy-Syaibani, dari Abu Syuja, dari Abu Zabyah yang mengatakan bahwa

Abdullah ibnu Mas’ud dalam sakitnya yang menghantarkan kepada kematiannya dijenguk oleh Usman ibnu Affan, lalu Usman bertanya, "Sakit apakah yang engkau rasakan?" Ibnu Masud menjawab, "Dosa-dosakulah yang membuatku sakit." Usman bertanya, "Apakah yang engkau inginkan?" Ibnu Mas’ud menjawab, "Rahmat Tuhanku." Usman bertanya, "Maukah engkau kudatangkan seorang tabib?" Ibnu Mas’ud menjawab, "Tabib akan membuatku bertambah parah." Usman bertanya, "Maukah aku

perintahkan agar kuberikan ata (pemberian) untukmu?" Ibnu Mas’ud

menjawab, "Saya tidak memerlukannya." Usman berkata, "Itu nantinya untuk anak-anak perempuanku sesudah kamu tiada." Ibnu Mas’ud menjawab, "Apakah aku mengkhawatirkan anak-anak perempuanku jatuh fakir? Sesungguhnya aku telah memerintahkan kepada semua anak perempuanku agar setiap malam membaca surat Al-Waqiah karena aku pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda:

اًدَبَب ٌةَكاَف ُوْب ِصُث ْمَم ،ٍ َلَْيَم َّ ُكُ ِةَعِكاَوْما َت َرو ُس َبَرَك ْنَم

(40)

24

Kemudian Ibnu Asakir mengatakan bahwa demikianlah sanad hadis ini, tetapi yang benar adalah dari Syuja, seperti yang disebutkan di dalam riwayat Abdullah ibnu Wahb, dari As-Sirri.

ِن َ َبَْخَب : ٍبْىَو ُنْب ِ َّللَّا ُدْبَع َلاَك

ْنَع ،ةَيْبََ َِِب ْنَع ،وجَّدََ اًعاَ ُُ َّنَب َيىْ َيَ ُنْب ِّ رّسْما

َت َرو ُس َبَرَك ْنَم" :ُلوُلَي لمسو ِوْيَلَع ُ َّللَّا َّلَّ َص ِ َّللَّا لو ُسَر ُتْعِ َسَ :َلاَك ،ٍدوُع ْسَم ِنْب ِ َّللَّا ِدْبَع

اًدَبَب ٌةَكاَف ُوْب ِصُث ْمَم ٍ َلَْيَم َّ ُكُ ِةَعِكاَوْما

Abdullah ibnu Wahb mengatakan, telah menceritakan kepadaku As-Sirri ibnu Yahya, bahwa Syuja pernah menceritakan hadis ini dari Abu Zabyah, dari Abdullah ibnu Masud yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Barang siapa yang membaca surat Al-Waqi‟ah setiap malam, niscaya tidak akan tertimpa kemiskinan selamanya

(Qutb,2010:142).

Membaca surat Al-Waqi’ah akan terhindar dari kemiskinan, diketahui bahwa kegiatan membaca akan secara otomatis dibarengi dengan kegiatan mendengarkan pula, sedangkan beberapa ulama’ ada yang berpendapat bahwa orang yang mendengarkan Al-Qur’an dengan seksama dan memperhatikan maka akan mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang membaca Al-Qur’an dengan tartil.

(41)

25

tidak kekal dan menyiratkan pesan agar manusia hidup di dunia ini hanyalah mencari bekal untuk kehidupan yang kekal yaitu di akhirat.

c. Al-Mulk

Mulk berarti Kerajaan, termasuk surah makkiyyah, 30 ayat, turun sesudah surat Ath-Thur. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hajjaj ibnu Muhammad dan Ibnu Jafar. Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Syubah, dari Qatadah, dari Abbas Al-Jusyami, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah Saw, yang telah bersabda:

ُ ْلُمْما ِهِدَيِب ِ َّلَّا َكَرابَث :ُ َلَ َرِفُغ َّتََّح اَ ِبِِحا َصِم ْتَعَف َش ًةَيٓب َينِج َلاَج ِنٓبْرُلْما ِفِ ًت َرو ُس َّنِا

Sesungguhnya di dalam Al-Qur‟an terdapat suatu surat berisikan tiga

puluh ayat dapat memberi syafa‟at bagi pembacanya hingga mendapat

ampunan yaitu Tabarakal Ladzi Biyadihil Mulku/surat Al-Mulk (Qur’an

pustaka.com).

