commit to user
i
ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP CUMULATIVE ABNORMAL RETURN SAHAM
(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2007-2010)
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
YESSY PATRYSIA SIMANUNGKALIT
F1310094
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
SURAKARTA
commit to user
i ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP CUMULATIVE ABNORMAL RETURN SAHAM
(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2007-2010)
YESSY PATRYSIA SIMANUNGKALIT F1310094
Pasar modal merupakan salah satu penunjang kegiatan perekonomian suatu negara. Informasi akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan dapat membantu memberikan gambaran mengenai kondisi perusahaaan.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan temuan empiris tentang pengaruh rasio keuangan terhadap cumulative abnormal return saham perusahaan-perusahaan yang masuk kriteria manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2007 - 2010. Data-data yang digunakan berasal dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Sedangkan data harga saham dari masing-masing perusahaan serta indeks harga saham gabungan (IHSG) diperoleh dari buku IDX dan JSX. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 126 perusahaan dengan kriteria saham aktif. Sampel yang dipilih secara purposive sampling berjumlah 30 perusahaan. Teknik analisa yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi, analisis statistik deskriptif, dan analisis uji asumsi klasik.
Penelitian ini menguji lima hipotesis, yaitu ROA berpengaruh positif terhadap cumulative abnormal return, CR berpengaruh positif terhadap cumulative abnormal return, DER berpengaruh negatif terhadap cumulative abnormal return, NPM berpengaruh positif terhadap cumulative abnormal return, dan TATO berpengaruh positif terhadap cumulative abnormal return. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel kinerja keuangan (ROA, CR, DER, NPM, TATO) berpengaruh signifikan terhadap cumulative abnormal return saham.
Dari hasil perhitungan statistik ROA, CR, DER, NPM dan TATO memiliki pengaruh sebesar 86,7% terhadap cumulative abnormal return dan sisanya sebesar 13,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi akuntasni yang ditunjukkan oleh ROA, CR, DER, NPM, dan TATO relevan dalam pembuatan keputusan ekonomi bagi para investor di BEI khususnya untuk saham-saham pada sektor industri manufaktur.
commit to user
ii ABSTRACT
ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP CUMULATIVE ABNORMAL RETURN SAHAM
(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2007-2010)
YESSY PATRYSIA SIMANUNGKALIT F1310094
This study aims to provide empirical findings about the effect of Return on Assets, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, and Total Asset Turnover on cumulative abnormal stock return companies that qualify are listed on the Stock Exchange of manufacturing in the year 2007 to 2010. The data used comes from the Indonesian Capital Market Directory (ICMD) from 2007 until 2010, while the stock price data of each company and the stock price index (IHSG) was obtained from the book IDX and JSX. The population in this study were a total of 126 companies with active stock criteria. Samples were selected by purposive sampling totaling 30 companies. Analysis techniques to be used in this research is the technique of regression analysis, descriptive statistical analysis and test analysis of the classical assumptions.
This study tested five hypotheses: ROA had positive effect on cumulative abnormal return, CR positive effect on cumulative abnormal return, DER had negatively effect cumulative abnormal return, NPM had positive effect on cumulative abnormal returns, and TATO had cumulative abnormal return. The results of the analysis show that all of financial performance variables (ROA, CR, DER, NPM, TATO) has a significant effect on cumulative abnormal stock returns.
From the results of statistical calculations ROA, CR, DER, NPM and the TATO has the effect of 86.7% of the cumulative abnormal return and the balance of 13.3% is influenced by other variables not examined. So it can be concluded that the information of accounting indicated by ROA, CR, DER, NPM, and TATO relevant in making economic decisions for the investors in exchange for shares especially in the sectors of manufacturing industry.
commit to user
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul :
ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP CUMULATIVE ABNORMAL RETURN SAHAM
(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2007-2010)
Surakarta, Juli 2012
Telah disetujui dan diterima oleh
Dosen Pembimbing
commit to user
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Surakarta, Desember 2012
Tim Penguji Skripsi
1. Rahmawati, Prof., Dr., MS.i., Ak. Sebagai Ketua ( ) NIP. 19680401 1 993032 001
2. Lulus Kurniasih SE., M.Si., Ak. Sebagai Pembimbing ( ) NIP. 19800531 2 005012 015
commit to user
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
v Berbahagialan orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi perak, dan hasilnya melebihi
emas (Amsal 3:13-14)
v Ada dua cara menjalani hidup, yaitu menjalani hidup dengan penuh keajaiban-keajaiban atau menjalani hidup dengan biasa-biasa saja ( Einstein)
v Tak ada rahasia untuk menggapai sukses. Sukses itu dapat terjadi karena persiapan, kerja keras dan mau belajar dari kegagalan (General Collin Power)
v Jika sudah belajar, berdoa, dan berusaha maka jangan ada penyesalan ketika gagal (Penulis)
v S-H-M-I-L-Y (WY)
Karya sederhana ini penulis persembahkan
kepada:
Ø Tuhan Yesus Kristus, Sumber Kekuatan dan Jalan Hidupku;
Ø Mas Andreas Wahyu H, cinta terakhirku; Ø Papa, Mama, Bapak, Ibu tercinta dan adik ku
tersayang terima kasih atas kasih sayangmu
yang tak terbatas;
Ø Sahabat serta teman-teman seperjuangan yang mewarnai hari-hariku;
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan karunia-NYA,
sehingga Skripsi dengan judul ” ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP CUMULATIVE ABNORMAL RETURN SAHAM (Studi Kasus Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010)” dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini disusun guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi persyaratan
dalam rangka untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa
Skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan, bimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M. Com, Ak, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. Santoso Tri Hananto, Msi, Ak, selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Ibu Lulus Kurnasih, SE, Msi, Ak, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah bersedia meluangkan waktu utnuk memberikan bimbingan, arahan, serta
commit to user
vii
5. Bapak Arif Lukman, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan pengarahan
kepada penulis.
6. Rahmawati, Prof., Dr., MS.i., Ak. selaku ketua penguji skripsi dan DRS.
Subekti Djamaluddin,M.Si,Ak selaku sekretaris penguji skripsi.
7. Bapak/ Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta atas
semua ilmu yang dicurahkan, pengalaman dan motivasi yang diberikan
kepada penulis selama kurang lebih dua tahun masa kuliah.
8. Seluruh karyawan Fakultas Ekonomi Sebelas Maret Surakarta atas bantuan
dan informasi-informasinya.
9. Mas Wahyu tersayang, terimakasih atas bantuan baik secara material maupun
spiritual. Tetap semangat mewujudkan cinta dan cita kita. S-H-M-I-L-Y
10. Mama, Papa, Ibu, Bapak, dek Ivan dan keluarga besar yang sangat penulis
sayangi terima kasih atas kasih sayang, dukungan dan doa restunya.
11. Teman-teman Akuntansi Nonreg 2010 terimakasih atas perhatian,
kebersamaan dan dukungannya. Keep in touch ya!
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
commit to user
viii
Penulis menyadari bahwa dengan keterbatasan pengetahuan dan wawasan
penulis, penulisan Skripsi ini jauh dari sempurna. Maka segala bentuk kritikan dan
saran yang sifatnya membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi
perbaikan dan kesempurnaan Skripsi ini.
Pada akhirnya, penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat dan
memberikan banyak tambahan dan wawasan akuntansi khususnya dan dalam
kehidupan bermasyarakat pada umumnya.
Surakarta, Agustus 2012
commit to user
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...
ABSTRAK ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
DAFTAR ARTI DAN LAMBANG ... xiv
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 9
E. Sistematika Penulisan ... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 11
A. Pengertian Laporan Keuangan ... 11
B. Kinerja Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan ... 22
commit to user
x
D. Return Saham ... 34
E. Abnormal Return Saham ... 35
F. Penelitian Terdahulu Megenai Hubungan Rasio Keuangan dengan Return Saham ... 36
G. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 41
H. Perumusan Hipotesis ... 42
III. METODE PENELITIAN ... 47
A. Jenis dan Sumber Data ... 47
B. Populasi dan Sampel ... 48
C. Metode Pengumpulan Data ... 49
D. Definisi Operasional Variabel ... 50
E. Metode Analisis Data ... 50
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 63
A. Deskripsi Data ... 63
B. Pengolahan Data ... 66
C. Pembahasan ... 77
V. PENUTUP ... 81
A. Kesimpulan ... 81
B. Implikasi... 83
C. Keterbatasan... 84
D. Saran ... 84
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Tabel III. 1 Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson ... 60
Tabel IV. 1 Jumlah Sampel Perusahaan ... 63
Tabel IV. 2 Deskripsi Data Periode 2007-2010 ... 64
Tabel IV. 3 Hasil Uji Normalitas ... 66
Tabel IV. 4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 68
Tabel IV. 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 69
Tabel IV. 6 Hasil Uji Autokorelasi ... 70
Tabel IV. 7 Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson ... 70
Tabel IV. 8 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 72
Tabel IV. 9 Hasil Uji F-Statistik ... 73
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR/ GRAFIK
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I Penelitian Terdahulu Mengenai Hubungan Rasio Keuangan
dengan Return Saham
LAMPIRAN II Daftar Perusahaan Sampel
commit to user
xiv
DAFTAR ARTI DAN LAMBANG
CAR : Cumulative Abnormal Return
ROE : Return On Equity
CR : Current Ratio
DER : Debt On Equity Ratio
NPM : Net Profit Margin
TATO : Total Asset Turnover
BEI : Bursa Efek Indonesia
ICMD : Indonesian Capital Market Directory
JSX : Jakarta Stock Exchange
IHSG : Indeks Harga Saham Gabungan
commit to user
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP CUMULATIVE ABNORMAL RETURN SAHAM
(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2007-2010)
YESSY PATRYSIA SIMANUNGKALIT F1310094
Pasar modal merupakan salah satu penunjang kegiatan perekonomian suatu negara. Informasi akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan dapat membantu memberikan gambaran mengenai kondisi perusahaaan.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan temuan empiris tentang pengaruh rasio keuangan terhadap cumulative abnormal return saham perusahaan-perusahaan yang masuk kriteria manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2007 - 2010. Data-data yang digunakan berasal dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Sedangkan data harga saham dari masing-masing perusahaan serta indeks harga saham gabungan (IHSG) diperoleh dari buku IDX dan JSX. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 126 perusahaan dengan kriteria saham aktif. Sampel yang dipilih secara purposive sampling berjumlah 30 perusahaan. Teknik analisa yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi, analisis statistik deskriptif, dan analisis uji asumsi klasik.
Penelitian ini menguji lima hipotesis, yaitu ROA berpengaruh positif terhadap cumulative abnormal return, CR berpengaruh positif terhadap cumulative abnormal return, DER berpengaruh negatif terhadap cumulative abnormal return, NPM berpengaruh positif terhadap cumulative abnormal return, dan TATO berpengaruh positif terhadap cumulative abnormal return. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel kinerja keuangan (ROA, CR, DER, NPM, TATO) berpengaruh signifikan terhadap cumulative abnormal return saham.
Dari hasil perhitungan statistik ROA, CR, DER, NPM dan TATO memiliki pengaruh sebesar 86,7% terhadap cumulative abnormal return dan sisanya sebesar 13,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi akuntasni yang ditunjukkan oleh ROA, CR, DER, NPM, dan TATO relevan dalam pembuatan keputusan ekonomi bagi para investor di BEI khususnya untuk saham-saham pada sektor industri manufaktur.
commit to user
ABSTRACT
ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP CUMULATIVE ABNORMAL RETURN SAHAM
(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2007-2010)
YESSY PATRYSIA SIMANUNGKALIT F1310094
This study aims to provide empirical findings about the effect of Return on Assets, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, and Total Asset Turnover on cumulative abnormal stock return companies that qualify are listed on the Stock Exchange of manufacturing in the year 2007 to 2010. The data used comes from the Indonesian Capital Market Directory (ICMD) from 2007 until 2010, while the stock price data of each company and the stock price index (IHSG) was obtained from the book IDX and JSX. The population in this study were a total of 126 companies with active stock criteria. Samples were selected by purposive sampling totaling 30 companies. Analysis techniques to be used in this research is the technique of regression analysis, descriptive statistical analysis and test analysis of the classical assumptions.
This study tested five hypotheses: ROA had positive effect on cumulative abnormal return, CR positive effect on cumulative abnormal return, DER had negatively effect cumulative abnormal return, NPM had positive effect on cumulative abnormal returns, and TATO had cumulative abnormal return. The results of the analysis show that all of financial performance variables (ROA, CR, DER, NPM, TATO) has a significant effect on cumulative abnormal stock returns.
From the results of statistical calculations ROA, CR, DER, NPM and the TATO has the effect of 86.7% of the cumulative abnormal return and the balance of 13.3% is influenced by other variables not examined. So it can be concluded that the information of accounting indicated by ROA, CR, DER, NPM, and TATO relevant in making economic decisions for the investors in exchange for shares especially in the sectors of manufacturing industry.
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pasar modal merupakan salah satu penunjang kegiatan
perekonomian suatu negara. Menurut Undang-Undang Nomor 8 tahun
1995 tetang Pasar Modal, pasar modal adalah tempat berlangsungnya
kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta
lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal memiliki
peranan dan fungsi yang sangat vital yakni menyediakan tempat dan
fasilitas yang mempertemukan antara pihak yang berkepentingan yaitu
pihak yang membutuhkan dana (issuer) dan pihak yang mendanai atau
penanam saham (investor). Hal ini dapat difasilitasi melalui prosedur
penerbitan efek ekuitas (saham) maupun efek yang bersifat hutang
(obligasi).
