• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Data

Deskripsi mengenai data dalam penelitian ini meliputi seleksi

sampel dan analisis statistik deskriptif.

1. Seleksi Sampel

Populasi penelitian merupakan semua perusahaan yang terdaftar

dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menggunakan data

sekunder berupa annual report dan laporan keuangan tahun 2009 yang dipublikasikan oleh website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI)

www.idx.co.id, dan situs resmi masing-masing perusahaan. Ada 398

perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel yang

memenuhi kriteria yang telah ditentukan, terdiri dari perusahaan yang

terdaftar di BEI pada tahun 2009 dan menerbitkan annual report secara lengkap, terutama mengungkapkan jumlah rapat yang telah dilakukan

komite audit dalam satu tahun yang dipublikasikan oleh www.idx.co.id

dan situs website perusahaan. Laporan keuangan perusahaan yang menjadi sampel penelitian juga harus memiliki tanggal tutup buku 31

commit to user Tabel IV.1

Seleksi Perusahaan Berdasarkan Kriteria Sampel

Keterangan Jumlah

Total perusahaan manufaktur yang listing di BEI tahun 2009

Dikurangi:

398

Perusahaan yang annual report 2009 nya tidak tersedia di website IDX dan perusahaan

(173)

Perusahaan yang annual report tidak

mempublikasikan jumlah rapat komite audit

(112)

Total Sampel 113

Sumber: hasil pengolahan data

Tabel di atas menunjukkan bahwa ada 398 perusahaan yang listing

di BEI. Namun, ada 173 perusahaan yang annual report 2009 nya tidak tersedia pada website BEI dan perusahaan, sehingga total perusahaan yang menerbitkan annual report sebanyak 225 perusahaan. Dari pengeliminasian total 112 perusahaan yang tidak memenuhi kriteria purposive sampling. Sehingga jumlah annual report yang digunakan sebagai sampel untuk diobservasi pada tahun 2009 adalah sebanyak 113 sampel.

2. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif penelitian ini dilakukan guna mencari nilai mean, maksimum, minimum dan standar deviasi dari variabel-variabel penelitian, seperti yang ditunjukkan dalam tabel IV.2 berikut:

commit to user Tabel IV.2 Statistik deskriptif D a r i N i l

ai ACINDP tertinggi adalah 0,75 sedangkan terendah 0,25. untuk rata-rata

sebesar 0,6246. Dengan standar deviasi 0,09814 dapat dinyatakan bahwa

penyebaran data ACINDP berada di antara 0,72274 sampai dengan 0,52646.

Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan perusahaan di tahun 2009

memiliki independensi komite audit yang cukup tinggi.

Nilai ACEXPERT paling tinggi adalah 1, paling rendah 0,00

sedangkan rata-ratanya adalah 0,6187. Dengan standar deviasi 0,24176

dapat dinyatakan bahwa penyebaran data ACEXPERT berada di antara N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation ACINDP 113 0,25 0,75 0,6246 0,09814 ACEXPERT 113 0,00 1,00 0,6187 0,24176 ACSIZE 113 2,00 7,00 3,2035 0,62905 BOARDSIZE 113 2,00 9,00 3,9204 1,42767 BOARDINDP 113 0,20 1,00 0,4582 0,14629 OWNIST 113 0,07 1,00 0,6798 0,23124 BIG4 113 0,00 1,00 0,3628 0,48296 ACMEET 113 2,00 16,00 5,5664 3,17039 ROE 113 -1,87 4,02 0,0661 0,50961 LN_ASSET 113 6,33 19,57 13,9435 2,17650 Valid N (listwise) 113

commit to user

0,86064 sampai dengan 0,37694. Angka tersebut menunjukkan bahwa

keahlian akuntansi dan keuangan anggota komite audit cukup tinggi.

ACSIZE paling tinggi adalah 7, terendah 2 dan rata-rata sebesar

3,2035. Dengan standar deviasi 0,62905 dapat dinyatakan bahwa

penyebaran data ACSIZE berada di antara 3,83255 sampai dengan 2,57445.

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan manufaktur di

Indonesia sesuai dengan Peraturan No. IX.I.5 Kep-29/PM/2004 yang

mengatur tentang pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja komite

audit.

BOARDSIZE paling tinggi adalah 9, jumlah anggota dewan

komisaris terendah 2 sedangkan rata-rata sebesar 3,9204. Dengan standar

deviasi 1,42767 dapat dinyatakan bahwa penyebaran data BOARDSIZE

berada di antara 2,4973 sampai dengan 5,34807.