Ibnu Abbas, bahwa ia pernah berkata kepada seseorang, "Maukah aku hadiahkan kepadamu suatu hadis yang akan membuatmu gembira?" Lelaki itu menjawab, "Tentu saja mau." Ibnu Abbas mengatakan, "Bacalah surat Al-Mulk dan ajarkanlah kepada keluargamu serta semua anakmu dan semua ahli baitmu yang masih anak-anak dan juga semua tetanggamu. Karena sesungguhnya surat Al-Mulk ini adalah surat yang menyelamatkan dan yang mendebat atau membela pembacanya kelak di hari kiamat di hadapan Tuhannya, dan memohon kepada-Nya agar menyelamatkannya dari azab neraka dan juga menyelamatkan penghafalnya dari siksa kubur."

Rasulullah Saw. telah bersabda:

(42)

26

“Sungguh aku menginginkan bila surat ini dihafal di dalam kalbu setiap orang umatku.”

Surat Al-Mulk menurut paparan tersebut adalah surat yang mampu mengantarkan pada keselamatan di dunia dan di akhirat. Surat Al-Mulk juga berisikan beberapa pokok yaitu pertama, keagungan Allah Swt atas penciptaan alam semesta yang tidak ada barang cacat sedikitpun yang menghidupkan dan mematikan makhluk-Nya.

Kedua, orang-orang kafir yang mendustakan Allah Swt akan mendapat siksa berupa neraka Jahanam yang merupakan seburuk-buruknya tempat kembali. Terakhir adalah tentang Allah yang Maha Penerima Taubat hamba-Nya yang berbuat dosa bahkan jika hamba-Nya mau bertaubat dan mengamalkan perbuatan baik, maka Allah Swt akan memberi ampunan dan pahala yang besar.

d. Al-Fajr

Surat ini terdiri atas 30 ayat, termasuk golongan surat-surat makkiyah, diturunkan sesudah surat al-Lail. Nama al-Fajr diambil dari kata al-Fajr yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya demi fajar dan merupakan surat ke 89 (Al-Mahalli,2000:2716).

Firman Allah Swt Q.S al-Fajr ayat 27-30:

ُةَّنِئَمْطُمْلا ُسْفَّ نلا اَهُ تَّ يَأ اَي

ًةَّيِضْرَم ًةَيِضاَر ِكِّبَر َٰلَِإ يِع ِجْرا

يِلُخْداَف

يِلُخْداَويِداَبِع ِفِ

ِتَّنَج

(43)

27

Al-Mahally dan as-Suyuti mendefinisikan Al-Qur’an surah al-Fajr ayat

27 “Jiwa yang tenang atau yang aman” dimaksud adalah jiwa yang beriman. Sedangkan menurut ash-Shiddieqy, Jiwa yang tenang adalah manusia yang bersih jiwanya dan tidak mengabdi kepada kebendaan, tentulah pada hari kiamat akan memperoleh kebahagiaan. Kepada mereka akan dikatakan: “Wahai jiwa yang menyakini kebenaran, yang percaya

kepada Allah dan mengerjakan semua hukum syara’ serta tidak diombang

-ambingkan oleh hawa nafsu “ (Zulianto,2015:11-12).

Jiwa yang tenang merupakan keadaan tertinggi dari perkembangan spiritual. Jiwa yang tenang karena mengetahui walaupun terdapat kegagalan duniawi, hal ini akan kembali kepada Allah Swt. Jiwa ini melakukan penyucian diri terhadap tekanan-tekanan yang muncul dari 12 pertarungan terhadap kendala yang menghalangi pikiran dan perasaan. e. Al-Insyirah

Merupakan surah ke-94 di dalam Al-Qur’an terdiri dari 8 ayat yang berarti termasuk surat makkiyyah. Kandungan Surat Al-Insyirah ada 3 yaitu:

1) Bersyukur atas nikmat Iman dan Islam serta sebagai seorang muslim harus senantiasa melihat bahwa dosa adalah sesuatu yang memberatkan. Berdasarkan dalam ayat 1 sampai ayat 4, Bukankah Kami telah melapangkan bagimu; dadamu?” 2. dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, 3. yang memberatkan punggungmu? 4. dan

(44)

28

2) Sesudah kesulitan itu ada kemudahan, agar tidak mudah menyerah dan senantiasa yakin terhadap pertolongan Allah Swt. Berdasarkan pada ayat:

5. karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, 6.

