• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data

Hasil perhitungan dan penelitian mengenai tes hasil belajar biologi (Pretest, Posttest, dan Retest) dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Statistik Hasil Penelitian Pretest, Posttest, dan Retest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Data Statistik

Pretest Posttest Retest

K E K E K E Jumlah Siswa 40 40 39 38 39 38 Rata-rata 45.05 46.00 62.23 71.18 58.26 69.89 SD 8.2864 9.1987 11.7147 10.8450 11.7243 9.1987 Nilai tertinggi 66 66 81 88 81 88 Nilai Terendah 34 31 44 53 41 53 Median 44 44 63 72 56 72 Modus 38 38 63 78 42 72 Ket: K: Kontrol E: Eksperimen

Berdasarkan Tabel 4.2, dapat dilihat deskripsi beberapa data statistik pada pretest, posttest, dan retest. Pada pretest, nilai tertinggi dan nilai terendah pada kelas eksperimen maupun kontrol cenderung tidak berbeda, bahkan cenderung sama. Rata-rata kedua kelas juga tidak jauh berbeda, begitu juga dengan median dan modus yang bernilai sama. Walaupun rata- rata, median, dan modus yang tidak terlalu berbeda, jika dilihat dari standar deviasinya, penyimpangan data dari rata-rata lebih besar terdapat pada kelas eksperimen. Hal ini berarti kelas eksperimen memiliki variabilitas sebaran data yang lebih besar dari kelas kontrol.

Pada hasil posttest, terdapat perbedaan yang cukup besar pada nilai tertinggi dan nilai terendah. Nilai tertinggi berbeda tujuh poin, dan nilai terendah berbeda sembilan poin dimana kelas eksperimen memiliki nilai yang lebih tinggi. Nilai median dan modusnya juga menunjukkan perbedaan yang cukup besar yaitu sembilain poin dan lima belas poin dengan nilai kelas eksperimen yang lebih tinggi. Kemudian dilihat dari standar deviasi, kelas

59

eksperimen memiliki nilai yang lebih kecil daripada kelas kontrol. Dari beberapa data tersebut, menunjukkan bahwa variabilitas atau peyimpangan rata-rata penyebaran data pada kelas eksperimen lebih rendah daripada kelas kontrol. Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.

Selanjutnya pada hasil retest, nilai tertinggi pada kedua kelas masih menunjukkan angka yang sama. Namun, terdapat perubahan pada posisi nilai terendah. Kelas kontrol mengalami penurunan tiga poin dari tes sebelumnya (posttest). Dilihat dari nilai rata-ratanya, kedua kelas mengalami penurunan. Namun dari nilai standar deviasi, kelas eksperimen masih menunjukkan nilai yang lebih rendah dari kelas kontrol dan mengalami penurunan nilai dari tes sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen masih memiliki penyebaran data dengan variabilitas atau penyimpangan rata-rata yang lebih rendah, sehingga retensi siswa pada kelas eksperimen dikatakan lebih baik daripada kelas kontrol.

2. Analisis Data Tes Hasil Belajar a. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan dalam peneltian ini adalah uji liliefors dengan tujuan untuk mengetahui distribusi data normal atau tidak. Data dikatakan normal ketika Lhitung < Ltabel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Uji Normalitas Pretest, Posttest, dan Retest Kelompok Eksperimen Dan Kontrol

Data Pretest Posttest Retest

Statistik Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen

N 40 40 39 38 39 38

Lhitung 0.1374 0.1233 0.1055 0.1297 0.1345 0.1203

Ltabel 0.1400 0.1400 0.1418 0.1437 0.1418 0.1437

Kesimpulan Normal Normal Normal Normal Normal Normal

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan pada hasil pretest kelompok kontrol dan eksperimen tersebut nilai Lhitung < Ltabel . Kelas eksperimen menunjukkan

angka 0.1374 < 0.1400 dan kelas kontrol menunjukkan angka 0.1233 < 0.1400. Kemudian pada posttest kelas kontrol dan eksperimen tersebut juga menunjukkan nilai Lhitung < Ltabel. Kelas kontrol menunjukkan angka 0.1055 < 0.1418 dan kelas

eksperimen menunjukkan angka 0.1297 < 0.1437. Begitu juga halnya pada retest,

pada kelas kontrol dan eksperimen tersebut juga menunjukkan nilai Lhitung < Ltabel.

Kelas kontrol menunjukkan angka 0.1345 < 0.1437 dan kelas kontrol menunjukkan angka 0.1203 < 0.1437. Dari data-data tersebut, maka Ho yang menyatakan bahwa populasi berdistribusi normal diterima. Dengan demikian, bahwa sebaran data yang dianalisis tersebut normal.

b. Uji Homogenitas

Setelah dilakukan uji normalitas pada kedua kelompok penelitian, maka langkah selanjutnya mencari nilai homogenitas. Pengujian tersebut dilakukan untuk melihat variansi atau keseragaman dari kedua sampel yang diambil datanya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Uji Homogenitas Pretest, Posttest, dan Retest Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Pretest Posttest Retest

N 80 77 77 Db 78 75 75 hitung F 1.232 1.166 1.278 Α 0.05 tabel F 1.704; 1.725

Kesimpulan Variansi Homogen

Berdasarkan pada tabel 4.4 didapat nilai Fhitung pretest untuk kelompok

eksperimen dan kontrol sebesar 1,232 dan Ftabel sebesar 1,704 pada taraf

signifikansi α = 0.05 dengan sampel sebanyak 40 orang pada masing-masing kelas, sehingga 1,232 < 1,704. Kemudian didapat juga nilai Fhitung posttest untuk

kelompok eksperimen dan kontrol sebesar 1,166 dan Ftabel sebesar 1,725 pada taraf

signifikansi α = 0.05 dengan sampel sebanyak 39 pada kelas kontrol dan 38 orang pada kelas eksperimen, sehingga 1,166 < 1,725. Begitu halnya juga pada retest, didapat juga nilai nilai Fhitung posttest untuk kelompok eksperimen dan kontrol

61

sampel sebanyak 39 pada kelas kontrol dan 38 orang pada kelas eksperimen, sehingga 1,278 < 1,725.. Dari data-data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Ho diterima dan variansi pada data pretest, posttest, dan retest pada dua kelompok adalah homogen.

c. Uji Hipotesis

Berdasarkan uji prasarat sebelumnya yaitu uji normalitas dan homogenitas, diambil kesimpulan data pretest, posttest, dan retest pada kedua kelompok adalah berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Dengan demikian, dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t.

Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest, posttest, dan retest kelompok eksperimen dan kontrol .

1) Hipotesis Pretest

Hasil perhitungan nilai pretest dengan menggunakan uji t, dapat diperlihatkan pada Tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Hasil Uji - t Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Data Kelompok

Statistik Kontrol Eksperimen

N 40 40 Rata-Rata 45.05 46.00 thitung 0.493 ttabel 1.991 Kesimpulan Ho diterima tidak Berbeda

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa thitung lebih kecil dari ttabel yaitu

0.493 < 1.991. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Dengan demikian, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan awal kelompok eksperimen dengan control.

2) Hipotesis Posttest

Hasil perhitungan nilai posttest dengan menggunakan uji -t, dapat diperlihatkan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Uji - t Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Data Kelompok

Statistik Kontrol Eksperimen

N 39 38 Rata-Rata 62.63 71.18 thitung 3.475 ttabel 1.992 Kesimpulan Ho ditolak Berbeda Signifikan

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel yaitu

3.475 > 1.992. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Dengan demikian, terdapat perbedaan yang signifikan pada penggunaan media pembelajaran berbasis CAI model drills erhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem gerak.

3) Hipotesis Retest

Hasil perhitungan nilai retest dengan menggunakan uji -t, dapat diperlihatkan pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil Uji - t Retest Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Data Kelompok

Statistik Kontrol Eksperimen

N 39 38 Rata-Rata 58.26 69.89 thitung 4.518 ttabel 1.992 Kesimpulan Ho ditolak Berbeda Signifikan

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel yaitu

4.518 > 1.992. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Dengan demikian, terdapat juga perbedaan yang signifikan pada uji retensi (retest) dalam penggunaan media pembelajaran berbasis CAI model drills terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem gerak.

4) Hipotesis Retest dan Posttest Kelompok Eksperimen

Hasil perhitungan nilai retest dan posttest kelompok eksperimen dengan menggunakan uji -t, dapat diperlihatkan pada Tabel 4.8.

63

Tabel 4.8 Hasil Uji - t Retest Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Data Eksperimen

Statistik Retest Posttest

N 39 38

Rata-Rata 69.89 71.18

thitung 0.512

ttabel 1.992

Kesimpulan Ho diterima

Tidak Berbeda Signifikan

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa thitung lebih kecil dari ttabel yaitu

0.512 > 1.992. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Dengan demikian, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada uji retensi (retest) dengan tes sebelumnya (posttest) dalam penggunaan media pembelajaran berbasis CAI model drills terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem gerak. Hal ini berarti pemahaman saat siswa pada saat posttest maupun setelah melewati beberapa waktu (retest) tidak jauh berbeda.

d. Uji Retensi

Setelah dilakukan uji normalitas, homogenitas, dan uji hipotesis pada data

retest, kemudian dilihat hasil uji retensi pada data tersebut untuk menunjukkan bahwa media CAI model drills mempunyai kelebihan yaitu dapat menyimpan memori pelajaran lebih baik dibanding multimedia interaktif yang digunakan pada kelas kontrol. Berikut adalah penyajian data uji retensi melalui rata-rata dan proporsi retsensi siswa berdasarkan tingkat retensi:

Tabel 4.9 Proporsi Retensi Siswa Berdasarkan Tingkat Retensi

Tingkat Retensi Kelompok Eksperimen N = 38 Kelompok Kontrol N = 39 N % N % 55 – 69 % - - - - 70 – 84 % - - 3 8 85 – 99 % 8 21 21 54 ≥ 100 % 30 79 15 38 Jumlah 38 100 39 100

Berdasarkan perhitungan data retensi tersebut, dapat dilihat bahwa rata-rata retensi kelompok eksperimen juga lebih baik dibandingkan dengan kelompok

kontrol yaitu 98% > 94%, atau terdapat selisih 4 persen.1 Kemudian dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen yang menggunakan media CAI model drills, mempunyai kemampuan menyimpan konsep dalam struktur kognitif lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan multimedia interaktif.

Selanjutnya jika dilihat dari proporsi retensi, proporsi retensi pada kelas eksperimen, 79 persen siswa masuk dalam kategori tingkat retensi sangat baik. Berbeda halnya pada kelas kontrol yang hanya menunjukkan angka 38 persen siswa masuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan media CAI model drills mempunyai masih dapat mengingat dengan baik materi-materi yang telah dipelajarinya.

D. Pembahasan

Hasil perhitungan hipotesis menggunakan uji-t untuk pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol menerima Ho, karena thitunglebih kecil dari t tabel (thit(0.493)<ttabel(1.991)). Dengan demikian hasil pretest yang belum mendapatkan

perlakuan dengan mengunakan media pembelajaran berbasis CAI tidak terdapat perbedaan antara kelompok kontrol dan eksperimen. Artinya kemampuan kognitif kedua kelompok sama. Ini terlihat dari rerata pretest yang didapatkan oleh kedua kelas tersebut rendah yaitu 45.05 dan 46.00 dan dibuktikan dengan uji-t. Siswa mengalami kesulitan menjawab pertanyaan dalam pretest karena mereka belum mengetahui pengetahuan awal tentang materi pada konsep sistem gerak.

Hasil posttest pada kelas yang menggunakan media CAI model drills

menunjukkan bahwa diperoleh nilai yang lebih besar dari kelas yang menggunakan multimedia interaktif yang biasa dipakai (publikasi www.indi- smart.com). Kemudian dari hasil pengujian dengan uji-t didapatkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (thit(3.475)<ttabel(1.992)) yang berarti menunjukkan

adanya pengaruh pembelajaran menggunakan media CAI pada kelas eksperimen dibanding dengan kelas kontrol (terima H1). Sehingga dapat dikatakan terdapat

1 Lampiran 12.

65

pengaruh yang signifikan media pembelajaran berbasis CAI model drills dengan hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem gerak.

Pengaruh media pembelajaran berbasis CAI model drills selama proses pembelajaran sesuai dengan observasi yang dilakukan oleh observer. Secara keseluruhan pembelajaran dengan media pembelajaran berbasis CAI model

drills yang dibawa ke kelas membuat siswa lebih tertarik kepada pelajaran dan dapat menuntun siswa untuk menggali informasi sendiri tanpa menunggu penjelasan dari guru terlebih dahulu. Selain itu, siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan persentase kelas eksperimen menggunakan media CAI model drills lebih baik daripada kelas yang menggunakan multimedia interaktif yang biasa dipakai (Tabel 4.1), dalam hal ketepatan menjawab tiap soal.

Beberapa fitur yang terdapat pada CAI model drills, membuat media CAI model drills dikatakan memiliki kelebihan yang dapat dilihat dari retest yang diberikan. Proporsi retensi pada kelas eksperimen menujukkan angka 79% (30 orang) pada kategori retensi sangat baik, dan pada kelas kontrol dengan multimedia interaktif, proporsi retensi hanya 38% (15 orang). Perbandingan rata- rata retensi ini pada kelompok eksperimen juga menunjukkan angka yang lebih baik yaitu 98% dibandingkan dengan kelas kontrol dengan angka 94%. Hal ini menunjukkan bahwa latihan-latihan soal dengan media CAI, siswa dapat menyimpan memorinya bahkan memanggil kembali memori yang telah dimasukkan saat pembelajaran. Retensi yang baik dapat membuat pemahaman siswa lebih baik. Kemudian dari beberapa faktor tersebut, latihan soal pada media CAI dapat memberikan hasil belajar serta ingatan siswa lebih baik.

Media CAI menyediakan fasilitas “klik” pada setiap layoutnya. Fasilitas tersebut menuntun siswa untuk terus mencari informasi yang ada pada layout tersebut dengan mengeksplorasi tiap “klik”nya. Proses tersebut memberikan pengalaman pembelajaran yang menyenangkan, tidak tegang seperti saat pembelajaran konvesional dengan presentasi dan diskusi. Bahkan siswa menjadi lebih fokus pada layar laptop untuk terus mencari tahu. Sehingga kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran secara langsung terkonstruk dengan media

CAI model drills, karena fasilitas media tersebut memberikan suatu konstruktivisme tersendiri bagi siswa.

Pengalaman yang diberikan media CAI model drills membuat visual dan kinestetis siswa bekerja secara bersamaan. Terpenuhinya dua unsur modalitas belajar tersebut yaitu visual dan kinestetis akan membuat pemrosesan informasi siswa berjalan lancar serta tingkat konsentrasi siswa tinggi, sehingga pemahaman siswa dan hasil belajar meningkat. Seperti yang dinyatakan Handy Susanto bahwa dengan mengoptimalkan penggunaan modalitas belajar siswa melalui metode belajar yang bervariasi akan dapat meningkatkan konsentrasi siswa sehingga hasil belajar juga akan optimal.2 Pemenuhan dua unsur tersebut diberikan CAI model drills melalui animasi, video, gambar, materi dan sekaligus soal-soal yang sifatnya harus diselesaikan dengan benar pada tiap butir soalnya. Selain itu, adanya pemberian soal yang bervariasi, dengan memasangkan gambar, menjodohkan pernyataan, dan menjawab soal yang berbentuk pilihan ganda. Bahkan pembelajaran menjadi lebih lengkap dengan materi yang diberi lembar kerja beserta feedback yang secara langsung didapat oleh siswa atas pekerjaannya. Namun perlu diperhatikan, disamping penggunaan media CAI model drills, diperlukan juga peragaan oleh guru secara langsung tentang beberapa materi pada konsep sistem gerak, seperti sendi dan kerja otot. Agar siswa memahami pengealaman secara lebih nyata yang tidak terdapat dalam media CAI model drills. Pemakaian charta atau torso juga dapat digunakan sebagai pelengkap media CAI agar siswa dapat melihat tulang dan bagian lainnya pada sistem gerak secara tiga dimensi.

Pemilihan media pembelajaran CAI merupakan salah satu media alternatif yang dapat digunakan oleh para guru dalam memberikan variasi dalam pembelajaran sehingga motivasi dan minat belajar siswa dan kemudian akan linear dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah faktor guru, siswa, model, metode, maupun

2Handy Susanto, “Meningkatkan Konsentrasi Siswa Melalui Optimalisasi Modalitas

67

pemanfaatan fasilitas media pembelajaran yang ada.3. Guru yang menggabungkan semua unsur pembelajaran melalui media CAI model drills

dapat membuat pemahaman siswa menjadi lebih baik, dimana merupakan salah satu faktor pemahaman tersebut dan ingatan yang merupakan penarikan kembali informasi yang pernah diperoleh sebelumnya4, sehingga kemudian hasil belajar meningkat.

Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan media pembelajaran berbasis CAI model drills terbukti dapat meningkatkan reyensi, sehingga dapat menjadi salah satu pilihan media bagi guru dalam proses pembelajaran. CAI dirancang untuk merangkum beberapa media pembelajaran sekaligus umpan balik dalam pemberian materi yang berupa soal dalam satu file flash yang mudah diakses dan mengikuti perlembangan teknologi yang sangat pesat. Sehingga siswa termotivasi untuk memahami pelajaran dengan baik.

3 Muhibbin Syah, Psiklogi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011), Cet, XVII, h. 135.

4 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Memengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

68 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait