• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

3. Subjek dengan Inisial Hd

a. Konsep diri dan perilaku subjek yang terbentuk dari pengalaman hidup bersama keluarga.

Konsep diri subjek dengan inisial Hd pada pengalaman masa lalu tergambar secara samar oleh karena ketidakmampuan subjek mengingat semua pengalaman di masa lalunya. Meskipun demikian, masih ada

75

pengalaman hidup masa lalu yang terekam dengan jelas dalam kesadaran subjek. Subjek menggambarkan dirinya sebagai pribadi yang malas dan belum mampu mandiri dalam mengurusi dirinya sendiri. Subjek menggambarkan dirinya sebagai pribadi yang penakut, malas belajar, bosan di rumah, sering menghabiskan waktu bermain sepanjang hari di luar rumah dan menggambarkan dirinya sebagai orang yang cengeng. Tidak tampak jelas dari penggalian data subjek bahwa ada orang lain yang berkesan dalam pengalaman hidup subjek di masa lalunya. Namun dari keadaan diri yang digambarkan subjek tampak, bahwa peristiwa dalam pengalaman hidup subjek yang dominan membentuk konsep diri subjek. Suasana kehidupan dalam keluarga yang diwarnai dengan pertengkaran papa dan mama yang pada akhirnya dilampiaskan dengan perlakuan kasar (memukul dengan fisik dan perkataan) terhadap subjek. Kondisi inilah yang akhirnya menentukan konflik batin subjek yang akhirnya muncul dalam perilaku yang negatif dari diri subjek seperti yang telah digambarkan di atas. Konsep dirinya tidak kongruen antara actual self dengan ideal self yang pada akhirnya menjadi konflik batin dalam diri Hd.

b. Dinamika perkembangan konsep diri subjek.

Pengalaman hidup bersama di komunitas Suster PPYK yang konsisten dengan konsep diri subjek membentuk suatu dinamika perkembangan konsep diri yang baru. Pengalaman diterima kehadirannya di komunitas dan dicintai oleh Suster pendamping di

76

komunitas Suster PPYK mampu mengubah konsep diri subjek (inkongruen menjadi kongruen). Realitas kenyataan hidup yang teratur dengan peraturan yang terjadwal konsisten dengan apa yang menjadi harapan subjek (ideal self). Subjek mampu menyesuaikan diri dengan suasana kehidupan di komunitas Suster PPYK bersama dengan pribadi-pribadi lain yang juga memiliki persoalan hidup. Ketika subjek merasa kehadiran diterima dan dicintai, subjek pun mampu mengaktualisasikan

ideal self yang diharapkannya yang terbukti dalam setiap prestasi

belajarnya. Prestasi belajar yang diperoleh subjek menunjukan adanya perkembangan yang meningkat pada aspek kognitif subjek. Dengan demikian semakin memperjelas kesimpulan bahwa konsep diri subjek mengalami perubahan yang positif dalam pengalaman hidup bersama pribadi lain dalam pendampingan Suster PPYK di komunitas susteran. c. Konsep diri dan perilaku subjek yang terbentuk dari pengalaman hidup

bersama orang lain dalam pendampingn Suster PPYK.

Konsep diri subjek yang inkongruen terjadi pada pengalaman di masa lalunya menjadi kongruen ketika subjek mengalami pengalaman hidup bersama selama 6 tahun di komunitas Suster PPYK. Meskipun kehidupan subjek di komunitas Suster PPYK ada bersama pribadi-pribadi lain yang bermasalah tidak membuat konsep diri subjek lebih tidak kongruen lagi.

77

BAB V PENUTUP

Pada bab penutup ini, peneliti akan membuat kesimpulan dari semua hasil penelitian, dan memaparkan segala keterbatasan dalam penelitian peneliti ini serta menyampaikan saran peneliti untuk peneliti lain dan pihak-pihak yang berkepentingan.

A. Simpulan

Pengalaman pada kehidupan di masa lalu memiliki pengaruh yang besar

bagi pembentukan konsep diri individu. Konsep diri yang terbentuk sejak awal masa perkembangan individu tidak selamanya berada dalam situasi yang statis. Konsep diri mengalami suatu dinamika dalam semua pengalaman hidup manusia dan akan berkembang jika individu menghendaki untuk mengubah konsep dirinya. Konsep diri berkembang atau berubah tergantung pada kehendak bebas individu yang menentukan. Oleh sebab itu pada bagian ini peneliti akan membuat suatu kesimpulan terkait dengan dinamika perkembangan konsep diri yang dialami oleh sekelompok remaja yang memiliki persoalan hidup dan tinggal dalam satu komunitas yang didampingi oleh Suster PPYK.

1. Konsep diri dan perilaku subjek yang terbentuk dari pengalaman hidup bersama keluarga.

78

Konsep diri yang terbentuk dalam pengalaman hidup bersama keluarga inkongruen karena realitas pengalaman hidup (actual self) yang dialami Ns berbeda jauh dari harapan Ns (ideal self). Perilaku kasar yang terungkap dalam setiap kemarahan dengan tindakan kasar, mengancam, memukul dengan kekuatan fisik maupun benda-benda tajam merupakan pengalaman belajar yang diadopsi dari pengalaman bersama significant others yaitu bapaknya sendiri. Perilaku ini pun semakin kuat dan didukung oleh lingkungan budaya masyarakat yang keras.

b. Subjek dengan inisial Mr

Konsep diri yang terbentuk dalam pengalaman hidup bersama keluarga om inkongruen karena realitas pengalaman hidup (actual self) yang dialami Mr berbeda jauh dari harapan Mr (ideal self). Konsep diri ingkongruen ikut menentukan perilaku Mr yang penakut bahkan ketakutan yang berlebihan mengakibatkan kejang yang sering terjadi pada fisiknya. Mr memiliki perilaku yang suka menantang bila berhadapan dengan orang lain yang dirasa akan menyakiti dirinya baik dengan perkataan maupun kekerasan fisik.

c. Subjek dengan inisial Hd

Konsep diri yang terbentuk dalam pengalaman hidup bersama keluarga inkongruen karena realitas pengalaman hidup (actual self) yang dialami Hd berbeda jauh dari harapan Hd (ideal self). Konsep diri ingkongruen ikut menentukan perilaku salah suai yang terjadi pada Hd.

79

Hd kerap menghabiskan waktu bermain sepanjang hari di luar rumah sampai lupa belajar. Hd bergaul bebas dengan teman sebaya dan terpengaruh menjadi perokok.

2. Dinamika perkembangan konsep diri yang terjadi pada subjek. a. Subjek dengan inisial Ns

Konsep diri yang terbentuk inkongruen sejak awal hidup bersama keluarga mengalami suatu dinamika dengan semua pengalaman hidup yang berbeda di lingkungan hidup yang baru, yaitu di komunitas Suster PPYK. Konsep diri inkongruen ini meskipun mengalami suatu dinamika dalam pengalaman hidup yang baru bersama orang lain tetap tidak mengalami perubahan yang mengarah pada suatu perkembangan konsep diri yang baru. Hal ini disebabkan ketidakmampuan kognitif Ns untuk memaknai setiap pengalaman baru dalam kehidupan bersama orang lain yang didampingi Suster PPYK.

b. Subjek dengan inisial Mr

Konsep diri inkongruen yang terbentuk sejak awal tinggal bersama keluarga om mengalami dinamika dalam pengalaman hidup bersama orang lain di komunitas Suster PPYK. Kemampuan kognitif Mr dalam memaknai setiap pengalaman baru dalam kehidupan bersama orang lain di lingkungan yang baru mampu mengubah konsep diri Mr. Konsep diri Mr setelah terjadi dinamika mengalami perubahan dan terjadi perkembangan dari konsep diri inkongruen menjadi kongruen. Dimana Mr menghendaki pengalaman hidup bersama orang lain dalam

80

pendampingan Suster PPYK dimaknai sehingga mampu mengubah konsep dirinya menjadi kongruen.

c. Subjek dengan inisial Hd

Konsep diri inkongruen yang terbentuk sejak awal tinggal bersama keluarga mengalami dinamika dalam pengalaman hidup bersama orang lain yang didampingi Suster PPYK. Hd mampu memaknai setiap pengalaman hidup yang dialami di lingkungan baru bersama orang lain dalam pendampingan Suster PPYK. Kemampuan untuk memaknai pengalaman hidup yang baru inilah yang dikehendaki Hd sehingga mampu mengubah konsep diri inkongruen menjadi kongruen.

3. Konsep diri dan perilaku subjek yang terbentuk dari pengalaman hidup bersama orang lain dalam pendampingan Suster PPYK.

a. Subjek dengan inisial Ns

Konsep diri inkongruen yang terbentuk sejak awal kehidupan bersama keluarga menetap meskipun mengalami suatu dinamika dengan pengalaman hidup di lingkungan tempat tinggal yang baru. Perilaku yang kerap melakukan tindakan kekerasan fisik terhadap orang lain masih tetap dan tidak berubah. Ns tidak mampu memaknai semua pengalaman di lingkungan hidup yang baru karena ketidakmampuan kognitif.

b. Subjek dengan inisial Mr

Konsep diri terbentuk menjadi kongruen dalam pengalaman hidup bersama orang lain yang didampingi Suster PPYK. Konsep diri menjadi

81

kongruen karena realitas pengalaman hidup bersama orang lain dalam pendampingan Suster PPYK mendukung semua hal yang menjadi harapan Mr. Perilaku Mr berubah dari perasaan tertekan yang membuatnya menjadi minder, penakut dan kerap menunjukan sikap menantang orang lain menjadi lebih bebas mengekspresikan dirinya dengan sikap hidup yang penuh semangat dan ceria.

c. Subjek dengan inisial Hd

Konsep diri inkongruen yang terbentuk sejak awal kehidupan bersama keluarga berubah menjadi kongruen setelah mengalami pengalaman hidup bersama orang lain dalam pendampingan Suster PPYK. Perilaku salah suai Hd dari seorang perokok yang kerap menghabiskan waktu bermain sepanjang hari di luar rumah sampai lupa belajar berubah menjadi seorang remaja yang kalem, tenang dan mulai fokus dan serius untuk belajar. Bahkan Hd menunjukan prestasi belajar yang semakin meningkat meskipun kadang menurun namun tidak merosot jauh.

Dokumen terkait