GERAK
(Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 4 Depok)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
BAYU PURNOMO 1110016100031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi yang berjudul Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis CAI (Computer Assisted Instruction) Model Drills Terhadap Retensi Siswa Pada Konsep Sistem Gerak, disusun oleh Bayu Purnomo, NIM. 1110016100031, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diuji pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, Juni 2015
Yang mengesahkan:
Pembimbing I, Pembimbing II,
Ir. Mahmud, M. Siregar, M.Si Meiry Fadilah Noor, M.Si
NIP: 19540310 198803 1 001 NIP: 19800516 200710 2 001
disusun oleh Bayu Purnomo, NIM. 1110016100031, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 16 Juni 2015 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Biologi.
Jakarta, Juni 2015
Panitia Ujian Munaqosah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA)
Baiq Hana Susanti, M.Sc ……… ……….
NIP. 19700209 200003 2 001 Penguji I
Dr. Zulfiani, M.Pd ……… ………..
NIP. 19760309 200501 2 002 Penguji II
Nengsih Juanengsih, M.Pd ……… ………
NIP. 19790510 200604 2 001
i
ABSTRAK
Bayu Purnomo, 1110016100031. Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis CAI (Computer Assisted Instruction) Model Drills Terhadap Retensi Siswa pada Konsep Sistem Gerak (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 4 Depok). Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media CAI (Computer Assisted Instruction) model drills terhadap retensi siswa pada konsep sistem gerak. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 4 Depok. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian randomized two group pretest and posttest control design. Pengambilan sampel dilakukan dengan
purposive dan adapun penentuan kelas eksperimen dan kontrol secara random. Sampel penelitian ini berjumlah 40 siswa untuk kelas eksperimen dengan menggunakan media CAI model drills dan 40 siswa untuk kelas kontrol dengan menggunakan multimedia interaktif. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar dan daya ingat (retensi) yang berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil analisis data retensi kedua kelompok menggunakan uji-t, diperoleh hasil, thitung lebih besar dari ttabel yaitu 4.518 > 1.992 pada taraf signifikansi ∝ = 0,05. Kemudian hasil belajar juga lebih lama tersimpan ditunjukkan dengan 30 orang dari 38 siswa memiliki tingkat retensi mencapai 100%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis CAI (Computer Asssisted Instruction) model drills terhadap retensi siswa di kelas XI IPA pada konsep Sistem Gerak Manusia.
ii
ABSTRACT
Bayu Purnomo, 1110016100031. The Influence of Learning Media Based on Computer Assisted Instruction (CAI) Model Drills on Retention in Skeletal System Concept. (a Quasi Experiment at SMA Negeri 4 Depok). BA Thesis,
Biology Education Studi Program, Department of Natural Science Education,
Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
The main purpose of this research is to find out the influence of learning media based on Computer Assisted Indtruction (CAI) model drills on retention in skeletal system concept. This research was conducted at SMA Negeri 4 Depok. The research method was used quasi experiment and used randomized two group pretest and posttest control design for research design. Sampling was taken with purposive sampling and determination of experiment and control group. Groups were choosed randomly. The research sample were 40 students for experiment class by using d CAI model drills media and 40 students for control class by using interactive multimedia. An instrument research is used the test result and memory test by multiple objective test that has ben tested its validity and reliability used as research instrument. The data obtained through experimentation was analyzed using statistical methods of mean score and t-test for independent sample. The result show tcount > ttable is 3.475 > 1.992 at the level significant in ∝ = 0,05. Then
learning outcomes also longer stored with resources remember 30 people from 38 students having retention level reached 100%. This indicated that there are influence of learning meda based CAI (Computer Asssisted Instruction) model drills on retention in skeletal system concept in SMA Negeri 4 Depok.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hamba panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga dan para sahabatnya serta seluruh muslimin dan muslimah.
Atas ridho-Nyalah pula penulis dapat menyelesaikan skeripsi yang berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis CAI (Computer Assisted Instruction) Model Drills Terhadap Retensi Siswa Pada Konsep Sistem Gerak”.
Penulis menyadari dalam proses pelaksanaan penelitian, penulis membutuhkan bantuan, dukungan, dan do’a dari berbagai pihak. Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian dengan baik. Untuk itu sebagai ungkapan rasa hormat yang teramat sangat, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam.
3. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Biologi. 4. Bapak Ir. Mahmud, M. Siregar, M.Si, selaku pembimbing I dalam
penyusunan skripsi.
5. Ibu Meiry Fadilah Noor, M.Si selaku pembimbing II dalam penyusunan skripsi dan pembimbing akademik Pendidikan Biologi A angkatan 2010. 6. Ibu Dra. Hj, Laksmi Gantini, M.Si selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 4
Depok yang telah memberikan izin untuk pelaksanaan penelitian skripsi. 7. Ibu Elis Mayani, S.Pd selaku guru mata pelajaran Biologi di SMA Negeri 4
Depok yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama terlaksananya penelitian skripsi.
iv
9. Ayahanda tercinta Bambang Suyatno dan Ibunda tersayang Rupini yang senantiasa memberikan semangat, motivasi, dan doa serta menjadi sumber inspirasi bagi penulis sehingga penulis dapat menyelsaikan skripsi ini. Semoga Allah senantiasa mencurahkan ridho dan rahmat-Nya kepada ibu dan bapak.
10.Bapak Ridwan Nurdiansyah, selaku Kepala Cabang Salemba Group Akses UI yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi kepada penulis. 11.Sahabat-sahabat penulis, Andhika Ajie B, S. Sos, Ella Nurlela Sari, S.Pd,
Aida Fitriyah, S.Pd, Qumillaila, S.Pd, Alvian Yadi Saputra, Ria Rista Agustina, S.Pd, Tuti Khoiriah, S.Pd, dan Latifa Nurrachman, S.Pd yang senantiasa memberikan motivasi yang kuat bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
12.Wiwik Setiawati, S.Si, my partner.
13.Teman-teman Pendikan Biologi angkatan 2010, terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya.
14.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung yang turut memberikan dukungan dan do’a dalam penelitian ini.
Penulis panjatkan do’a dan rasa syukur kepada Allah SWT, semoga jasa yang telah mereka berikan menjadi amal sholeh dan mendapatkan balasan yang jauh lebih baik dari-Nya. Amiin.