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

3) Sebagai orang yang beriman maka sudah sepatutnya hanya Allah Swt yang menjadi tempat menggantungkan segala usaha dan menyerahkan hasil akhir sepenuhnya kepada Allah Swt. berdasarkan ayat: 7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan

sungguh-sungguh (urusan) yang lain, 8. dan hanya kepada

Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (Al-Mahalli,2000:2778).

4. Pengaruh Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an Terhadap Kecerdasan Emosional Al-Qur’an merupakan kitab yang fungsi utamanya adalah menjadi petunjuk untuk seluruh umat manusia. Petunjuk yang dimaksudkan adalah petunjuk agama, atau lazim disebut dengan syariat, pembeda antara hak dan bathil,juga sebagai penjelas terhadap segala sesuatu, akhlak, moralitas dan etika-etika yang patut dipraktikkan manusia dalam kehidupan sehari-hari.

(45)

29

memahami kata atau kalimat yang diajarkan oleh mitra bicara atau media tertentu (Hermawan,2011:130).

Menurut Suhartin (1992:109-110) bahwa indikator yang menjadi hal-hal pokok atau indikasi dalam mendengarkan sebagai berikut:

a) Motivasi. Agar dapat membaca dan mendengarkan dengan baik, perlu membangkitkan minat (motivasi) masing-masing. Motivasi itu harus ditingkatkan dengan alasan bahwa dengan baca dan mendengarkan secara berulang-ulang akan timbul pemahaman. Setelah faham akan timbul pengalaman.

b) Perhatian, adalah pemusatan jiwa pada suatu hal. Sama halnya dengan penginderaan pada umumnya, maka mendengarkan memerlukan pemusatan jiwa. Bila pemusatan jiwa tidak ada, dengan kata lain ketika mendengarkan jiwa mengembara, maka pesan yang didengar dan dibaca tidak tertangkap.

c) Keaktifan jasmani, badan yang kuat lagi sehat terdapat jiwa yang sehat pula, artinya jika badan seseorang sakit maka minat dalam mendengarkan hilang atau berkurang.

d) Ulangan, semakin seseorang mengulang-ulang mendengarkan, maka pesan yang didengar akan lebih masuk ke ingatan.

(46)

30

kecerdasan menenangkan batin dan menurunkan tingkat depresi (Shihab,2002:46).

Goleman menerangkan EQ memberikan kesadaran mengenai perasaan diri sendiri dan juga perasaan milik orang lain. EQ memberi rasa empati, cinta, motivasi, dan kemampuan untuk menghadapi kesedihan atau kegembiraan secara tepat. EQ merupakan persyaratan dasar untuk menggunakan IQ secara efektif. Jika bagian-bagian otak untuk merasa telah rusak, maka seseorang tidak dapat berpikir efektif.

Teori psikoneuroendokrinologi menjelaskan bahwa kondisi kejiwaan seseorang akan mempengaruhi fungsi kelenjar endokrin serta meningkatkan kerja syarat simpatis. Dalam kondisi stress, tubuh akan memicu kelenjar endokrin seperti adrenal, tiroid dan pituitary untuk melepaskan hormonnya masing-masing ke dalam aliran darah sebagai upaya kompensasi terhadap kondisi tubuh. Akibatnya sistem syaraf otonom akan mengaktifkan kelenjar endokrin yang mempengaruhi hormon epinefrin atau yang dikenal dengan adrenalin yang berfungsi memberikan tenaga bagi individu. Peningkatan hormon tersebut akan menimbulkan ketegangan fisik pada seseorang yang mengalami stress (Wulandari,2006:34)

(47)

31

prefrontal kanan dan kiri hipokampus dan berakhir pada amygdala yang merupakan pusat emosi.

Transmisi ini menyebabkan terjadinya keseimbangan antara sintesis dan sekresi neurotransmitter seperti GABA (Gamma Amiono Butiric Acid) dan antagonis GABA oleh hipokampus dan amygdala. Persepsi positif yang diterima dalam sistem limbik akan menyebabkan amygdala mengaktifkan reaksi saraf otonom. Rangsangan saraf otonom yang terkendali akan menyebabkan sekresi epinefrin dan norepinefrin dari medulla adrenal menjadi terkendali. Terkendalinya hormon epinefrin dan norepinefrin akan menghambat pembentukan angiotensin yang selanjutnya dapat menurunkan tekanan darah atau memberikan ketenangan (Arif, 2007:43).