Selain itu pasar modal juga dapat memberikan kesempatan untuk
memperoleh return bagi para pemilik dana melalui alternatif investasi
yang tersedia. Selain sebagai sarana investasi, pasar modal juga dapat
menyediakan sarana diversifikasi. Investor dapat memilih berbagai
alternatif investasi yang ada sesuai dengan karakteristiknya masing-masing
commit to user
Disini investor dapat melakukan menanamkan dananya dengan
harapan memperoleh return atau imbalan atas dana yang mereka tanam
tersebut, sedangkan bagi pihak perusahaan (issuer) dana tersebut berguna
sebagai alternatif pendanaan sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan
sebagaimana mestinya. Akan tetapi harapan investor untuk memperoleh
return tidak selalu sesuai dengan keinginannya karena adanya
ketidakpastian di masa mendatang, sehingga ketidakpastian inilah yang
diidentifikasi sebagai resiko di pasar modal.
Resiko adalah kemungkinan bahwa return yang sesungguhnya
akan berbeda dari return yang diharapkan. Ada dua macam yaitu resiko
sistematis (systematic risk) dan resiko tidak sistematis (unsystematic risk).
Resiko sistematis sering disebut juga nondiversifiable risk karena resiko
ini tidak bisa hilang meskipun telah dilakukan diversifikasi. Hal ini
disebabkan karena resiko ini berhubungan dengan kondisi makro seperti
resiko pasar, inflasi, nilai tukar. Resiko tidak sistematis merupakan resiko
yang berhubungan dengan kondisi perusahaan tertentu. Resiko ini disebut
juga diversifiable risk, karena dapat dieliminasi melalui diversifikasi
seperti business risk, financial risk, liquidityrisk.
Pada umumnya investor membeli saham dengan harapan untuk
memperoleh dividen dan/atau capital gain yang diperoleh dari selisih
harga penjualan dan harga pembelian saham. Dalam mengambil keputusan
untuk berinvestasi ini, investor dapat melakukan berbagai analisa,
commit to user
fundamental dilakukan dengan melakukan analisa terhadap saham
perusahaan dengan melihat variabel-variabel kunci perusahaan seperti
earnings, growth, risk, posisi kompetitif perusahaan. Hal ini bertujuan
untuk mencari nilai intrinsik untuk dibandingkan dengan harga saham di
pasar. Beberapa penelitian telah dilakukan terhadap analisa fundamental
dan menunjukkan bahwa analisa fundamental memiliki explanatory power
terhadap return saham (Lev dan Thiagarajan, 1993, Abarbanell dan
Bushee, 1998). Analisa teknikal menggunakan data pasar (seperti volume
perdagangan, harga saham) untuk menganalisa harga saham secara umum
maupun harga saham individual.
Informasi akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan
perusahaan dapat membantu memberikan gambaran mengenai kondisi
perusahaaan. Informasi yang bersifat fundamental diperoleh dari kondisi
intern perusahaan, dan informasi yang bersifat teknikal diperolah dari luar
perusahaan, seperti ekonomi, politik, finansial dan faktor lainnya.
Informasi yang diperoleh dari kondisi intern perusahaan yang lazim
digunakan adalah informasi laporan keuangan.
Laporan keuangan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu aktivitas
perusahaan dan sistem akuntansi yang dipakai (Palepu, Healy, Bernard,
2004). Banyak penelitian telah dilakukan untuk melihat nilai informasi
yang terdapat dalam laporan keuangan. Beberapa penelitian ditujukan
untuk melihat informasi akuntansi dalam memprediksi performa financial
commit to user
cashflow. Sedangkan penelitian lain berusaha untuk mengukur dampak
dari informasi akuntansi terhadap harga saham.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat manfaat dari
analisis laporan keuangan. Lev, Thiagarajan (1993) melakukan analisa
laporan keuangan dengan rasio finansial untuk memprediksi abnormal
return perusahaan di masa depan. Penelitian ini menunjukkan bahwa
hampir semua variabel fundamental memiliki nilai relevansi terhadap
return. Mereka juga menunjukkan bahwa hubungan antara return dengan
kondisi fundamental semakin kuat jika dikondisikan dengan variabel
makroekonomi seperti Indeks Harga Konsumen dan Produk Nasional
Bruto.
Selain itu, investor juga dapat melakukan analisa bisnis perusahaan
yang dapat dilakukan melalui empat tahap yaitu: analisa strategi bisnis,
analisa akuntansi, analisa keuangan, analisa prospektif (Palepu, Healy,
Bernard, 2004). Analisa strategi bisnis ialah melakukan analisa atas
industri dimana perusahaan tersebut berada dan strategi yang dilakukan
oleh perusahaan untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang
berkesinambungan. Analisa akuntansi berusaha untuk mengevaluasi sejauh
mana kebijakan akuntansi perusahaan menunjukkan realitas bisnis
sesungguhnya. Analisa keuangan mengevaluasi performa perusahaan masa
kini dan di masa lalu untuk menganalisa kesinambungan perusahaan
dengan menggunakan data-data finansial. Hal ini dapat dilakukan dengan
commit to user
untuk memprediksi performa perusahaan di masa depan. Analisa ini
dilakukan dengan dua cara yaitu membuat proyeksi dan evaluasi laporan
keuangan. Analisa rasio keuangan dapat membantu investor dalam
mengambil keputusan investasi dan bagaimana prospek kinerja perusahaan
di masa yang akan datang. Ohlson (1980) dalam Martani (2009)
mengatakan bahwa analisa rasio keuangan dapat membantu investor dalam
mengambil keputusan investasi dan bagaimana prospek kinerja perusahaan
di masa yang akan datang. Analisa atas rasio keuangan dapat membantu
untuk memberikan peringatan awal (early warning) atas kemunduran dari
kondisi keuangan suatu perusahaan .
Berbagai penelitian yang pernah dikukan terkait dengan analisis
rasio keuangan dan return saham dapat dilihat di Lampiran 1 yang
mengindikasikan hasil yang tidak konsisten. Hasil penelitian Ratna (2007),
Prihantini (2009), Ulupui (2005), Harahap (2007), Pribawanti (2007),
Hidayat (2009) Subalno (2009) dan Faried (2008) menunjukkan bahwa
Return on Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap return saham. Hal ini
berbeda dengan hasil penelitian dari Universitas Gunadarma yang
menyatakan ROA berpengaruh negatif terhadap harga saham. Hasil
berbeda didapat Widyaputra (2006) yang menyatakan bahwa ROA tidak
mempengaruhi abnormal return dari saham. Selain itu Chairatanawan
(2008) menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara ROA dan rate of
commit to user
Hasil Penelitian Tuasikal (2002), Ulupui (2007) dan Hamzah
(2007) menunjukkan bahwa Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap
return saham. Prihantini (2009) menyatakan bahwa CR berpengaruh
positif terhadap return saham namun Subalno (2009) menemukan pengauh
negatif. Hal ini bertentangan dengan penelitian Hidayat (2009) dan
Chairatanawan (2008) yang menyatakan bahwa CR tidak berpengaruh
terhadap return saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Pribawanti (2007) dan Prihantini
(2009) menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh
negatif terhadap return saham. Harahap (2007) menyatakan bahwa DER
berpengaruh signifikan dengan harga saham. Hal ini bertentangan dengan
Mais (2005), Ulupui (2007), Faried (2008), Subalno (2009) dan Hamzah
(2007) yang menyatakan bahwa DER tidak berpengaruh terhadap return
saham.
