Penelitian ini mengambil populasi perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 sampai dengan tahun
commit to user
Directory (ICMD) periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 diperoleh sampel sebanyak 30 perusahaan. Daftar perusahaan dapat dilihat pada Lampiran II. Adapun rincian sampel dapat dilihat pada tabel berikut ini :
TABEL IV.1
JUMLAH SAMPEL PERUSAHAAN
Perusahaan manufaktur yang listing di BEI 2007-2010 126
Perusahaan manufaktur yang sahamnya tidak likuid (78)
Perusahaan yang tidak ada/tidak lengkap datanya (18)
Total sampel 30
Pengujian hipotesis menggunakan uji Regresi Linier Berganda dan
diproses dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 17.0 for
Windows. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan metode purposive sampling.
Adapun analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran yang jelas dan sistematis tentang variabel yang diteliti. Analisis deskriptif bisa dilihat dari jumlah data, rata-rata sampel, dan standar deviasinya. Adapun deskripsi data dari variabel data yang diteliti adalah sebagai berikut:
TABEL IV.2
DESKRIPSI DATA PERIODE 2007-2010
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
commit to user DER 120 ,0400 216,2600 4,060917 20,8540702 NPM 120 ,0100 86,3500 ,996583 7,9143173 ROA 120 -43,1600 147,8200 6,622750 16,4304834 TATO 120 ,0140 2,2800 1,029067 ,4900461 CAR 120 -,0362 ,0959 ,002551 ,0165260 Valid N (listwise) 120
Sumber : Data Olahan
Current Ratio perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 bergerak dari minimal 0,09 hingga 85,41 dengan rata-rata sebesar 3,0945, hal ini berarti bahwa rata-rata perusahaan dalam sampel menghasilkan Current Ratio yang bernilai positif.
Debt to Equity Ratio perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 bergerak dari minimal 0,04 hingga 216,26 dengan rata-rata sebesar 4,060917, hal ini berarti bahwa rata- rata perusahaan dalam sampel menghasilkan Debt to Equity Ratio yang bernilai positif.
Return On Asset perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 bergerak dari minimal -43,1600 hingga 147,8200 dengan rata-rata sebesar 6,622750, hal ini berarti bahwa
rata-rata perusahaan dalam sampel menghasilkan Return On Asset yang
bernilai positif.
Net Profit Margin perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 bergerak dari minimal 0,01 hingga 86,3500 dengan rata-rata sebesar 0,996583, hal ini berarti bahwa rata-
rata perusahaan dalam sampel menghasilkan Net Profit Margin yang bernilai
commit to user
Total Asset Turnover perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 bergerak dari minimal 0,0140 hingga 2,2800 dengan rata-rata sebesar 1,029067, hal ini berarti bahwa rata-
rata perusahaan dalam sampel menghasilkan Total Asset Turnover yang
bernilai positif.
Return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 bergerak dari minimal -0,0362 hingga 0,0959 dengan rata-rata sebesar 0,002551, hal ini berarti bahwa rata-rata perusahaan dalam sampel menghasilkan return saham yang bernilai positif.
B. Pengolahan Data
1. Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji normalitas, multikolenieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Secara multivarians pengujian normalitas data dilakukan terhadap nilai residualnya. Data yang berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai signifikansi di atas 0,05 (Ghozali, 2006). Hasil pengujian
commit to user
normalitas pada pengujian terhadap 120 data dapat terlihat pada Tabel IV.3 sebagai berikut:
TABEL IV.3
HASIL UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardi zed Residual N 120 Normal Parameters(a,b) Mean ,000000 Std. Deviation ,0163583 Most Extreme Differences Absolute ,149 Positive ,149 Negative -,118 Kolmogorov-Smirnov Z 1,629
Asymp. Sig. (2-tailed) ,273
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil pada tabel IV.3 diatas bahwa distribusi data awal telah memenuhi normalitas, karena hasil uji
Kolmogorov - Smirnov bernilai 1,629 dan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,273 yang mana berada di atas 0,05.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang
commit to user
nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2006).