Akhirul kata, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan yang terdapat dalam laporan penelitian sederhana ini, dan dengan kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang konstruktif. Besar harapan penulis, semoga laporan penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Jakarta, Juni 2015 Penulis
iv
ABSTRAK... i
ABSTRACT... ii
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL…... vii
DAFTAR LAMPIRAN…... viii
DAFTAR GAMBAR ...…... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Perumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Deskripsi Teoritis ... 7
1. Media Pembelajaran ………... 7
2. Pembelajaran Berbasis CAI ……….………... 12
a. Pengertian CAI ... 12
b. Ciri-Ciri Media Pembelajaran Berbasis CAI ... 15
c. Kelebihan Media Pembelajaran berbasis CAI ... 15
d. Tipe-tipe Media Pembelajaran berbasis CAI ... 16
3. Konsep Hasil Belajar dan Retensi... 18
a. Belajar ... 18
v
c. Retensi ... 26
4. Konsep Sistem Gerak …………... 28
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 30
C. Kerangka Berpikir ... 33
D. Hipotesis Penelitian ... 34
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35
B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 35
C. Metode Penelitian ... 36
D. Prosedur Penelitian ... 37
E. Teknik Pengumpulan Data ………... 38
1. Variabel Penelitian ... 38
2. Sumber Data... 38
3. Instrumen Penelitian ... 39
4. Validitas Butir Soal …... 41
5. Daya Beda ……… 42
6. Uji Taraf Kesukaran ……… 43
7. Reliabilitas ……….... 44
F. Teknik Analisis Data ... 45
1. Uji Normalitas Data ... 45
2. Uji Homogenitas ... 46
G. Pengujian Hipotesis Statistik ... 47
H. Uji Retensi ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Media Pembelajaran CAI (Computer Assisted Instruction) Model Drills ... 50
B. Hasil Belajar Biologi ... 51
C. Hasil Penelitian ... 57
vi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ………... 68
B. Saran ………... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 70
vii
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
3.1 Desain Penelitian... 36
3.2 Kisi-Kisi Instrumen ... 40
3.3 Kategori Indeks Daya Beda ... 42
3.4 Kategori Indeks Kesukaran ... 43
3.5 Kategori Indeks Reliabilitas... 44
3.6 Kategori Retensi Siswa ... 49
4.1 Analisis Hasil Belajar Posttest... 53
4.2 Statistik Hasil Penelitian Pretest, Posttest, dan Retest ... 58
4.3 Uji Normalitas………... 59
4.4 Uji Homogenitas………... 60
4.5 Uji - t Pretest………... 61
4.6 Uji - t Posttest………..………... 61
4.7 Uji - t Retest ..………..………... 62
4.8 Uji - t Retest dan posttest Kelompok Eksperimen... 63
viii
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ... 75
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 102
3. Kisi-kisi Instrumen...131
4. Instrumen Tes ...159
5. Analisis Butir Soal ... 164
6. Daftar Nilai Pretest ... 165
7. Daftar Nilai Posttest ... 166
8. Daftar Nilai Retest ... 167
9. Perhitungan Posttest Per Indikator ...168
10. Deskripsi Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 170
11. Deskripsi Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 172
12. Deskripsi Data Retest Kelas Eksperimen dan Kontrol ...174
13. Perhitungan Uji Normalitas Pretest...178
14. Perhitungan Uji Normalitas Postttest...180
15. Perhitungan Uji Normalitas Retest...182
16. Perhitungan Uji Homogenitas Pretest ... 184
17. Perhitungan Uji Homogenitas Posttest ... 185
18. Perhitungan Uji Homogenitas Retest ... 186
19. Perhitungan Uji Hipotesis Pretest ... 187
20. Perhitungan Uji Hipotesis Posttest ... 189
21. Perhitungan Uji Hipotesis Retest ... 191
22. Perhitungan Uji Hipotesis Retest dan Posttest ...193
23. Lembar Observasi Belajar Siswa ... 195
24. Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 203
25. Dokumentasi Foto Penelitian ... 211
26. Lembar Validasi Media ...212
27. Uji Referensi ... 216
ix
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Globalisasi merupakan saat dimana jarak menjadi tidak berarti lagi. Globalisasi membuat kemajuan di berbagai aspek kehidupan seperti aspek politik, sosial, budya, ekonomi, keamanan, dan lain-lain.1 Salah satu hal yang membuat globalisasi berjalan begitu cepat adalah kemajuan di bidang teknologi informasi. Kemajuan di bidang ini banyak membuat masyarakat lebih mudah dalam menjalankan roda kehidupan misalnya dalam hal jual-beli, berkomunikasi, belajar dan lain-lain. Pada zaman sebelumnya, untuk mendapatkan suatu materi pembelajaran atau bahan pustaka, seseorang harus datang langsung ke perpustakaan dan menemui buku yang ekstra tebal. Namun sekarang dapat ditempuh dalam beberapa menit saja melalui teknologi internet dengan electronic book (e-book), majalah online dan fasilitas elektronik lainnya, Semua itu merupakan implementasi dari kemajuan teknologi informasi.
Kemajuan teknologi juga berdampak pada pendidikan sebagai aspek penting dalam masyarakat yang beradab seperti saat ini. Kemajuan di bidang IPTEK berdampak positif di dunia pendidikan, yaitu; sumber ilmu dan pusat pendidikan yang berupa media massa elektronik, sistem pembelajaran tanpa tatap muka,2
mengembangkan e-learning, terciptanya kursus online, perpustakaan elektronik, dan pembelajaran menggunakan alat bantu komputer.3
Paradigma pembelajaran pada abad 21 telah mengalami pergeseran, sehingga pemerintah membuat tujuan pembelajaran baru yaitu menghasilkan insan Indonesia
1 Dafri Agussalim dan Muhammad F. Alfadh, “Kekayaan dan Supremasi Politik:
Menguatnya Ancaman Konflik Terbuka”, Jurnal Hubungan Internasional: Verity, Vol. 3, No. 5, 2011, h. 4
2Sri Sugiharti, “Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Kehidupan Masyarakat”, Jurnal
Riset Pendidikan dan Pembelajaran (JRPP). Vol. 3, No. 4, 2012, h. 356.
3 Muhammad Yaumi, “Integrasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi. Pergeseran yang dimaksud terlihat dari ciri-ciri berikut yaitu: informasi (berada dimana saja kapan saja), komputasi (memakai komputer unuk efisiensi belajar), otomasi (jangkauan pekerjaan yang lebih luas), dan komunikasi (jangkauan tanpa batas).4
Sejalan dengan munculnya ciri komputasi tersebut, kini penggunaan media pembelajaran dengan menggunakan teknologi multimedia berbantu komputer sudah tidak asing lagi, namun penggunaan dan manfaatnya masih belum sepenuhnya dimengerti oleh para pendidik, padahal multimedia sangat diperlukan untuk mempermudah proses belajar mengajar, sehingga muncul tuntutan peningkatan kemampuan dan keterampilan para guru dalam mengolah bahan-bahan pembelajaran ke dalam multimedia berbasis komputer. Oleh karena itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh meminta para guru untuk menambah satu kompetensi, yaitu kompetensi TIK, yang sebelumnya hanya mencakup empat kompetensi yaitu kepribadian, pedagogik, sosial, dan profesional.5 Di samping itu
munculnya teknologi multimedia dapat memperkaya suasana pembelajaran, meningkatkan daya retensi belajar, meningkatkan percaya diri, dan meningkatkan kesempatan eksplorasi bagi para peserta belajar.6
Pembelajaran berbasis teknologi multimedia yang digunakan dalam proses belajar mengajar sangat beragam, seperti: CBT (Computer Based Training), CBI/CAI (Computer Based/Assisted Instruction), Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated Learning System), LCC (Learner-Centered Classroom),
Teleconferencing, dan WBT (Web-Based Training).7 Salah satu pembelajaran berbasis teknologi yang dapat digunakan di kelas adalah CAI (Computer Assisted Instruction).
4Sidiknas, “Pergeseran Paradigma Pembelajaran Abad 21”, 12 Juli 2014.
5 Sidiknas. “Standar Kemampuan Guru TIK Disiapkan”, http://kemdikbud.go.id, 11 Juli
2014.
6 Sutrisno, Pengantar Pembelajaran Inovatif berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2011), h. 4.
3
CAI berbeda dengan tipe pembelajaran berbantu komputer lainnya, karena CAI dapat diterapkan tanpa koneksi internet atau koneksi antar komputer/server. CAI adalah media instruksional beralat bantu komputer yang digunakan dalam penyampaian materi pelajaran. Pembelajaran dirancang dan diprogram ke dalam sistem CAI.8 Media tersebut dapat dibuat dari berbagai software yang diperuntukan khusus bagi desainer grafis dalam membuat animasi gerak dan suara serta tutorial interaktif. Sehingga media tersebut dapat dibuat khusus untuk pemberian materi ajar yang menarik.
Pada dasarnya, ada empat model pembelajaran dalam media CAI, yaitu tutorial,
drills and practice. CAI model drills menyajikan soal-soal latihan dimana komputer akan merekam, mengevaluasi, dan memberikan feedback terhadap pekerjaan peserta didik.9 Hal ini yang menjadi salah satu kelebihan CAI model
drills dibanding model lainnya, yaitu memungkinkan peserta didik untuk melakukan perbaikan kesalahan dalam proses pembelajaran saat itu juga, serta peserta didik akan dapat menggunakan daya pikir dengan lebih baik, teratur, teliti dan mendorong daya ingatnya.
Kemampuan daya ingat dapat dilatih dengan cara mengerjakan sesuatu yang dapat memunculkan memori yang telah didapat sebelumnya. Model drills dalam CAI dengan menyajikan pengulangan soal-soal dan pemberian feedback secara langsung dapat membantu pelajar memperbaiki secara langsung kesalahan dalam belajar dan meningkatkan kinerja serta kemampuan berpikir sehingga dapat melatih seseorang untuk mengintegrasikan pengetahuan yang disajikan secara terpisah menjadi suatu unit konseptual utuh.10 Sehingga daya ingat akan meningkat sejalan dengan perbaikan-perbaikan selama peserta didik menjalani pembelajaran dengan CAI model drills.
8 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 35.
9 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2012), h. 292.
10Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.
Pembelajaran Biologi tingkat SMA merupakan kelanjutan dari pembelajaran IPA pada tingkat SMP dimana materi yang disajikan lebih konseptual dan deskriptif pada tiap bab. Dalam memahami materi-materi yang padat, salah satu kemampuan yang dibutuhkan adalah retensi atau memori. Menurut Desmita, “memori merupakan unsur inti dari perkembangan kognitif, sebab segala bentuk belajar dari individu melibatkan memori”.11 Memori yang baik membuat peserta didik mampu menguasai ranah kognitif dari C1 (mengingat) sampai C6 (mengevaluasi).
Pada pembelajaran biologi di SMA kelas XI, terdapat salah satu materi, yaitu sistem Gerak dengan kompetensi dasar yaitu “menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem gerak dan mengaitkan dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme gerak serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem gerak manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi”. Bab tersebut telah dipelajari pada tingkat SMP kelas VIII. Namun pada tingkat SMA, materi pada sistem gerak akan sulit dijelaskan jika hanya menggunakan media torso atau charta tanpa adanya latihan untuk memahami bagian-bagian tulang tersebut. Kemudian terdapat juga materi pada bab sistem gerak yang berupa suatu proses, sehingga diperlukan media yang mampu membawa siswa ke proses tersebut secara nyata dan memahami dengan mengulangnya melalui latihan-latihan soal.12
Oleh karena itu, untuk menguji penggunaan CAI dalam pembelajaran dengan materi yang mengandung banyak istilah-istilah biologi, dan juga sebagai media pembelajaran yang dianggap tepat dalam penyampaian materi biologi, maka penulis tertarik untuk mengajukan judul “Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis CAI (Computer Assisted Instruction) Model Drills Terhadap Retensi Siswa Pada Konsep Sistem Gerak”
11Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011), h 121.
12
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, muncul beberapa masalah yang dapat diidentifikasi, pertama pergeseran paradigma pembelajaran abad 21 menuntut guru dalam penggunaan komputer sebagai alat dalam pembelajaran, namun guru belum mempunyai kompetensi TIK dalam pembelajaran berbasis komputer. Kedua, sistem gerak mengandung istilah-istilah asing dengan bagian-bagian serta mekanisme gerak yang baru bagi siswa sehingga siswa dituntut untuk menghafal. Begitu pula dengan belum adanya penelitian yang menguji model drills terhadap pengukuran hasil belajar setelah melewati beberapa waktu (retensi).
C. Pembatasan Masalah
Agar masalah ini dapat dikaji lebih dalam dan tidak menyimpang dari masalah yang akan dibahas, maka perlu adanya pembatasan masalah dari identifikasi masalah di atas. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Media pembelajaran yang digunakan berbasis CAI yang dibatasi pada tipe drills
menggunakan software Macromedia Flash.
2. Penelitian berfokus pada hasil belajar siswa-siswi SMAN 4 Depok semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015, sesudah pembelajaran, dan 4 minggu setelah posttest.
3. Hasil belajar yang dimaksud hanya pada aspek kognitif C1-C5.
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran berbasis CAI (Computer Assisted Instruction) model drills terhadap retensi siswa pada konsep sistem gerak.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti untuk kepentingan teoritis-praktis akselerasi dalam peningkatan mutu pendidikan.
1. Manfaat teoritis
Ditinjau dari segi teori diharapkan penelitian ini, dapat membantu siswa dalam mempelajari konsep sistem gerak serta menumbuh-kembangkan minat belajarnya dan akan memaksimalkan hasil belajarnya.
2. Manfaat Praktis
7
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai deskripsi masing-masing teori dari
beberapa variabel yang diteliti berdasarkan referensi untuk menunjang peneliti
dalam menyusun kerangka berpikir dan mengajukan hipotesis. Selain itu subbab
ini juga digunakan untuk mengarahkan peneliti pada fokus penelitian, sehingga
dapat menghindari meluasnya bahasan penelitian.
1. Media Pembelajaran
Media pembelajaran pada penelitian ini menjadi variabel bebas yang akan
dilihat pengaruhnya terhadap variabel terikat. Media pembelajaran mempunyai
pengertian, ciri-ciri, fungsi, dan manfaat. Berikut ini adalah penjelasan dari
masing-masing aspek dari media pembelajaran tersebut.
Pengertian media diambil dari kata dasar berbahasa latin yaitu Medius adalah
yang berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’ yang merupakan asal dari kata
media.1 Selanjutnya menurut Sharon et.al, media adalah kata jamak dari suatu
istilah yang berasal dari bahasa Latin yaitu medium (“antara”), istilah ini berarti
segala hal pembawa informasi antara penerima informasi dan sumbernya.2
Kemudian Miarso dalam Cepi Riyana mengatakan bahwa media adalah sesuatu
hal yang dapat menjado alat penyaluran pesan yang dapat merangsang perhatian,
perasaan, pemikiran, serta kemauan siswa untuk belajar.3
1 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : Rajawali Pers, 2009), h.3.
2 Sharon. E. Smaldino, et.al, Instructional Technology and Media For Learning:
Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk Belajar, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 7.
3 Cepi Riyana, “Media Pembelajaran”, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi.4 Serupa dengan itu, Heinich juga
mengatakan bahwa media merupakan perantara yang mengantar informasi antara
sumber dan penerima.5
Sementara itu, menurut Anderson, media pembelajaran adalah media yang
memungkinkan terwujudnya hubungan langsung antara karya seorang
pengembang mata pelajaran dengan para siswa. Secara umum wajarlah bila
peranan guru yang menggunakan media pembelajaran sangatlah berbeda dari peranan seorang guru “biasa”.6
Berikut ini merupakan pengertian media pembelajaran dari beberapa ahli:
1) Schramm mengatakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi
pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
2) Briggs mendefinisikan, media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide,
dan sebagainya.