Penelitian yang dilakukan Faried (2008) menyatakan bahwa Net
Profit Margin (NPM) berpengaruh positif terhadap return saham. Hasil
penelitian Universitas Gunadarma menyatakan pula bahwa NPM secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham. Penelitian yang
dilakukan Pribawanti (2007) dan Taufik Hidayat (2009) menyatakan NPM
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Namun penelitian Dyaksa
(2006) menyatakan bahwa NPM tidak signifikan terhadap abnormal
commit to user
Hasil Penelitian Tuasikal (2002), Roswati (2007) dan menunjukkan
bahwa Total Asset Turnover (TATO) berpengaruh terhadap return saham.
Subalno (2009) menyatakan TATO memiliki pengaruh positif terhadap
return saham. Hal ini bertentangan dengan penelitian Ulupui (2005) dan
Hidayat (2009) menyatakan bahwa TATO tidak berpengaruh terhadap
return saham. Sedangkan Widyaputra (2006) mengatakan bahwa TATO
tidak signifikan terhadap abnormal return.
Dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut
menunjukkan bahwa beberapa rasio keuangan diduga berpengaruh
terhadap harga saham atau return saham. Return saham ini dapat
digunakan untuk memprediksi abnormal return. Hal ini karena abnormal
return atau excess return adalah kelebihan dari return yang sesungguhnya
terjadi terhadap return normal. Abnormal return merupakan selisih antara
return yang sesungguhnya terjadi terhadap return ekspektasi. Return
ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh investor di
masa mendatang.
Berdasarkan latar belakang inilah, maka penelitian tentang
pengaruh rasio keuangan antara lain Return on Asset (ROA), Current
Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TATO)
terhadap abnormal return saham menjadi menarik untuk diteliti dan dapat
menunjukkan reaksi investor terhadap informasi baru. Diperkirakan ada
hubungan antara Return on Asset (ROA), Current Ratio (CR), Debt to
commit to user
(TATO) terhadap cumulative abnormal return saham, karena hasil-hasil
penelitian terdahulu menunjukkan konsistensi hasil dimana Return on
Asset (ROA), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit
Margin (NPM), Total Asset Turnover (TATO) berpengaruh terhadap
cumulative abnormal return saham.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan
diatas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Return on Asset (ROA) berpengaruh terhadap cumulative
abnormal return saham perusahaan-perusahaan manufaktur di BEI?
2.Apakah Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap cumulative abnormal
return saham perusahaan-perusahaan manufaktur di BEI?
3. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap cumulative
abnormal return saham perusahaan-perusahaan manufaktur di BEI?
4. Apakah Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap cumulative
abnormal return saham perusahaan-perusahaan manufaktur di BEI?
5. ApakahTotal Asset Turnover (TATO) berpengaruh terhadap cumulative
abnormal return saham perusahaan-perusahaan manufaktur di BEI?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio
commit to user
Margin, Total Asset Turnover) terhadap cumulative abnormal return
saham pada perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur
yang terdaftar di BEI pada tahun 2007 – 2010.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi :
a. Akademisi dan peneliti, dapat menambah wawasan serta referensi untuk
penelitian selanjutnya yang lebih mendalam yang berkaitan dengan
pasar modal.
b. Investor, dapat membantu dalam mengambil keputusan investasi,
khususnya dalam melakukan analisa laporan keuangan dengan melihat
variabel-variabel yang signifikan untuk memprediksi harga saham.
c. Analis, membantu untuk menunjukkan apakah memang faktor-faktor
fundamental tersebut dan indikator finansial lainnya yang terdapat
dalam laporan keuangan berpengaruh terhadap return saham.
d. Perusahaan, dapat menunjukkan variabel yang berpengaruh terhadap
harga saham mereka sehingga perusahaan dapat mengetahui hal-hal
yang harus mereka tingkatkan.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Bab I Pendahuluan
Bab ini akan menguraikan latar belakang permasalahan, ruang
commit to user
penulisan. Bab ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum
mengenai isi keseluruhan dari tulisan ini.
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini akan menguraikan mengenai landasan teori yang dipakai
dalam tulisan ini yaitu mengenai indikator-indikator finansial yang dipakai
dalam penelitian ini. Hal ini akan dipakai dalam merumuskan hipotesis
penelitian.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini akan menjelaskan tahap-tahap dalam penelitian ini, data,
sampel serta cara penghitungan variabel-variabel yang digunakan. Dalam
bab ini juga akan dijelaskan mengenai metode yang akan digunakan dalam
pengolahan data.
Bab IV Hasil dan Pembahasan.
Pada bab ini akan dilakukan analisis terhadap pengolahan data
yang dilakukan pada bab III serta pembahasannya yang merupakan
interpretasi dari hasil pengolahan data tersebut. Interpretasi hasil penelitian
ini akan memberikan jawaban atas permasalahan dari penelitian ini.
Bab V Penutup
Bab ini merupakan penutup dari tulisan ini yang berisi kesimpulan
yang menjawab rumusan masalah dan saran bagi penelitian pengembangan
commit to user
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan berfungsi untuk melaporkan hasil kinerja dari
suatu perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis
dan ekonomi, serta untuk membuat gambaran dan peramalan dimasa yang
akan datang. Laporan keuangan menyediakan informasi mengenai posisi
keuangan kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan.
Laporan keuangan terdiri dari :
a. Neraca
b. Laporan Laba Rugi
c. Laporan Perubahan Ekuitas
d. Laporan Arus Kas
e. Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyajikan
laporan kemajuan maupun kemunduran sebuah perusahaan secara periodik
atau bertahap sehingga menejemen perusahaan dapat mengetahui tingkat
perkembangan, iklim investasi dalam perusahaan tersebut dan hasil-hasil
yang telah dicapai selama jangka waktu tertentu. MenurutKerangka Dasar
Penyajian Laporan Keuangan, PSAK, laporan keuangan merupakan bagian
dari proses pelaporan keuangan. Dalam PSAK No. 1 (47) disebutkan
commit to user
transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa
kelompok besar menurut karakteristik ekonominya”. Menurut Munawir
(2001) laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas tersebut.