Agustian (2003:218) juga menerangkan dalam Meta Kecerdasanya yaitu:

“Kesadaran Tauhid mengendalikan emosi. Hasilnya emosi terkendali, seperti rasa tenang dan damai. Dengan ketenangan emosi yang terkendali itu, maka pintu hati terbuka dan bekerja. Terdengarlah bisikan-bisikan ilahiyah yang mengajak kita kepada sifat-sifat: keadilan, kasih sayang, kejujuran, tanggungjawab, kepedulian, kreativitas, komitmen, kebersamaan, perdamaian dan bisikan hati mulia lainnya. Berdasarkan bisikan mulia itulah potensi kecerdasan intelektual bekerja dengan optimal. Sederhananya, bahwa Tauhid akan mampu menstabilkan tekanan pada amygdala (system saraf emosi), sehingga selalu terkendali. Pada saat inilah orang dikatakan memiliki EQ tinggi. Emosi yang terkendali akan menghasilkan optimalisasi pada fungsi kerja lobus temporal serta mengeluarkan suara hati dan mampu menghasilkan keputusan yang sesuai dengan hukum alam, sesuai dengan situasi yang ada”.

Firman Allah Swt QS. Ar-Ra’d {13}:28

ِهَّللا ِرْكِذِب ْمُهُ بوُلُ ق ُّنِئَمْطَتَو اوُنَمآ َنيِذَّلا

ۗ

َمْطَت ِهَّللا ِرْكِذِب َلََأ

ُبوُلُقْلا ُّنِئ

(48)

32

Menurut Syihabudin (2001:104) Al-Qur’an memiliki kekuatan yang dapat mengubah sikap seseorang. Membaca, mendengar bacaannya, mentadaburi isinya dan mentafakuri kandungannya dengan penuh kesungguhan dan niat ikhlas untuk ibadah, maka Allah akan memelihara imannya, sehingga terjagalah hati dan jiwanya dari kecenderungan-kecenderungan kepada kekafiran di dalam segala bentuknya.

Al-Qur’an memiliki kekuatan yang dapat mengubah sikap seseorang. Seperti kisah Umar bin Khattab. Beberapa ulama menjadikan kasus tersebut sebagai bukti adanya pengaruh psikologis bagi pendengar dan pembaca ayat-ayat Al-Qur’an, bahkan menjadikan hal tersebut sebagai salah satu aspek kemukjizatannya. Firman Allah Swt:

ْمِهْيَلَع ْتَيِلُت اَذِإَو ْمُهُ بوُلُ ق ْتَل ِجَو ُهَّللا َرِكُذ اَذِإ َنيِذَّلا َنوُنِمْؤُمْلا اََّنَِّإ

َ ي ْمِِّبَِّر ٰىَلَعَو اًناَيمِإ ْمُهْ تَداَز ُهُتاَيآ

َنوُلَّكَوَ ت

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan hanya kepada Tuhanlah mereka

bertawakkal” (QS. Al-Anfaal {8}:2).

(49)

33 B. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan salah satu kegiatan penelitian yang mencakup; memilih teori-teori hasil penelitian, mengidentifikasi literatur, dan menganalisis dokumen, serta menerapkan hasil analisis tadi sebagai landasan teori bagi penyelesaian masalah dalam penelitian yang dilakukan (Subana,2005:77).

Dari paparan tersebut, maka di sini ada beberapa penelitian tentang pengaruh mendengarkan Al-Qur’an yang dilakukan oleh perorangan maupun berbagai lembaga penelitian, antara lain:

Jurnal Very Julianto, dkk 2014 dengan judul “Pengaruh Mendengarkan

Murattal Al-Qur’an terhadap Peningkatan Kemampuan Konsentrasi” UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh mendengarkan murattal Al-Qur’an terhadap peningkatan kemampuan konsentrasi. Pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa mendengarkan murottal Al-Qur’an selama 30 menit. Hasil peneltian ini adalah terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada kondisi sebelum dan setelah perlakuan.