Hal ini menunjukkan tidak terjadi hubungan linier diantara variabel independen dalam model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai Tolerence dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF) yang terdapat pada masing–masing variabel seperti terlihat pada Tabel IV.4 berikut:
TABEL IV.4
HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS
Coefficients(a)
a Dependent Variable: CAR (y)
Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas jika
mempunyai nilai Tolerance di atas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10. Dari
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF 1 ROA ,343 2,913 DER ,973 1,028 NPM ,367 2,722 CR ,955 1,047 TATO ,901 1,110
commit to user
Tabel IV.4 dapat diketahui bahwa semua variabel independen yaitu
ROA, DER, NPM, CR, dan TATO memiliki nilai Tolerance berada di
atas 0,1 dan nilai VIF jauh di bawah angka 10. Sehingga semua variabel independen tersebut dapat disimpulkan tidak memiliki gejala multikolerieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu
pengamatan kepengamatan yag lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda akan disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakan Uji Glejser. Hasil pengujian heteroskedastisitas ditunjukkan dalam Tabel IV.5 berikut ini:
TABEL IV.5
HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) ,017 ,003 6,087 ,000 ROA ,002 ,001 ,270 1,754 ,082
commit to user
CR ,001 ,001 ,094 1,024 ,308
DER -,068 -,059 -,005 -,057 ,955
NPM ,003 ,002 ,176 1,185 ,238
TATO ,042 ,002 ,169 1,776 ,078
a Dependent Variable: ABS Unstandardized Residual
Hasil pengujian pada Tabel IV.5 menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen (ROA, CR, DER, NPM, TATO) yang signifikan dengan variabel residual, sebagaimana ditunjukkan dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Hasil signifikansi ROA, CR, DER, NPM, TATO terhadap residual masing-masing sebesar 0,082, 0,308, 0,955, 0,238, dan 0,078 dimana nilai signifikansi tersebut jauh di atas 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kelima variabel independen tersebut tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2007). Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi digunakan uji Durbin Watson. Berikut ini adalah hasil uji Durbin Watson:
TABEL IV.6
HASIL UJI AUTOKORELASI
commit to user
Model Durbin-Watson
1 2,111
a Predictors: (Constant), TATO, DER, NPM, CR, ROA b Dependent Variable: CAR
TABEL IV.7
PENGAMBILAN KEPUTUSAN UJI DURBIN WATSON
Nilai Statistik d Hasil
dU ≤ d ≤ 4-dU
1,230 < 2,111 < (4-1,230)
Menerima hipotesis 0; tidak ada
autokorelasi positif atau negatif
Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.6 diatas, terlihat bahwa Nilai Durbin Watson sebesar 2,111. Hal ini dapat dijelaskan dengan pengambilan keputusan nilai Durbin Watson pada Tabel IV.7 bahwa nilai Durbin-Watson berada diantara du dan 4-du sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam model regresi.
2. Hasil Uji Regresi Linear Berganda
a. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi dependennya. Nilai R2 yang
commit to user
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2007). Nilai Adjusted R2 yang mendekati 1 (satu) berarti variabel-variabel independent memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Hasil perhitungan Koefisien Determinasi dapat terlihat pada Tabel IV.8 berikut ini:
TABEL IV.8
HASIL UJI R2
Model Summary
Model R R Square Adjusted
R Square
Std. Error of the Estimate
1 0,942(a) 0,887 0,867 ,0167132
a Predictors: (Constant), TATO, DER, NPM, CR, ROA b Dependent Variable: CAR
Berdasar output dari SPSS tampak bahwa dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi Adjusted (R2) sebesar 0,867 atau 86,7%. Hal ini menunjukkan bahwa besar pengaruh variabel independent yaitu Return on Assets (ROA), Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio
(DER), Net Profit Margin (NPM), dan Total Assets Turn Over (TATO), terhadap variabel dependen yaitu cumulative abnormal return saham yang
commit to user
dapat dijelaskan oleh model persamaan ini adalah sebesar 86,7 % dan sisanya sebesar 13,3 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain atau variabel lain
diluar model yang secara bersama-sama mempengaruhi cumulative
abnormal return saham.
b. Uji F-Statistik
Uji F-Statistik pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model ini mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil pengolahan data untuk perhitungan uji signifikansi simultan dapat dilihat pada Tabel IV.9 berikut ini:
TABEL IV.9
HASIL UJI F-STATISTIK Anova (b) Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression ,001 5 ,000 10,470 ,000(a) Residual ,032 114 ,000 Total ,033 119
a Predictors: (Constant), TATO, DER, NPM, CR, ROA b Dependent Variable: CAR
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut didapat nilai F sebesar 10,470 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5% maka terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen ROA, CR, DER, NPM, dan TATO secara bersama-
sama terhadap variabel dependen Cumulative Abnormal Return saham. Hal
commit to user
yang merupakan faktor fundamental mempunyai pengaruh yang signifikan dalam jangka waktu empat tahun terhadap kinerja saham secara teknikal. Dengan kondisi seperti ini membuktikan bahwa pasar modal selalu bereaksi terhadap aktivitas emiten yang listing di Pasar Modal.
c. Uji t-statistik
Bentuk model persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini
untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independent yaitu Return on
Assets (ROA), Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Total Assets Turn Over (TATO) terhadap Cumulative Abnormal Return saham adalah sebagai berikut:
CAR = α + β 1ROA + β 2CR + β 3DER + β 4NPM + β 5TATO + e
Untuk menjawab rumusan masalah, mencapai tujuan dan pembuktian hipotesis serta untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan (nyata) terhadap variabel dependen, maka perlu dilakukan uji t. Analisis berganda pada penelitian ini menggunakan program statistik SPSS versi 17.
TABEL IV.10 HASIL UJI T-STATISTIK
Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) ,005 ,004 3,638 ,000 ROA ,021 ,016 ,211 3,098 ,000
commit to user
CR ,172 ,019 ,030 3,588 ,000
DER -,990 ,947 -,025 -3,736 ,000
NPM ,039 ,032 ,189 2,816 ,001
TATO ,013 ,033 ,038 3,101 ,002
a Dependent Variable: CAR (y)
Berdasarkan Tabel IV.10 diatas dapat disusun persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
CAR = 0,005+0,021ROA+0,172CR–0,990DER + 0,039NPM +0,013TATO
Untuk mengetahui nilai tersebut memiliki pengaruh positif atau negatif dapat dilihat pada Tabel koefisien pada bagian Unstandardized Coefficients Beta. Jika nilainya positif maka ada pengaruh positif, dan begitu pula sebaliknya jika nila beta negatif maka berpengaruh negatif.
Untuk mengetahui signifikan atau tidak dapat dilihat pada tabel koefisien bagian Sig. Jika nilai sig lebih kecil dari 0,05 atau 5% maka hasilnya menunjukkan pengaruh signifikan.
Uji t-Statistik ini digunakan untuk mengetahui signifikan pengaruh masing-masing variabel independen (ROA, CR, DER, NPM, dan TATO) terhadap variabel dependen (Cumulative Abnormal Return Saham) secara parsial. Berdasarkan tabel 4.10 tersebut menunjukkan bahwa:
1. Variabel ROA menunjukkan pengaruh positif terhadap cumulative
abnormal return saham. Hal ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai koefisien regresi unuk variabel ROA sebesar 0,021 dengan nilai signifikansi ROA sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi ≤0,05 dan koefisien positif maka Ha diterima dan Ho ditolak, itu berarti bahwa hasil uji menunjukkan bahwa ROA berpengaruh
commit to user
signifikan terhadap cumulative abnormal return saham. Dengan demikian
hipotesis pertama yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap cumulative abnormalreturn saham dapat diterima.
2. Variabel CR menunjukkan pengaruh positif terhadap cumulative abnormal
return saham. Hal ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel CR sebesar 0,172 dengan nilai signifikansi CR sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi ≤0,05 dan koefisien positif maka Ha diterima dan Ho ditolak, itu berarti bahwa hasil uji menunjukkan bahwa CR berpengaruh signifikan terhadap
cumulative abnormal return saham. Dengan demikian hipotesis kedua
yang menyatakan bahwa CR berpengaruh positif terhadap cumulative
abnormalreturn saham dapat diterima.
3. Variabel DER menunjukkan pengaruh negatif terhadap cumulative
abnormal return saham. Hal ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel DER sebesar -0,990 dengan nilai signifikan DER sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi ≤0,05 dan koefisien negatif maka Ha diterima dan Ho ditolak, itu berarti bahwa hasil uji menunjukkan bahwa DER berpengaruh
signifikan terhadap cumulative abnormal return saham. Dengan demikian
hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa DER berpengaruh positif terhadap cumulative abnormalreturn saham dapat diterima.
4. Variabel NPM menunjukkan pengaruh positif terhadap cumulative
commit to user
secara parsial diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel NPM sebesar 0,039 dengan nilai signifikansi NPM sebesar 0,001. Karena nilai signifikansi ≤0,05 dan koefisien positif maka Ha diterima dan Ho ditolak, itu berarti bahwa hasil uji menunjukkan bahwa NPM berpengaruh
signifikan terhadap cumulative abnormal return saham. Dengan demikian
hipotesis keempat yang menyatakan bahwa NPM berpengaruh positif terhadap cumulative abnormalreturn saham dapat diterima.