3) NEA mengartikan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi
dalam bentuk media cetak dan audio, serta teknologi perangkat kerasnya.
4) Gagne mendefinisikan media pembelajaran adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
5) Miarso mengatakan, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar. 7
Media pembelajaran juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat
menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber kepada penerima yang dapat
menciptakan lingkungan belajar kondusif sehingga menimbulkan proses belajar
efisien dan efektif.8
4Ibid.
5 Arysad, op.cit., h. 3 6Ibid.
7 Cepi, loc. cit.
8 Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran: Suatu Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung
9
Berdasarkan beberapa pengertian media tersebut, dapat djelaskan bahwa
media adalah segala sesuatu perantara yang dapat mengirimkan pesan dari
pengirim yaitu guru kepada penerima yaitu peserta didik yang dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian
rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
yang efektif.
Pemahaman dan pengertian media, memunculkan ciri-ciri terhadap media,.
Gerlach & Ely dalam Arsyad mengemukakan tiga ciri media, berupa ciri fiksatif,
manipulatif, dan distributif.
Ciri Fiksatif (Fixative Property) menggambarkan kemampuan media
merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekontruksi suatu peristiwa atau
obyek. Ciri manipulatif (Manifulative Property) menjelaskan dengan media, suatu
kejadian dapat ditransformasikan. Kejadian yang berlangsung lama, dapat diubah
menjadi informasi yang lebih singkat untuk disajikan. Ciri Distributif
(Distributive Property) media memungkinkan suatu obyek atau kejadian
ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut
disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relative
sama mengenai kejadian itu.9
Berdasarkan ciri-ciri tersebut memberikan kelompok fungsi-fungsi media.
Levie & Lentz mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya
media visual berupa fungsi atensi, afektif, kognitif, dan kompensatoris.
Fungsi atensi media visual berfungsi untuk menarik perhatian siswa agar
dapat konsentrasi terhadap teks materi dan visualisasi dari pelajaran yang
disajikan. Kemudian fungsi afektif media visual dapat terlihat ketika siswa
menyukai pembelajaran dengan teks yang bergambar. Selanjutnya fungsi kognitif
media visual mengungkapkan bahwa visualisasi materi dapat meningkatkan
pemahaman dan memudahkan mengingat kembali informasi atau pesan yang
terdapat dalam gambar tersebut. Terakhir yaitu fungsi kompensatoris media visual
yang memberikan konteks dalam memahami materi dapat membantu siswa yang
teks dan mengingatnya kembali.10
Kemudian Sudjana dan Rivai menjelaskan fungsi media sebagai alat
memperjelas dan sebagai variasi penjelasan verbal mengenai bahan pengajaran,
alat untuk mengangkat persoalan yang akan menimbulkan pertanyaan dan
stimulus belajar siswa, serta sebagai sumber belajar siswa.11
Sedangkan Yudhi menjelaskan bahwa media pembelajaran mempunyai lima
fungsi yaitu fungsi media sebagai sumber belajar dapat berarti suatu alat, bahan,
cara yang berada diluar diri seorang pendidik yang dapat memudahkan proses
penyampaian materi kepada para peserta didik.12 Kemudian dalam fungsi
semantik, guru dapat menggunakan media untuk menambah perbendaharaan kata
(simbol verbal) yang memiliki makna dalam penyampaian materi pelajaran.
Misalnya dengan: dramatisasi, simulasi, cerita bergambar dan lain-lain.13
Selanjutnya fungsi manipulatif yaitu media dapat mengatasi keterbatasan ruang
dan waktu untuk menyampaikan materi pelajaran. Misalnya: Media dapat
menghadirkan objek yang abstrak menjadi dapat dipelajari dengan mudah.14
Pada fungsi psikologis, media dapat meningkatkan perhatian siswa, menggali
perasaan dan emosi, merepresentasi dan mewakili objek-objek yang akan
dipelajari, meningkatkan dan mengembangkan imajinasi siswa, serta mendorong
siswa melakukan kegiatan pembelajaran.15 Terakhir dalam fungsi sosiokultural,
media dapat mengatasi keberagaman karakteristik siswa dengan memberikan
pengalaman yang sama, rangsangan yang sama sehingga menimpulkan persepsi
yang sama pada setiap siswa.
Setelah fungsi dan ciri media, muncul manfaat media dalam pembelajaran.
Manfaat media pembelajaran menurut Gerlach Ely dalam Sudarwan adalah
meningkatkan mutu pendidikan dengan jalan mempercepat “rate of learning” dan
membantu guru untuk menggunakan waktu belajar lebih baik. Kemudian
memberikan kesempatan peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya
10Ibid, h. 16.
11 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2010), h.7
12 Yudhi, op.cit., h. 37. 13Ibid., h. 39.
11
sehingga menjadikan pendidikan sifatnya menjadi lebih individual. Membuat
pengajaran lebih terencana, sistematis, dan terprogram lebih baik. Meningkatkan
kemampuan manusia sejalan dengan pemanfaatan media komunikasi, informasi
dan juga data dapat disajikan lebih konkret, rasional sehingga pengajaran dapat
dilakukan secara lebih baik. Mengurangi jurang pemisah antara kenyataan di jua
kelas dan di dalam kelas, serta memberikan penyajian pendidikan lebih luas.16
Sudjana & Rivai juga mengemukakan manfaat media pengajaran dalam proses
belajar siswa, yaitu motivasi belajar siswa akan tumbuh karena pengajaran yang
lebih menarik menggunakan media. Kemudian siswa akan menguasai dan
mencapai tujuan pengajaran karena bahan pegajaran menjadi lebih bermakna.
Lalu siswa tidak bosan karena metode belajar yang bervariasi. Pada akhirnya
siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain. Manfaat media
pembelajaran lainnya menurut Kemp dan Dayton dalam Cepi Riyana yaitu pesan
pembelajaran mempunyai standar untuk disampaikan. Kemudian pembelajaran
lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar, kualitas pembelajaran
meningkat, peran guru akan lebih positif dalam penyampaian materi, dan dapat
meningkatkan sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran.17
Media yang mempunyai beberpa manfaat dalam pembelajaran kemudian
dikelompokkan dalam beberapa jenis. Jenis media yang dimanfaatkan dalam
proses pembelajaran cukup banyak ragamnya, mulai dari media yang sederhana,
sampai media yang cukup rumit dan canggih. Untuk mempermudah mempelajari
jenis media, karakter, dan kemampuannya dilakukan pengklasifikasian atau
penggolongan.
Menurut Gagne dalam Sadiman, pada dasarnya media dikelompokkan
menjadi tujuh kelompok yaitu: benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan,
media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar.18
16 Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan: Pelayaran Profesional
Pembelajaran dan Mutu Hasil Belajar (Proses Belajar Mengajar di Perguruan Tinggi), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 13.
17 Cepi, op.cit., h. 14.
18 Arief Sadiman, R. Rahardjo, dan Anung Haryono, Media Pendidikan: Pengertian,
dapat diklasifikasikan yaitu media cetak, media yang dipamerkan, overhead
transparency, rekaman suara, slide suara dan film strip, presentasi multi gambar,
video dan film, computer based instruction (pembelajaran berbasis computer). 19
Pada akhirnya, media dapat diklasifikasi dan dipisahkan menjadi lima
kelompok besar yaitu media visual diam, media visual gerak, media audio, media
audio visual diam, dan media audio visual gerak. 20
2. Pembelajaran Berbasis CAI (Computer Assisted Instruction)
CAI (Computer Assisted Instruction) merupakan bagian dari variabel bebas
sebagai salah satu media pembelajaran yang diuji penggunaanya dalam penelitian
ini. Penjelasan CAI yang akan dijelaskan meliputi pengertian, ciri-ciri, dan
model.
a. Pengertian CAI (Computer Assisted Instruction)
Keterampilan menggunakan suatu teknologi merupakan salah satu ciri dalam
menentukan keberhasilan teknologi tersebut. Begitu juga dengan penggunaan
komputer dalam proses pembelajaran. Kemampuan pendidik dalam
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, seperti komputer merupakan
sesuatu hal yang mutlak harus dimiliki. 21
Penggunaan komputer sebagai alat bantu dalam memproseskan dan
pembuatan keputusan manajerial bukan lagi sebagai keharusan mendesak
melainkan juga menjadi kebutuhan mutlak bagi semua orang. Komputer
merupakan media yang dapat membantu peserta didik belajar secara individual.22
Kegiatan pembelajaran dengan bantuan komputer merupakan sistem
pembelajaran yang menggunakan komputer sebagai bagian dari proses belajar.
Beberapa istilah dalam pembelajaran berbasis komputer diantaranya:
1) Intelligent Tutoring System (ITS), yaitu komputer digunakan sebagai sistem
tutorial dan siswa dapat memegang kendali penggunaannya.
19 Benny A. Pri dan Yuni Katrin, “Media Teknologi”. Buku Materi Pokok: Modul 1-9,
(Jakarta: Universitas Terbuka, 2004), h. 15.
20 Tejo Nurseto, “Membuat Media Pembelajaran yang Menarik”. Jurnal Ekonomi dan
Pendidikan, Vol. 8, No. 1, 2011. h. 23.
21Ibid, h.163.
22 Munir, Multimedia; Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,
13
2) Computer Assisted Instruction (CAI), yaitu instruksi-instruksi pembelajaran
yang harus dijalankan dengan bantuan komputer.
3) Computer Assisted Learning (CAL), belajar melalui bantuan komputer,
dengan menekankan prinsip-prinsip siswa sebagai pembelajar.
4) Computer Assisted Personaled Assignment (CPAA), bantuan komputer
dengan tugas perseorangan.23
Robert Heinich, Molenda, dan James D. Russel dalam Rusman mengatakan
bahwa sistem komputer dapat menyampaikan instruksi secara individual dan
langsung kepada siswa dan akan berinteraksi dengan program yang terdapat pada
sistem komputer tersebut. Itulah yang disebut pembelajaran berbasis komputer.24
CAI (Computer Assisted Instruction) pada dasarnya adalah pembelajaran
dengan teknologi berbasis komputer. Teknologi berbasis komputer merupakan
cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan
sumber-sumber yang berbasis mikro-prosessor. Media berbasis komputer menyimpan
informasi/materi dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan atau visual.
Hal itu yang membedakan media teknologi berbasis komputer dengan media lain.
Pada dasarnya teknologi berbasis komputer menggunakan layar kaca untuk
menyajikan informasi kepada siswa.25
Sampai beberapa tahun yang lalu, ketika digantikan oleh internet, CAI adalah
aplikasi komputer yang belajar di sekolah umum. CAI sering digunakan untuk
latihan dan tutorial yang menyajikan informasi dan umpan balik kepada siswa
dan merespon berdasarkan jawaban siswa. Meskipun CAI terbatas dalam apa
yang dapat dilakukan, beberapa fitur CAI sangat berdasar pada teori
pembelajaran dan penelitian. Materi pada CAI dapat meminta perhatian siswa
dan memberikan umpan balik dengan segera. Umpan balik dapat dari jenis yang
tidak sering diberikan di dalam kelas, seperti bagaimana siswa dapat
23Erna Kristanto, ”Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Aplikasi Komputer untuk
Sekolah Menengah Kejuruan”, Makalah disampaikan untuk forum Seminar APTEKINDO di Universitas Negeri Padang, Juni 2008.
24 Rusman, Deni Kurniawan, dan Cepi Riyana, Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 97.
sebelumnya. 26
Menurut Bambang Warsita, media pembelajaran berbasis, komputer, atau
biasa disebut pembelajaran berbantukan Komputer (Computer Assisted
Instruction/CAI) adalah salah satu media pembelajaran yang sangat menarik dan
mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Penggunaan komputer
sebagai media pembelajaran interaktif dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk,
diantaranya program Computer Assisted Learning (CAL), konferensi komputer,
surat elektronik atau electronic mail (e-mail), dan komputer multimedia yang
kemudian disebut multimedia pembelajaran interaktif. Pembelajaran melalui CAI
ini bersifat offline sehingga dalam penggunaannya tidak tergantung pada akses
internet.27
Konsep pembelajaran interaktif berbasis computer (CAI), bukan hanya
memindahkan teks dalam buku atau modul menjadi pembelajaran interaktif,
namun juga menyeleksi materi yang representatif untuk dibuat menjadi
pembelajaran digital interaktif, sehingga dapat menghemat biaya jika dibanding
harus melihat objek nyata serta mempermudah pemahaman siswa. Misalnya,
khusus materi yang perlu terdapat unsur animasi, video, simulasi, demonstrasi,
dan games, siswa tidak hanya membaca teks, tetapi juga melihat animasi tentang
sebuah proses menyerupai proses yang sebenarnya.28
Pola pembelajaran siswa dari pembelajaran yang berpusat kepada guru
menjadi pembelajaran yang berpusat kepada siswa diharapkan dapat berubah
melalui penggunaan Computer Assisted Instruction (CAI), karena media
komputer pembelajaran ini bersifat interaktif. Siswa dapat menemukan atau
mengintegrasikan suatu konsep melalui aktifitasnya sendiri. Sehubungan dengan
besarnya peranan media komputer pembelajaran, maka dalam pengembangannya
harus memenuhi persyaratan dalam penggunaan media komputer pembelajaran
itu sendiri. Syarat-syarat tersebut baik itu dari segi desain, format penyajian,
26 Dale H. Schunk, Learning Theories an Educational Perspective, Sixth Edition,
(Boston: Pearson Eduaction, 2012), h. 325.
27 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran; Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2008), h. 137.
28 Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),
15
bahasa, tata letak, maupun kesesuaian dengan kurikulum dan kemampuan
siswa.29
Dari beberapa penjabaran definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa CAI
merupakan cara penyampaian materi atau bahan ajar dengan menggunakan
komputer sebagai alat yang membantu siswa secara interaktif memahami materi
yang disampaikan oleh guru.
b. Ciri-Ciri Media Pembelajaran berbasis CAI
Beberapa ciri media yang dihasilkan teknologi berbasis komputer (baik
perangkat keras maupun perangkat lunak) adalah sebagai berikut: 30
1) Mereka dapat digunakan secara acak, non-sekuen-sial, atau secara linear;
2) Mereka dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan
keinginan perancang/pengembang sebagaimana direncanakan;
3) Biasanya gagasan-gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata,
simbol, dan grafik;
4) Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini;
5) Pembelajaran dapat berorientasi siswa dan melibatkan interaktifitas siswa
yang tinggi
c. Kelebihan Media Pembelajaran berbasis CAI
Wegerif dalam Sutrisno menunjukkan ada tiga keuntungan pembelajaran
menggunakan media berbasisi komputer yang dapat merangsang kemampuan
berpikir, yaitu: mendukung pergerakan penyampaian informasi, media dapat
berlaku sebagai guru dengan memacu siswa dalam pembelajaran namun dapat
menjadi sumber belajar ketika siswa berdiskusi dan mengeksplor ide, siswa dapat
berkreasi tanpa dibatasi ruang dan waktu.31
Media pembelajaran berbasis komputer mempunyai keunggulan
dibandingkan dengan perangkat lunak lainnya dalam mengakomodasi keragaman
siswa di kelas. Dengan adanya program CAI ini ditujukan agar dapat memotivasi
belajar siswa secara efektif dan efisien sehingga hasil belajar meningkat. Karena
29 Sa’ad Wazis H dan Sulistyowati, “Pengembangan Komputer Pembelajaran (CAI)
Tentang Gerak Lurus Berubah Beraturan Pada Mata Pelajaran Fisika Bagi Siswa Kelas VII SMP
Negeri 2 Surabaya” Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.10 No. 1, 2010, h. 87.
30 Azhar, Op.Cit., h. 31-32.
31 Sutrisno, Pengantar Pembelajaran Inovatif berbasis Teknologi Informasi dan
pengajaran secara individual, interaktif dan komunikatif dan dapat membuat
pembelajaran lebih bervariasi.32
Selanjutnya Keuntungan penggunaan media pembelajaran berbasis CAI dapat
dijelaskan sebagai berikut:33
1) Memberikan siswa kesempatan untuk memecahkan masalah
2) Mampu mengaktifkan dan merangsang metode belajar yang baik
3) Menyediakan animasi dalam presentasi bahan ajar
4) Menyediakan isi pembelajaran yang banyak dan beragam
5) Siswa mendapatkan pembelajaran yang konkret kemudian retensi
meningkat
6) Memberikan umpan balik secara langsung
7) Mampu meningkatkan motivasi belajar
8) Siswa dapat menentukan sendiri laju pembelajaran
9) Siswa dapat melakukan evaluasi diri
d. Tipe-tipe Media Pembelajaran berbasis CAI
Aplikasi CAI apabila dilihat dari cara penyajian dan tujuan yang ingin dicapai
meliputi tutorial (penyajian materi pelajaran secara bertahap), drills and practice
(latihan untuk membantu siswa menguasai materi yang telah dipelajari
sebelumnya), permainan dan simulasi (latihan mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan yang baru dipelajari), dan basis data (sumber yang dapat membantu
siswa menambah informasi dan pengetahuannya sesuai dengan keinginan
masing-masing).
Menurut Deni Darmawan, berikut ini adalah penjelasan tipe-tipe media
pembelajaran berbasis computer (CAI):
1) Model Drills
Model drills dalam pembelajaran berbasis komputer adalah suatu
model dalam pemberlajaran dengan metode melatih siswa terhadap bahan
32 Wazis, op.cit.,h. 88.
33 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual
17
pelajaran yang sudah diberikan. Melalui model drilll and practice, siswa
akan ditanamkan kebiasaan tertentu dalam bentuk latihan.34
2) Model Tutorial
Model tutorial merupakan program pembelajaran yang digunakan dalam
proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat lunak berupa program
komputer yang berisi materi pelajaran. Respons siswa dianalisis oleh
komputer dan umpan baliknya yang benar diberikan. Program ini juga
menuntut siswa untuk mengaplikasikan ide dan pengetahuan yang dimilikinya
secara langsung dalam kegiatan pembelajaran.35
Tutorial dalam program pembelajaran dengan bantuan komputer ditujukan
sebagai pengganti manusia yang proses pembelajarannya diberikan lewat teks
atau grafik pada layar yang menyediakan poin-poin pertanyaan atau
permasalahan, jika respons siswa benar, komputer akan bergerak pada
pembelajaran berikutnya, jika respons siswa salah komputer akan mengulangi
pembelajaran sebelumnya atau bergerak pada salah satu bagian tertentu
pembelajaran ulang bergantung pada kesalahan yang dibuat.36
3) Model Simulasi
Model simulasi pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran
yang bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret
melelui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman belajar yang mendekati
suasana yang sebenarnya. Model simulasi terbagi dalam empat kategori, yaitu:
fisik, situasi, prosedur, dan proses yang masing-masing kategori tersebut
digunakan sesuai dengan kepentingan tertentu.
4) Model Games
Model pemahaman ini dikembangkan berdasarkan atas “pembelajaran menyenangkan”, peserta didik akan dihadapkan pada beberapa petunjuk dan aturan permainan. Dalam konteks pembelajaran sering disebut dengan
Instructional Games. Pembelajaran didesain seolah peserta didik mengikuti
permainan yang disajikan melalui simulasi-simulasi tertentu yang dibutuhkan
34 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer (Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad-21), (Bandung: Alfabeta. 2013), h. 192.
menyelesaikan masalah yang dimaksud.37
3. Konsep Hasil Belajar dan Retensi
Dalam penelitian ini hasil belajar menjadi variabel terikat yang akan diukur
pencapaiannya setelah menggunakan media pembelajaran CAI yang telah
dijelaskan pada bahasan sebelumnya. Bahasan pada subbab ini akan menjelaskan
teori-teori tentang belajar dan hasil belajar.
a. Belajar
1) Pengertian Belajar
Hilgard dalam Suyono mengemukakan, bahwa belajar adalah suatu proses
dimana perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap suatu
situasi. Selanjutnya bersama-sama dengan Marquis, Hilgard memperbarui
definisinya dengan menyatakan bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu
yang terjadi dalam diri seseorang melalui dalam diri.38 Gagne seperti yang
dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono, menyatakan bahwa belajar adalah sebuah
proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia,
seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya. 39
Belajar dapat dijelaskan juga sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk
memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku,
sikap, dan mengokohkan kepribadian. Menurut pemahaman sains konvensional,
kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman (experience).
Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan, (knowledge),
atau a body knowledge. Jadi, proses pengetahuan terjadi melalui pengalaman
yang dialami manusia tersebut..40
Purwanto juga menjelaskan, bahwa belajar adalah adanya aktivitas mental/
psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan
37Ibid., h. 191.
38Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran; Teori dan Konsep Dasar, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 12.
39 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.
10.
19
sikap.41 Kemudian Slameto mengartikan bahwa, belajar ialah suatu proses yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Misalnya, tangan seorang anak menjadi bengkok karena patah
tertabrak mobil, perubahan semacam itu tidak dapat digolongkan ke dalam
perubahan dalam arti belajar. Demikian pula, perubahan tingkah laku seseorang
yang berada dalam keadaan mabuk, perubahan tersebut tidak termasuk perubahan
dalam pengertian belajar.42
Bruner mengemukakan bahwa di dalam proses belajar penting adanya
partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan
kemampuan. Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan proses belajar,
yaitu perlu lingkungan yang mendukung siswa untuk melakukan eksplorasi, serta
menemukan penemuan-penemuan baru yang belum dikenal. Lingkungan tersebut dinamakan “discovery learning environtment”. Setiap lingkungan memiliki
bermacam-macam masalah, hubungan-hubungan, dan hambatan yang dihayati
oleh siswa berbeda-beda, disesuaikan dengan usianya.43
Berdasarkan beberapa pengertian belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah perubahan tingkah laku karena adanya pengalaman, latihan, dan
interaksi dengan lingkungan secara berkelanjutan.
