• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ………………………..3 5

B. Deskripsi Produk

2. Produksi

Pabrik melakukan aktivitas produksi ketika bahan baku ikan tersedia.

Ikan diperoleh dari nelayan setempat maupun dibeli dari Pulau Jawa. Jadi,

ketika bahan baku ikan sedang tidak ada, pabrik tidak memproduksi ikan

kaleng. Dalam satu bulan, biasanya pabrik bisa memproduksi ikan dalam

25 hari atau bahkan 30 hari penuh jika musim ikan sedang baik. Ikan

paling sulit ditangkap ketika bulan terang (bulan Purnama), namun

menjadi mudah ditangkap pada bulan mati (dalam istilah masyarakat Bali

adalah Bulan Tilem), karena ikan naik ke permukaan laut.

a. Pemasok dan Bahan Baku

1) Kaleng

Salah satu bahan baku terpenting dalam proses pengalengan

Indohamafish ada empat, yaitu Sidoarjo, Surabaya, dan dua lainnya

berlokasi di Jakarta. Kaleng dikirim terlepas dari seam atau

tutupnya. Kaleng sudah dicetak dengan merek dagang yang

terdaftar milik PT Indohamafish, namun ada juga kaleng yang

masih polos, belum berlabel. Kaleng yang belum berlabel akan

diberi stiker label ketika telah menjadi barang jadi. Contoh dari

kaleng semacam ini adalah sarden merek Apollo kemasan 155

gram.

Biaya angkut pembelian dari bahan baku kaleng ini sendiri

sudah termasuk dalam biaya kaleng. Pengiriman kaleng dilakukan

dengan kontainer dan disimpan digudang kaleng. Lokasi gudang

ada diseberang (sebelah barat) PT Indohamafish. Kaleng yang

digunakan harus sesuai standar HACCP untuk menjaga kualitas

dan keamanan pangan yang ada di dalamnya.

2) Ikan

Bahan baku lainnya yang terpenting juga adalah ikan. PT

Indohamafish menggunakan ikan lemuru, ikan tembang, dan ikan

makarel dalam pembuatan ikan kaleng. Ketiga jenis ikan ini

diperoleh dari nelayan setempat maupun luar pulau Bali. Di luar

pulau Bali, perusahaan membeli ikan di TPI (tempat pelelangan

ikan) yang berlokasi di Juwana, Probolinggo, Jakarta, dan wilayah

Jawa Tengah lainnya yang memungkinkan ikan bisa dikirim dalam

berkisar antar sehari semalam untuk ikan yang berasal dari wilayah

Jawa Tengah dan dua hari semalam untuk ikan yang berasal dari

Jakarta.

Ikan-ikan ini dikemas dalam kotak berisi es batu agar

kesegarannya tetap terjaga. Ikan yang tiba di pabrik akan langsung

di proses agar tetap segar. Sebelum di proses, ikan-ikan transit

sementara waktu di lemari pendingin, menunggu giliran untuk

digunting dan dicuci, kemudian ke tahap produksi selanjutnya.

Aroma ikan segar yang tercium di seputaran pabrik, membuat

karyawan PT Indohamafish bergurau “Jika tidak berbau, maka tidak ada uang!”.

3) Pasta Tomat dan Tepung Jagung

Sarden maupun makarel diberi saus tomat atau saus cabai

untuk memberi rasa yang nikmat. Pasta tomat dan tepung jagung

adalah bahan dasar membuat saus tomat dan cabai. Jika ingin

mengisi kaleng dengan saus cabai, cukup diberi bubuk cabai,

namun bahan utama saus tetap berasal dari pasta tomat dan tepung

jagung. Pemasok pasta tomat dan tepung jagung berasal dari

Surabaya. Pembuatan saus tomat maupun saus cabai berada di

lantai dua gedung pabrik, tepat diatas mesin pengisian saus. Saus

yang telah dimasak dan campur bumbu akan dialirkan melalui pipa

4) Bumbu

Bumbu yang terkandung dalam ikan kaleng bersaus

diantaranya ada garam, gula, bubuk pala, bubuk ketumbar, bubuk

merica, bubuk jahe, dan bubuk bawang putih, serta pengawet

makanan rendah kimia. Bumbu-bumbu ini diperoleh dari luar

Pulau Bali, karena langsung diambil dari pusat pembuatan bumbu

makanan dengan kualitas yang baik.

5) Minyak Sayur

Minyak sayur adalah bahan baku khusus untuk sarden

kemasan kaleng 125 gram. Sarden yang berisikan minyak sayur

tidak diberi saus maupun bumbu lainnya, hanya ikan dan minyak

sayur. Rasa gurih ikan lebih terasa, karena berasal dari rasa asin

alami garam laut yang masih melekat pada ikan. Kelebihan dari

kemasan ini adalah tanpa bahan pengawet. Pasokan minyak sayur

berasal dari Kota Negara, Jembrana, yang merupakan salah satu

produsen minyak terbesar di Bali.

6) Mesin dan Bahan Bakar Mesin

Mesin yang digunakan dalam proses pembuatan ikan kaleng

diantaranya:

a) Mesin precooking, yaitu mesin untuk pematangan tahap awal

ikan dalam kaleng yang belum diberi saus maupun minyak.

125 gram, dua unit untuk ukuran kaleng 155 gram, dan satu

unit untuk ukuran kaleng 425 gram.

b) Mesin sauce filling dan oil filling, yaitu mesin untuk pengisian

saus tomat atau saus cabai dan minyak sayur. Mesin ini juga

berjumlah empat unit, satu unit untuk ukuran kaleng 125 gram

(khusus pengisian minyak sayur), dua unit untuk ukuran kaleng

155 gram, dan satu unit untuk ukuran kaleng 425 gram.

c) Mesin seamer, yaitu mesin yang bertugas untuk menutup

kaleng ikan yang telah diberi ikan dan saus atau minyak sayur.