Karakteristik kualitatif laporan keuangan ciri khas yang membuat
laporan keuangan berguna bagi pengguna (Kerangka Dasar Penyajian
Laporan Keuangan, PSAK per 1 Juli 2009) :
a. Dapat dipahami
b. Relevan
Dikatakan reevan bila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu,
masa kini, masa depan, menegaskan atau mengoreksi, hasil evaluasi
pengguna di masa lalu. Agar informasi dapat digunakan dalam
peramalan (predictive) dan penegasan (confirmation).
c. Keandalan
Dikatakan andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai
penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
Keandalan meliputi: penyajian jujur, substansi mengungguli bentuk,
commit to user
d. Dapat diperbandingkan
Untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan
kinerja keuangan, sehingga pengguna dapat memperbandingkan laporan
keuangan antar perusahaan secara konsisten. Implikasi pentingnya
bahwa pengguna harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi
yang digunakan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan.
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan bertujuan
untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan,
perubahan posisi keuangan, kinerja perusahaan. Informasi ini
bermanfaat untuk para pengguna laporan keuangan agar dapat
mengambil keputusan ekonomi yang tepat. Untuk dapat menggunakan
informasi yang ada menjadi lebih bermanfaat maka data dalam laporan
keuangan ini harus dikonversi menjadi informasi yang berguna seperti
melalui analisa laporan keuangan. Laporan keuangan menyediakan
informasi mengenai posisi keuangan kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan.
Menurut Kieso, Weygandt, Warfield (2006), tujuan dari penyajian
laporan keuangan antara lain:
1) Bermanfaat bagi investor, kreditur dan pengguna lainnya yang ada
sekarang maupun potensial dalam membuat keputusan yang
rasional mengenai investasi, kredit, dan keputusan serupa.
2) Membantu investor, kreditur dan pengguna lainnya yang ada
commit to user
ketidakpastian mengenai penerimaan kas di masa depan dalam
bentuk dividen atau bunga serta hasil dari penjualan, redemption,
atau jatuh tempo atas sekuritas atau pinjaman.
3) Memberi gambaran mengenai sumber daya ekonomi dari
perusahaan, klaim atas sumber daya tersebut (kewajiban dari
perusahaan untuk mentransfer sumber daya ini ke pihak lain dan
ekuitas pemilik) serta efek dari transaksi, kejadian-kejadian yang
dapat mengubah sumber daya itu dan klaim terhadap sumber daya
tersebut.
Asumsi dasar laporan keuangan (Kerangka Dasar Penyajian
Laporan Keuangan, PSAK per 1 Juli 2009) adalah :
a. Dasar akrual
Pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian
dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima/dibayar, dan dicatat
dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan
tahun yang bersangkutan.
b. Kelangsungan usaha
Perusahaan diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan
melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya dan akan
melanjutkan usahanya di masa depan.
Pengguna laporan keuangan (Kerangka Dasar Penyajian Laporan
commit to user 1) Investor
Penanam modal beresiko dan penasihat mereka
berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil
pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka
membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah
harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut.
Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan
mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar
dividen.
2) Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka
tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas
perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam memberikan balas jasa, imbalan pascakerja, dan kesempatan
kerja
3) Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta
bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
4) Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan
commit to user
jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur
usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang
lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai
pelanggan utama mereka bergantung pada kelangsungan hidup
perusahaan.
5) Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat
dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau bergantung pada
perusahaan.
6) Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah
kekuasaanya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan
karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka
juga membutuhkan informasi untunk mengatur aktivitas
perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk
menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7) Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam
berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi
berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang
dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik.
commit to user
menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan
terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
1. Sifat Laporan Keuangan
Menurut SFAC nomor 5, laporan keuangan memiliki dua sifat,
yaitu:
a. Artikulasi
Laporan keuangan saling terkait, karena pada dasarnya isi
setiap laporan keuangan berasal dari transaksi atau peristiwa yang
sama. Meskipun setiap laporan keuangan menyajikan informasi yang
berbeda, namun tidak ada laporan keuangan yang secara individual
mampu memenuhi kebutuhan informasi secara lengkap. Karena sifat
laporan keuangan yang saling terkait, maka untuk memudahkan para
pengguna laporan keuangan memperoleh informasi yang lebih jelas
mengenai keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan, laporan
keuangan dapat dianalisa terlebih dahulu, yaitu dengan mencari
hubungan yang ada antara suatu angka dalam laporan keuangan
dengan angka lain.
b. Komplementer
Laporan keuangan saling melengkapi untuk memenuhi
kebutuhan informasi pemakai dalam pembuatan keputusan. Untuk itu
laporan keuangan harus disajikan secara lengkap, agar dapat
commit to user
informasi yang terkandung dalam laporan keuangan juga sangat
penting untuk membuat keputusan yang tepat dalam berinvestasi.
2. Informasi Laporan Keuangan
Informasi amatlah penting bagi para investor dan pelaku bisnis
karena informasi pada hakekatnya memberikan gambaran mengenai
kondisi sebuah perusahaan dalam bentuk catatan, keterangan, maupun
gambaran baik untuk keadaan masa lalu, sekarang maupun prediksi ke
masa depan bagi kelangsungan sebuah perusahaan dan bagaimana pasaran
efeknya. Oleh sebab itu, informasi yang lengkap, akurat, relevan dan tepat
waktu sangat dibutuhkan oleh investor.
Pasar modal efisien adalah apabila harga saham yang
diperdagangakan selalu menggambarkan sepenuhnya (full reflect) semua
informasi yang tersedia di pasar, yang kemudian diklasifikasikan dalam
tiga bentuk yakni bentuk lemah, setengah kuat, dan bentuk kuat. Pasar
dikatakan efisien setengah kuat jika tidak ada investor yang dapat
memperoleh abnormal return dari informasi yang diumumkan, atau jika
ada abnormal return, pasar harus bereaksi secara cepat dalam menyerap
abnormal return untuk menuju harga keseimbangan yang baru.
3. Hubungan Antar Laporan Keuangan
Laporan keuangan dibuat dengan maksud memberikan gambaran
kemajuan (progress report) perusahaan secara periodik. Jadi laporan
keuangan bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress
commit to user
kombinasi antara fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip dan
kebiasaan-kebiasaan dalam akutansi serta pendapat pribadi.
Laporan keuangan merupakan “center” dari pelaporan keuangan
yang mengkomunikasikan informasi keuangan perusahaan kepada pihak
luar yang dihasilkan dari suatu proses yang berasal dari data yang sangat
banyak. Terdapat 10 elemen laporan keuangan yang terdiri dari aktiva,
hutang, ekuitas, pendapatan, beban, gains, losses, investasi dari pemilik,
distribusi kepada pemilik, comprehensive income. Dilihat dari hubungan
antara laporan laba rugi laba dan laporan posisi keuangan ada dua
pendekatan yang bisa dilakukan untuk mendefinisikan elemen laporan
keuangan, yaitu:
a. Artikulasi
Menganggap bahwa laporan keuangan yang satu dengan yang
lain adalah saling berhubungan. Meskipun laporan keuangannya lebih
dari satu, tetapi semuanya berasal dari transaksi yang sama hanya
disajikan dengan sudut pandang yang berbeda yang saling terkait, serta
mempunyai sifat komplementer (saling melengkapi) dilihat dari para
pemakai laporan keuangan. Ada dua pendekatan yang ditawarkan,
yaitu:
1) Pendekatan Revenue Expenses
Pendekatan ini memandang bahwa informasi yang terpenting
commit to user
proses matching antara revenue dan expenses (kelebihan
pendapatan di atas expenses).
