• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Deskripsi Data

1. Pelaksanaan pendekatan saintifik di Sekolah Dasar Negeri Cepit.

Guru kelas VA menjelaskan bahwa pendekatan saintifik adalah pendekatan yang digunakan untuk pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan infomasi/ mencoba, menalar/ mengasosiaikan, dan mengkomunikasikan/ membentuk jejaring. Penjelasan yang sama juga diutarakan oleh pak AK selaku kepala sekolah tentang pendekatan saintifik, pak AK menjelasakan bahwa pendekatan saintifik adalah sebuah pembelajaran yang diawali dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ mencoba, menalar/ mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan, dan urutan tersebut selalu dimunculkan dalam setiap kali pertemuan.

Berikut ini adalah hasil wawancara peneliti dengan dan ibu “R” selaku guru kelas V A tentang pendekatan saintifik mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran melalui pendekatan sainfik semuanya berjalan sesuai rencana, guru sudah membuat langkah-langkah pendekatan saintifik sesuai dengan yang dibutuhkan siswa, selain itu menggunakan referensi lain yaitu buku-buku paket dan alam sekitar yang ada disekitar sekolah.

Dari hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa guru Ibu

“R” selaku guru kelas V A secara keseluruhan sudah memahami apa itu pendekatan saintifik dan apa saja langkah-langkah yang ada dalam pendekatan saintifik tersebut. Hasil wawancara diatas juga didukung dengan

hasil observasi yang dilakukuan peneliti dilapangan pada Senin, 18 Mei 2015 terkait dengan pelaksanaan pendekatan saintifik selama proses pembelajaran.

SD Negeri Cepit menerapkan pendekatan saintifik dalam

pembelajaran sejak kurikulum sesudah yaitu kurikulum 2013 dan kembali pada kurikulum 2006 atau yang disebut KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) pun masih diterapkan sehingga guru-guru tidak merasa sulit dalam menerapkan langkah-langkah pendekatan saintifik dan guru-guru merasa lebih nyaman menerapkan pendekatan saintifik pada kurikulum 2006 dari pada kurikulum 2013 karena akan menyita banyak waktu dan menyulitkan guru pada saat penilaian.

Berikut ini juga adalah hasil wawancara peneliti dengan guru “R” selaku guru kelas V A terkait dengan penerapan pendekatan saintifik : Penyusunan RPP guru sudah menyusun sesuai dengan langkah-langkah dalam pendekatan saintifik kesesuaian dan ketidak sesuaian yang dimaksud yaitu dengan mengikuti sesuai materi yang dibutuhkan siswa dan guru kelas juga mengakui sejauh ini tidak pernah mengalami kesulitan sejak kembali pada kurikulum lama yaitu kurikulum 2006. Guru Sering menggunakan buku yang lain misalnya buku paket, buku refrensi dan alam sekitar sesuai dengan ada di alam sekitar sekolah.

Guru kelas menjelaskan bahwa dengan adanya kurikulum 2006 kembali diterapkan maka langkah-langkah pendekatan saintifik menjadi lebih menyenangkan dan tidak menyulitkan siswa tetapi memudahkan siswa

dan guru untuk aktif dalam proses pembelajaran dan guru merasa bahwa pendekatan saintifik memberikan manfaat yang sangat luar biasa bagi anak. Pernyataan peneliti di atas di dasarkan pada hasil wawancara bersama dengan guru kelas serta di dukung dengan hasil observasi yang di lakukan oleh peneliti selama mengambil data dilapangan.

2. Pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Negeri Cepit.

Pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran guru

menggunakan langkah-langkah pendekatan saintifik yang dijabarkan menjadi lima aspek yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.

Berikut ini adalah hasil wawancara antara peneliti dengan Ibu “R” selaku guru kelas VA dan juga hasil observasi peneliti yang berawal dari aspek/ langkah yang pertama yaitu:

a. Pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA melalui

pengamatan

Dalam pelaksanaan pembelajaran saat melakukan pengamatan, siswa sudah menggunakan indera penglihatan yaitu dengan cahaya menembus benda bening, pelaksanaan pembelajaran yaitu dengan obyek pengamatan guru memanfaatkan sumber belajar yang ada baik dikelas maupun di luar kelas. Contohnya dengan cahaya dibiaskan diluar kelas sehingga menembus sinar matahari dan menghasilkan pelangi, dalam

mengamati juga guru menyusun pedoman/ panduan bagi siswa secara langsung, proses pembelajarannya guru mendampingi siswa secara langsung dalam mengamati untuk membimbing anak yang kesulitan, guru juga menentukan lokasi dari obyek yang akan diamati siswa misalnya pohon mengeluarkan oksigen dan anak-anak disuruh untuk merasakan panasnya terik matahari setelah itu anak-anak dipindahkan kebawa pohon bagaimana rasanya.

Gambar 2. Ketika siswa sedang mengamati air dalam gelas yang isi pulpen yang bisa memantulkan cahaya untuk menyelesaikan tugas.