Jurnal Iis Fitriatun 2014 dengan judul “Pengaruh Mendengarkan Ayat -Ayat Al-Qur’an Terhadap Penurunan Stress Pada Pasien Kanker Serviks”. The Effect of Listening to The Verses The Al-Qur‟an to Decrase Stress on The

(50)

34

dengan metode studi kasus, perlakuan diberikan sebanyak lima kali dalam lima hari. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai signifikan dengan kesimpulan bahwa mendengarkan Al-Qur’an memiliki pengaruh yang signifikan untuk menurunkan stres psikologis.

Jurnal Siti Sholikah t.th dengan judul : “Pengaruh Pemberian Terapi Mendengarkan Ayat-Ayat Al-Qur’an Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan pada Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan

Kecamatan Babat Lamongan”. Penelitian ini menggunakan metode pra-eksperimen dengan design One Group Pre-test – Post-test. Hasil penelitian menunjukkan lansia sebelum diberikan perlakuan terapi, lansia mengalami kecemasan sedang, setelah diberi perlakuan lansia mengalami tingkat kecemasan ringan. Artinya mendengarkan Al-Qur’an untuk mengatasi kecemasan menjadi salah satu alternatif pengobatan non farmologis.

Dalam Skripsi Nur Aini tahun 2017 dengan judul : “Pengaruh Terapi

Audio Murotal Al-Qur’an Terhadap Konsentrai Belajar pada Pembelajaran

Matematika” UIN Sunan Ampel Surabaya”. Penelitian mengungkapkan

bahwa Al- Qur’an mampu memberikan ketenangan jiwa. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ho penelitian diterima pada kelas kontrol, sedangkan pada kelas eksperimen Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh terapi audio murottal Al-Qur’an terhadap konsentrasi belajar.

(51)

35

kelas X Jurusan Teknik Kendaraan di SMK Saraswati Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018. Penelitian ini menggunakan jenis True-Eksperimen dengan design

pre-test post-test with control group. Dengan teknik sampling Random Sampling. Penulis merasa penting melakukan penelitian ini mengingat akhir-akhir ini marak terjadinya tindakan kriminal seperti: pencurian, tawuran, tindakan asusila, penganiayaan terhadap siswa lain maupun guru serta pembunuhan, yang rata-rata dilakukan oleh siswa pelajar setingkat SMA yang tentunya menambah catatan merah dalam dunia Pendidikan di Indonesia.

C. Hipotesis penelitian

Setelah peneliti mengadakan penelaahan yang mendalam terhadap berbagai sumber untuk menentukan anggapan dasar, maka langkah berikutnya

adalah merumuskan hipotesis. Hipotesis berasal dari 2 penggalan kata, “hypo” yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Jadi, hipotesis

yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis, yang mana memiliki arti suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto,2010:110).

Berdasarkan kerangka pikir yang telah diuraikan sebelumnya, diajukan

hipotesis sebagai berikut: “Ada pengaruh positif dan signifikan antara mendengarkan bacaan Al-Qur’an dengan tingkat kecerdasan emosional siswa kelas X Jurusan Teknik Kendaraan di SMK Saraswati Salatiga Tahun Ajaran

(52)

36 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen yang merupakan metode paling tepat untuk menyelidiki hubungan kausal sebab-akibat. Penelitian Eksperimen (Experimental Research) adalah kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan/tindakan/treatment

pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh tindakan itu bila dibandingkan dengan tindakan lain (Darmawan,2013:226).

Design penelitian ini dilakukan dengan pre-test post-test with control group. Peneliti dapat mengungkapkan hubungan sebab-akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen (Darmawan,2013:241-242).

Dalam design ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pre-test untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. (Sugiyono, 2017:113).

(53)

37 B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Saraswati Salatiga yang beralamatkan di Jl. Hasanudin No. 738 Salatiga. Sekolah ini dipilih sebagai objek penelitian karena merupakan salah satu sekolah yang relatif mempunyai tingkat kenakalan siswa yang lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang lain. Murotal diterapkan kepada siswa kelas TKR B pada setiap awal pembelajaran dimulai dalam kesehariannya, namun tidak dilakukan saat pembelajarannya.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 April sampai dengan 7 Mei 2018 berturut-turut selama 15 hari, semester genap tahun pelajaran 2017/2018.

C. Populasi Sampel

Populasi adalah kenyataan yang hendak digeneralisasikan. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:173) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Jurusan Teknik Kendaraan di SMK Saraswati Salatiga yang berjumlah 175 orang.