2) Pendekatan Asset Liabilities
Memandang bahwa informasi yang terpenting dari suatu
organisasi adalah aktiva dan hutang. Income terjadi apabila ada
kenaikan nilai aktiva bersih (nilai aktiva akhir tahun – nilai aktiva
awal tahun).
b. Non Artikulasi
Pendekatan ini memandang bahwa setiap elemen dalam laporan
keuangan tidak saling berhubungan. Laporan rugi laba tidak saling
berhubungan.
Bagi seseorang biasanya atau pada mulanya menganggap bahwa
laporan perhitungan laba rugi lebih penting daripada neraca, tapi
sebenarnya keduanya sangat diperlukan oleh penganalisa karena kedua
laporan ini mempunyai hubungan satu sama lainnya, bukanlah berdiri
sendiri-sendiri. Untuk mengetahui tendensi atau trend bertambahnya
modal atau kekayaan perusahaan, ini hanya akan diketahui dari neraca,
tetapi untuk mengetahui kemajuan atau sebab-sebab perubahan modal
tersebut diperlukan laporan yang lain, yaitu laporan rugi laba.
Bagi calon kreditor untuk mengetahui jaminan yang disediakan
oleh perusahaan atas semua hutang-hutangnya akan dapat dilihat dalam
neraca, tetapi untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk
commit to user
keuntungan di masa mendatang, hal ini diketahui dari laporan rugi laba
yang dibuat oleh perusahaan yang bersangkutan, dan hanya perusahaan
yang mampu memperoleh keuntungan dari modal yang dipinjamnyalah
yang merupakan jaminan yang baik bagi para kreditor.
4. Keterbatasan Laporan Keuangan
Laporan keuangan juga memiliki beberapa keterbatasan, seperti:
a. Laporan keuangan sifatnya sementara dan bukan laporan yang final,
karena itu jumlah dan hal-hal yang dilaporkan dalam laporan
keuangan tidak menunjukan nilai likuiditas atau realisasi dimana
dalam pembuatannya terdapat pendapat-pendapat pribadi yang telah
dilakukan oleh akuntan atau management yang bersangkutan.
b. Angka yang tercantun dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai
buku (book value) yang belum tentu sama dengan harga pasar
sekarang maupun nilai gantinya.
c. Untuk para investor laporan keuangan hanya bersifat membantu,
masih memerlukan ramalan-ramalan sebabnya adalah bahwa data-data
yang disajikan oleh akutansi semata-mata hanya didasarkan atas
“cost” (yang bersifat historis) dan bukan atas dasar nilainya, akhirnya
timbul jurang (gap) yang cukup besar antara hak kekayaan pemegang
saham berupa aktiva bersih perusahaan yang dinyatakan dalam harga
pokok historis dengan harga saham yang tercatat dibursa. (Ikatan
commit to user
d. Laporan keuangan bersifat konserfatif dalam sikapnya menghadapi
ketidakpastian, peristiwa yang tidak menguntungkan segera
diperhitungkan kerugiannya. Harta, kekayaan bersih, dan pendapatan
bersih selalu dihitung dalam nilainya yang paling rendah.
e. Laporan keuangan itu bersifat umum, dan bukan untuk memenuhi
keperluan tiap-tiap pemakai.
B. Kinerja Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan
Kinerja keuangan merupakan prestasi yang dicapai oleh suatu
perusahaan dalam satu kurun waktu tertentu yang dapat mencerminkan
tingkat perkembangan kesehatan perusahaan. Kinerja keuangan sebuah
perusahaan dapat diketahui dari analisis laporan keuangan. Analisis
laporan keuangan adalah suatu proses penilaian yang bertujuan untuk
mengevaluasi posisi keuangan dan hasil-hasil operasi perusahaan pada
masa lalu dan sekarang dengan tujuan untuk memprediksi kondisi
keuangan dan kinerja perusahaan di masa yang kan datang.
Untuk pengambilan keputusan ekonomi, para pelaku bisnis dan
pemerintah membutuhkan informasi tentang kondisi dan kinerja keuangan
perusahaan. Lev dan Thiangjaran (1993) mengemukakan bahwa analisis
laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk memahami informasi laporan
commit to user
Dalam melakukan analisis laporan keuangan, terdapat beberapa
alat analisis yang dapat digunakan. Menurut Weygandt et al. (2005)
terdapat tiga analisis yang sering digunakan, yaitu:
a. Analisis Horizontal
Mengevaluasi beberapa data laporan keuangan selama periode waktu
tertentu.
b. Analisis Vertikal
Mengevaluasi data laporan keuangan dengan menggambarkan tiap
item laporan keuangan dalam persentase.
c. Analisis Rasio
Menggambarkan hubungan antara beberapa item dari data laporan
keuangan yang tujuan utamanya memberikan suatu indikasi kinerja
perusahaan pada masa yang akan datang.
C. Rasio Keuangan
Palepu, Healy, Bernard (2004) menyatakan bahwa dalam melakukan
analisis keuangan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Analisa dengan
menggunakan rasio keuangan perusahaan sekarang dan di masa lalu mampu
memberikan landasan dalam membuat prediksi mengenai performa
perusahaan di masa depan. Tujuan dari analisa rasio ini ialah untuk
commit to user
bersangkutan. Analisa rasio keuangan yang efektif menghubungkan
angka-angka financial dengan faktor-faktor bisnis perusahaan.
Analisa dengan menggunakan rasio keuangan dilakukan dengan
memanfaatkan informasi akuntansi dan menginterpretasikan hubungan
antara angka yang satu dengan angka yang lain yang digunakan untuk
tujuan perbandingan. Penggunaan rasio keuangan ini dapat mengeliminasi
masalah ukuran perusahaan (Ross, Westerfield, Jordan 2006). Dengan
melakukan analisa rasio ini dapat diketahui kekuatan dan kelemahan
keuangan perusahaan sehingga dapat membantu investor membuat
pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi. Karena tidak ada yang
dapat mengetahui secara pasti kondisi keuangan atau hasil kegiatan operasi
suatu perusahaan di masa depan, investor dapat menggunakan analisa ini
untuk memprediksi performa perusahaan yang dapat dicapai serta melihat
prospek pertumbuhannya di masa depan. Analisa rasio keuangan ini dapat
digunakan sebagai peringatan awal (early warning system) terhadap
kemajuan atau kemunduran kondisi keuangan perusahaan.
