• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

3. Deskripsi Data Wawancara

a. Subjek dengan inisial Ns

1) Actual self pada pengalaman masa lalu

Ns menggambarkan kenyataan dirinya pada masa lalu sebagai orang yang memiliki fisik yang kuat meskipun badannya kurus. Kulitnya lebih hitam dari yang sekarang ini dan tidak percaya diri. Dirinya bukanlah orang yang rapih. Dalam usianya yang masih tergolong remaja awal pada waktu itu, Ns sudah dapat bekerja

49

membantu orang tua dengan kemampuan fisiknya. Ns tidak pernah mengalami sakit yang parah.

Ns menggambarkan dirinya lemah dalam bidang akademik. Ns malas untuk belajar segala hal yang terkait dengan pelajaran sekolah. Kemalasan untuk belajar semakin didukung oleh sikap orang tua yang tidak memberi motivasi baginya untuk belajar. Ns menggambarkan emosi dirinya sebagai orang yang pemarah. Kemarahan Ns terhadap saudara sendiri maupun teman-teman selalu dilampiaskan dengan memukul menggunakan kekuatan fisiknya ataupun dengan benda-benda yang bisa digunakan untuk memukul. Sikap kasar Ns berdampak pada relasinya yang tidak akrab bersama saudara-saudaranya. Demikian juga relasi Ns dengan bapaknya sendiri. Setiap kenakalan Ns selalu mendapat hukuman dengan pukulan dari bapaknya.

Gambaran Ns tentang emosi dirinya yang pemarah didukung oleh pernyataan adik kandungnya dalam wawancara triangulasi, sebagai berikut:

“Saya takut sekali dengan kakak saya ini, dia sering memukul saya. Hampir setiap hari dia marah dan memukul saya. Kakak saya itu nakal dan kasar. Dia hanya takut kalau dengan bapak. Kalau saya menangis dan ketahuan bapak, pasti bapak langsung mencari dan memukul Ns”.

Gambaran Ns tentang dirinya yang rajin dan sudah mampu membantu orang tua bekerja dibenarkan oleh pernyataan saudara sepupunya;

50

“Kakak Ns itu rajin sekali waktu masih di rumah. Dia selalu membantu orang tuanya bekerja di sawah. Di rumah juga, kakak Ns selalu masak untuk adik-adiknya. Dia kerja tanpa disuruh, jadi kalau orang tuanya pulang dari sawah, mamanya tidak perlu repot lagi memasak. Saya sering lihat, kakak Ns lakukan seperti itu ketika saya main ke rumahnya”.

2) Ideal self pada pengalaman masa lalu

Ns merasa lelah dengan situasi hidup keluarga yang membuatnya terpaksa bekerja. Maka keinginan terbesar Ns pada waktu masih tinggal di rumah adalah menghibur dirinya dengan pergi berekreasi. Ns ingin sekali bisa bekerja, mencari uang dan bisa bahagiakan orang tua.

3) Actual self pada pengalaman tinggal di komunitas Suster PPYK Ns melihat kenyataan dirinya menjadi lebih baik ketika tinggal bersama orang lain di komunitas Suster PPYK. Ns memberi keterangan bahwa kondisi fisiknya yang kuat dan selalu sehat, tidak pernah sakit. Keadaan dirinya lebih bersih dari yang dulu karena sudah bisa merawat diri sehingga tampil lebih percaya diri. Ns merasa nyaman karena kebutuhan fisiknya terpenuhi.

Ns merasa bahwa kemampuannya dalam bidang akademik sangat lemah. Ns tidak punya motivasi untuk belajar pengetahuan yang berupa teori. Ns lebih aktif dan mampu menangkap dengan cepat bila pengetahuan itu dipraktekan.

Emosi yang kerap muncul dalam situasi hidup Ns saat ini adalah kemarahan yang diungkapkan dengan perlakuan kasar (memukul

51

dengan kejam dan mengancam) kepada orang lain. Ns belum mampu mengendalikan emosi kemarahannya yang sudah sejak dulu menjadi karakternya. Dalam relasi sosialnya, Ns kerap menarik diri dari perkumpulan formal. Lebih cenderung melakukan aktivitas secara individual. Dalam aspek moral, kebiasaan bekerja keras sedari kecil semakin menonjol dengan aktivitasnya dalam membantu para Suster. Hidup kerohanian Ns semakin berkembang dengan adanya kegiatan-kegiatan rohani di komunitas Suster PPYK maupun di gereja. Sikap kepedulian Ns tampak dalam tanggung jawabnya memperhatikan anak-anak asuhan putra yang masih berusia TK. Ns merasa hidupnya lebih baik ketika tinggal di komunitas Suster PPYK bersama orang-orang lain yang memiliki persoalan hidup yang sama.

Apa yang dikatakan Ns tentang perubahan fisiknya yang semakin lebih terawat dibandingkan dengan yang dulu ketika masih di rumah dan juga sikap kepedulian dan tanggung jawabnya dibenarkan oleh Suster pendamping dari dari data triangulasi.

“Kalau dibandingkan dengan kondisinya saat ini, Ns paling tidak

sedikit banyak mengalami perubahan. Dia bisa memperhatikan kebersihan dirinya dan sudah bisa merawat diri dan penampilannya. Dia juga mengurusi anak-anak putra yang masih kecil, dia punya tugas memandikan mereka dan mencuci pakaiannya, dia bisa bertanggung jawab dengan tugasnya ini.”

Ns tidak memiliki motivasi belajar dan lemah dalam bidang akademik dibenarkan oleh pernyataan Suster pendaming, sebagai berikut;

52

“Di sekolah pun, guru sering menyampaikan laporan kepada saya sebagai suster pendamping. Guru mengatakan kalau NS lebih banyak tidak nyambung dengan hampir semua mata pelajaran di sekolah. Maka dari itu kalau dia naik kelas itu karena pihak sekolah tidak ingin membebani kami dengan biaya sekolah, kalau dia harus mengulang kelas kan kita harus bayar lagi uang sekolahnya. Tapi buat kami dalam mendampingi anak-anak seperti ini, kami lebih utamakan pembinaan sikapnya. Intelektual itu nomor dua.”

Sikap kasar yang dipikirkan Ns tentang dirinya sendiri didukung kebenarannya dari data triangulasi yang diperoleh dari Suster pendamping.

“Sikap kasarnya mulai tampak setelah NS beberapa bulan tinggal disini. Mungkin 3 bulan kemudian, saya lupa. Tapi ketika dia marah, kadang dia selalu mengancam dengan kayu atau benda-benda tajam. Dia marah kalau lihat anak-anak putra disini yang suka berbohong atau menipu susternya. Meskipun dia pernah juga melakukan hal yang sama.”

4) Ideal self pada pengalaman tinggal di komunitas Suster PPYK Dalam kebersamaan dengan orang lain di komunitas Suster PPYK, Ns memiliki harapan bahwa bisa bekerja sama dan lebih kompak dalam berelasi dengan anak-anak asuhan Suster yang lainnya. Ns pun sangat berharap mampu mengendalikan emosi dirinya ketika sedang marah walaupun pada kenyataan hal itu belum mampu dilakukannya. Dalam relasinya dengan orang lain, Ns hanya berharap memiliki teman-teman yang mampu memberi pengaruh positif yang membuat hidupnya menjadi lebih baik. Ns sangat berharap dirinya menjadi lebih baik lagi dari kondisinya saat ini dan ingin berusaha melakukan hal apapun yang membuat dirinya menjadi lebih baik.

53 b. Subjek dengan inisial Mr

1) Actual self pada pengalaman masa lalu

Mr menggambarkan keadaan fisiknya yang teraniaya pada kehidupan di masa lalunya sebelum tinggal di komunitas Suster PPYK. Fisik yang sering kejang ketika muncul perasaan takut. Rasa takut yang mendalam ketika dirinya dipukul oleh tanta, baik dengan menggunakan kekuatan fisik ataupun benda-benda keras yang dilemparkan mengenai diri Mr. Keadaan fisiknya kurus karena faktor stres dan hampir dikatakan makan hanya sekali sehari. Kondisi psikis yang stres berdampak pada prestasi belajar yang awal mulanya meningkat menjadi menurun. Dalam kondisi stres, Mr tetap belajar karena berada dalam pengawasan tanta namun yang dipelajari tidak dapat dicerna dan dipahami dengan baik. Emosi perasaan Mr sangat tertekan, takut dan bingung. Relasi sosial Mr tetap terjalin baik dengan teman-teman di sekolah maupun guru-guru. Mr tidak banyak bercerita tentang keadaan dirinya kepada orang lain meskipun kondisi fisiknya sering menjadi pertanyaan guru dan teman-teman di sekolah. Relasi dengan tanta sangat buruk dan hampir dikata tidak perna berkomunikasi dengan baik. Relasi dengan om yang awal mulanya sangat dekat menjadi tidak bebas karena merasa terancam oleh sikap tanta (istri dari om). Hal baik yang menunjukan sikap moral Mr baik adalah bahwa Mr menjaga nama baik keluarga om dan tanta dengan tidak bercerita apapun

54

kepada orang lain (guru, tetangga dan teman-teman). Mr tetap menjalankan tugas belajar di sekolah dan melakukan pekerjaan di rumah untuk membantu keluarga om. Mr pun menunjukan sikap pedulinya dengan memberikan perhatian kepada om dengan selalu membuatkan kopi panas setiap kali pulang dari kerja. Mr peduli dan perhatian terhadap om, sikap ini ditunjukan dengan kebiasaan rutin menyiapkan air panas untuk mandi jika om membutuhkan.

Cerita Mr tentang kehidupannya yang sangat menderita dengn perlakuan keluarga om dibenarkan oleh cerita dari om nya sendiri, yakni;

“Dulu ketika Mr tinggal bersama saya, dia sangat menderita dengan perlakuan istri saya. Saya juga menyesal dengan sikap saya yang juga kasar dan keras dengan Mr. Saya menyesal sekali, karena pada waktu itu, saya cepat terpengaruh dengan omongan dari istri. Dalam kondisi capeh sepulang kerja kemudian mendapat laporan dari istri, saya tidak bisa kendalikan emosi. Saya juga sering pukul dan maki Mr. Mr sangat takut dengan saya kalau pas saya marah walaupun saya tahu dia sebenarnya sayang dengan saya. Kalau saya pukul itu dia sampai kejang-kejang saking ketakutan.”

“Mr takut sekali kalau saya sudah marah. Kalau bibinya yang marah, dia masih bisa melawan tapi kalau dia dengar suara keras saya, dia seperti tikus basah sampai kejang-kejang”.

“Saya juga tidak habis berpikir, kenapa istri saya kejam sekali dan sering memukul dan memaki anak ini. Saya heran, di rumah ini juga ada beberapa anak dari Timor, istri saya bisa terima mereka tapi dengan keponakannya sendiri dia berlaku sangat kasar.”

2) Ideal self pada pengalaman masa lalu

Harapan yang selalu muncul dari diri Mr ketika berada dalam situasi hidupnya yang diliputi rasa tertekan, adalah bahwa dirinya

55

tidak ingin dipukul. Keinginannya untuk pergi dari rumah sangat kuat namun menjadi bingung karena tidak tahu akan pergi kemana. Sesungguhnya, keinginan terdalam dari Mr adalah tinggal bersama keluarga om supaya bisa membantu pekerjaan tanta di rumah ketika keluarga om sangat sibuk dengan usaha ternak babinya. Mr sangat berharap relasinya tetap terjalin baik dengan tanta meskipun kenyataan pada saat itu tidak terjadi.

3) Actual self pada pengalaman tinggal di komunitas Suster PPYK Setelah sekian lama hidup dan tinggal bersama orang lain di komunitas Suster PPYK (7 tahun), Mr merasa kehidupannya menjadi lebih baik daripada kondisinya ketika tinggal di rumah om. Keadaan fisiknya semakin lebih sehat dan terawat dengan baik. Walaupun tinggal bersama pribadi orang lain yang sama-sama memiliki persoalan hidup yang berat, Mr merasa ada perhatian besar dari anggota komunitasnya maupun Suster pendamping. Mr belajar merawat diri dari teman-temannya di komunitas dan termotivasi oleh Suster pendamping karena sering diingatkan jika dirinya tampak tidak terurus.

Mr mengalami perkembangan dalam bidang akademik di sekolah. Ketekunan dalam belajar menghasilkan prestasi dengan peringkat 2 di kelasnya. Dalam aspek sosial, Mr mengalami perkembangan yang baik dimana relasi yang dibangun baik dengan Suster pendamping, teman-teman di sekolah maupun di komunitas

56

terjalin dengan baik. Mr bisa menjadi tempat curatan hati teman-temannya karena Mr memiliki rasa empati yang tinggi terhadap orang lain yang bermasalah. Dengan tinggal bersama dalam satu komunitas yang besar meskipun banyak perbedaan namun semakin membuat Mr lebih terbuka untuk mengungkapkan keadaan dirinya maupun menerima perbedaan orang lain. Mr semakin rajin dalam bekerja dan mampu bertanggung jawab dengan tugas hariannya di komunitas. Kehidupan rohani Mr pun berkembang dengan kehadirannya yang rutin mengikuti doa bersama maupun keaktifan dalam kegiatan gereja. Mr pun mampu menunjukan sikap menghargai orang lain yang berbeda keyakinan dengan dirinya. Cerita Mr tentang gambaran dirinya menjadi akurat ketika Suster pendampingpun mengatakan hal yang sama.

“Mr banyak berubah dari keadaan fisiknya yang dulu, dia sudah tahu merawat diri. Saya juga akan marah kalau anak-anak di sini tidak bisa merawat dirinya sendiri. Mr rajin dan bertanggung jawab, kalau mengerjakan tugas hariannya biasanya dia akan lakukan sampai beres.”

“Mr banyak meningkat dalam bidang akademik, syukurlah sekarang dia mendapat rangking 2 di kelasnya. Dia belajar mandiri meskipun tidak ditunggu atau didampingi dia sudah tahu waktunya belajar dengan sendirinya dia akan belaja. Anak ini bersemangat untuk sekolah dan mampu memotivasi dirinya sendiri bahkan bisa nasihati orang lain (teman sebaya).”

4) Ideal self pada pengalaman tinggal di komunitas Suster PPYK Mr berambisi untuk berprestasi di sekolahnya. Dengan prestasi belajar yang diperolehnya saat ini memotivasi Mr lebih giat lagi untuk menjadi yang terbaik (rangking 1 di sekolah). Mr ingin tahu

57

banyak hal terkait pengetahuan umum dengan aktif bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dari dirinya.

Dalam kehidupan di komunitas, Mr ingin belajar banyak hal seperti yang dilakukan para Suster dalam melayani orang lain. Mr bercita-cita ingin menjadi Suster. Mr sangat berharap dirinya bisa menerima peristiwa hidup di masa lalunya dengan memaafkan tanta.

c. Subjek dengan inisial Hd

1) Actual self pada pengalaman masa lalu

Hd merasa tidak nyaman dengan kehidupan di masa lalunya. Hd yang masih berusia 9 tahun belum mampu mandiri, segala hal terkait dengan dirinya masih menjadi urusan mama. Hd menggambarkan dirinya sebagai pribadi yang malas belajar dan juga malas bekerja (membantu orang tua di rumah). Hd merasa sangat ketakutan dengan sikap papa tiri yang selalu memukulnya. Hd tidak betah tinggal di rumah karena situasi rumah yang kerap diwarnai dengan pertengkaran. Hd memilih menghabiskan waktu bermain di luar rumah bersama teman-teman sampai lupa waktu untuk belajar bahkan tida pulang ke rumah. Kondisi fisik stabil meskipun sering mendapat tamparan dan perlakuan tidak wajar seperti memasukan Hd ke dalam gorong-gorong selokan. Kondisi fisik yang semacam ini semakin dipertegas oleh keterangan dari Suster pendamping yang mengungkapkan, bahwa “kondisi fisik Hd

58

dari pertama kali datang baik adanya. Hd tampak bersih dan terawat dengan baik oleh orang tuanya”.

Situasi rumah dan keadaan keluarga tidak mendukung Hd dalam proses belajar. Hd menjadi malas untuk belajar karena sekolah pun sering berpindah mengikuti usaha orang tua. Hd adalah pribadi yang cengeng yang cenderung mengungapkan ekspresi kemarahan dengan menangis. Hd merasa memiliki rasa sayang terhadap mama dan menyimpan kebencian yang mendalam terhadap papa tiri. Perlakuan kasar dari papa tiri membuat Hd menjadi pribadi yang penakut. Hd mencintai orang tua (mama) meskipun kerap mendapat perlakuan yang kasar dari mama.

2) Ideal self pada pengalaman masa lalu

Dalam usia yang masih sangat kecil (9 tahun) pada waktu itu, Hd merasa dirinya belum mampu melakukan banyak hal. Segala kebutuhan Hd masih menjadi perhatian mama. Oleh karena itu, Hd sedikit sekali dalam memberi keterangan terkait dengan apa yang menjadi harapannya dalam situasi hidup di masa lalu.

Dari aspek fisik, Hd berharap dirinya tetap kuat menghadapi situasi hidupnya saat itu. Hd berharap bisa sekolah dan belajar dengan tenang (tidak pindah-pindah sekolah). Hd mengharapkan kebahagian dengan kembali tinggal bersama papa dari pernikahan pertama mamanya. Hd berharap kehadiran dirinya tidak

59

menghancurkan keharmonisan dalam keluarga. Hd berharap bisa mandiri sehingga tidak merepotkan mama.

3) Actual self pada pengalaman tinggal di komunitas Suster PPYK Hd menggambarkan kenyataan dirinya setelah selama 6 tahun tinggal dalam pendampingan Suster PPYK sebagai pribadi yang mandiri (mampu merawat diri sendiri), kuat, tidak sakit-sakitan, bersih dan rapih. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Suster pendamping dalam wawancara triangulasi. “Hd sekarang banyak

berubah, dia tampak kalem dan lebih tenang. Dia sudah bisa merawat dirinya sendiri.” Hd memiliki kemampuan dan berprestasi

dalam bidang akademik. Keadaan ini tersirat dalam ungkapan Hd dan dipertegas oleh keterangan yang diberikan oleh Suster pendamping “dia sekarang lebih tekun dan memiliki motivasi untuk

belajar meskipun tidak didampingi, dia bisa mengatur waktu belajarnya sendiri.” Hd merasa bahagia dan menjadi lebih tenang

selama tinggal bersama Suster di komunitas Suster PPYK. Hal serupa senada dalam ungkapan Hd maupun Suster pendamping. “Hd sudah betah tinggal di sini meskipun awalnya menangis dan

ingin pulang ikut orang tuanya.” Hd tidak mengalami kesulitan

dalam berteman atau pun berelasi dengan orang lain. Hd sering bergabung dalam kebersamaan tanpa merasa minder karena tinggal dalam asuhan Suster PPYK. Dalam aspek ini, Suster pendamping

60

pun mengamati hal serupa. Dalam aspek moral, Hd mengalami kamajuan menjadi pribadi yang rajin dan tanggung jawab. Di komunitas Suster, Hd semakin peduli dengan orang lain. Hidup menjadi lebih teratur dengan peraturan yang ada, tahu bersyukur dan rajin berdoa.

4) Ideal self pada pengalaman tinggal di komunitas Suster PPYK Hd beranggapan bahwa dirinya nyaman dengan keadaan fisiknya saat ini. Hal yang penting dan yang akan selalu menjadi perhatiannya adalah kebersihan dan kesehatan dirinya. Hd berharap untuk meningkatkan prestasinya dengan lebih tekn dalam belajar. Hd berharap diri tidak cengeng lagi. Hd berharap memiliki teman-teman yang bisa memberi pengaruh yang positif agar dirinya menjadi lebih baik. Hd berharap dirinya menjadi lebih baik.

Dokumen terkait