5. Variabel TATO menunjukkan pengaruh positif terhadap cumulative
abnormal return saham. Hal ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel TATO sebesar 0,013 dengan nilai signifikansi TATO sebesar 0,002. Karena nilai signifikansi ≤0,05 dan koefisien positif maka Ha diterima dan Ho ditolak, itu berarti bahwa hasil uji menunjukkan bahwa TATO berpengaruh
signifikan terhadap cumulative abnormal return saham. Dengan demikian
hipotesis kedua yang menyatakan bahwa TATO berpengaruh positif terhadap cumulative abnormalreturn saham dapat diterima.
Dengan demikian hasil analisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang telah dilakukan ini sesuai dengan kerangka pemikiran yang diajukan oleh penulis.
C. Pembahasan
Hipotesis pertama menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif
terhadap cumulative abnormal return saham diterima. Hal ini
commit to user
kinerja perusahaan yang semakin baik dan para pemegang saham akan memperoleh keuntungan dari deviden yang diterima semakin meningkat. Dengan semakin meningkatnya deviden yang akan diterima oleh para pemegang saham, merupakan daya tarik bagi para investor dan atau calon investor untuk menanamkan dananya ke perusahaan tersebut. Dengan semakin besarnya daya tarik tersebut maka banyak investor yang menginginkan saham perusahaan tersebut. Jika permintaan atas saham suatu perusahaan semakin banyak maka harga sahamnya akan meningkat. Dengan meningkatnya harga saham maka return yang diperoleh investor dari saham tersebut juga meningkat dan berpengaruh pada
peningkatan cumulative abnormal return saham. Hasil temuan ini
mendukung hasil penelitian dari Mais (2005), Ulupui (2005), Harahap (2007), Faried (2008), Pribawanti (2009), Prihantini (2009) dan Subalno (2009) yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh positf dan signifikan terhadap return saham.
Hipotesis kedua menyatakan bahwa CR berpengaruh positif
terhadap cumulative abnormal return saham diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai CR maka perusahaan tersebut akan semakin likuid dan perusahaan tersebut tidak memiliki kesulitan dalam melunasi hutang jangka pendeknya. Hal ini akan menarik minat investor untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan sehingga harga saham akan naik yang berpengaruh bagi pemodal untuk memperoleh return yang makin tinggi.
commit to user
Return yang tinggi akan berpengaruh pada peningkatan cumulative abnormal return. Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian dari Ulupui (2005), Hamzah (2007), Mulyono (2007) dan Prihantini (2009) yang memperlihatkan hasil bahwa CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa DER berpengaruh negatif dan terhadap cumulative abnormal return saham diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat DER yang tinggi menunjukkan komposisi total hutang (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang) semakin besar apabila dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga hal ini akan berdampak pada semakin besar pula beban perusahaan terhadap pihak eksternal (para kreditur) dalam memenuhi kewajiban hutangnya, yaitu membayar pokok hutang ditambah dengan bunganya. Peningkatan beban terhadap kreditur akan menunjukkan sumber modal perusahaan sangat tergantung dari pihak eksternal, serta semakin tingginya tingkat risiko suatu perusahaan. Hal ini akan mengurangi minat investor dalam menanamkan dananya di perusahaan yang bersangkutan. Penurunan minat investor dalam menanamkan dananya ini akan berdampak pada
penurunan harga saham perusahaan, sehingga return perusahaan juga
semakin menurun.
Return yang turun berpengaruh pada penurunan cumulative abnormal return. Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian dari Harahap (2007), Pribawanti (2007), Mulyono (2007) dan Prihantini
commit to user
(2009) yang menunjukkan hasil bahwa DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham.
Hipotesis keempat menyatakan bahwa NPM berpengaruh positif terhadap cumulative abnormal return saham diterima. Hail temuan ini mendukung penelitian Mais menganalisa pengaruh variabel NPM, ROA, ROE, DER, serta EPS terhadap harga saham. Hasil penelitian ini menemukan bahwa seluruh variabel signifikan secara statistik dan berpengaruh positif terhadap harga saham kecuali variabel DER. Penelitian yang dilakukan Faried (2008) menyatakan bahwa Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif terhadap return saham.
Hasil penelitian Universitas Gunadarma menyatakan pula bahwa NPM secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham. Penelitian yang dilakukan Pribawanti (2007) dan Taufik Hidayat (2009)
menyatakan NPM berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Hipotesis kelima yang diajukan menyatakan bahwa TATO berpengaruh positif terhadap cumulative abnormal return saham diterima. Hal ini dikarenakan semakin tinggi TATO maka perusahaan akan semakin efisien dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan penjualan/pendapatan pada kegiatan operasinya.
Hal ini pada akhirnya dapat berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan sehingga investor menjadi tertarik pada saham perusahaan yang bersangkutan dan berakibat pada naiknya harga saham. Semakin
commit to user
Naiknya return saham berpengaruh terhadap peningkatan abnormal
return. Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian dari Hamzah (2007) dan Mulyono (2008) yang menunjukkan hasil bahwa TATO berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka hasil penelitian ini menyimpukan bahwa :
1. Berdasarkan hasil uji-t menunjukkan bahwa Return on Asset
berpengaruh positif terhadap cumulative abnormal return
perusahaan-perusahaan manufaktur di BEI. Current Ratio
sberpengaruh positif terhadap cumulative abnormal return
perusahaan-perusahaan manufaktur di BEI. Debt to Equity Ratio
berpengaruh negatif terhadap cumulative abnormal return
perusahaan-perusahaan manufaktur di BEI. Net Profit Margin
berpengaruh positif terhadap cumulative abnormal return
perusahaan-perusahaan manufaktur di BEI. Total Asset Turnover
berpengaruh positif terhadap cumulative abnormal return
perusahaan-perusahaan manufaktur di BEI. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Return on Assets (ROA), Current Ratio
commit to user
Total Assets Turn Over (TATO) berpengaruh signifikan terhadap
cumulative abnormal return saham secara parsial.
2. Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel Return on Assets (ROA),
Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Net Profit Margin
(NPM), dan Total Assets Turn Over (TATO) secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap cumulative abnormal return
saham. Berdasarkan hasil diatas maka variabel Return on Assets
(ROA), Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), dan Total Assets Turn Over (TATO) dapat menjadi pertimbangan bagi para investor secara simultan. Selain itu nilai koefisien determinasi Adjusted (R2) sebesar 0,867 atau 86,7% menunjukkan bahwa besar pengaruh variabel independen yaitu
Return on Assets (ROA), Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio
(DER), Net Profit Margin (NPM), dan Total Assets Turn Over
(TATO) terhadap cumulative abnormal return saham.
3. Hasil penelitian menunjukkan informasi akuntansi yang ditunjukkan
oleh Return on Assets (ROA), Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), dan Total Assets Turn Over
(TATO) relevan dalam pembuatan keputusan ekonomi bagi para investor di BEI terutama untuk saham-saham pada sektor industri manufaktur. Hal ini dapat dilihat dari pengaruh dari variabel Return on Assets (ROA), Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER),
commit to user
Net Profit Margin (NPM), dan Total Assets Turn Over (TATO)
terhadap cumulative abnormal return saham.
B. Implikasi
1. Hasil uji F menunjukkan bahwa variabelReturn on Assets (ROA), Current
Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), dan
Total Assets Turn Over (TATO) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap cumulative abnormal return saham. Berdasarkan hal
itu, bagi para investor bisa mempertimbangkan Return on Assets (ROA),
Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), dan Total Assets Turn Over (TATO) secara simultan.
2. Berdasarkan hasil uji-t menunjukkan bahwa Return on Asset (ROA),
Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), dan Total Assets Turn Over (TATO berpengaruh positif dan signifikan
terhadap cumulative abnormal return perusahaan-perusahaan manufaktur
di BEI. Oleh karena itu investor sebaiknya memperhatikan variabel ini sebelum melakukan investasi.
3. Berdasarkan nilai koefisien determinasi Adjusted (R2) sebesar 0,867 atau 86,7% menunjukkan bahwa besar pengaruh variabel independen yaitu
commit to user
Net Profit Margin (NPM), dan Total Assets Turn Over (TATO) terhadap
cumulative abnormal return saham. Maka investor harus mempertimbangkan hal ini juga untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan, sehingga dapat mengambil keputusan dalam berinvestasi.
C. Keterbatasan
1. Terbatasnya tahun pengamatan dalam penelitian ini yaitu masih terbatas empat tahun. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan dengan menambah periode penelitian lebih dari empat tahun.
2. Terbatasnya jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 30 perusahaan. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambah jumlah sampel.
3. Sisa nilai koefisien determinasi Adjusted(R2) sebesar 13,3% mengindikasi masih ada factor-faktor lain yang diperkirakan memiliki pengaruh terhadap cumulative abnormal return saham. Oleh karena itu penelitian selanjutnya dapat disempurnakan dengan menambah variabel independen lain seperti faktor internal dan faktor eksternal perusahaan antara lain tingkat suku bunga, pertumbuhan ekonomi dan kondisi politik.
D. Saran
1. Bagi penelitian selanjutnya:
a. Dalam penelitian ini masih terdapat keterbatasan yaitu terbatasnya