BOARDINDP paling tinggi adalah 1, terendah 0,2 sedangkan

rata-rata sebesar 0,4582. Dengan standar deviasi 0,14629 dapat dinyatakan

bahwa penyebaran data BOARDINDP berada di antara 0,60449 sampai

dengan 0,31191.

OWNINST paling kecil adalah 0,07, terbesar 1 dan rata-ratanya

0,6789. Dengan standar deviasi 0,23124 dapat dinyatakan bahwa

penyebaran data OWNINST berada di antara 0,44766 sampai dengan

0,91014. Hal ini menunjukkan tingkat kepemilikan institusional pada

commit to user

BIG4 paling kecil adalah 0, terbesar adalah 1, seangkan rata-ratanya

adalah 0,3628. Dengan standar deviasi 0,48296 dapat dinyatakan bahwa

penyebaran data BIG4 berada di antara 0,84576 sampai dengan 0,12016.

ACMEET paling sedikit adalah 2, maksimum adalah 16, sedangkan

rata rata frekuensi rapat komite audit perusahaan adalah 5,5664. Dengan

standar deviasi 3,17039 dapat dinyatakan bahwa penyebaran data ACMEET

berada di antara 8,73679 sampai dengan 2,39601.

Tingkat profit (ROE) perusahaan terendah sebesar -1,87, tertinggi 4,2 dan rata-ratanya 0,0661. Total asset perusahaan tertinggi sebesar 19,57,

terendah 6,33 sedangkan rata-ratanya adalah 13,9435.

C. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji kenormalan distribusi dalam

model regresi pada variabel pengganggu atau variabel residual (Ghazali,

2006). Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji One Sample Kolmogrov Smirnov, dengan membandingkan nilai p value dengan tingkat signifikansi 5%. Jika p value > 5%, maka data berdistribusi normal. Uji normalitas tersebut ditujukkan pada tabel IV.3 berikut:

Tabel IV.3

Hasil pengujian normalitas

Unstandardized Residual

N 113

Normal Parametersa Mean 0,0000000 Std. Deviation 1,95435800 Most Extreme Absolute 0,074

commit to user

2. Uji

Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika variabel

independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.

Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar

sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali,2006).

Untuk mengetahui apakah terjadi multikolinearitas dapat dilihat dari

nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor), yang terdapat pada masing-masing variabel seperti terlihat pada tabel IV.4 berikut:

Tabel IV.4

Hasil Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1(Constant) ACINDP 0,876 1,141 ACEXPERT 0,949 1,054 ACSIZE 0,756 1,323 BOARDSIZE 0,790 1,266 BOARDINDP 0,873 1,146 OWNIST 0,862 1,161 BIG4 0,726 1,378 ROE 0,843 1,186 LN_ASSET 0,609 1,641

Sumber: hasil pengolahan data

Differences Positive 0,074 Negative -0,058 Kolmogorov-Smirnov Z 0,791 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,559

commit to user

Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas adalah

jika mempunyai nilai tolerance di bawah 1 dan nilai VIF dibawah 10. Dari

tabel di atas diperoleh bahwa semua variabel independen memiliki nilai

tolerance berada di bawah 1 dan nilai VIF jauh dibawah angka 10. Dengan

demikian, dalam model regresi terbebas dari multikolinearitas.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya), (Ghozali, 2006:

99). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autukorelasi.

Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari nilai uji

D-W (Durbin-Watson). Tabel IV.5 berikut menunjukkan nilai uji durbin watson.

Tabel IV.5 Hasil Uji Autokorelitas

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .787a .620 .587 2.03795 2.129

a. Predictors: (Constant), LN_ASSET, ACEXPERT, OWNIST, ACINDP, BOARDINDP, ROE, ACSIZE, BOARDSIZE, BIG4

d. Dependent Variable: ACMEET Sumber: hasil pengolahan data

Berdasarkan hasil analisis regresi model di atas, diperoleh nilai

hitung Durbin Watson sebesar 2,129; sedangkan besarnya D-W tabel: dl (batas bawah) = 1,484; du (batas atas) = 1,874. Oleh karena nilai D-W

commit to user

1.928 lebih besar dari batas atas (du) 1,874 dan kurang dari 4 - 1,484 (4 -

du) = 2,516, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi

autokorelasi.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain (Ghozali, 2006: 125). Untuk mendeteksi ada atau

tidaknya heterokedastisitas dalam model, digunakan uji Glejserseperti

tabel IV.6

Tabel IV.5

Hasill Uji Heteroskedastisitas

Suatu model regresi dinyatakan bebas dari heteroskedastisitas adalah

jika koefisien parameter beta > 0.05. Dari tabel di atas diperoleh bahwa

semua probabilitas signifikasinya di atas 5%. Dengan demikian, dapat

disimpulkan model regresi tidak mengadung adanya heteroskedastisitas.

