• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Efek/Hasil Intervensi Tindakan

Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa SMPI al-Hikmah Pondok Cabe kelas VIII A sebanyak 30 orang. Berdasarkan hasil observasi baik melalui pengamatan langsung maupun hasil wawancara dengan siswa kelas VIII A, penelitian menyimpulkan bahwa pembelajaran fiqih di SMPI al-Hikmah Pondok Cabe selama ini cenderung lebih banyak mengembangkan kemampuan mendengar materi pelajaran. Siswa belum dibiasakan untuk belajar mandiri dan menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran fiqih masih berpusat pada guru dan masih menggunakan metode konvensional yaitu ceramah. Pembelajaran cenderung lebih menempatkan siswa pada aktivitas mencatat, mendengar, atau menjawab pertanyaan guru, serta hanya mengerjakan LKS. Pembelajaran yang diajukan hanya berkisar pada pengetahuan yang ada di buku LKS. Siswa jarang diberi kesempatan berpikir tentang masalah-masalah agama yang ada disekitar kehidupan mereka. Pembelajaran fiqih yang dikembangkan guru di SMPI al-Hikmah belum mampu membuat siswa bekerja sama dengan keadaan sekitar yang berguna untuk membangun mood para siswa. Guru juga tidak mengajarkan para siswa untuk membedah/menelaah suatu materi dengan baik. Siswa juga tidak membiasakan untuk mengembangkan suatu permasalahan dalam materi pembelajaran.

Berdasarkan masalah-masalah tersebut peneliti mencoba menerapkan metode yang belum pernah digunakan oleh guru mata pelajaran fiqih di SMPI al-Hikmah, yakni metode pembelajaran dengan mencari informasi secara mandiri yang merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar fiqih. Sesuai dengan namanya, metode pembelajaran information search memfokuskan siswa untuk belajar mandiri dengan mencari informasi-informasi yang ada pada referensi buku mereka ataupun internet yang berkaitan dengan materi pelajaran.

Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan dan

refleksi. Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru mata pelajaran yang menjadi kolaborator dan observer, mengembangkan rencana tindakan berdasarkan hasil pengamatan awal terhadap proses pembelajaran fiqih dan meningkatkan hasil belajar siswa. Sebelum melakukan tindakan, pada tahapan ini peneliti dan guru mata pelajaran fiqih membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berkarakter, membuat hand out terkait dengan materi yang akan diajarkan sebagai media pembelajaran siswa, menyiapkan instrumen, (tes, lembar observasi, catatan lapangan, angket) dan melakuan uji coba instrumen. Selanjutnya adalah tahap pelaksanaan tindakan, yaitu tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan proses pembelajaran fiqih. Pada tahap pelaksanaan tindakan ini dalam satu siklus terdiri dari satu kali pertemuan.

Pada siklus pertama, proses pembelajaran diawali dengan pretes selama ±10 menit, tujuannya adalah untuk mengukur seberapa jauh siswa telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan dipelajari. Setelah pretest diberikan guru memulai pelajaran dengan doa dan pertanyaan yang berkaitan tentang materi pelajaran. Tak lupa guru juga menyampaikan manfaat dan tujuan mempelajari makanan dan minuman halal dan haram serta kompetensi yang harus dicapai oleh siswa selepas dari pelajaran yang telah dipelajari. Langkah berikutnya adalah guru memberikan pembahasan singkat mengenai materi dengan menggunakan slide dan siswa sambil melihat buku pedoman belajar mereka. Setelah sedikit pembahasan dan pengantar diberikan oleh guru, siswa diberikan hand out yang akan dikerjakan oleh siswa secara individu.

Siswa mencari informasi yang ada dibuku paket dan di buku LKS mereka mengenai hand out yang akan dikerjakan siswa dan kemudian siswa ditunjuk secara acak untuk mengemukakan jawaban yang telah didapat dari proses pencarian informasi yang telah dilakukan. Selain hand out siswa juga diperintahkan untuk maju ke depan dan mengisi format tabel tentang materi pelajaran yang berkaitan yang telah disiapkan oleh guru. Setelah itu siswa mulai mencari informasi pada media cetak yang tersedia dari buku pedoman siswa. Akan tetapi waktu yang tersedia tidak mencukupi dan pembelajaran dilanjutkan pada pertemuan berikutnya. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran dilanjutkan pada pertemuan kedua. Pada pertemuan kedua di siklus I ini, guru dan siswa melanjutkan pembelajaran sebelumnya dengan diawali doa dan mengingat kembali kegiatan pembelajaran pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ini kegiatan siswa untuk mencari informasi mengenai materi dimaksimalkan serta pengisian hand out dan format tabel yang disiapkan dipapan tulis diisi oleh siswa. Setelah itu siswa bersama dengan guru membahas jawaban-jawaban yang telah diuraikan oleh siswa. Kemudian, pada akhir pelajaran guru dan siswa melakukan evaluasi materi yang telah diajarkan apakah siswa sudah mengerti atau belum materi yang diajarkan. Proses pembelajaran ini diakhiri dengan diadakannya postest, tujuannya adalah untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kompetensi tertentu seperti yang dirumuskan dalam indikator hasil belajar dan juga guru memerintahkan siswa untuk membawa contoh makanan atau minuman apa saja terkait dengan materi pelajaran untuk pertemuan berikutnya.