Analisa rasio keuangan melibatkan dua jenis perbandingan (Horne,
2004). Yang pertama yaitu trend analysis, analis dapat membandingkan
rasio keuangan sekarang dengan angka dari masa lalu maupun yang
diharapkan di masa depan untuk perusahaan yang sama. Investor/analis
dapat melihat komposisi dari perubahan yang terjadi dan dapat menentukan
apakah telah terjadi peningkatan atau penurunan dari kondisi keuangan dan
commit to user
perbandingan dengan perusahaan lain. Metode ini berusaha membandingkan
rasio keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis atau
dengan rata-rata industri pada waktu tertentu. Perbandingan ini dapat
memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan dan performa
perusahaan secara relatif dengan yang lain.
Menurut Horne (2004) dalam Mulyono (2007) Beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam menggunakan angka dari rasio keuangan:
a. Investor sebaiknya menghindari ”rule of thumb” dari nilai-nilai rasio
ini. Analisa harus dilakukan juga dengan memperhatikan jenis bisnis
dan perusahaan tersebut.
b. Beberapa data akuntansi yang digunakan dalam penghitungan rasio ini
masih merupakan angka-angka yang merupakan estimasi dari pihak
manajemen. Misalnya depresiasi, cadangan piutang tak tertagih, dll.
Sehingga angka-angka tersebut mungkin tidak dapat sepenuhnya
mencerminkan kondisi sebenarnya.
c. Dalam menggunakan rasio dari beberapa perusahaan sejenis dalam satu
industri mungkin tidak homogen. Perbedaan yang ada dapat berupa lini
produk yang dijual. Beberapa perusahaan dapat memiliki berbagai lini
produk sehingga sulit dimasukkan dalam kategori industri tertentu.
Selain itu perusahaan dalam satu industri juga dapat berbeda dalam segi
commit to user
1. Kegunaan Rasio Keuangan
Van Horne & Wachowicz (2005) dalam Taufik Hidayat (2009),
menyatakan bahwa untuk dapat mengevaluasi kondisi keuangan
perusahaan dan kinerjanya, analisis keuangan memerlukan “pemeriksaan”
atas berbagai aspek kesehatan keuangan perusahaan. Alat yang sering
digunakan selama pemeriksaan tersebut adalah rasio keuangan (financial
ratio) atau indeks, yang menghubungkan dua angka akuntansi dan didapat
dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.
Pernyataan tersebut memberikan penjelasan bahwa rasio keuangan
sangatlah berguna dalam melakukan evaluasi terhadap kondisi keuangan
dan kinerja yang telah dilakukan oleh perusahaan. Hal ini akan
memberikan informasi tentang kemampuan-kemampuan yang dimiliki
oleh perusahaan pada rentang waktu tertentu. Dalam beberapa penelitian
yang telah dilakukan diantaranya:
a. Beaver (1966) dalam Taufik Hidayat (2009) mengungkapkan bahwa
rasio keuangan secara signifikan berhubungan dengan kebangkrutan
suatu perusahaan.
b. Ou dan Penman (1989) dalam Taufik Hidayat (2009) melakukan
penenlitian menggunakan rasio keuangan dalam memprediksi stock
return.
c. Machfoedz (1994) dalam Taufik Hidayat (2009) menggunakan rasio
commit to user
Dari hal di atas didapatlah suatu gambaran bahwa rasio keuangan
sangatlah bermanfaat dalam melihat kemampuan-kemampuan yang
dimiliki suatu perusahaan. Dengan kata lain rasio keuangan sangatlah
berguna sebagai sarana dalam melakukan prediksi bagi kondisi keuangan
dan kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Salah satu tujuan dan
keunggulan dari rasio adalah dapat digunakan untuk membandingkan
hubungan return dan risiko dari perusahaan dengan ukuran yang berbeda.
Rasio juga dapat menunjukkan profil suatu perusahaan, karakteristik
ekonomi, strategi bersaing dan keunikan karakteristik operasi, keuangan
dan investasi.
2. Penggolongan Rasio Keuangan
Untuk menganalisis laporan keuangan tersebut diperlukan suatu alat
analsis yaitu rasio keuangan. Menurut Munawir (2000), angka rasio dapat
dibedakan menjadi tiga menurut sumber datanya, antara lain:
a. Rasio-Rasio Neraca (Balance Sheet Ratio)
Semua rasio yang semua datanya diambil atau bersumber pada neraca
(misalnya: current ratio, acid test ratio).
b. Rasio-Rasio Laporan Laba Rugi (Income Statement Ratio)
Angka-angka rasio yang dalam penyusunannya semua datanya diambil
dari laporan laba rugi (misalnya: gross profit margin, net operating
commit to user
c. Rasio-Rasio Antar Laporan (Interstatement Ratio)
Semua angka rasio yang penyusunan datanya berasal dari neraca dan
data lainnya dari laporan laba rugi (misalnya: inventory turnover,
accountreceivable turnover, sales to fixed assets).
Sedangkan menurut Robert, Ang (1997) rasio keuangan dapat
dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan
yang ingin dicapai, yaitu:
a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios)
Rasio ini menyatakan kemampuan perusahaan jangka pendek untuk
memenuhi obligasi (kewajiban) yang jatuh tempo. Rasio likuiditas ini
terdiri dari: current ratio (rasio lancar), quick ratio, dan net working
capital.
b. Rasio Aktivitas (Activity Ratios)
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam
memanfaatkan harta-harta yang dimilikinya. Rasio aktivitas ini terdiri
dari: total asset turnover, fixed asset turnover, accounts receivable
turnover, inventory turnover, average collection period (day’s sales
inaccountsreceivable) dan day’s sales in inventory.
c. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratios)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam menghasilkan
keuntungan. Rasio rentabilitas ini terdiri dari: gross profit margin, net
profit margin, operating return on assets, return on assets, return on
commit to user
d. Rasio Solvabilitas (Solvency Ratios)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini juga disebut leverage ratios,
karena merupakan rasio pengungkit yaitu menggunakan uang pinjaman
(debt) untuk memperoleh keuntungan. Rasio leverage ini terdiri dari:
debtratio, debt to equity ratio, long-term debt to equity ratio, long-term
debt to capitalization ratio, times interest earned, cash flow interest
coverage,cash flow to net income, dan cash return on sales.
e. Rasio Pasar (Market Ratios)
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang
diungkapkan dalam basis per saham. Rasio pasar ini terdiri dari:
dividend yield, dividend per share, earning per share, dividend payout
ratio, price earning ratio, book value per share, dan price to book
value.
Dari rasio-rasio tersebut, yang berkaitan langsung dengan kepentingan
analisis kinerja perusahaan dalam penelitian ini meliputi:
1) Return On Asset (ROA)
Menurut Clara (2001), Return On Asset (ROA) merupakan slah
satu rasio probabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan seberapa efektifnya
perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan atau laba
perusahaan. ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas yang
commit to user
keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini
mampu memberikan tolak ukur untuk menilai kegiatan operasi
perusahaan.
Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin
baik, karena return semakin besar (Ang, 1997 dalam Subalno, 2009).