Model Sig. 1 (Constant) 0,752 ACINDP 0,939 ACEXPERT 0,780 ACSIZE 0,391 BOARDSIZE 0,463 BOARDINDP 0,144 OWNIST 0,446 BIG4 0,064 ROE 0,893 LN_ASSET 0,820

commit to user D. Pengujian Hipotesis

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh

pengungkapan independensi komite audit, keahlian akuntansi dan

keuangan komite audit, ukuran komite audit, ukuran dewan komisaris,

independensi dewan komisaris, kualitas audit, dan kepemilikan

institusional yang merupakan variabel independen terhadap frekuensi

rapat komite audit sebagai variabel dependen. Penelitian ini mengajukan

beberapa hipotesis, yaitu:

H1a = Terdapat pengaruh independensi komite audit terhadap

frekuensi rapat komite audit

H1b = Terdapat pengaruh keahlian akuntansi dan keuangan

komite audit terhadap frekuensi rapat komite audit

H1c = Terdapat pengaruh ukuran komite audit terhadap

frekuensi rapat komite audit

H2a = Terdapat pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap frekuensi rapat komite audit

H2b = Terdapat pengaruh independensi dewan komisaris

terhadap frekuensi rapat komite audit

H3 = Terdapat pengaruh kepemilikan istitusional terhadap

frekuensi rapat komite audit

H4 = Terdapat pengaruh kualitas audit terhadap frekuensi

commit to user 1. Pengujian hipotesis

Model regresi menunjukkan pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen. Hasil pengujian model regresi disajikan dalam tabel

IV.7 berikut: Tabel IV.7 Model regresi Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1(Constant) -9,944 2,386 -4,167 0,000 ACINDP -0,521 2,096 -0,016 -0,248 0,804 ACEXPERT 3,318 0,818 0,253 4,057 0,000 ACSIZE 1,192 0,352 0,236 3,384 0,001 BOARDSIZE 0,067 0,152 0,030 0,442 0,659 BOARDINDP 5,008 1,361 0,239 3,679 0,000 OWNIST 2,637 0,897 0,192 2,939 0,004 BIG4 1,338 0,461 0,207 2,900 0,005 ROE 0,806 0,415 0,128 1,942 0,055 LN_ASSET 0,357 0,113 0,245 3,153 0,002 a. Dependent Variable: ACMEET

R R Square Adjusted R Square 0,787a 0,620 0,587

F Sig. 18,673 0,000a

Sumber: hasil pengolahan data

commit to user

Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai adjusted

R2sebesar 0,587. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel

independen bisa menjelaskan sebesar 58 persen terhadap variabel

dependen, sedangkan sisanya sebesar 42 persen dijelaskan oleh faktor

lain di luar model persamaan regresi.

b. Uji Koefisien Regresi Simultan (Uji F)

Dari hasil pengaruh uji simultan (uji F), terlihat bahwa nilai F

hitung sebesar 18,673 dengan tingkat signifikansi 0,000. oleh karena

probabilitas (0,000) lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat

dipakai untuk memprediksi bahwa terdapat hubungan signifikan antara

variabel frekuensi rapat komite audit dengan semua variabel

independen (independensi komite audit, keahlian akuntansi dan

keuangan komite audit, ukuran komite audit, ukuran dewan komisaris,

independensi dewan komisaris, kepemilikan institusional dan kualitas

audit) secara bersama-sama.

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Dari hasil pengaruh uji parsial (uji t), terlihat bahwa variabel

independen yang diproksikan dengan independensi komite audit

memiliki nilai lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,804, artinya bahwa

variabel independensi komite audit secara parsial tidak berpengaruh

terhadap frekuensi rapat komite audit. Dengan demikian, hipotesis yang

menyatakan pengungkapan independensi komite audit berpengaruh

commit to user

Variabel independen yang diproksikan dengan keahlian

akuntansi dan keuangan komite audit memiliki nilai kurang dari 0,05

yaitu sebesar 0,00, artinya variabel keahlian akuntasi dan keuangan

komite audit secara parsial berpengaruh terhadap frekuensi rapat

komite audit. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan keahlian

kualitas akuntansi dan keuangan komite audit berpengaruh terhadap

frekuensi rapat komite audit adalah diterima.