Sebelum dipasang, tutup kaleng diberi kode dan tanggal

kadaluarsa di ruang jet print code. Mesin ini juga berjumlah

empat unit, satu unit untuk ukuran kaleng 125 gram, dua unit

untuk ukuran kaleng 155 gram, dan satu unit untuk ukuran

kaleng 425 gram.

d) Mesin retort (sterilisasi), yaitu mesin yang digunakan untuk

mensterilkan sarden yang telah ditutup kalengnya. Sterilisasi

ini juga disebut proses pematangan tahap kedua. Mesin ini

berjumlah sepuluh unit yang masing-masing dapat menampung

800 buah kaleng berukuran 125 gram, 1.300 buah untuk ukuran

155 gram atau 600 buah kaleng berukuran 425 gram.

Sedangkan ada satu unit mesin retort berukuran besar yang

1.600 buah untuk ukuran 155 gram atau 800 buah kaleng

berukuran 425 gram.

e) Mesin jet print coding, yaitu mesin pencetak tanggal

kadaluarsa dan nomor produksi pada tutup kaleng (seam).

Mesin ini berjumlah dua unit. Mesin pertama untuk memberi

kode pada produk yang dipasarkan dalam negeri dan mesin

kedua untuk produk yang akan dipasarkan ke luar negeri.

Mesin ini bekerja memberi kode pada setiap tutup kaleng yang

masih dalam bentuk kepingan, tidak dalam bentuk kaleng yang

telah berisi ikan.

Mesin-mesin yang disebutkan dibeli dan didatangkan dari

Eropa secara terpisah dan baru dirakit setelah masuk pabrik.

Perakitan mesin melibatkan para teknisi andal perusahaan,

sehingga mesin tertata sesuai dengan fungsi dan tempatnya. Bahan

bakar yang digunakan untuk menjalankan mesin-mesin ini adalah

batubara dan kayu bakar. Batubara didatangkan dari Surabaya dan

wilayah Jawa Timur lainnya, sedangkan kayu bakar dibeli dari

penduduk setempat yang memiliki lahan dengan banyak

pepohonan.

b. Proses

Pabrik mulai beroperasi pada pagi hari pukul 06.00 sampai sore

hari, hingga malam hari ketika musim ikan sedang baik. Karyawan

pabrik dengan baik, seperti memakai penutup kepala, masker mulut,

sarung tangan, celemek, dan sepatu boot. Kebersihan saat proses

produksi yang paling utama. Pemakaian jam tangan, kacamata, lensa

kontak, kalung, cincin, gelang, maupun anting-anting tidak

diperkenankan untuk mencegah benda-benda tersebut jatuh terlepas

dan masuk ke dalam kaleng ikan yang membuat produk menjadi tidak

steril.

Penggunaan ponsel di dalam pabrik juga tidak diperkenankan,

karena getaran mesin yang cenderung kuat, bersuara keras dan bersuhu

panas. Para pengawas pabrik tersebar di setiap sudut pabrik untuk

mengawasi jalannya proses produksi. Berikut adalah proses produksi

ikan kaleng pada PT Indohamafish:

1) Ikan dibersihkan dengan cara menghilangkan kepala dan ekor

dengan gunting, kemudian di cuci bersih;

2) Kaleng yang telah ditata diatas rel yang berjalan kemudian diisi

ikan sesuai ukuran kemasan oleh karyawan borongan;

3) Rel yang membawa kaleng berisi ikan bergerak ke mesin

precooking hingga terisi penuh, kemudian mulailah proses

precooking selama 10-15 menit dengan suhu 90 C;

4) Selama proses precooking, tutup kaleng diberi kode produksi dan

tanggal kadaluarsa di ruang jet print code di seberang bangunan

pabrik;

5) Rel bergerak kembali setelah proses precooking usai menuju mesin

ke dalam kaleng. Sementara proses ini berlangsung, tutup kaleng

yang telah diberi tanggal kadaluarsa diangkut dan dimasukkan ke

dalam mesin seamer;

6) Rel bergerak dari mesin sauce/oil filling membawa kaleng yang

telah disisi saus atau minyak sayur dan mulailah proses penutupan

kaleng oleh mesin seamer (proses seaming);

7) Setelah proses seaming selesai, rel membawa kaleng menuju

keranjang besi yang berada di dasar kolam inspeksi melalui

perosotan kecil. Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan guna

menyingkirkan produk cacat. Produk cacat dapat diketahui

bilamana kaleng mengambang, artinya isi kaleng tidak sesuai

dengan standar (kurangnya takaran ikan atau saus/minyak sayur).

Produk cacat ini akan dipisahkan dan dibuang;

8) Pengangkatan dengan katrol dilakukan ketika semua kaleng (dalam

satu kali proses produksi) telah masuk semuanya ke keranjang

dalam kolam. Katrol yang mengangkut keranjang berisi kaleng

dibawa ke mesin retort. Proses selanjutnya adalah sterilisasi oleh

mesin retort selama 60-75 menit dengan suhu 150°C;

9) Setelah proses retort atau sterilisasi, kaleng dikeluarkan dari mesin

retort dan diletakkan di depan mesin retort. Proses cooling atau

pendinginan kaleng dilakukan oleh tenaga manusia dengan

menyemprotkan air pada keranjang besi berisi kaleng

Dokumen terkait