Pada tahap observasi, yang bertindak sebagai kolaborator mengobservasi proses pembelajaran dengan menggunakan metode information search sekaligus mengamati aktivitas siswa, guru, serta aktifitas pembelajaran yang kemudian menilai hasil belajar fiqih siswa setelah diadakannya tes awal (pretes) dan tes akhir (postest), dan mendokumentasikan kegiatan pembelajaran. Hal ini dilakukan sesuai dengan observasi yaitu mendokumentasikan pengaruh tindakan yang terkait.

Terakhir adalah tahapan analisis dan refleksi, dimana peneliti dan guru mata pelajaran sebagai observer menganalisis dan mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I, apakah tindakan yang telah dilakukan sudah sesuai dengan konsep penelitian atau belum. Kemudian hasil penelitian pada siklus I dibandingkan dengan indikator keberhasilan. Tahap refleksi tujuannya untuk memperbaiki dan menyempurnakan tindakan yang akan diberikan disiklus berikutnya. Melalui refleksi berbagai kendala yang muncul di kelas pada saat pemberian tindakan didiskusikan untuk mencari solusi yang dapat memperbaiki mutu pembelajaran fiqih. Kendala yang didapat adalah masih banyak siswa yang tidak dapat menelaah dan mengembangkan materi, pada saat evaluasi masih banyak siswa yang pasif dalam mengungkapkan apa yang ingin ditanyakan sehingga siswa itu kurang mengerti pelajaran yang diajarkan.

Dari hasil penelitian pada siklus I, hasil belajar siswa belum maksimal dan masih perlu ditingkatkan. Namun demikian ada beberapa siswa yang senang belajar dengan information search karena tidak bosan dan tidak mengantuk. Pada siklus II peneliti melakasanakan tindakan sesuai dengan perencanaan yang dibuat sebelumnya, setelah melakukan refleksi pada siklus sebelumnya yaitu siklus I.

Tahap awal adalah perencanaan, dimana peneliti dan guru mata pelajaran fiqih yang menjadi kolaborator dan observer, mengembangkan rencana tindakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Sebelum melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti dan guru mata pelajaran fiqih membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berkarakter, membuat hand out terkait dengan materi yang akan diajarkan sebagai media pembelajaran siswa.

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II agak sedikit berbeda dengan proses pembelajaran pada siklus I. Hal ini dilakukan agar siswa tidak merasa bosan belajar dengan menggunakan metode

yang sama, serta agar siswa lebih antusias dan bersemangat dalam proses pembelajaran. Pada siklus II ini proses pembelajaran diawali dengan pretes selama 10 menit. Kemudian siswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang perkelompoknya, kemudian kelompok siswa diberikan potongan jenis-jenis makanan / minuman / binatang / tumbuhan yang halal & haram sebanyak 4 potongan sesuai dengan jumlah kelompok untuk dicari /didiskusikan hukum beserta alasannya oleh siswa dari buku pedoman belajar siswa atau buku-buku yang ada diperpustakaan dengan waktu 15 menit. Kemudian setelah mendapakan hasil, siswa menaruh kepada induk kata yang telah disediakan dipapan tulis. Lalu beberapa perwakilan kelompok yang ditunjuk secara acak menulis hasil diskusinya di papan tulis. Penentuan secara acak tersebut adalah agar semua siswa/kelompok mencari informasi dan menyiapkan jawaban sesuai petunjuk yang diberikan dengan cepat dan cermat. Dan penunjukan beberapa kelompok tersebut dilakukan bersesuaian dengan waktu yang tersedia. Karena waktu yang tersedia tidak mencukupi untuk semua kelompok, maka dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya yaitu pertemuan kedua. Pada pertemuan kedua dan setelah melanjutkan kegiatan pada pertemuan sebelumnya yaitu melengkapi hand out dan mengisi bagan pada papan tulis, barulah diadakan penelaahan dan pembahasan materi. Serta pembahasan makanan atau minuman yang berkaitan dengan materi pelajaran berupa bentuk asli atau gambar yang akan dibahas oleh beberapa yang diberi kesempatan untuk maju ke depan kelas dan membahas makanan atau minuman yang dibawa olehnya. Namun tidak semua siswa mendapat giliran dikarenakan waktu yang terbatas. Setelah selesai dan kiranya semuanya mengerti dengan materi yang telah dielajari, guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang diakhiri dengan pemutaran video yang berkaitan dengan makanan dan minuman haram agar siswa lebih mendapatkan kesan dalam pembelajaran serta pemberian tes akhir (postest) untuk pengukuran indikator keberhasilan.

Pada tahap terakhir yaitu analisis dan refleksi, dimana peneliti bersama guru mata pelajaran yang bertugas sebagai kolaborator dan observer

menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus II, apakah tindakan yang telah diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian yang telah direncanakan. Kemudian hasil penelitian pada siklus II dibandingkan dengan indikator keberhasilan.

Dokumen terkait