Ukuran komite audit yang merupakan proksi variabel

independen, memiliki nilai kurang dari 0,05 yaitu 0,001 artinya variabel

ukuran komite audit secara parsial berpengaruh terhadap frekuensi rapat

komite audit. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan ukuran

komite audit berpengaruh terhadap frekuensi rapat komite audit adalah

diterima.

Variabel independen lain yang diproksikan dengan ukuran

dewan komisaris memiliki nilai lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,659,

artinya bahwa variabel ukuran dewan komisaris secara parsial tidak

berpengaruh terhadap frekuensi rapat komite audit. Dengan demikian,

hipotesis yang menyatakan ukuran dewan komisaris berpengaruh

terhadap frekuensi rapat komite audit adalah ditolak.

Independensi dewan komisaris yang merupakan proksi variabel

independen, memiliki nilai kurang dari 0,05 yaitu 0,000 artinya variabel

uindependensi dewan komisaris secara parsial berpengaruh terhadap

commit to user

menyatakan indepensi dewan komisaris berpengaruh terhadap frekuensi

rapat komite audit adalah diterima.

Kepemilikan institusional yang merupakan proksi variabel

independen, memiliki nilai kurang dari 0,05 yaitu 0,004 artinya variabel

kepemilikan institusional secara parsial berpengaruh terhadap frekuensi

rapat komite audit. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan

kepemilikan institusional berpengaruh terhadap frekuensi rapat komite

audit adalah diterima.

Variabel independen lain kulitas audit, yang diproksikan dengan

(BIG4) memiliki nilai kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,005, artinya

bahwa variabel kualitas audit secara parsial berpengaruh terhadap

frekuensi rapat komite audit. Dengan demikian, hipotesis yang

menyatakan kualitas audit berpengaruh terhadap frekuensi rapat komite

audit adalah diterima. Sedangkan variabel lain sebagai variabel kontrol

yang berpengaruh adalah ukuran perusahaan. Secara ringkas hasil

pengujian hipotesis dapat disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel IV.8

Signifikansi Hipotesis

Hipotesis Variabel Independen Signifikansi H1a Independensi komite audit Ditolak H1b Keahlian akuntansi dan keuangan Diterima H1c Ukuran komite audit Diterima H2a Ukuran dewan komisaris Ditolak H2b Independensi dewan komisaris Diterima H3 Kepemilikan institusional Diterima

H4 Kualitas audit Diterima

commit to user E. Pembahasan

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model

regresi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel independensi komite

audit tidak berpengaruh signifikan terhadap frekuensi rapat komite audit.

Hasil ini tidak sesuai dengan Sharma et al, (2009), yang menyatakan bahwa

independensi komite audit berpengaruh negatif terhadap frekeunsi rapat

komite audit. Hal ini mungkin disebabkan, pembentukan komposisi anggota

komite audit di perusahaan di Indonesia terkait dengan independensinya

mengikuti Peraturan No. IX.I.5 Kep-29/PM/2004 yang mengatur komposisi

komite audit dengan ketua merupakan komisaris independen dan sekurang

kurangnya dua anggota eksternal yang independen, sehingga independensi

menyebabkan dalam penentuan keputusan yang objektif benar benar

membatasi perembukan dan negosiasi bahkan dalam penentuan frekuensi

rapat.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel keahlian akuntansi

dan keuangan komite audit berpengaruh signifikan terhadap frekuensi rapat

komite audit. Hasil ini sesuai dengan Sharma et al, (2009). Hasil pengujian

menunjukkan bahwa variabel ukuran komite audit berpengaruh signifikan

terhadap frekuensi rapat komite audit. Hasil ini sesuai dengan Sharma et al,

(2009).

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel ukuran dewan

komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap frekuensi rapat komite

audit. Hasil sesuai dengan Sharma et al, (2009), yang menyatakan bahwa

commit to user

mungkin disebabkan, dewan komisaris mungkin terlalu sibuk untuk secara

tekun melakukan tanggung jawab monitoring nya, dan juga keterbatasan

dewan komisaris dalam meningkatkan kualitas keuangan yang telah

diperbantugan tugasnya oleh komite audit, sesuai dengan Sharma dan

Kuang (2008), Beasley (1996).

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel independensi

dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap frekuensi rapat komite

audit. Hasil ini sesuai dengan Sharma et al, (2009), yang menyatakan bahwa

independensi dewan komisaris berpengaruh positif terhadap frekeunsi rapat

komite audit.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa kepemilikan institusional

berpengaruh signifikan terhadap frekuensi rapat komite audit. Hasil ini

sesuai dengan Sharma et al, (2009).

Hasil pengujian menunjukkan bahwa kualitas audit yang

diproksikan dengan (BIG4) berpengaruh signifikan terhadap frekuensi rapat

komite audit. Hasil ini sesuai dengan Sharma et al, (2009), yang

menyatakan bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap frekeunsi rapat

komite audit. Sedangkan variabel kontrol yang berpengaruh terhadap

commit to user

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh karakteristik

komite audit (indepensi komite audit, keahlian akuntansi dan keuangan komite

audit, ukuran komite audit), karakteristik dewan komisaris (ukuran dan

independensi dewan komisaris), kepemilikan institusional, dan kualitas audit

terhadap frekuensi rapat komite audit.

variabel independen independensi komite audit dengan frekuensi rapat

komite audit sebagai variabel dependen menunjukan variabel independensi

komite audit secara parsial tidak berpengaruh terhadap frekuensi rapat komite

audit. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan pengungkapan

independensi komite audit berpengaruh terhadap frekuensi rapat komite audit

adalah ditolak. Hal ini mungkin disebabkan, pembentukan komposisi anggota

komite audit di perusahaan di Indonesia terkait dengan independensinya hanya

untuk mengikuti Peraturan No. IX.I.5 Kep-29/PM/2004 yang mengatur

komposisi komite audit dengan ketua merupakan komisaris independen dan

sekurang kurangnya dua anggota eksternal yang independen, sehingga bukan

pada tujuan pencapaian ketekunan komite audit dalam rangka pengawasan.

Variabel independen keahlian akuntansi secara parsial berpengaruh terhadap

frekuensi rapat komite audit. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan

commit to user

frekuensi rapat komite audit adalah diterima. Ukuran komite secara parsial

berpengaruh terhadap frekuensi rapat komite audit. Dengan demikian, hipotesis

yang menyatakan ukuran komite audit berpengaruh terhadap frekuensi rapat

komite audit adalah diterima.

Variabel independen dewan komisaris secara parsial tidak berpengaruh

terhadap frekuensi rapat komite audit. Dengan demikian, hipotesis yang

menyatakan ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap frekuensi rapat

komite audit adalah ditolak. Hal ini mungkin disebabkan, keberadaan banyak

nya anggota dewan komisaris menyebabkan ketidak efektifan dalam rangka

pengawasan sebagai bentuk good corporate governance, sesuai dengan Sharma et al, (2009). Independensi dewan komisaris secara parsial berpengaruh terhadap

frekuensi rapat komite audit. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan

indepensi dewan komisaris berpengaruh terhadap frekuensi rapat komite audit

adalah diterima. Kepemilikan institusional secara parsial berpengaruh terhadap

frekuensi rapat komite audit. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan

kepemilikan institusional berpengaruh terhadap frekuensi rapat komite audit

adalah diterima.

Variabel independen lain kulitas audit, secara parsial berpengaruh

terhadap frekuensi rapat komite audit. Dengan demikian, hipotesis yang

menyatakan kualitas audit berpengaruh terhadap frekuensi rapat komite audit

adalah diterima. Sedangkan variabel lain sebagai variabel kontrol yang

commit to user B. Keterbatasan

Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan

oleh peneliti berikutnya. Beberapa keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini menggabungkan sampel perusahaan dari berbagai sektor

industri, menyebabkan adanya peluang sektor industri mempengaruhi hasil

penelitian ini.

2. Periode yang dilakukan hanya satu tahun, menyebabkan keterbatasan

sampel perusahaan dalam penelitian ini.

3. Dalam penelitian ini, Adjusted R square nya 0,587, menunjukan masih adanya variabel independen lain yang dapat disertakan.

C. Saran

Penelitian tentang komite audit dengan menggunakan frekuensi rapat,

masih jarang dilakukan di Indonesia. Beberapa saran atau rekomendasi untuk

penelitian-penelitian selanjutnya, antara lain:

1. Penelitian selanjutnya hendaknya dalam menentukan sampel perusahaan

nya berdasarkan sektor industri nya, sehingga dapat memperbandingkan

hasil penelitiian antar berbagai sektor industri nya.

2. Penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian dalam periode yang

lebih lama durasi waktunya, sehingga dapat meningkatkan jumlah sampel

secara signifikan.

3. Penelitian selanjutnya dapat memasukan variabel independen lain seperti

Dokumen terkait