Sampel adalah, “bagian dari populasi yang dijadikan sasaran penelitian yang dianggap mewakili populasi” (Sutrisno,2000:70). Menurut Sugiyono (2010:81), “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

(54)

38

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rumus Taro Yamane (Imron,2014:51) sebagai berikut:

n = ( ) Keterangan :

n : Perkiraan jumlah sampel N : Perkiraan jumlah populasi

d : Tingkat kesalahan yang dipilih (d=0,1)

Jumlah keseluruhan sampel adalah 62 orang yang kemudian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 31 siswa untuk kelompok eksperimen dan 31 siswa untuk kelompok kontrol. Pemilihan sampel dilakukan menggunakan metode

rundomize sampling, dimana sampel ditetapkan dengan cara memilih secara acak diantara populasi yang ada (Nursalam,2008:37).

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek data penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto,2010:161). Variabel penelitian pada dasarnya merupakan suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Noor,2011:48).

Variabel dalam penelitian ini ada 2 jenis, yaitu: pertama, variabel bebas atau independence variable, merupakan sebab yang diperkirakan dari perubahan dalam variable terikat, dinotasikan dengan symbol X. Variabel

bebas dalam penelitian ini adalah “Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an”.

(55)

39

yang ingin dijelaskan atau diprediksi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang lain dinotasikan dengan simbol Y (Noor,2011:49). Maka variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah “Tingkat kecerdasan emosional siswa kelas X Jurusan Teknik Kendaraan”.

Sedangkan indikator-indikator yang relevan dengan variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, menurut Daniel Goleman (2000:30-31) ada 5 komponen, yaitu:

1) Kesadaran diri, yaitu mengetahui apa yang dirasakan pada suatu saat dan menggunakannya untuk pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat.

2) Pengarturan diri, yaitu menangani emosi sehingga berdampak positif terhadap pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran dan mampu pulih kembali dari tekanan emosi.

3) Motivasi, yaitu menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun menuju sasaran, membantu mengambil inisiatif, bertindak efektif dan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.

(56)

40

5) Ketrampilan sosial, yaitu menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar.

E. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen pada penelitian ini adalah:

1. Quisioner/angket Kecerdasan Emosional

Angket penelitian ini disusun dan digunakan untuk mengetahui kecerdasan emosional siswa. Angket tersebut diberikan kepada siswa/sampel, bersifat tertutup (closed form), artinya siswa tinggal memilih jawaban yang telah disediakan yang dianggap paling sesuai dengan pribadinya dan tidak diberi kesempatan untuk menyusun kalimat jawaban sendiri.

Dalam angket ini memuat pernyataan yang bersifat favorable

(pernyatan yang mendukung) dan unfavorable (pernyataan yang tidak mendukung). Hal ini dilakukan untuk menghindari jawaban asal dari siswa/sampel. Tersedia 4 alternatif jawaban yaitu: SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai) dan STS (Sangat Tidak Sesuai).

2. Skala Pengukuran

(57)

41

untuk jawaban Sangat Sesuai (SS) dan seterusnya. Sedangkan untuk pertanyaan negatif skornya 4 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS). Berikut skala pengukuran untuk masing-masing jawabannya:

Tabel 3.1

Kategori Jawaban Instrumen Penelitian Skala Kecerdasan Emosional

No Pernyataan

Jawaban

SS S TS STS

1. Favorable 4 3 2 1

2. Unfavoreble 1 2 3 4

Tabel 3.2

Kisi-kisi Angket Kecerdasan Emosional

No. Indikator Kecerdasan Emosional

Butir Soal

Favorable Unfavorable

1. Kesadaran Diri 3, 7, 12, 16 10, 19, 33, 34

2. Pengaturan Diri 5, 6, 11, 17 2, 4, 15, 32

3. Motivasi 13, 14, 37, 38 24, 28, 36, 39

4. Empati 1, 8, 18, 29 9, 31, 21, 40

(58)

42 G. Uji Coba Instrumen Penelitian

1. Validitas Instrumen

Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai (Sudjana,2012:12). Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.

Prosedur dalam menentukan validitas yang pertama adalah mendifinisikan secara operasional konsep yang akan diukur, kedua melakukan uji coba skala pengukur pada sejumlah responden, yang berbeda dengan sampel penelitian minimal 30 orang, dengan batas minimal 30 orang maka distribusi skor akan lebih mendekati kurve normal. Ketiga mempersiapkan table tabulasi jawaban dan terakhir untuk mengetahui valid/tidaknya maka digunakan Software SPSS (Statistical Package for The Social Sciences) for windows 23.00 version. Atau dengan rumus:

=

√( ( )( ) ( ) )( ( ) ))

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi suatu item x : skor item

y : skor total

N : jumlah subyek penelitian

: jumlah perkalian skor item dan skor total

: jumlah skor item

: jumlah skor total

(59)

43

Product Moment dan menggunakan taraf signifikansi sebesar 𝛼 = 0.05. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

a. Jika ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid). b. Jika ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙maka instrumen atau item-item pertanyaan

tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas merujuk kepada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Oleh karena itu, makin tinggi reliabilitas suatu instrumen semakin dipercaya serta diandalkan sebagai alat pengumpul data (Arikunto,2002:221) Teknik mencari reliabilitas dapat menggunakan aplikasi Software SPSS (Statistical Package for The Social Sciences) for windows 23.00 version. Dalam menguji butir valid atau tidaknya item soal dilihat pada skor Croncbach‟s Alpha If Item Deleted.

Analisis butir dilaksanakan untuk mengetahui kereliabilitasan soal dalam instrumen dan dibandingkan pada taraf signifikansi 𝛼 = 0.05. Suatu instrumen dinyatakan reliabel jika memiliki harga 11 > 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikansi 𝛼 = 0.05. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

a. Jika 11 ≥ 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan reliabel).

(60)

44 H. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian, yaitu studi lapangan (Field Research) adalah peninjauan yang dilakukan langsung oleh peneliti pada siswa kelas X Jurusan Teknik Kendaraan di SMK Saraswati Salatiga tahun ajaran 2017/2018 yang menjadi objek penelitian dengan tujuan yakni, mencari data-data sebenarnya yang lebih banyak, lebih tepat, dan lebih

up to date (Hendra,2012:51).

Selain itu peneliti juga melakukan suatu metode pengumpulan data penelitian dengan cara sebagai berikut:

1. Observasi (Pengamatan)

Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian (Juliansyah,2011:140).

Pada penelitian ini, peneliti melakukan observasi di SMK Saraswati Salatiga dengan mengamati bagaimana pembelajaran yang berlangsung di kelas dan bagaimana metode pembelajaran guru di kelas serta mengamati proses pemberian perlakuan dan mengamati pergaulan siswa di SMK Saraswati Salatiga. Hal ini bertujuan agar peneliti dapat mengumpulkan data yang sebenar-benarnya.

2. Wawancara (Tanya jawab antara narasumber dan informan)

Gambar

Gambar 3.1. Design Penelitian
Tabel 3.1
Tabel 4.2 Data Analisis Deskriptif Statistik
Tabel 4.3 Uji Validitas Angket Kecerdasan Emosional Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Prinsip dari kerja sistem yang dirancang adalah Sensor ultrasonik hc-sr04 berfungsi sebagai input pada Arduino mega 2560, ketika gelombang ultrasonik terhalang oleh bahan baku

Guru meminta masing-masing kelompok mengumpulkan informasi dengan menugaskan peserta didik untuk membaca sumber lain seperti buku paket matematika

Syariah kepada nasabah berupa pembiayaan syariah untuk pengembangan usaha mikro dan menengah (UMKM) dengan jaminan yaitu meliputi barang bergerak (dalam hal ini yang

Adalah lembaga pendidikan dasar yang berada di bawah naungan Kementerian Agama. Dari defisini tersebut maka yang dimaksud dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar

smartphone mengakses fungsi pengecekan level baterai pada sistem operasi android. Selanjutnya, data level pengisian baterai tersebut dibuatkan algoritmanya agar level

Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara perilaku caring perawat dan mutu pelayanan dengan tingkat kepuasan pasien peserta BPJS di Puskesmas Leksono I Kabupaten

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan yang berupa keandalan, ketanggapan, jaminan, empati dan bukti fisik terhadap kepuasan nasabah pada

Upaya yang dapat dilakukan untuk menganggulangi lingkungan yang tercemar minyak adalah dengan teknik bioremediasi, yaitu proses pemulihan lahan yang tercemar