2) Prinsip-Prinsip Belajar
Dalam proses pembelajaran perlu adanya perhatian tentang prinsip-prinsip
pembelajaran untuk proses pembelajaran dan pengembangan yang lebih optimal.
Prinsip-prinsip pembelajarn dibangun oleh teori psikologi dan hasil-hasil
penelitian dalam kegiatan pembelajaran.
Atwi yang mengadaptasi pemikiran Fillbeck dalam Siregar menjelaskan
prinsip-prinsip pembelajaran sebagai berikut:
a) Adanya respons baik dari guru dan siswa. Ketika siswa belajar, harus
diminta responnya agar tidak hanya duduk diam. Ketika siswa benar,
harus diberi umpan balik positif.
41 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), h. 39.
42 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempngaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), h. 2.
agar siswa dapat belajar lebih baik.
c) Pemberian isi pelajaran yang berguna bagi siswa di luar ruangan kelas
dan pemberian tes pengetahuan untuk memunculkan sikap baru setelah
pembelajaran.
d) Pemberian kegiatan pembelajaran di kelas yang mirip kondisinya dengan
di luar kelas. Sehingga pembelajaran membutuhkan media pembelajaran
seperti gambar, video, rekaman, dan lain sebagainya.
e) Belajar menggeneralisasikan dan membedakan mana yang positif dan
negatif dalam satu pemecahan masalah.
f) Menarik perhatian siswa untuk mempelajari isi pembelajaran.
g) Guru harus memahami bagaimana siswa mengalami proses belajar
dengan kegiatan-kegiatan kecil diertai latihan dan umpan balik.
h) Kegiatan-kegiatan kecil untuk mempelajari satu materi kompleks yang
dapat diwujudkan dalam satu model dan metode pembelajaran.
i) Tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk hasil belajar yang
operasional.
j) Urutan pembelajaran harus dimulai dari materi yang sederhana ke materi
kompleks.
k) Pentingnya penguasaan siswa terhadap materi prasayarat sebelum menuju
materi selanjutnya.
l) Memungkinkan siswa untuk belajar menggunakan sumber, cara, dan
waktu selain yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.44
3) Ciri-Ciri Belajar
Seseorang dikatakan telah belajar jika sudah terdapat perubahan tingkah laku
dalam dirinya. Perubahan tersebut akibat dari latihan dan interaksi dengan
lingkungan yang menjadikan pengalaman belajar.
Lebih jelasnya ciri-ciri belajar dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Terdapat perubahan atau kemampuan baru.
b) Perubahan dapat disimpan dan tidak hanya berlangsung sesaat.
44 Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Penerbit
21
c) Perubahan harus dihasilkan dengan usaha yaitu interaksi dengan
lingkungan.
d) Perubahn tidak berlangsung hanya karena pertumbuhan fisik atau
kedewasaan, kelelahan, penyakit atau obat-obatan.45
4) Aspek-aspek Belajar
Proses belajar melibatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Aspek
kognitif, prosesnya memberikan perubahan dalam hal kemampuan berpikir
(cognitive), pada aspek afektif memeberikan perubahan dalam hal kemampuan
merasakan (affective), sedangkan aspek psikomotorik memberikan hasil belajar
berupa keterampilan (psychomotoric). Proses belajar merupakan proses yang
unik dan kompleks, karena hasil belajar hanya terjadi pada individu yang belajar,
tidak pada orang lain, dan setiap individu memiliki karakteristik individualnya
yang khas, seperti minat intelegensi, perhatian, bakat dan sebagainya.46
Kemampuan kognitif siswa dapat berkembang melalui tiga aspek yaitu persepsi
(penerimaan), atensi (perhatian), dan memori (ingatan).47
Persepsi merupakan salah satu aspek kognitif manusia yang sangat penting,
yang digunakan untuk mengetahui dan memahami lingkungan sekitar. Persepsi
adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki untuk
memperoleh dan menginterpretasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh
sistem alat indra manusia. Pada dasarnya persepsi menyangkut hubungan
manusia dengan lingkungannya, bagaimana ia menghubungkan stimulus yang
ada di sekitarnya dengan menggunakan pengetahuan yang dimiliki.48
Atensi atau perhatian merupakan aspek penting juga dalam perkembangan
kognitif yang penting dalam proses pemrosesan informasi. Atensi juga
mempunyai peranan dalam persepsi. Secara garis besar, dapat dikatakan bahwa
persepsi merupakan sebuah konsep multi-dimensional yang digunakan untuk
menggambarkan perbedaan ciri-ciri dan cara-cara merespons dalam sistem
kognitif. Margaret W Matlin juga mengatakan bahwa atensi merujuk pada
45Ibid., h. 6
46 Purwanto, Op.Cit., h. 43
47 Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Ddidik, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011), h. 116.
meniadakan stimulus lain yang mengganggu.49
5) Faktor-faktor dalam Belajar
Pada faktor internal, secara mendasar Dollar and Miller menegaskan bahwa
keefektifan perilaku belajar itu dipengaruhi oleh empat hal, yaitu:
a) Adanya motivasi (drives), siswa harus menghendaki sesuatu (the learner
must want something);
b) Adanya perhatian dan mengetahui sasaran (cue), siswa harus
memperhatikan sesuatu (the learner must notice something);
c) Adanya usaha (response), siswa harus melakukan sesuatu (the learner
must do something);
d) Adanya evaluasi dan pemantapan hasil (reinforcement) siswa harus
memperoleh sesuatu (the learner must get something).50
Selain faktor internal tersebut, belajar akan lebih baik jika didorong oleh
lingkungan siswa. Faktor eksternal yang merupakan lingkungan siswa dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a) Guru sebagai pembina siswa. Guru harus dapat menjadi diri profesional
agar dapat menjadi teladan siswa.
b) Sarana dan prasarana pembelajaran. Sarana dan prasarana yang lengkap
dan baik akan menimbukan kondisi pembelajaran yang baik.
c) Kebijakan dan penilaian. Siswa akan memandang dan mengharapkan
umpan balik ketika dirinya telah belajar dilihat dari keputusan penilaian
hasil belajarnya. Maka dari itu sekolah harus arif dan bijak ketika
memberikan penilain pengajaran.
d) Lingkungan sosial siswa. Lingkungan sosial yang mewujudkan suasana
akrab, nyaman, dan damai akan mendukung proses belajar mengajar.
e) Kurikulum sekolah. Kurikulum yang sesuai dengan keadaan sekolah akan
menimbulkan proses belajar mengajar yang baik.
49Ibid., h. 126.
50 Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan; Perangkat Sistem Pengajaran
23
b. Hasil Belajar
1) Pengertian Hasil Belajar
Proses pembelajaran melibatkan dua subjek, yaitu guru dan siswa. Berbagai
perubahan akan terjadi pada diri siswa sebagai hasil proses pembelajaran.
Perubahan tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu output dan outcome.
Output merupakan kecakapan yang dikuasai siswa segera, setelah mengikuti
serangkaian proses pembelajaran. Adapun Outcome merupakan prestasi sosial
siswa dalam masyarakat, hasil pembelajaran ini bersifat jangka panjang.51
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat suatu aktivitas atau proses yang telah dilakukan.