Menurut Riahi-Belkaoui (1998) dalam Subalno (2009), ROA digunakan
untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan-perusahaan multinasional
khususnya jika dilihat dari sudut pandang profitabilitas dan kesempatan
investasi. Return on Assets (ROA) merupakan rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat
asset yang tertentu. ROA dapat dihitung dengan rasio antara laba bersih
setelah pajak atau net income after tax (NIAT) terhadap total assets.
ROA = NIAT/TA
2) Curent Ratio (CR)
Likuiditas perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Utomo, 2004). Rasio ini
membandingkan aktiva lancar dengan kewajiban lancar perusahaan. Rasio
ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban lancar
perusahaan dengan melikuidasi aktiva lancar perusahaan. Current ratio
merupakan rasio kunci dalam mengukur likuiditas jangka pendek
perusahaan. Rasio ini merupakan rasio yang sangat diperhatikan oleh
kreditor karena mereka berharap bahwa suatu perusahaan menghasilkan
commit to user
CR yang terlalu tinggi menunjukan adanya kelebihan uang kas atau
aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang.
Selain itu CR juga menunjukan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditor jangka pendek atau kemampuan perusahaan untuk membayar
hutanghutang tersebut. Tetapi CR yang tinggi belum tentu menjamin akan
dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo, karena
proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan.
Dalam menggunakan rasio ini kita harus melihat jenis industri
yang bersangkutan. Beberapa sudah cukup dengan suatu rasio likuiditas
yang sebaliknya dapat merupakan ancaman bagi perusahaan lainnya. Hal
ini disebabkan karena beberapa perusahaan memiliki siklus produksi yang
panjang, jumlah persediaan yang besar dan lain sebagainya. Selain itu,
kelemahan dari rasio ini ialah bahwa ia tidak membedakan antara jenis
aktiva lancar itu sendiri. Rasio ini membandingkan antara Aktiva Lancar/
Current Asset (CA) dengan Kewajiban Lancar/ Current Liabilities (CL).
Menurut Sartono (1997), Current Ratio (CR) merupakan alat ukur bagi
kemampuan likuiditas (solvabilitas jangka pendek) yaitu kemampuan
untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar,
sehingga secara matematis Current Ratio (CR) dapat dirumuskan sebagai
berikut :
commit to user 3) Debt To Equity Ratio (DER)
Debt Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian
dari modal sendiri atau ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang.
Rasio ini mengukur struktur modal perusahaan dan membuat
perbandingan antara dana yang diberikan oleh kreditor (hutang) dengan
dana yang berasal dari pemilik (ekuitas).
Semakin besar hutang, semakin besar resiko yang ditanggung
perusahaan. Oleh sebab itu perusahaan yang tetap mengambil hutang
sangat tergantung pada biaya relatif. Biaya hutang lebih kecil daripada
dana ekuitas. Dengan menambahkan hutang ke dalam neracanya,
perusahaan secara umum dapat meningkatkan profitabilitas, yang
kemudian menaikkan harga sahamnya, sehingga meningkatkan
profitabilitas yang kemudian menaikkan harga sahamnya sehingga
meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham dan membangun
potensi pertumbuhan yang lebih besar. Rasio ini membandingkan antara
total kewajiban dengan total modal.
Sebaliknya biaya hutang lebih besar daripada dana ekuitas. Dengan
menambahkan hutang ke dalam neracanya, justru akan menurunkan
profitabilitas perusahaan (Walsh, 2004). Secara sistematis Debt to Equity
Ratio (DER) dapat diformulasikan sebagai berikut (Ang, 1997) :
commit to user 4) Net Profit Margin (NPM)
Mengukur seberapa besar laba bersih yang dapat diperoleh dari
setiap penjualan. Secara umum semakin tinggi margin yang dihasilkan
dibandingkan kompetitor, maka akan semakin baik. Net Profit Margin
yang semakin menurun dapat menunjukkan perang harga yang
mengakibatkan turunnya profit. Jadi semakin menguntungkan suatu
perusahaan, maka kemungkinan untuk mendapatkan capital gain dan
dividen bagi investor akan meningkat. Laba bersih setelah pajak dibagi
penjualan.
NPM = NI/Sales
5) Total Asset Turn Over ( TATO )
TATO merupakan salah satu rasio aktivitas. Total Asset Turnover
menunjukkan jumlah penjualan yang dihasilkan dari setiap Rupiah asset
perusahaan. Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan penjualan berdasarkan seluruh aktiva yang dimilikinya atau
perputaran aktiva-aktiva tersebut. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin
efisien penggunaan aktiva tersebut. Sebaliknya jika rasio ini menurun
dapat sebagai salah satu indikator tingkat efisiensi penggunaan seluruh
aktiva untuk operasional perusahaan.
Oleh karena itu TATO dapat digunakan untuk mengukur seberapa
efisiensinya seluruh aktiva perusahaan dalam menunjang penjualan. Nilai
commit to user
hendaknya dibandingkan dengan industri sejenis. Rasio ini
membandingkan penjualan dengan total aktiva.
TATO = Sales/Total Asset
D. Return Saham
Menurut Jones (2004), total return adalah pengukuran presentase yang
membandingkan semua arus kas dari sebuah sekuritas dengan harga belinya.
Menurut Hardiningsih (2001), return total merupakan return keseluruhan dari
suatu investasi dalam suatu periode tertentu dari capital gain (loss) dan yield.
Menurut Robert; Ang (1997), return saham adalah tingkat keuntungan yang
dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi saham yang dilakukannya. Setiap
investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan
utama untuk mendapatkan keuntungan yang disebut return, baik langsung
maupun tidak langsung. Secara sederhana investasi dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih dari satu assets selama
periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan atau
peningkatan nilai investasi.
Konsep risiko tidak terlepas kaitannya dengan return, karena investor
selalu mengharapkan tingkat return yang sesuai atas setiap risiko investasi
yang dihadapinya. Return saham adalah penghasilan yang diperoleh selama
periode investasi per sejumlah dana yang diinvestasikan dalam bentuk saham.
commit to user
penghasilan total selama periode inventasi dibandingkan harga beli investasi
tersebut.
Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return
yang belum terjadi tetapi diharapkan di masa mendatang. Di sisi lain, return
pun memiliki peran yang amat signifikan di dalam menentukan nilai dari
sebuah saham. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi yang
berupa return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected
return). Return realisasi merupakan return yang telah terjadi yang dihitung
berdasarkan data historis dan digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja
perusahaan. Return realisasi ini juga berguna sebagai dasar penentuan return
ekspektasi (expected return) yang merupakan return yang diharapkan oleh
investor di masa mendatang. Return realisasi diukur dengan menggunakan
return total (total return), relatif return (return relative), kumulatif return
(return cumulative), dan return disesuaikan (adjusted return).
E. Abnormal Return Saham
Menurut Fabozzi (1999), abnormal return merupakan perbedaan
antara return actual dengan expected return dari sebuah strategi investasi.
Menurut Jogiyanto (2003), abnormal return atau excess return merupakan
kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal.
Return normal merupakan return ekspektasi. Dengan demikian abnormal
return adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return