• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Belajar Biologi

1) Pengertian Hasil Belajar

Proses pembelajaran melibatkan dua subjek, yaitu guru dan siswa. Berbagai perubahan akan terjadi pada diri siswa sebagai hasil proses pembelajaran. Perubahan tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu output dan outcome.

Output merupakan kecakapan yang dikuasai siswa segera, setelah mengikuti serangkaian proses pembelajaran. Adapun Outcome merupakan prestasi sosial siswa dalam masyarakat, hasil pembelajaran ini bersifat jangka panjang.51

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat suatu aktivitas atau proses yang telah dilakukan. Hasil produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan (raw materials) menjadi barang jadi (finishing goods). Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa berubah perilakunya dibanding sebelumnya, perubahan yang terjadi tersebut dapat dikatakan hasil belajar.52 Dapat dikatakan juga bahwa hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Gagne dalam Dahar mengemukakan bahwa terdapat lima macam hasil belajar, tiga diantaranya besifat kognitif, afektif, dan psikomotor. Penampilan yang diamati sebagai hasil-hasil belajar disebut kemampuan. Ada lima kemampuan yaitu keterampilan intelektual, penggunaan strategi kognitif, sikap, informasi verbal, dan motorik.53

Salah satu prinsip dasar yang harus diperhatikan dan dipatuhi dalam rangka evaluasi hasil belajar adalah prinsip keseluruhan, yaitu prinsip dimana seorang evaluator dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar dituntut untuk mengevaluasi

51 S. Eko Putro W, Evaluasi Program Pembelajaran; Panduan Praktis Bagi Pendidik dan

Calon Pendidik, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), h. 25.

52 Purwanto, op.cit., h. 44.

53 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar & Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h.

atau bahan pelajaran yang telah diberikan (aspek kogntif), dari segi penghayatan (aspek afektif), maupun pengalamannya (aspek psikomotorik). Adapun penjelasan ketiga ranah tersebut, menurut Mukhtar yang dikutip oleh Sudaryono yaitu, ranah kognitif menurut Bloom dan kawan-kawan mencakup; Pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation). Kemudian ranah afektif (affective domain) menurut taksonomi Krathwol, Bloom, dan kawan-kawan meliputi; Penerimaan (receiving), partisipasi (responding), penilaian/penentuan sikap (valuing), organisasi (organization), pembentukan pola hidup (characterization by a value or value complex). Terakhir yaitu ranah psikomotorik (psychomotoric domain) menurut klasifikasi Simpson mencakup; Persepsi (perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided response), gerakan yang terbiasa (mechanical response), gerakan yang kompleks (complex response), penyesuaian pola gerakan (adjustment), dan kreativitas (creativity).54

Dari ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang banyak dinilai oleh para guru karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam memahami dan menguasai bahan pengajaran.

Lebih jelasnya, penjelasan dari kelima tipe dari ranah kognitif menurut Sudjana adalah sebagai berikut:

a) Tipe hasil belajar: Pengetahuan

Pengetahuan di sini mengandung pengetahuan faktual disamping pengetahuan hafalan untuk diingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah, pasal dalam undang-undang, nama-nama tokoh, nama-nama kota, dan sebagainya. Tipe hasil belajar pengetahuan adalah tingkat kognitif paling rendah.

b) Tipe hasil belajar: Pemahaman

Pemahaman lebih tinggo daripada pengetahuan. Pemahaman dapat dibagi menjadi tiga kategori. Tingkat yang paling rendah adalah pemahamam terjemahan, baik terjemahan alih bahasa, mengartikan simbol, dan istilah-

istilah lainnya. Kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni

54 Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h.

25

menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya. Ketiga adalah pemahaman ekstrapolasi yaitu dapat melihat apa yang ada dibalik tulisan, memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.

c) Tipe hasil belajar: Aplikasi

Aplikasi adalah kemampuan untuk membuat abstraksi yang berupa prinsip, aturan, atau metode menjadi situasi baru atau situasi konkret. d) Tipe hasil belajar: Analisis

Analisis merupakan kemampuan kompleks yang memanfaatkan ketiga kemampuan sebelumnya. Analisis adalah usaha untuk menguraikan informasi yang reintegrasi menjadi komponen-komponen yang jelas susunannya.

e) Tipe hasil belajar: Sintesis

Sintesis adalah kemampuan menyatukan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk yang padu dan menyeluruh. Kemampuan sintesis dapat diklasifiasikan menjadi tiga kemampuan yaitu, kemampuan menemukan hubungan yang menarik, kemampuan menyusun rencana atau langkah- langkah dalam pemecahan masalah, dan kemampuan menyimpulkan sejumlah besar gejala, data, dan hasil observasi menjadi terarah.

f) Tipe hasil belajar: Evaluasi

Kemampuan evaluasi adalah kemampuan untuk memberikan keputusan tentang nilai sesuatu yang dapat dilihat dari tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, dan materiil.55

2) Faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar

Terdapat dua faktor yang memengaruhi hasil belajar yaitu faktor dari diri pebelajar (faktor internal) dan faktor yang berasal dari lingkungan (faktor eksternal). Faktor internal yang memengaruhi hasil belajar antara lain adalah faktor fisiologis dimana keadaan fisiologis yang baik seperti kesehatan prima, tidak lelah, tidak dalam kekurangan atau kerusakan anggota tubuh, dan sebagainya akan membuat hasil belajar baik. Kemudian faktor psikologis dimana psikologis tiap orang akan berbeda dan akan memengaruhi proses dan hasil

55 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja

bakat, motivasi, kognitif serta daya tangkap. 56

Selain faktor internal, terdapat faktor eksternal yang memengaruhi hasil belajar. Faktor eksternal belajar dari luar diri siswa. Faktor eksternal yang memengaruhi adalah faktor lingkungan, yaitu kondisi lingkungan fisik atau alam dan lingkungan sosial dapat memengaruhi hasil belajar siswa. Kedua adalah faktor instrumental yang merupakan faktor dimana keberadaannya direncanakan untuk pengajaran seperti: kurikulum, sarana, fasilitas, dan guru. 57

c. Retensi (Daya Ingat) 1) Pengertian Retensi

Seperti telah dikemukakan sebelumnya, daya ingat merupakan salah satu aspek penting dalam belajar. Hubungan antara belajar, daya ingat, dan pengetahuan sangat erat dalam suatu proses pembelajaran.

Daya ingat atau memori adalah fungsi mental berupa storage system, yang menangkap informasi dari stimulus, dan juga merupakan sistem penyimpanan informasi dan pengetahuan yang terdapat di dalam pikiran manusia. Bruno mengemukakan bahwa memori ialah proses mental yang meliputi pengkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi dan pengetahuan.58

Suharnan mengemukakan bahwa ingatan atau memori menunjuk pada proses

penyimpanan atau pemeliharaan informasi sepanjang waktu (maintaining

information over-time). Sementara itu Santrock mendefinisikan memori sebagai

retensi informasi dari waktu ke waktu, dengan melibatkan encoding

(pengkodean), storage (penyimpanan), dan retrieval (pengambilan kembali)59 Salah satu model memori yang ada adalah model memori dari Atkinson dan Shiffrin, yang membagi memori menjadi 3 tempat penyimpanan, yaitu sensory memory (memori sensori), short term memory (memori jangka pendek), dan long

56 Yudhi Munadi, op.cit., h. 24-26. 57Ibid., h. 31-32.

58 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 94.

27

term memory (memori jangka panjang). Ketiga memory tersebut saling erat

berkaitan dalam memproses dan menyimpan informasi.60

Dapat disimpulkan bahwa daya ingat merupakan “tempat penyimpanan” yang berada dalam pikiran manusia yang digunakan untuk memproses, dan menyimpan informasi dari rangsangan yang ada serta dapat memanggil kembali informasi tersebut di waktu yang berbeda.

2) Jenis-Jenis Ingatan

Terdapat dua jenis ingatan, yiatu ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang. Ingatan jangka pendek (IJpe), yaitu suatu sistem penyimpanan sementara yang dapat menyimpan informasi secara terbatas. Ingatan jangka pendek ini adalah bagian dar ingatan, dimana informasi yang baru saja didapat tersimpan.61 Ingatan jangka pendek hanya daoat atau mampu mengingat lima

sampai tujuh informasi.62

Kemudian Ingatan jangka panjang (IJpa) adalah bagian sistem daya ingat yang menjadi tempat menyimpan informasi dalam kurun waktu yang lama dan dianggap sebagai suatu penyimpanan yang berkapasitas besar dan berdaya ingat sangat panjang.63 Menurtut Doug Rohrer dan Harold Pashler mengemukakan

bahwa retensi jangka panjang dapat diujikan setelah 1-4 minggu setelah aktivitas belajar terakhir di kelas.64

3) Lupa dalam belajar

Lupa ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya kita pelajari. Secara sederhana, Gulo dan Reber dalam Syah mendefinisikan lupa sebagai ketidakmampuan mengenal atau

60Fatimah Saguni, “Prinsip-prinsip Kognitif Pembelajaran Multimedia: Peran Modality

dan Contiguity Terhadap Peningkatan Hasil Belajar” JurnalINSAN, Vol. 8, No. 3, 2006, h. 149.

61

Sri Esti W. Djiwandono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Grasindo, 2002), h. 153.

62

Ibid., h. 154.

63 Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan: Teori Dan Praktik, Jilid I, terjemahan

Marianto Samosir, (Jakarta: PT Indeks, 2008), h. 225.

64 Doug Rohrer and Harold Pashler, Increasing Retention Without Increasing Study Time,

2007, p. 184. (tersedia melalui http: www.interscience.wiley.com, diunduh pada tanggal 20 Juni 2015).

bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal kita.65 Salah satu bentuk melupakan melibatkan petunjuk atau isyarat (cue). Cue- dependent forgetting adalah kegagalan dalam mengambil kembali informasi karena kurangnya petunjuk pengambilan yang efektif. Prinsip Cue-dependent forgetting sesuai dengan teori inferensi, yang menyatakan bahwa kita lupa bukan karena kita kehilangan memori dari tempat penyimpanan, tetapi karena ada informasi lain yang menghambat upaya kita untuk mengingat informasi yang kita inginkan.66

4. Konsep Sistem Gerak

1) Ruang Lingkup Materi Ajar Biologi

Materi ajar merupakan kumpulan pengetahuan. Keterampilan, sikap serta nilai yang tersusun dalam kesatuan utuh. Pengetahuan dapat diketegorikan menjadi fakta, konsep, prosedural, dan metakognitif.67

Ruang lingkup yang dipelajari siswa pada materi ajar biologi yaitu:

a) Hakikat biologi, keanekaragaman hayati dan pengelompokan makhluk hidup, hubungan antarkomponen ekosistem, perubahan materi dan energi, peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem

b) Organisasi seluler, struktur jaringan,struktur dan fungsi organ tumbuhan, hewan dan manusia serta penerapannya dalam konteks sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

c) Proses yang terjadi pada tumbuhan, proses metabolisme, hereditas, evolusi, bioteknologi dan implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.68

Pembelajaran biologi terdiri atas banyak konsep yang harus dipahami siswa. Dalam pengajarannya diperlukan perencanaan yang baik sebelum kegiatan belajar

65

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010). h. 72.

66 John W Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008),h. 329. 67 Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 37.

68 BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), Standar Isi untuk Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah, (Jakarta: 2006), h. 452, tersedia online di http://bsnp-indonesia.org/id/wp- content/uploads/2009/06/01.-SMA-MA.zip, diakses pada tanggal 8 September 2014

29

mengajar. Selain perencanaan yang baik, dibutuhkan pula alat atau media yang tepat untuk memudahkan penyampaian materi ajar biologi untuk para siswa.

2) KI dan KD Sistem Gerak Manusia

Berdasarkan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat di dalam dokumen Kurikulum 2013 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, konsep sistem gerak terdapat pada kelas XI semester 1.

Dalam mempelajari konsep sistem gerak, siswa harus menguasai tiga Kompetensi Inti (KI), KI pertama yaitu menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Selanjutnya KI kedua yaitu menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Pada KI pertama terdapat 2 KD yang harus dikuasai oleh siswa yaitu, melatih diri bersikap konsisten, rasa ingin tahu dan bersifat kritis dan jujur dalam memecahkan masalah matematika, bidang ilmu lain, dan masalah nyata kehidupan serta menunjukkan kemampuan berkolaborasi, percaya diri, tangguh, kemampuan bekerjasama dan bersikap realistis dalam

memecahkan dan menafsirkan penyelesaian masalah.

Secara khusus, konsep sistem gerak terdapat pada KI ketiga, yaitu memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Pada KI ketiga terdapat KD 3.5, yaitu mendeskripsikan keterkaitan antara struktur, fungsi,

manusia.69

3) Karakteristik Materi Sistem Gerak

Karakteristik materi sistem gerak manusia merupakan materi yang mengandung konsep dengan cukup banyak terdapat istilah biologi khususnya dalam penamaan tulang. Siswa tidak hanya dituntu untuk hafal saja namun juga memahami kemudian mengaitkan antara struktur dan fungsi sesuai dengan kompetensi dasar yang telah dijelaskan sebelumnya.

Sebenarnya materi sistem gerak ini telah dipelajari di tingkat sekolah menengah pertama, namun terdapat materi yang baru ditemukan pada sekolah menengah atas, seperti osifikasi, artikulasi, dan kerja otot. Konsep yang bersifat abstrak dapat membuat siswa kurang mampu memahami konsep jika proses belajar tanpa disertai dengan media yang tepat. Kemudian kurangnya visualisasi objek nyata dari materi yang disampaikan menjadi penyebab materi ini sulit dipahami.70

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan dengan judul “Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Computer Assisted Instruction (CAI) model drills terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Sistem Gerak” dijelaskan sebagai berikut.

Penelitian pertama oleh Muzammila Akram dari Lecturer Department of Educational Training, The Islamia University of Bahawalpur, Pakistan dan Hafiz Muhammad Athar and Murad Ali dari Lecturer Department of Chemistry, Government College of Technology Bahawalpur, Pakistan dengan judul “Pengaruh CAI (Computer Assisted Instruction) Pada Prestasi Belajar Kimia Siswa Pada Sekolah Menengah Atas” menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari CAI pada siswa di kedua sektor baik negeri maupun pihak swasta.

69 Kemdikbud, Kurikulum 2013: Kompetensi Dasar SMA/MA, (Jakarta: Kemdikbud,

2013), h. 113-115.

70Gina Angelina, Dadang Machmudin, Didik Priyandoko, “Analisis Kelayakan

Multimedia Interaktif Biologi SMA pada Materi Sel, Jaringan Tumbuhan, Jaringan Hewan, Sistem

Gerak Manusia, dan Sistem Peredaran Darah”, Jurnal Formica Education Online, Vol. 1, No. 1, 2014, h. 3.

31

Namun, CAI pengaruh ditemukan di sekolah swasta lebih signifikan daripada di sekolah negeri. CAI dalam mengajar kimia terbukti lebih baik daripada instruksi konvensional.71

Penelitian yang dilakukan oleh Sa’ad W. H dan Sulistyowati, Penelitian Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Surabaya dengan judul “Pengembangan Komputer Pembelajaran (CAI)

Tentang Gerak Lurus Berubah Beraturan Pada Mata Pelajaran Fisika Bagi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Surabaya” menyimpulkan bahwa, hasil uji coba media komputer pembelajaran secara keseluruhan adalah sangat baik. Maka media komputer pembelajaran tentang gerak lurus berubah beraturan pada mata pelajaran fisika untuk siswa kelas VII SMPN 2 Surabaya perlu untuk dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai media pelajaran yang dapat menunjang proses belajar mengajar.72

Penelitian lain oleh Yu-Hsin Cheng dari Department of Information Networking and System Administration, Ling Tung University 1 Ling Tung Road, Taichung, Taiwan; Ju-Tzu Cheng, Department of Accounting Information National Taichung Institute of Technology 129 Sec. 3, San-min Rd., Taichung, Taiwan; Deng-Jyi Chen, Department of Computer Science and Information Engineering National Chiao Tung University 1001 University Road, Hsinchu, Taiwan dengan judul “Pengaruh Multimedia CAI (Computer Assisted Instruction) Dan Gaya Belajar Pada Prestasi Belajar” menunjukkan bahwa, hasil belajar yang dbandingkan dengan model tradisional, siswa yang menggunakan multimedia berbantu komputer mencetak secara signifikan lebih baik dalam penilaian prestasi belajar.73

Ahyani Ridhayani Lubis dan Binari Manurung, Penelitian Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model dan Media Pembelajaran terhadap Hasil Belajar dan Retensi Siswa Pada Pelajaran Biologi di SMP Swasta Muhammadiyah

71 Muzammila Akram, dkk.,” Pengaruh CAI (Computer Assisted Instruction) Pada

Prestasi Belajar Kimia Siswa Pada Sekolah Menengah Atas”. International Journal of Social Sciences and Education ISSN: 2223-4934, Vol.1, 4 October 2011 (426-435).

72Sa’ad W.H dan Sulistyowati, Op. Cit., h. 86

73 Yu Hsin-heng, dkk., “Pengaruh Multimedia CAI (Computer Assisted Instruction) Dan

Gaya Belajar Pada Prestasi Belajar” , WSEAS Transactions On Information Science And Applications, Vol. 9, Januari 2012, h. 24-35.

Perbedaan antara hasil belajar siswa antara yang belajar dengan kontekstual dengan pembelajaran langsung. Rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kontekstual (baik menggunakan animasi komputer maupun charta) sebesar 82,94 lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran langsung dengan rata-rata 75,63. Terdapat juga perbedaan retensi antara siswa yang belajar dengan kontekstual maupun dengan pembelajaran langusng. Rata-rata retensi siswa dengan pembelajaran kontekstual yaitu 77,69, sedangkan menggunakan media pembelajaran langsung yaitu 74,44. 74

Pada penelitian Fransisca Tapilouw dan Wawan Setiawan dari Universitas Pendidikan Indonesia, Pendidikan Biologi dan Pendidikan Ilmu Komputer, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan judul “Meningkatkan Pemahaman dan Retensi Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis

Teknologi Multimedia Interaktif (Studi Empirik pada Sistem Saraf)”

mengemukakan hasil penelitiannya hasil analisis data yang diperoleh dari uji retensi dengan tes objektif pada kelas yang menggunakan multimedia interaktif adalah 109,01 untuk kelas individual dan 106,56 untuk kelas klasikal. Kemudian uji retensi dengan tes peta konsep pada kelas klasikal diperoleh angka 105,65 untuk kelas individual dan 102,34 untuk kelas klasikal. Hal ini berarti kedua pembelajaran mampu membuat siswa termotivasi mempelajari kembali konsep sistem saraf walaupun pembelajaran telah selesai dan membuat uji retensi lebih dari 100%. Pembelajaran dengan teknologi multimedia interaktif secara individual mampu membuat siswa mandiri dan aktif dalam belajar, tidak demikian halnya untuk kelas klasikal ketika belajar di kelas karena pembelajaran didominasi oleh guru.75

74Ahyani Ridhayani Lubis dan Binari Manurung, “Pengaruh Model dan Media

Pembelajaran terhadap Hasil Belajar dan Retensi Siswa Pada Pelajaran Biologi di SMP Swasta Muhammadiyah Serbelawan” Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 1, No. 3, 2010, h. 186-206.

75 Fransisca Tapilouw dan Wawan Setiawan, “Meningkatkan Pemahaman dan Retensi

Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Teknologi Multimedia Interaktif (Studi Empirik pada Konsep Sistem Saraf)” Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, Vol. 1, No. 2, Desember 2008, h. 19-26.

33

C. Kerangka Berpikir

Ilmu biologi adalah salah satu cabang ilmu yang menarik untuk dipelajari. Pada cabang ilmu ini, banyak dipelajari hal-hal yang langsung berkenaan dengan makhluk hidup yang ada di alam ini. Sesuatu yang sangat sederhana yang tidak disadari prosesnya, dapat dijelaskan secara ilmiah oleh ilmu biologi. Misalnya saja tentang fotosintesis, oksigen yang segar dan dimanfaatkan oleh makhluk hidup ternyata memerlukan proses yang panjang dalam penghasilan oksigen tersebut. Namun biologi dapat menjelaskannya dengan sangat ilmiah.

Pembelajaran ilmu biologi di sekolah tentu seharusnya menjadi pembelajaran yang sangat menarik bagi para siswa dan sesuai dengan tuntutan kemajuan zaman. Agar pembelajaran tersebut benar menjadi pembelajaran yang menarik, tentunya harus dikemas dalam bentuk yang menarik pula dari segi penyampainnya. Berhasil atau tidaknya pembelajaran tergantung bagaimana seorang guru menciptakan suasana kelas yang nyaman dan kondusif dalam pembelajaran di kelas. Cara guru dalam penyampaian materi akan memengaruhi reaksi yang ditampilkan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus dapat memilih media serta metode pembelajaran yang digunakan agar pembelajaran menjadi positif dan bermanfaat serta sesuai dengan tuntun zaman di era globalisasi. Para siswa pun diharapkan dapat memaknai biologi menjadi suatu ilmu, bukan hafalan semata.

Salah satu media yang saat ini dapat digunakan adalah media pembelajaran berbasis komputer. Kemajuan teknologi pada era globalisasi berimplikasi pada berkembangnya media berbasis komputer pendidikan dapat mempermudah dalam penyampaian materi, termasuk materi biologi.

Pemanfaatan program pembelajaran dengan menggunakan perangkat lunak berupa komputer yang berisi materi pelajaran, dikenal dengan pembelajaran dengan bantuan komputer atau CAI (Computter Assisted Instruction). Terdapat beberapa model CAI yang ditawarkan sebagai media pembelajaran, yakni model

tutorial, drills and practice, simulasi,dan instructional games. Model drills dalam pembelajaran berbasis komputer pada dasarnya merupakan salah satu strategi yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang

latihan soal yang bertujuan untuk menguji penampilan siswa melalui kecepatan menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan program. Latihan-latihan soal tersebut diberikan supaya dapat meningkatkan penggunaan visual dan kinestetis siswa selama proses pembelajaran sehingga pemahaman siswa pun meningkat. Adapun skema berpikir sebagai berikut:

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir

Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa, jika media pembelajaran berbasis komputer (CAI) digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar dengan baik, maka diharapkan hasil belajar siswa akan lebih meningkat dalam pembelajaran materi biologi pada konsep sistem gerak.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir diatas dapatlah diajukan hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan sebagai berikut: “Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media pembelajaran berbasis CAI (Computer Asssted Instruction)

model drills terhadap retensi siswa pada konsep sistem gerak.” Media Pembelajaran CAI (Computer Assisted Instruction) Model Drills Penggunaan Media CAI Model Drills Meningkatkan penggunaan Visual dan Kinestetis Siswa Hasil Belajar Biologi Siswa

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Negeri 4 Depok Jl. Jeruk Raya No. 1 Kelurahan Sukatani, Tapos-Depok. Sekolah tersebut dipilih karena para siswa telah mempunyai fasilitas komputer (laptop) yang dapat digunakan untuk pembelajaran. Adapun penelitian ini dilakukan pada semester ganjil pada tanggal 13-28 November 2014, Tahun Ajaran 2014/2015.

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek atau wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah subjek dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.1 Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah

kelas XI MIA sebagai sumber data yang berjumlah 6 kelas. 2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih karena memiliki keadaan dan ciri-ciri tertentu yang akan diteliti. Karena tidak semua anggota populasi akan diteliti atau semua data dan informasi akan diproses, melainkan cukup menggunakan sampel yang mewakilinya.2 Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dilakukan dengan menggunakan purposive

Dokumen terkait