Kesimpulannya antara guru dan siswa sudah melaksanakan kegiatan mengamati sesuai dengan pendekatan saintifik yang dimaksud meskipun belum semua anak pandai tetapi mereka saling membantu dan mengingatkan satu sama lain sehingga kegiatan mengamati dalam

pelaksanaan pembelajaran IPA dapat berjalan dengan baik sesuai rencana atau panduan RPP dam Silabus.

b. Pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA melalui

mengajukan pertanyaan

Dari hasil wawancara dengan guru dan observasi peneliti yang diperoleh Pelaksanaan pembelajaran dalam kegiatan menanya sudah sesuai dengan konsep dan fakta yang dipelajari. Seperti pada contoh yang ada setelah siswa melakukan pengamatan, siswa di kasi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran siswa sudah lancar dalam bertanya, akan tetapi itu masih dalam tahap sesuai dengan kemampuan IQ siswa yang tinggi dan yang IQ siswa yang rendah, golongan IQ siswa yang kemampauannya lebih tinggi mudah untuk mengajukan pertanyaan sedangkan yang golongan IQ rendah terkadang memilih untuk diam. Pertanyaan yang diajukan siswa sudah sesuai dengan materi yang dipelajari.

Gambar 3. ketika siswa sedang bertanya.

Kesimpulannya dalam kegiatan menanya sudah berlangsung dengan baik. Guru sudah menerapkan pendekatan saintifik, hanya saja perlu lebih banyak memahami siswa yang memiliki kemampuan IQ ysng rendah agar lebih bisa bertanya sesuai dengan materi yang diajarkan.

c. Pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA melalui

penalaran

Dari hasil wawancara guru dan observasi peneliti tentang kegiatan menalar dalam proses pembelajaran sudah berjalan. Diketahui sebagian siswa sudah berpikir dengan logika, mengaitkan konsep dan fakta, mengaitkan keterhubungan fakta-fakta, dan mencari apakah ada sebab akibat antar fakta, baik linier maupun bertolak belakang. Kemampuan ini diperlukan oleh siswa untuk memahami fakta-fakta dan

menjelaskan fenomena ilmiah yang ada di dalamnya. Guru juga sudah

mengetahuinya dari kemampuan masing-masing siswa. Guru

mengajukan pertanyaan kepada semua peserta, dalam mengelola informasi sehingga siswa dapat menambah keluasan wawasannya yaitu dengan siswa bisa menambah wawasannya baik dari dalam kelas maupun dari luar kelas. Contohnya dengan melatih kemampuannya dengan caranya sendiri untuk mencari tahu agar dapat mengetahui kemampuan dari masing-masing temannya. Guru juga membentuk kelompok dengan bercampur golongan dari yang atas ke yang golongan paling terendah untuk saling membantu teman yang lain agar semuanya bisa memahami dan mengerti.

Kesimpulan dari kegiatan menalar adalah guru sudah melakukan tindakan yang benar. Siswa sudah memahami proses pembelajaran yang telah berlangsung dengan baik sesuai dengan pendekatan saintifik.

d. Pelaksaan Pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA melalui

percobaan.

Dari hasil wawancara guru dan observasi peneliti,kegiatan mencoba sudah diterapkan yaitu dengan melibatkan siswa dalam melakukan aktivitas menyelidiki fenomena dalam upaya menjawab suatu permasalahan yang meskipun tingkatannya masih terlalumudah. untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengumpulkan informasi, guru membentuk siswa untuk melakukan eksperimen sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa. Siswa mulai membaca buku lain dari buku teks lalu berdidkusi, mendemonstrasikan, mulai meniru bentuk/ gerak, dan melakukan eksperimen. Sebagian dari siswa masih belum bisa, karena memiliki IQ yang rendah, sehingga dalam kegiatan berdiskusi dalam pelaksanaan pembelajaran siswa belum memiliki sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan temannya. Namun siswa yang memiliki IQ tinggi sudah saling membantu sehingga menghasilkan hasil eksperimen yang baik.

Gambar 5. Siswa sedang mencoba gelas yang terisi air dengan pulpen apakah benar menghasilkan cahaya pelangi untuk mengerjakan tugas.

e. Mengkomunikasikan dengan menyampaikan hasil pengamatan

Dari hasil wawancara guru dan hasil observasi peneliti, kegiatan mengkomunikasikan dalam pendekatan saintifik melalui pembelajaran IPA guru sudah memberi kesempatan kepada siswa untuk berkomunikasi tentang apa yang dipelajari yaitu cahaya bermacam-macam yang memantul sehingga memunculkan cahaya lalu siswa bertanya dan membandingkan mengapa bisa terjadi sedangkan dibuku tidak bisa, guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menuliskan atau menceritakan kembali apa yang ditemukan dari materi yang dipelajari melalui hasil percobaan agar siswa menuliskan dan menceritakan kembali, guru juga sudah menentukan siswa dalam menyampaikan hasil

mencampuri siswa yang lebih pandai agar bisa membantu siswa yang kurang pandai agar saling memberitahu satu sama yang lain.materi yang dipelajari siswa boleh dari berbagai sumber siswa yang dirumahnya memilih jaringan internet dapat menggunakan internet dengan sebaik mungkin agar dapat menambah wawasannya untuk itu membuat siswa termotivasi dalam memperluas wawasan belajarnya dan membuat gurunya semakin bangga.

g ambar 6. Siswa sedang mengamati untuk menyampaikan hasilnya melalui komunikasi.

Kesimpulan dari kelima aspek pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA, Guru kelas menjelaskan bahwa dengan adanya kurikulum 2006 kembali diterapkan, maka sangat mempermudahkan siswa memahami langkah-langkah pendekatan saintifik menjadi lebih menyenangkan dan memudahkan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran dan guru merasa bahwa pendekatan saintifik memberikan

manfaat yang sangat luar biasa bagi siswa. Pernyataan peneliti di atas di dasarkan pada hasil wawancara bersama dengan guru kelas serta di dukung dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama mengambil data dilapangan yaitu pada tanggal 25 Mei sampai dengan 22 juni 2015.

Dokumen terkait