KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
3. Hakikat Suster PPYK
3. Hakikat Suster PPYK
a. Pemahaman tentang Suster PPYK
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), suster adalah wanita yang menjadi anggota perkumpulan kerohanian yang hidup di dalam biara; sedangkan biara adalah sebuah bangunan tempat tinggal orang-orang laki-laki atau perempuan yang mengkhususkan diri terhadap pelaksanaan ajaran agama di bawah pimpinan seorang ketua menurut aturan tarekatnya. PPYK merupakan singkatan dari Putri-Putri Yesus Kristus. PPYK adalah nama dari perkumpulan para suster yang seluruh hidupnya berpusat dan bersumber pada teladan hidup Yesus Kristus sendiri sebagai Guru dan Tuhan.
Suster PPYK merupakan sebuah Perserikatan Privat Kaum Beriman Kristiani, di bawah naungan Keuskupan Agung Semarang; dirintis pada tahun 1989 oleh Ibu Melania Sidik dan diakui keberadaannya oleh
27
Keuskupan Agung Semarang pada tahun 2004. Sebagai sebuah perserikatan Gerejani. Para Suster PPYK senantiasa berupaya bersama mengusahakan pembinaan hidup yang lebih sempurna. Hidup yang diharapkan menjadi lebih sempurna ini dijalani dengan menghayati ajaran-ajaran kristiani. Ajaran-ajaran-ajaran kristiani ini dihidupi dalam karya-karya kerasulan, yakni karya evangelisasi, karya kesalehan dan karya karitatif serta menjiwai kehidupan dunia dengan semangat kristiani.
b. Visi dan misi Suster PPYK
Visi dan misi yang dihayati dan dihidupi oleh para Suster PPYK tertuang dalam konstitusi perserikatan sebagai dasar dan pedoman setiap gerak langkah serta karya pelayanan para Suster, baik secara pribadi maupun bersama.
“Mempersembahkan hidup kepada Allah, sehingga kita boleh mengalami persatuan dengan-Nya dalam hidup ini, bukan hanya kelak sesudah kematian,” merupakan visi atau tujuan hidup para Suster PPYK.
“Senantiasa menyadari penyelenggaraan Ilahi dan berusaha hidup menghadirkan diri di hadirat-Nya, serta membantu sesama mengalami kasih Allah dan menghantarkan jiwa-jiwa kepada kesucian, melalui kesaksian hidup kita yang berdoa, bersaudara dan melayani siapapun dengan hati terbuka, seturut teladan Yesus Kristus,” menjadi misi dari para Suster di dalam menghayati dan menghidupi visi perserikatan.
Sebagaimana telah disampaikan di atas, karya pelayanan para Suster PPYK bersumber pada karya pelayanan Yesus Kristus sendiri yang
28
menjadikan semua orang adalah sahabat-Nya, terutama mereka yang miskin, tersingkir dan terutama mereka yang mengalami penolakan dalam hidupnya. Ciri khas karya pelayanan inilah yang diharapkan dapat menjadi sumbangsih bagi Gereja agar semakin banyak orang mengalami pengalaman kepenuhan cinta kasih Allah di dalam hidupnya.
c. Karya pelayanan
Dalam dunia modern saat ini peristiwa yang menjadi berita di televisi maupun radio, juga berita yang dapat kita baca dari surat kabar maupun berita online. Ada banyak anak-anak terutama bayi yang dibuang oleh orang tuanya, bayi yang dibunuh oleh orang tuanya atau juga kenakalan anak-anak atau remaja. Perlakuan yang tidak wajar ini pada akhirnya menjerumuskan mereka dalam pergaulan bebas, penggunaan obat-obatan terlarang, gaya hidup yang semakin hidonisme dan yang lebih ironis adalah melakukan tindakan bunuh diri akibat tekanan hidup yang dialami.
Peristiwa tersebut di atas keprihatinan bagi para Suster PPYK, yang menanggapi situasi jaman ini dengan memberikan diri menjadi sahabat serta menghadirkan kehangatan sebuah keluarga bagi anak-anak ataupun para remaja yang mengalami situasi tersebut. Karya pelayanan ini merupakan sumbangsih nyata para Suster PPYK sebagai bagian dari Gereja untuk dapat menghadirkan wajah Allah di dalam diri sesama, terutama dalam diri anak-anak dan para remaja. Dalam segala keterbatasan dan kerapuhan diri, para Suster hanya ingin hadir dan memberikan diri dalam pelayanan bagi anak-anak tersebut. Harapannya bahwa dengan
29
pelayanan ini, anak-anak dan remaja dapat mengalami situasi hidup yang lebih baik sehingga dapat bertumbuh dan berkembang optimal.
d. Bentuk pendampingan
Pendampingan merupakan sebuah cara yang dilakukan dengan menunjukan keterlibatan secara langsung pendamping dalam kehidupan orang yang didampingi. Pendampingan ini membutuhkan waktu dan kerelaan untuk berproses dan menerima keadaan diri sendiri dan orang lain. Ketika orang lain merasa nyaman dalam relasi pendampingan maka akan terjadi proses perubahan. Proses perubahan ini membutuhkan waktu yang tentunya tidak dapat diprediksi.
Pendampingan yang diberikan oleh para suster PPYK bukanlah sesuatu yang spektakuler namun hanyalah hal sederharna yang seringkali diabaikan orang. Berempati dengan bersikap ramah, menyapa dan meluangkan waktu untuk selalu bersama dalam setiap moment menjadi suasana yang sangat diharapkan bagi mereka yang merasa kesepian, terhina dan ditolak. Pendampingan yang diberikan tidak terbatas oleh waktu namun ketika pribadi dianggap mampu mandiri dapat kembali hidup dalam lingkungan keluarganya. Disampig itu mereka pun diberi motiavasi untuk tidak tergantung dengan orang lain tetapi mampu mandiri dengan pilihan pekerjaan yang dapat menopang kelanjutan hidup mereka. Untuk saat ini, belum ada model pendampingan yang terstruktur secara jelas dalam formasi pendampingan. Gambaran yang dapat dijelaskan di sini adalah sebagai berikut:
30
1) Terdapat 35 pribadi bermasalah yang didampingi oleh 5 Suster yang kesehariannya terlibat lagsung dalam pendampingan dengan tinggal dan hidup bersama asuhannya. Adapun tugas dan tanggung jawab para Suster ini, adalah:
a) Satu Suster Pimpinan Komunitas dengan tugas mengatur semua kebutuhan rumah tangga yang diperlukan.
b) Satu Suster yang mengurusi usaha (Produk jahe merah merapi) untuk biaya kelangsungan hidup semua anggota komunitas para suster maupun anak asuhan.
c) Satu suster bertanggung jawab untuk mengurusi kebun.
d) Dua Suster yang secara langsung terlibat dalam pendampigan dan administrasi anak asuhan.
2) Anak-anak asuhan ini terbagi dalam kelompok usia, sebagai berikut
Tabel 1
Kelompok Usia Anak Asuhan
No. Usia L/P Jumlah
1 Bayi 6 bulan L 1 orang
9 bulan L 1 orang
2 Balita 3 tahun L 1 orang
5 tahun L 2 orang
5 tahun P 1 orang
3 Anak 6 tahun L 1 orang
8 tahun L 1 orang
8 tahun P 1 orang
11 tahun L 1 orang
11 tahun P 1 orang
12 tahun P 1 orang
4 Remaja 15 tahun L 1 orang
P 2 orang
17 tahun P 1 orang
18 tahun L 6 orang
P 8 orang
5 Dewasa 35 tahun P 2 orang
40 tahun P 1 orang
31
3) Setiap pribadi yang sudah mampu mandiri diberi tanggung jawab untuk aktif dalam bidang usaha maupun tugas dalam rutinitas harian seperti, membersihkan rumah, memasak, mengurusi balita (memandikan dan menyiapkan makan).
4) Semua anak asuhan wajib untuk megikuti semua kegiatan maupun peraturan dalam hidup bersama, seperti:
a) Jadwal harian
Tabel 2 Jadwal Harian
Waktu Aktivitas
05.00 – 05.30 Bangun pagi, mandi, lakukan tugas pagi 05.30 – 05.45 Sarapan
05.45 – 06.00 Persiapan doa/ Ekaristi harian 06.00 – 06.30 Doa/Ekaristi harian
06.30 – 14.00 Sekolah 14.00 – 14.30 Makan siang 14.30 – 15.00 Istirahat siang
15.00 – 16.00 Tugas rutinitas harian, mandi 16.00 - 18.00 Les sore
17.30 – 18.00 Doa
18.00 – 19.00 Makan malam, cucipiring 19.00 – 21.00 Belajar 21.00 – 21.30 Doa malam 21.30 - Istrirahat b) Tugas harian : Tabel 3 Tugas Harian
No. Nama Tugas Pembagian
Kelompok
1 Masak I
2 Sapu pel lantai bawah II
3 Cuci piring III
32 c) Kegiatan sore
Tabel 4 Kegiatan Sore
No. Hari Nama Kegiatan
1 Senin Les privat
2 Selasa Ekstra di sekolah
3 Rabu Berkebun
4 Kamis Belajar terampil
5 Jumat Latihan koor
6 Sabtu Rekreasi
7 Minggu Belajar terampil
d) Keterampilan
Tabel 5 Keterampilan
No. Jenis keterampilan Kelompok petugas
1 Menjahit Dewasa/ibu-ibu
2 Merajut Orang tua
3 Produksi jahe Remaja putri
4 Berkebun Remaja putra
5 Katering kue basah Remaja
6 Katering nasi kotak/tumpeng Dewasa/ibu-ibu
7 Anyaman Orang tua
8 Suvenir (Rosario, gantungan kunci) Anak-anak