1. Pengaruh Return On Assets Terhadap Cumulative AbnormalReturn Saham
Menurut Faried (2007), Return On Assets (ROA) adalah rasio antara laba setelah pajak atau Net Income After Tax (NIAT) terhadap total assets. ROA menunjukkan kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan. ROA digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan jumlah
assets yang dimiliki, hal ini akan dapat menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham.
Kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan akan berdampak pada pemegang saham perusahaan. ROA yang semakin bertambah menggambarkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan para pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari dividen yang diterima semakin meningkat. Dengan demikian akan semakin membuat para investor dan atau calon investor tertarik untuk menanamkan dananya ke dalam perusahaan.
Dengan adanya daya tarik tersebut berdampak pada calon investor dan atau investor untuk memiliki saham perusahaan semakin banyak. Jika permintaan atas saham perusahaan semakin banyak maka harga saham perusahaan tersebut dalam pasar modal cenderung meningkat. Seiring dengan meningkatnya harga saham, maka capital gain (actual return) dari saham tersebut juga mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena
commit to user
actual return merupakan selisih antara harga saham periode saat ini
dengan harga saham sebelumnya. Actual return yang naik akan berakibat
pada peningkatan abnormal return. Hal ini disebabkan abnormal return
adalah selisih actual return dengan expected return, sehingga ketika actual return naikmaka abnormal return akan naik.
Secara teoritis ROA memiliki pengaruh yang positif terhadap
cumulative abnormal return saham, Beberapa bukti empiris menunjukkan hasil yang sejalan dengan hal tersebut, seperti hasil penelitian Mais (2005), Ulupui (2005), Harahap (2007), Faried (2008), Pribawanti (2009), Prihantini (2009) dan Subalno (2009) yang menunjukkan bahwa ROA
mempunyai hubungan yang positif terhadap harga atau return saham.
H1= ROA berpengaruh positif terhadap cumulative abnormal return
saham
2. Pengaruh Current Ratio Terhadap Cumulative AbnormalReturn Saham
CR merupakan rasio antara kekayaan yang lancar (yang segera dapat dijadikan uang) dengan hutang lancar atau hutang jangka pendek. Semakin besar Current Ratio perusahaan tersebut maka akan semakin
likuid. CR juga menunjukan tingkat keamanan (Margin of safety) kreditor
jangka pendek atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang- hutang tersebut.
Current ratio merupakan rasio yang menunjukkan likuiditas suatu perusahaan. Semakin tinggi current ratio suatu perusahaan berarti semakin kecil risiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
commit to user
pendeknya. Naiknya permintaan saham akan berdampak pada harga saham sehingga capital gain (actual return) dari saham tersebut juga mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena actual return merupakan selisih antara harga saham periode saat ini dengan harga saham sebelumnya.
Actual return yang naik akan berpengaruh pada peningkatan abnormal return. Hal ini disebabkan abnormal return adalah selisih actual return
dengan expected return, sehingga ketika actual return naik maka
abnormal return juga akan naik.
Ulupui (2005), Hamzah (2007) dalam Mulyono, Prihantini (2009) menemukan bahwa variabel ini ternyata memiliki pengaruh positif
terhadap return saham. Cheng (2006) dalam Kurniawan melihat bahwa
variabel CR berpengaruh signifikan positif terhadap return saham.
H2 = CR berpengaruh positif terhadap cumulative abnormal return
saham
3. Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Cumulative Abnormal Return
Saham
Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek dan jangka panjang) semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur). Meningkatnya beban terhadap kreditur menunjukkan sumber modal perusahaan sangat tergantung dengan pihak luar, sehingga mengurangi minat investor dalam menanamkan dananya dalam perusahaan.
commit to user
Menurunnya minat investor berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, sehingga total return semakin menurun (Robert Ang, 1997:18.35) dalam Pribawanti (2007). Turunnya return akan berakibat pada penurunan abnormal return. Hal ini disebabkan abnormal return
adalah selisih actual return dengan expected return, sehingga ketika actual return turunmaka abnormal return juga akan turun.
Hasil penelitian Harahap (2007), Pribawanti (2007), Prihantini
(2009) menunjukkan bahwa Debt Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif
terhadap return saham.
H3= DER berpengaruh negatif terhadap cumulative abnormal return
saham
4. Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Cumulative Abnormal Return Saham
NPM mengukur seberapa besar laba bersih yang dapt diperoleh dari setiap penjualan. Secara umum semakin tinggi margin yang dihasilkan dibandingkan kompetitor, maka akan semakin baik. Nilai ini bisa
menunjukkan strategi harga yang dilakukan perusahaan. Net Profit Margin
yang semakin menurun dapat menunjukkan perang harga yang mengakibatkan turunnya profit. Jadi semakin menguntungkan suatu perusahaan, maka kemungkinan untuk mendapatkan capital gain dan dividen bagi investor akan meningkat.
H4= NPM berpengaruh positif terhadap cumulative abnormal return
commit to user
5. Pengaruh Total Asset Turnover Terhadap Cumulative Abnormal Return
Saham
TATO merupakan salah satu rasio aktivitas yang menunjukan kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya atau perputaran aktiva-aktiva tersebut. Oleh karena itu TATO dapat digunakan untuk mengukur seberapa efisiensinya seluruh aktiva perusahaan dalam menunjang penjualan. Semakin besar rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin efisien dalam melaksanakan kegiatan operasional untuk mempertahankan tingkat pertumbuhannya.
Jika permintaan atas saham perusahaan naik maka harga saham perusahaan tersebut dalam pasar modal cenderung meningkat. Seiring dengan meningkatnya harga saham, maka capital gain (actual return) dari saham tersebut juga mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena
actual return merupakan selisih antara harga saham periode saat ini
dengan harga saham sebelumnya. Actual return yang naik akan berakibat
pada peningkatan abnormal return. Hal ini disebabkan abnormal return
adalah selisih actual return dengan expected return, sehingga ketika actual return naikmaka abnormal return akan naik.
Hasil penelitian yang menggunakan TATO telah dilakukan oleh Tuasikal (2002), Hamzah (2007) dan Mulyono (2008) meneliti bahwa
TATO memiliki pengaruh positif terhadap return saham.
H4= TATO berpengaruh positif terhadap cumulative abnormal return
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN