• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

7. Kualitas

Kualitas yang konsisten memungkinkan perusahaan untuk mengurangi semua biaya yang berhubungan dengan persediaan barang jadi.

34

No Kriteria Syarat* Kondisi

Perusahaan Analisis Kelayakan

Layak/ Belum layak

7 Kualitas

Penghematan terjadi karena sisa,

pengerjaan ulang, investasi persediaan, dan biaya kerusakan terkubur dalam persediaan barang jadi.

JIT menyusutkan antrian dalam lead time.

8 Jidoka

Otomatisasi dari tenaga manusia (manual) menjadi tenaga mesin.

Otonomasi dari tenaga manusia (manual)

menjadi tenaga mesin terhadap

pengendalian barang cacat. 9

Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE)

Persentase MCE mencapai angka 100% atau mendekati 100%. MCE mewakili efektivitas produksi melalui cycle time.

*syarat diperoleh berdasarkan teori yang penulis paparkan pada Tinjauan Pustaka dengan adanya modifikasi sesuai dengan kondisi perusahaan

Keterangan:

1) Pemasok: syarat dikutip dari Heizer dan Render (2005)

2) Persediaan: syarat dikutip dari Saputra et al. (2014), Heizer dan Render (2005), dan Putra dan Idayati (2014) 3) Tata Letak: syarat dikutip dari Heizer dan Render (2005) dan Supriyono (2002)

4) Penjadwalan: syarat dikutip dari Heizer dan Render (2005) dan artikel Lean Manufacturing-Lean Service ”Konsep Kanban” (2016)

5) Pemberdayaan Karyawan: syarat dikutip dari artikel Lean Manufacturing-Lean Service ”Sekilas tentang Just-in-time” (2016) dan

Supriyono (2002)

6) Produksi: syarat dikutip dari Supriyono (2002)

7) Kualitas: syarat dikutip dari Heizer dan Render (2005)

8) Jidoka: syarat dikutip dari artikel Landingpress “Jidoka” (2013)

35

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Deskripsi Perusahaan

1. Sejarah

Dua puluh delapan tahun silam, tepatnya pada tanggal 10 Maret

1989, PT Indohamafish berdiri. Berlokasi di tepi pantai barat Pulau Bali,

Dusun Ketapang, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten

Jembrana, pada mulanya menjalankan usaha di bidang pembuatan tepung

ikan. Berluaskan tanah 3,5 hektar, berdiri dua bangunan yang terdiri dari

bangunan kantor dan bangunan pabrik, dengan Akta Pendirian No. 19

tertanggal 27 Juni 1989. Pada masa itu, perusahaan masih berbentuk CV

(Commanditaire Vennootschap/ Persekutuan Komanditer) dan pada tahun

1995 perusahaan resmi menjadi PT (Perseroan Terbatas).

Setelah resmi berbentuk PT, PT Indohamafish membentangkan

sayapnya dengan memproduksi sarden (ikan berkemasan kaleng) dengan

beberapa merek, antara lain Atan, Atlantik, Fishing, Benua, Otan,

Olympic, Indofish, Kaban, Vego, dan ACC yang khusus dipasarkan di

dalam negeri. Selain dalam negeri, area pemasaran juga mencakup luar

negeri, seperti Congo, Ghana, dan Afrika Selatan, dengan merek Africa

Queen, Janus, Extra, dan Apollo.

Demi menjaga kualitas produk, diperlukan bahan baku berupa ikan

yang segar, sehingga perusahaan memproduksi es batu sendiri yang

bertujuan sebagai bahan penolong untuk mengawetkan ikan sebelum

diproduksi. Selain untuk pemakaian sendiri, perusahaan juga melayani

penjualan es batu untuk nelayan yang digunakan sebagai pengawet ikan

dalam perahu, agar ikan tidak mengalami pembusukan selama berlayar.

2. Profil Perusahaan

PT Indohamafish beralamatkan di Jln. Gatot Kaca No. 86, Dusun

Ketapang, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana,

Bali. Perusahaan pengalengan ikan ini terletak kurang lebih 102 km dari

Kota Denpasar. Terdapat 13 perusahaan pengalengan ikan di kawasan

Desa Pengambengan, membuat PT Indohamafish tak gentar bersaing.

Kepuasan konsumen merupakan prioritas utama perusahaan dan senantiasa

menjaga kualitas produk melalui sistem yang baik. PT Indohamafish telah

mengimplementasikan sistem keamanan pangan HACCP (Hazard Analysis

bahan pangan pada proses produksi. PT Indohamafish juga mengantongi

sertifikat Halal dan ISO 9000 mengenai standar kualitas dan desain

produk.

Gambar 4.2: Jarak dari Kota Denpasar ke PT Indohamafish

a. Visi

PT Indohamafish memiliki visi “Dengan menghasilkan produk yang

aman untuk dikonsumsi, perusahaan akan menjadi perusahaan yang

kuat yang tumbuh dalam industri pengalengan ikan di tingkat Nasional

maupun Internasional”.

b. Misi

1) Menerapkan jaminan mutu keamanan pangan dalam proses

2) Monitoring dan dokumentasi dengan berpedoman pada

implementasi HACCP dan Halal sehingga perusahaan dapat

memasarkan produk-produk olahan ikan/pengalengan ikan dengan

memperhatikan aspek mutu secara menyeluruh;

3) Menjadikan masyarakat menjadi gemar makan ikan untuk

meningkatkan asupan gizi, guna kecerdasan bangsa dengan tidak

meninggalkan aspek kelestarian lingkungan hidup.

c. Nilai-nilai Perusahaan

1) Menempatkan kepuasan pelanggan sebagai prioritas utama;

2) Bekerja secara professional untuk menghasilkan produk yang

aman, bermutu, legal, dan memberikan pelayanan yang prima;

3) Mengutamakan keselamatan kerja, pelestarian lingkungan, serta

memberdayakan masyarakat disekitar lingkungan.

d. Budaya Perusahaan

1) Disiplin

2) Kerja Keras

3) Kreatif

3. Struktur Organisasi

Gambar 4.3: Struktur organisasi STRUKTUR ORGANISASI

PT INDOHAMAFISH JEMBRANA, BALI

Direktur

Factory Manager/Ketua Tim Keamanan Pangan

Pengadaan Quality Administrasi

Assurance

Produksi Teknik & Sipil

Bahan Baku Bahan Penolong Bahan Teknik/ Umum Kontrol Proses Sanitasi Kontrol Lab Kontrol Can Code Kontrol Ingredient (Sauce) Kontrol Packing Kontrol Dokumen-tasi Proses Sarden Seamer Sterilisasi /Retort Gudang Karton Kaleng Ingredient Barang Jadi Boiler Listrik/Air Keuangan Accounting Persum Marketing Pic

4. Karyawan

PT Indohamafish membagi karyawan menjadi tiga golongan, yaitu:

a. Karyawan Bulanan

Karyawan bulanan merupakan tenaga kerja tetap dengan

perhitungan gaji secara bulanan. Karyawan bulanan meliputi karyawan

struktural dan satpam/security perusahaan. Jumlah dari karyawan

bulanan adalah 40 orang.

b. Karyawan Harian

Karyawan harian merupakan tenaga kerja semi tetap dengan

perhitungan gaji secara harian. Karyawan harian meliputi karyawan

yang mengerjakan pekerjaan pabrik maupun kantor dibawah

pengawasan karyawan bulanan. Jumlah dari karyawan harian adalah

102 orang.

c. Karyawan Borongan

Karyawan borongan merupakan tenaga kerja yang turun

langsung melakukan pekerjaan selama proses produksi, seperti

menggunting ikan, mencuci ikan, dan mengelap kaleng. Karyawan

borongan dipekerjakan ketika pabrik mengadakan kegiatan produksi.

Upah karyawan borongan diperhitungkan secara harian. Ketika pabrik

sedang tidak melakukan kegiatan produksi, karyawan boronganpun

tidak bekerja. Jumlah dari karyawan borongan adalah 35 orang untuk

karyawan yang bertugas mengelap atau membersihkan kaleng sebelum

dan mencuci ikan, dan 40 orang untuk karyawan yang bertugas

mengisi kaleng dengan ikan.

5. Layout

Dua bangunan utama berdiri di atas tanah seluas 3,5 hektar milik PT

Indohamafish, yaitu bangunan pabrik dan bangunan kantor. Lokasinya

tepat di tepi pantai membuat perusahaan mudah membeli ikan segar hasil

tangkapan nelayan. Berikut adalah layout perusahaan PT Indohamafish:

G a m b a r 4 . 2 L a y o u

B. Deskripsi Produk

1. Jenis dan Merek

PT Indohamafish bergerak di bidang usaha pengalengan ikan yang

berasal dari ikan segar hasil tangkapan nelayan lokal yang merupakan

supplier tetap dan nelayan luar yang melakukan pelelangan ikan di TPI

(Tempat Pelelangan Ikan), sehingga mengurangi kemacetan produksi

karena kurangnya persediaan bahan baku ikan.

Gambar 4.5: Macam-macam merek produk

a. Jenis Produk

Bahan baku ikan yang digunakan berupa ikan lemuru, ikan

tembang, dan ikan makarel. Ada tiga kemasan ikan kaleng yang di

produksi oleh PT Indohamafish, yaitu kemasan sarden 125 gram,

sarden 155 gram, dan kemasan makarel dan sarden 425 gram.

Kemasan 155 gram dan 425 gram memiliki merek berbeda-beda

dengan varian berbeda juga, yaitu sarden saus tomat, sarden saus cabai,

kemasan sarden 125 gram yang merupakan produk ekspor dengan

merek yang juga bermacam-macam yang disajikan dengan dua varian,

yaitu sarden dengan saus tomat atau cabai dan sarden dengan minyak

sayur. Berat bersih ikan tidak termasuk saus/minyak.

b. Merek Produk

1) Sarden dalam Kemasan 125 gram

Sarden dalam kemasan kaleng 125 gram berisi 2-3 ekor ikan

tergantung dari ukurannya. Ada dua varian, yaitu sarden dengan

saus tomat atau cabai dan sarden dengan minyak sayur. Sarden

kemasan 125 gram dengan saus tomat atau cabai diantaranya ada

Vego dan Del Monte. Sedangkan sarden dengan minyak sayur

diantaranya ada Janus, Africa Queen, dan Extra yang merupakan

produk ekspor.

2) Sarden dalam Kemasan 155 gram

Sarden dalam kemasan kaleng 155 gram berisi 4-6 ekor ikan

tergantung dari ukurannya. Ada dua varian, yaitu sarden dengan

saus tomat dan sarden dengan saus cabai. Sarden kemasan ini

diantaranya ada Atlantic, Otan, Atan, ACC, Fishing, Olympic,

Benua, Kaban, Del Monte, Pronas, Diamond, dan Apollo. Dalam

kemasan ini juga ada beberapa produk yang diekspor.

3) Makarel dan Saden dalam Kemasan 425 gram

Makarel dan sarden dalam kemasan kaleng 425 gram berisi

atau sarden saus tomat dan makarel atau sarden saus cabai. Sarden

kemasan ini yaitu Del Monte, sedangkan untuk makarel ada merek

Pronas.

c. Kerjasama

PT Indohamafish menjalin kerjasama dengan perusahaan lain,

yaitu PT Lasallefood Indonesia dengan merek dagang Del Monte dan

PT Canning Indonesian Product dengan merek dagang Pronas. Kedua

perusahaan ini mengirimkan kaleng yang sudah diberi cetakan merek

dari perusahaan masing-masing, namun ikan segar serta saus tomat

maupun cabainya diproduksi oleh PT Indohamafish.

2. Produksi

Pabrik melakukan aktivitas produksi ketika bahan baku ikan tersedia.

Ikan diperoleh dari nelayan setempat maupun dibeli dari Pulau Jawa. Jadi,

ketika bahan baku ikan sedang tidak ada, pabrik tidak memproduksi ikan

kaleng. Dalam satu bulan, biasanya pabrik bisa memproduksi ikan dalam

25 hari atau bahkan 30 hari penuh jika musim ikan sedang baik. Ikan

paling sulit ditangkap ketika bulan terang (bulan Purnama), namun

menjadi mudah ditangkap pada bulan mati (dalam istilah masyarakat Bali

adalah Bulan Tilem), karena ikan naik ke permukaan laut.

a. Pemasok dan Bahan Baku

1) Kaleng

Salah satu bahan baku terpenting dalam proses pengalengan

Indohamafish ada empat, yaitu Sidoarjo, Surabaya, dan dua lainnya

berlokasi di Jakarta. Kaleng dikirim terlepas dari seam atau

tutupnya. Kaleng sudah dicetak dengan merek dagang yang

terdaftar milik PT Indohamafish, namun ada juga kaleng yang

masih polos, belum berlabel. Kaleng yang belum berlabel akan

diberi stiker label ketika telah menjadi barang jadi. Contoh dari

kaleng semacam ini adalah sarden merek Apollo kemasan 155

gram.

Biaya angkut pembelian dari bahan baku kaleng ini sendiri

sudah termasuk dalam biaya kaleng. Pengiriman kaleng dilakukan

dengan kontainer dan disimpan digudang kaleng. Lokasi gudang

ada diseberang (sebelah barat) PT Indohamafish. Kaleng yang

digunakan harus sesuai standar HACCP untuk menjaga kualitas

dan keamanan pangan yang ada di dalamnya.

2) Ikan

Bahan baku lainnya yang terpenting juga adalah ikan. PT

Indohamafish menggunakan ikan lemuru, ikan tembang, dan ikan

makarel dalam pembuatan ikan kaleng. Ketiga jenis ikan ini

diperoleh dari nelayan setempat maupun luar pulau Bali. Di luar

pulau Bali, perusahaan membeli ikan di TPI (tempat pelelangan

ikan) yang berlokasi di Juwana, Probolinggo, Jakarta, dan wilayah

Jawa Tengah lainnya yang memungkinkan ikan bisa dikirim dalam

berkisar antar sehari semalam untuk ikan yang berasal dari wilayah

Jawa Tengah dan dua hari semalam untuk ikan yang berasal dari

Jakarta.

Ikan-ikan ini dikemas dalam kotak berisi es batu agar

kesegarannya tetap terjaga. Ikan yang tiba di pabrik akan langsung

di proses agar tetap segar. Sebelum di proses, ikan-ikan transit

sementara waktu di lemari pendingin, menunggu giliran untuk

digunting dan dicuci, kemudian ke tahap produksi selanjutnya.

Aroma ikan segar yang tercium di seputaran pabrik, membuat

karyawan PT Indohamafish bergurau “Jika tidak berbau, maka tidak ada uang!”.

3) Pasta Tomat dan Tepung Jagung

Sarden maupun makarel diberi saus tomat atau saus cabai

untuk memberi rasa yang nikmat. Pasta tomat dan tepung jagung

adalah bahan dasar membuat saus tomat dan cabai. Jika ingin

mengisi kaleng dengan saus cabai, cukup diberi bubuk cabai,

namun bahan utama saus tetap berasal dari pasta tomat dan tepung

jagung. Pemasok pasta tomat dan tepung jagung berasal dari

Surabaya. Pembuatan saus tomat maupun saus cabai berada di

lantai dua gedung pabrik, tepat diatas mesin pengisian saus. Saus

yang telah dimasak dan campur bumbu akan dialirkan melalui pipa

4) Bumbu

Bumbu yang terkandung dalam ikan kaleng bersaus

diantaranya ada garam, gula, bubuk pala, bubuk ketumbar, bubuk

merica, bubuk jahe, dan bubuk bawang putih, serta pengawet

makanan rendah kimia. Bumbu-bumbu ini diperoleh dari luar

Pulau Bali, karena langsung diambil dari pusat pembuatan bumbu

makanan dengan kualitas yang baik.

5) Minyak Sayur

Minyak sayur adalah bahan baku khusus untuk sarden

kemasan kaleng 125 gram. Sarden yang berisikan minyak sayur

tidak diberi saus maupun bumbu lainnya, hanya ikan dan minyak

sayur. Rasa gurih ikan lebih terasa, karena berasal dari rasa asin

alami garam laut yang masih melekat pada ikan. Kelebihan dari

kemasan ini adalah tanpa bahan pengawet. Pasokan minyak sayur

berasal dari Kota Negara, Jembrana, yang merupakan salah satu

produsen minyak terbesar di Bali.

6) Mesin dan Bahan Bakar Mesin

Mesin yang digunakan dalam proses pembuatan ikan kaleng

diantaranya:

a) Mesin precooking, yaitu mesin untuk pematangan tahap awal

ikan dalam kaleng yang belum diberi saus maupun minyak.

125 gram, dua unit untuk ukuran kaleng 155 gram, dan satu

unit untuk ukuran kaleng 425 gram.

b) Mesin sauce filling dan oil filling, yaitu mesin untuk pengisian

saus tomat atau saus cabai dan minyak sayur. Mesin ini juga

berjumlah empat unit, satu unit untuk ukuran kaleng 125 gram

(khusus pengisian minyak sayur), dua unit untuk ukuran kaleng

155 gram, dan satu unit untuk ukuran kaleng 425 gram.

c) Mesin seamer, yaitu mesin yang bertugas untuk menutup

kaleng ikan yang telah diberi ikan dan saus atau minyak sayur.

Sebelum dipasang, tutup kaleng diberi kode dan tanggal

kadaluarsa di ruang jet print code. Mesin ini juga berjumlah

empat unit, satu unit untuk ukuran kaleng 125 gram, dua unit

untuk ukuran kaleng 155 gram, dan satu unit untuk ukuran

kaleng 425 gram.

d) Mesin retort (sterilisasi), yaitu mesin yang digunakan untuk

mensterilkan sarden yang telah ditutup kalengnya. Sterilisasi

ini juga disebut proses pematangan tahap kedua. Mesin ini

berjumlah sepuluh unit yang masing-masing dapat menampung

800 buah kaleng berukuran 125 gram, 1.300 buah untuk ukuran

155 gram atau 600 buah kaleng berukuran 425 gram.

Sedangkan ada satu unit mesin retort berukuran besar yang

1.600 buah untuk ukuran 155 gram atau 800 buah kaleng

berukuran 425 gram.

e) Mesin jet print coding, yaitu mesin pencetak tanggal

kadaluarsa dan nomor produksi pada tutup kaleng (seam).

Mesin ini berjumlah dua unit. Mesin pertama untuk memberi

kode pada produk yang dipasarkan dalam negeri dan mesin

kedua untuk produk yang akan dipasarkan ke luar negeri.

Mesin ini bekerja memberi kode pada setiap tutup kaleng yang

masih dalam bentuk kepingan, tidak dalam bentuk kaleng yang

telah berisi ikan.

Mesin-mesin yang disebutkan dibeli dan didatangkan dari

Eropa secara terpisah dan baru dirakit setelah masuk pabrik.

Perakitan mesin melibatkan para teknisi andal perusahaan,

sehingga mesin tertata sesuai dengan fungsi dan tempatnya. Bahan

bakar yang digunakan untuk menjalankan mesin-mesin ini adalah

batubara dan kayu bakar. Batubara didatangkan dari Surabaya dan

wilayah Jawa Timur lainnya, sedangkan kayu bakar dibeli dari

penduduk setempat yang memiliki lahan dengan banyak

pepohonan.

b. Proses

Pabrik mulai beroperasi pada pagi hari pukul 06.00 sampai sore

hari, hingga malam hari ketika musim ikan sedang baik. Karyawan

pabrik dengan baik, seperti memakai penutup kepala, masker mulut,

sarung tangan, celemek, dan sepatu boot. Kebersihan saat proses

produksi yang paling utama. Pemakaian jam tangan, kacamata, lensa

kontak, kalung, cincin, gelang, maupun anting-anting tidak

diperkenankan untuk mencegah benda-benda tersebut jatuh terlepas

dan masuk ke dalam kaleng ikan yang membuat produk menjadi tidak

steril.

Penggunaan ponsel di dalam pabrik juga tidak diperkenankan,

karena getaran mesin yang cenderung kuat, bersuara keras dan bersuhu

panas. Para pengawas pabrik tersebar di setiap sudut pabrik untuk

mengawasi jalannya proses produksi. Berikut adalah proses produksi

ikan kaleng pada PT Indohamafish:

1) Ikan dibersihkan dengan cara menghilangkan kepala dan ekor

dengan gunting, kemudian di cuci bersih;

2) Kaleng yang telah ditata diatas rel yang berjalan kemudian diisi

ikan sesuai ukuran kemasan oleh karyawan borongan;

3) Rel yang membawa kaleng berisi ikan bergerak ke mesin

precooking hingga terisi penuh, kemudian mulailah proses

precooking selama 10-15 menit dengan suhu 90 C;

4) Selama proses precooking, tutup kaleng diberi kode produksi dan

tanggal kadaluarsa di ruang jet print code di seberang bangunan

pabrik;

5) Rel bergerak kembali setelah proses precooking usai menuju mesin

ke dalam kaleng. Sementara proses ini berlangsung, tutup kaleng

yang telah diberi tanggal kadaluarsa diangkut dan dimasukkan ke

dalam mesin seamer;

6) Rel bergerak dari mesin sauce/oil filling membawa kaleng yang

telah disisi saus atau minyak sayur dan mulailah proses penutupan

kaleng oleh mesin seamer (proses seaming);

7) Setelah proses seaming selesai, rel membawa kaleng menuju

keranjang besi yang berada di dasar kolam inspeksi melalui

perosotan kecil. Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan guna

menyingkirkan produk cacat. Produk cacat dapat diketahui

bilamana kaleng mengambang, artinya isi kaleng tidak sesuai

dengan standar (kurangnya takaran ikan atau saus/minyak sayur).

Produk cacat ini akan dipisahkan dan dibuang;

8) Pengangkatan dengan katrol dilakukan ketika semua kaleng (dalam

satu kali proses produksi) telah masuk semuanya ke keranjang

dalam kolam. Katrol yang mengangkut keranjang berisi kaleng

dibawa ke mesin retort. Proses selanjutnya adalah sterilisasi oleh

mesin retort selama 60-75 menit dengan suhu 150°C;

9) Setelah proses retort atau sterilisasi, kaleng dikeluarkan dari mesin

retort dan diletakkan di depan mesin retort. Proses cooling atau

pendinginan kaleng dilakukan oleh tenaga manusia dengan

menyemprotkan air pada keranjang besi berisi kaleng

3. Area Pemasaran

Penjualan ikan kaleng hasil produksi PT Indohamafish melalui dua

cara, yaitu berdasarkan pesanan dan penawaran. Perusahaan memproduksi

barang pesanan dan sisanya akan ditawarkan kepada distributor lain.

Berikut adalah area pemasaran produk ikan kaleng PT Indohamafish:

a. Indonesia

PT Indohamafish memasarkan produknya di beberapa daerah

yang tersebar di penjuru tanah air, diantaranya adalah Sumatra,

Kalimantan, Sulawesi, Sorong, Jawa Barat, dan Maluku. Sasaran

konsumen utama dari perusahaan adalah masyarakat kalangan

menengah ke bawah. Tujuannya adalah agar masyarakat dapat

mengkonsumsi ikan berprotein tinggi dengan kualitas baik, namun

dengan harga yang terjangkau. Pengiriman produk menggunakan

kontainer untuk jalur darat dan kapal laut untuk pengiriman luar pulau.

b. Luar Indonesia

Selain memasarkan produk dalam lingkup nasional, PT

Indohamafish melakukan penjualan ke luar negeri. Afrika adalah

destinasi utamanya, diantaranya ada Ghana, Tema, Lome, Cotonou,

dan wilayah lainnya di Benua Afrika. Sebelum diekspor ke negara

tujuan, produk lebih dulu dikarantina selama kurang lebih dua minggu

lamanya di Surabaya. Pengiriman menggunakan kapal laut dengan

lama perjalanan kurang lebih tiga bulan. Tingkat konsumsi ikan yang

minyak sayur lebih digemari daripada sarden kemasan saus tomat

maupun saus cabai, karena rasa gurih ikannya lebih terasa dan tanpa

tambahan bumbu apapun.

C. Budaya Perusahaan

1. Disiplin

Karyawan PT Indohamafish bekerja tepat waktu. Setiap karyawan

borongan, harian, dan bulanan bekerja pada jam yang telah ditentukan.

Masing-masing golongan karyawan juga mendapatkan kartu presensi yang

jam dan tanggal tiba maupun meninggalkan tempat bekerjanya dicetak

secara otomatis. Begitu juga untuk mahasiswa yang melakukan magang

dan penelitian juga mendapatkan kartu tersebut. Mesin presensi otomatis

terletak di pos satpam dan setiap karyawan yang hendak presensi akan

diawasi oleh satpam yang berjumlah dua sampai tiga orang.

Pada saat makan siang, karyawan sangat disiplin. Karyawan

borongan makan siang secara bergantian agar produksi tetap berjalan.

Mahasiswa magang dan penelitian mendapat pengawasan khusus dari

karyawan bulanan dalam melaksanakan tugas maupun penelitiannya.

Perlengkapan pada saat memasuki pabrik juga sangat penting digunakan,

seperti penutup kepala, masker, jubbah, dan sepatu boot. Penggunaan

sarung tangan wajib pada karyawan yang berhadapan langsung dengan

proses produksi. Segala macam perhiasan, kacamata, jam tangan, dan

2. Kerja Keras

Pabrik akan beroperasi hanya pada saat bahan baku ikan tersedia.

Adakalanya bahan baku tidak habis diproduksi dalam satu hari walaupun

produksi dilakukan hingga malam hari. Produksi akan dilanjutkan esok

harinya. Pabrik akan dibuka pada saat subuh dan mulai berproduksi pukul

enam pagi. Kegigihan tidak hanya terlihat pada karyawan borongan saja,

namun juga karyawan harian dan bulanan yang sudah berada di pabrik

sejak dimulainya proses produksi pada pagi hari. Mereka turut mengawasi

jalannya proses produksi.

3. Kreatif

Mesin-mesin yang didatangkan dari Eropa didapatkan dalam

keadaan masih terpisah. PT Indohamafish tidak mendatangkan tenaga

Dokumen terkait