Hasil produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan
mengubah bahan (raw materials) menjadi barang jadi (finishing goods). Begitu
pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa berubah
perilakunya dibanding sebelumnya, perubahan yang terjadi tersebut dapat
dikatakan hasil belajar.52 Dapat dikatakan juga bahwa hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya.
Gagne dalam Dahar mengemukakan bahwa terdapat lima macam hasil
belajar, tiga diantaranya besifat kognitif, afektif, dan psikomotor. Penampilan
yang diamati sebagai hasil-hasil belajar disebut kemampuan. Ada lima
kemampuan yaitu keterampilan intelektual, penggunaan strategi kognitif, sikap,
informasi verbal, dan motorik.53
Salah satu prinsip dasar yang harus diperhatikan dan dipatuhi dalam rangka
evaluasi hasil belajar adalah prinsip keseluruhan, yaitu prinsip dimana seorang
evaluator dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar dituntut untuk mengevaluasi
51 S. Eko Putro W, Evaluasi Program Pembelajaran; Panduan Praktis Bagi Pendidik dan
Calon Pendidik, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), h. 25.
52 Purwanto, op.cit., h. 44.
53 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar & Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h.
atau bahan pelajaran yang telah diberikan (aspek kogntif), dari segi penghayatan
(aspek afektif), maupun pengalamannya (aspek psikomotorik). Adapun
penjelasan ketiga ranah tersebut, menurut Mukhtar yang dikutip oleh Sudaryono
yaitu, ranah kognitif menurut Bloom dan kawan-kawan mencakup; Pengetahuan
(knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis
(analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation). Kemudian ranah afektif
(affective domain) menurut taksonomi Krathwol, Bloom, dan kawan-kawan
meliputi; Penerimaan (receiving), partisipasi (responding), penilaian/penentuan
sikap (valuing), organisasi (organization), pembentukan pola hidup
(characterization by a value or value complex). Terakhir yaitu ranah
psikomotorik (psychomotoric domain) menurut klasifikasi Simpson mencakup;
Persepsi (perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided response),
gerakan yang terbiasa (mechanical response), gerakan yang kompleks (complex
response), penyesuaian pola gerakan (adjustment), dan kreativitas (creativity).54
Dari ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang banyak dinilai oleh para
guru karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam memahami dan
menguasai bahan pengajaran.
Lebih jelasnya, penjelasan dari kelima tipe dari ranah kognitif menurut
Sudjana adalah sebagai berikut:
a) Tipe hasil belajar: Pengetahuan
Pengetahuan di sini mengandung pengetahuan faktual disamping
pengetahuan hafalan untuk diingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah,
pasal dalam undang-undang, nama-nama tokoh, nama-nama kota, dan
sebagainya. Tipe hasil belajar pengetahuan adalah tingkat kognitif paling
rendah.
b) Tipe hasil belajar: Pemahaman
Pemahaman lebih tinggo daripada pengetahuan. Pemahaman dapat dibagi
menjadi tiga kategori. Tingkat yang paling rendah adalah pemahamam
terjemahan, baik terjemahan alih bahasa, mengartikan simbol, dan
istilah-istilah lainnya. Kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni
54 Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h.
25
menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui
berikutnya. Ketiga adalah pemahaman ekstrapolasi yaitu dapat melihat apa
yang ada dibalik tulisan, memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi,
kasus, ataupun masalahnya.
c) Tipe hasil belajar: Aplikasi
Aplikasi adalah kemampuan untuk membuat abstraksi yang berupa
prinsip, aturan, atau metode menjadi situasi baru atau situasi konkret.
d) Tipe hasil belajar: Analisis
Analisis merupakan kemampuan kompleks yang memanfaatkan ketiga
kemampuan sebelumnya. Analisis adalah usaha untuk menguraikan
informasi yang reintegrasi menjadi komponen-komponen yang jelas
susunannya.
e) Tipe hasil belajar: Sintesis
Sintesis adalah kemampuan menyatukan unsur-unsur atau bagian-bagian
ke dalam bentuk yang padu dan menyeluruh. Kemampuan sintesis dapat
diklasifiasikan menjadi tiga kemampuan yaitu, kemampuan menemukan
hubungan yang menarik, kemampuan menyusun rencana atau
langkah-langkah dalam pemecahan masalah, dan kemampuan menyimpulkan
sejumlah besar gejala, data, dan hasil observasi menjadi terarah.
f) Tipe hasil belajar: Evaluasi
Kemampuan evaluasi adalah kemampuan untuk memberikan keputusan
tentang nilai sesuatu yang dapat dilihat dari tujuan, gagasan, cara bekerja,
pemecahan, metode, dan materiil.55
2) Faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar
Terdapat dua faktor yang memengaruhi hasil belajar yaitu faktor dari diri
pebelajar (faktor internal) dan faktor yang berasal dari lingkungan (faktor
eksternal). Faktor internal yang memengaruhi hasil belajar antara lain adalah
faktor fisiologis dimana keadaan fisiologis yang baik seperti kesehatan prima,
tidak lelah, tidak dalam kekurangan atau kerusakan anggota tubuh, dan
sebagainya akan membuat hasil belajar baik. Kemudian faktor psikologis dimana
psikologis tiap orang akan berbeda dan akan memengaruhi proses dan hasil
55 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
bakat, motivasi, kognitif serta daya tangkap. 56
Selain faktor internal, terdapat faktor eksternal yang memengaruhi hasil
belajar. Faktor eksternal belajar dari luar diri siswa. Faktor eksternal yang
memengaruhi adalah faktor lingkungan, yaitu kondisi lingkungan fisik atau alam
dan lingkungan sosial dapat memengaruhi hasil belajar siswa. Kedua adalah
faktor instrumental yang merupakan faktor dimana keberadaannya direncanakan
untuk pengajaran seperti: kurikulum, sarana, fasilitas, dan guru. 57
c. Retensi (Daya Ingat) 1) Pengertian Retensi
Seperti telah dikemukakan sebelumnya, daya ingat merupakan salah satu
aspek penting dalam belajar. Hubungan antara belajar, daya ingat, dan
pengetahuan sangat erat dalam suatu proses pembelajaran.
Daya ingat atau memori adalah fungsi mental berupa storage system, yang
menangkap informasi dari stimulus, dan juga merupakan sistem penyimpanan
informasi dan pengetahuan yang terdapat di dalam pikiran manusia. Bruno
mengemukakan bahwa memori ialah proses mental yang meliputi pengkodean,
penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi dan pengetahuan.58
Suharnan mengemukakan bahwa ingatan atau memori menunjuk pada proses
penyimpanan atau pemeliharaan informasi sepanjang waktu (maintaining
information over-time). Sementara itu Santrock mendefinisikan memori sebagai
retensi informasi dari waktu ke waktu, dengan melibatkan encoding
(pengkodean), storage (penyimpanan), dan retrieval (pengambilan kembali)59
Salah satu model memori yang ada adalah model memori dari Atkinson dan
Shiffrin, yang membagi memori menjadi 3 tempat penyimpanan, yaitu sensory
memory (memori sensori), short term memory (memori jangka pendek), dan long
56 Yudhi Munadi, op.cit., h. 24-26. 57Ibid., h. 31-32.
58 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru