• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Persepsi Guru terhadap Pembelajaran Keterampilan Menulis

Argumentasi

Berhasil atau tidaknya suatu kegiatan dipengaruhi oleh pemahaman yang ada pada seseorang terhadap kegiatan itu. Tidak terkecuali dalam proses pembelajaran. Pemahaman yang baik dari seorang guru menjadi modal utama dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang selanjutnya dilaksanakan secara nyata dalam proses pembelajaran. Demikian halnya

commit to user

dengan pemahaman guru terhadap pembelajaran keterampilan menulis argumentasi yang sangat memengaruhi berhasil atau tidaknya proses pembelajaran. Semakin baik pemahaman yang dimiliki oleh guru terhadap pembelajaran keterampilan menulis argumentasi maka akan semakin baik pula hasil pembelajaran yang dilakukan guru, begitu juga sebaliknya.

Hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas X SMA negeri di kabupaten Karanganyar mengenai pemahaman terhadap pembelajaran keterampilan menulis argumentasi ditemukan dua macam persepsi, yaitu guru beranggapan bahwa teori perlu disampaikan secara rinci sebelum praktik menulis dilaksanakan dan sebagian lagi menyatakan praktik menulis lebih diutamakan daripada menyampaikan teori.

a. Guru Beranggapan Teori Perlu Disampaikan secara Rinci sebelum Praktik Menulis Dilaksanakan

Sebagian guru berpendapat bahwa keterampilan menulis

argumentasi merupakan pembelajaran yang sulit bagi siswa jika dibandingkan dengan keterampilan menulis yang lain. Keterampilan menulis argumentasi merupakan pembelajaran yang sulit karena siswa dituntut untuk dapat berargumen. Ada kalanya siswa terjebak dalam menentukan jenis tulisannya termasuk ke dalam kategori tulisan apa. Setelah ditulis, barulah mereka sadar bahwa yang ditulisnya bukan tulisan argumentasi melainkan jenis tulisan yang lain.

Guru perlu menyampaikan teori tentang tulisan argumentasi secara lebih rinci sebelum melakukan praktik menulis argumentasi. Teori disampaikan secara rinci kepada siswa karena dianggap lebih penting agar mereka terlebih dahulu memahami teori tentang tulisan argumentasi. Guru menganggap siswa akan mengalami kesulitan saat praktik menulis paragraf argumentasi jika siswa terlebih dahulu tidak paham mengenai tulisan argumentasi. Guru menjelaskan secara rinci tentang pengertian tulisan

commit to user

49

argumentasi, perbedaan dengan jenis tulisan yang lain, unsur-unsur yang terdapat dalam tulisan argumentasi, ciri-ciri tulisan argumentasi, dan ketentuan penulisan sebagai teknik menulis.

Penyampaian teori secara rinci ini diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami tulisan argumentasi. Jika siswa sudah memahami teori yang disampaikan guru, baru kemudian siswa diminta untuk menulis paragraf argumentasi dengan tema yang telah ditentukan. Guru menjadi pusat pembelajaran karena guru memakai metode ceramah saat menjelaskan. Siswa menjadi kurang antusias dan terkadang bosan saat mengikuti pembelajaran.

Pembelajaran tidak langsung dimulai dengan penyampaian materi. Guru merangsang pemahaman siswa dengan mengajak siswa untuk berdebat maupun diskusi mengenai kejadian yang sedang hangat diperbincangkan. Dari kegiatan tersebut kemudian akan muncul pendapat yang beragam. Setelah kegiatan itu berakhir barulah guru menjelaskan bahwa yang mereka sampaikan adalah argumen atau pendapat.

Waktu yang dimiliki siswa untuk berlatih menulis di kelas seimbang dengan penyampaian materi. Materi yang disampaikan pada awal pembelajaran dirasa kurang setelah mengetahui hasil praktik menulis siswa belum memenuhi kriteria yang diharapkan. Oleh karena itu, guru kembali menjelaskan materi. Penjelasan materi secara berulang ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada siswa. Jika waktu pembelajaran di sekolah dirasa kurang cukup memberikan kesempatan siswa untuk berlatih, guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk menyempurnakan tulisan argumentasinya.

b. Guru Beranggapan Praktik Menulis lebih Penting daripada

commit to user

Sebagian guru menyatakan bahwa dalam pembelajaran menulis argumentasi tidak perlu terlalu banyak teori. Guru lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih menulis paragraf argumentasi. Teori tentang argumentasi disampaikan seperlunya, selebihnya siswa akan dapat memahami sendiri mengenai paragraf argumentasi dari praktik menulis. Guru memandu siswa untuk diskusi dan tanya jawab dengan harapan siswa dapat belajar secara mandiri. Guru dapat membantu siswa pada saat kegiatan diskusi, apabila ada kesulitan dari siswa guru akan membantu memecahkannya.

Dalam pembelajaran menulis pargraf argumentasi guru mengikuti aturan yang ada, yaitu 70% untuk praktik dan 30% untuk teori atau materi. Kualitas menulis siswa akan lebih bagus apabila lebih banyak berlatih yang bisa dimulai saat apersepsi. Materi disampaikan setelah siswa berpendapat mengenai topik yang disajikan. Apersepsi yang dilakukan oleh guru adalah memberikan stimulus kepada siswa dengan pertanyaan mengenai kejadian yang sedang hangat diperbincangkan. Dari kegiatan itu siswa diharapkan dapat mengemukakan pendapatnya secar lisan walaupun masih berupa kalimat sederhana. Setelah apersepsi dilaksanakan guru kemudian menyampaikan materi dengan ceramah. Pada dasarnya, ceramah dalam pembelajaran harus dilakukan. Guru beranggapan bahwa ceramah merupakan salah satu cara yang baik untuk menyampaikan materi.

Guru harus berupaya mengarahkan siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Selain dengan apersepsi di atas, kegiatan pembelajaran pun juga lebih banyak dilakukan dengan praktik. Setelah guru menyampaikan materi guru meminta siswa untuk membentuk kelompok diskusi. Guru memberikan satu tema pada setiap kelompok. Tema tersebut kemudian didiskusikan untuk dikembangkan menjadi sebuah paragraf argumentasi. Guru juga meminta siswa untuk membuat paragraf argumentasi dengan melihat contoh di surat kabar atau majalah. Hal itu dimaksudkan agar siswa dapat menemukan contoh paragraf argumentasi dari sumber lain selain yang

commit to user

51

ada di buku pegangan siswa dan contoh yang diberikan guru. Cara seperti yang dilakukan oleh guru tersebut mandorong siswa untuk aktif berlatih membuat paragraf argumentasi sehingga dengan sendirinya siswa akan memahami konsep-konsep tentang tulisan argumentasi.

Guru menyadari bahwa hasil yang diharapkan dari pembelajaran menulis paragraf argumentasi adalah siswa dapat menulis argumentasi. Pemahaman yang baik dari siswa mengenai paragraf argumentasi dianggap percuma jika tidak direalisasikan ke dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu, siswa lebih banyak diberikan kesempatan untuk berlatih membuat paragraf argumentasi.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Argumentasi Siswa Kelas X SMA

Negeri Berstandar Nasional di Kabupaten Karanganyar

Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru membuat silabus dan RPP terlebih dahulu. Pelaksanaan pembelajaran akan berjalan baik apabila perencanaan dan persiapan yang dilakukan juga baik. Perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah membuat RPP sesuai dengan silabus dari garis-garis besar program pengajaran (GBPP). Hal-hal yang dicantumkan dalam RPP antara lain: (1) standar kompetensi; (2) kompetensi dasar; (3) langkah-langkah pembelajaran; (4) metode pembelajaran; (5) media pembelajaran; (6) materi pembelajaran; dan (7) evaluasi pembelajaran.

Penyusunan RPP yang dibuat satu tahun sekali pada awal semester atau tahun ajaran baru ini terlebih dahulu dirundingkan di forum musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia kabupaten Karanganyar. Di forum ini guru dapat mengemukakan kesulitan-kesulitannya dalam penyusunan RPP. Kesulitan-kesulitan itu kemudian dirundingkan bersama untuk menemukan pemecahannya. Selain itu, forum MGMP dapat dijadikan sarana bagi guru untuk bertukar pendapat mengenai inovasi-inovasi dalam pembelajaran. Walaupun dibahas di forum MGMP, penyusunan RPP tidak sama antara sekolah yang satu dengan yang lain karena RPP disesuaikan dengan visi dan misi masing-masing sekolah. Guru dapat mengembangkan RPP dengan inovasi dan strateginya sendiri. Selain itu, skenario pembelajaran yang dibuat guru

commit to user

disesuaikan dengan keadaan siswa dan sekolah agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Hal ini sesuai dengan konsep kurikulum yang berlaku saat ini yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). KTSP yang dijalankan di sekolah untuk memberikan otonomi pembelajaran yang dilakukan.

Persiapan pembelajaran tidak hanya dilakukan oleh guru saja melainkan juga oleh siswa. Guru menugasi siswa untuk belajar terlebih dahulu dan mempersiapkan materi. Pada pembelajaran sebelumnya guru meminta siswa untuk mencari bahan belajar berkaitan dengan tulisan argumentasi dari berbagai sumber. Hal ini dimaksudkan agar siswa sudah siap sebelumnya dari rumah. Namun, pada kenyataannya beberapa siswa belum melaksanakan tugasnya dengan baik.

Kunci dari sebuah pembelajaran adalah materi. Tidak ada pembelajaran jika tidak ada materi yang disampaikan dan dipelajari. Materi sebagai bahan ajar dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi adalah lembar kerja siswa (LKS), buku sekolah elektronik (BSE), dan buku penunjang lainnya. LKS menjadi pegangan wajib bagi siswa, sedangkan BSE dan buku penunjang lain digunakan oleh guru.

Penggunaan bahan ajar berupa LKS dirasa masih belum mencukupi. Meskipun demikian, guru tidak menjadikan LKS sebagai satu-satunya referensi materi pembelajaran menulis argumentasi. Guru juga menggunakan BSE, buku penunjang yang lain, dan sumber dari internet. Untuk siswa, mereka dapat memperoleh sumber materi lain dengan meminjam BSE dan buku teks lain di perpustakaan. Selain itu, guru juga menugasi siswa untuk secara mandiri mencari materi menulis argumentasi dari internet. Guru membebaskan siswa untuk mengakses informasi dari mana saja untuk menambah pengetahuan siswa berkaitan dengan tulisan argumentasi.

Berhasil atau tidaknya pembelajaran dapat ditinjau dari hasil belajar siswa. Penilaian sebagai evaluasi yang dilakukan oleh guru ditekankan pada aspek kebahasaan. Tulisan siswa dievaluasi berdasarkan ketepatan tema dengan isi, pilihan kata, koherensi, dan penggunaan EYD. Keaktifan siswa juga masuk

commit to user

53

dalam penilaian, ada nilai tersendiri bagi siswa yang aktif. Nilai tambah diharapkan memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Selain berupa nilai, guru juga memberikan motivasi kepada siswa dengan pernyataan bagus atau kurang bagus terhadap kinerja mereka. Siswa yang kinerjanya dinyatakan bagus akan berlatih lebih giat lagi agar tulisannya semakin bagus. Bagi siswa yang kinerjanya dinyatakan kurang bagus akan berusaha untuk dapat membuat tulisan yang bagus.

Hasil tulisan siswa melalui ulangan khusus menulis argumentasi merupakan cara untuk melakukan penilaian. Harapan akhir dari sebuah pembelajaran adalah siswa dapat memahami materi yang telah dipelajari. Hal itu ditunjukkan dengan tercapainya nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Namun, apabila ternyata masih ada siswa yang nilainya belum mencapai KKM, tindakan yang dilakukan oleh guru adalah melakukan remidi. Kegiatan remidi dilaksanakan secara bersama-sama dalam waktu tertentu apabila jumlah siswa yang remidi lebih dari 50%. Apabila jumlah siswa yang remidi kurang dari 50% maka siswa diberikan tugas untuk dikerjakan di rumah. Tujuan dari kegiatan remidi ini adalah untuk membantu siswa agar dapat menuntaskan nilai KKM.

Pembelajaran menulis argumentasi dilaksanakan dengan tiga tahap, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Berikut deskripsi pelaksanaan pembelajaran menulis argumentasi di SMA Negeri berstandar nasional di Karanganyar.

a. Pembelajaran secara Kooperatif dengan Diskusi Kelompok dan Media Surat Kabar

Pembelajaran kooperatif dengan diskusi kelompok bertujuan untuk melatih siswa membahas sebuah permasalahan dengan diskusi. Sebelum pembelajaran dimulai, salah seorang siswa memimpin untuk berdoa, setelah itu guru memberikan salam lalu dijawab oleh siswa. Guru kemudian menanyakan kepada siswa sebuah kejadian yang sedang hangat diperbincangkan, yaitu tragedi tugu tani dan tentang Papua yang daerahnya seperti itu bisa dilanda banjir bandang. Beberapa siswa dengan antusias

commit to user

menyampaikan pendapatnya. Hal ini dideskripsikan dalam catatan lapangan berikut.

Pada saat apersepsi guru menanyakan sebuah kejadian, kebetulan saat itu di televisi sedang hangat-hangatnya pemberitaan tragedi tugu tani. Sebagian besar siswa mulai mengeluarkan suara, terdengar berbagai pendapat dari siswa. Kemudian guru menyajikan topik lain, yaitu tentang banjir di Papua. Guru menanyakan mengapa di Papua bisa banjir padahal keadaan alamnya seperti itu. Siswa lalu mulai berpendapat, karena hutan gundul, pembalakan liar, dan lain sebagainya. (CL4)

Guru kemudian meminta siswa untuk membaca materi tentang paragraf argumentasi yang terdapat pada LKS. Kemudian guru menyampaikan teori berkenaan dengan tulisan argumentasi. Setelah materi disampaikan, guru kemudian membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dan memberikan satu kertas kepada masing-masing kelompok. Kertas tersebut telah tertulis tema dan poin-poin yang dapat dikembangkan menjadi paragraf argumentasi. Siswa mulai berdiskusi, guru memantau kinerja siswa dengan berkeliling. Pada saat berkeliling beberapa siswa bertanya perihal kesulitannya, guru secara langsung memberikan arahan. Hal ini senada dengan catatan lapangan berikut.

Setelah menyampaikan teori tentang argumentasi, guru kemudian membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Tiap kelompok diberi satu kertas yang telah tertulis tema dan poin-poin yang dapat dikembangkan menjadi paragraf argumentasi. Sebelum menulis, siswa melakukan diskusi terlebih dahulu. Hasil diskusi itu kemudian ditulis sebagai pekerjaan individu. Walaupun satu kelompok diskusi, hasil tulisan tidak boleh sama antara siswa satu dengan yang lain. Selama siswa membuat tulisan argumentasi, guru memantau siswa dengan

commit to user

55

berkeliling sambil memberi arahan kepada siswa yang belum paham. (CL4)

Poin-poin yang telah tersedia kemudian dikembangkan menjadi sebuah paragraf yang lebih lengkap. Hasil diskusi ditulis kemudian ditulis sebagai pekerjaan individu dengan ketentuan di dalam satu kelompok tidak ada yang boleh membuat paragraf yang sama persis dengan temannya. Setelah selesai, salah satu siswa membacakan tulisannya di depan kelas. Siswa lain mendengarkan kemudian memberikan tanggapan dan kesimpulan. Setelah mendapatkan arahan dan pembenaran dari guru, pekerjaan dikumpulkan.

Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan refleksi dan memberikan kesempatan bertanya kepada siswa. Siswa tidak ada yang bertanya dan menyatakan sudah paham terhadap materi yang baru saja mereka pelajari. Guru kemudian menugasi siswa untuk mencari tulisan argumentasi yang terdapat di surat kabar atau majalah.

Pada pertemuan selanjutnya, kegiatan pembelajaran diawali dengan berdoa lalu mengucapkan salam. Guru kemudian menanyakan beberapa pertanyaan berkaitan dengan materi yang dipelajari sebelumnya. Sebagian besar siswa dapat menjawab pertanyaan dengan tepat. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah memahami tentang tulisan argumentasi. Seteleh itu guru menanyakan tugas rumah yang sudah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Ternyata sebagian siswa tidak melaksanakan tugasnya dengan baik, untuk mengatasinya, guru meminta siswa untuk meminjam koran atau majalah di perpustakaan. Hal ini senada dengan petikan catatan lapangan berikut.

Guru lalu menanyakan kembali tentang materi sebelumnya, yaitu tentang tulisan argumentasi. Sebagian besar siswa menjawab dengan tepat. Kemudian guru menanyakan tugas siswa (membawa koran atau majalah). Sebagian siswa ternyata

commit to user

tidak melaksanakan tugasnya. Guru kemudian menyuruh siswa yang tidak membawa koran atau majalah untuk meminjam di perpustakaan. Setelah semua siswa mendapatkan koran, guru kemudian menugasi siswa untuk mencari tulisan argumentasi yang terdapat di koran. (CL5)

Setelah semua siswa memegang surat kabar, guru meminta siswa untuk mencari tulisan terdapat di dalamnya. Tulisan tersebut dapat berupa berita, artikel, atau gagasan. Siswa kemudian membuat tulisan argumentasi berdasarkan tulisan yang ditemukannya. Setelah selesai, siswa menukarkan pekerjaannya untuk disunting. Penyuntingan ini bertujuan agar siswa tahu letak kesalahan mereka, baik dari segi pilihan kata, penggunaan EYD, kesesuaian isi dengan tema, dan kesesuaian tulisan dengan kriteria argumentasi. Guru kemudian menunjukkan contoh tulisan argumentasi di surat kabar. Tulisan argumentasi tersebut dimuat dalam sebuah rubrik. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan penguatan materi dan berpesan kepada siswa untuk lebih giat belajar dan berlatih menulis argumentasi.

b. Pembelajaran Kooperatif dengan Debat

Pembelajaran kooperatif dengan debat dimaksudkan agar siswa mampu mengasah kemampuannya dalam berpendapat. Pembelajaran dimulai dengan ucapan salam dari guru, kemudian guru memeriksa kehadiran siswa. Guru kemudian menanyakan tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Guru berkeliling untuk memeriksa tugas siswa. Sebagian siswa belum melaksanakan tugasnya. Berbagai alasan muncul ketika guru menanyakan kepada siswa mengapa tidak melaksanakan tugasnya. Hal ini sesuai dengan catatan lapangan berikut.

Guru kemudian menanyakan tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya, yaitu mencari dan membawa materi tentang argumentasi. Ternyata sebagian siswa belum melaksanakan tugasnya dengan berbagai alasan. (CL1)

commit to user

57

Kegiatan pembelajaran selanjutnya dilakukan dengan debat. Guru membagi siswa ke dalam dua kelompok besar. Topik yang mereka bahas adalah tentang pacaran di kalangan remaja. Kelompok pertama adalah kelompok yang setuju dengan pacaran yang dilakukan oleh remaja, sedangkan kelompok kedua adalah yang tidak setuju dengan pacaran di kalangan remaja.

Kegiatan selanjutnya adalah debat. Debat dibagi menjadi 2 kelompok. Topik yang disajikan adalah mengenai pacaran di kalangan remaja. Satu kelompok adalah yang pro dengan pacaran, dan kelompok yang lain adalah yang kontra dengan adanya pacaran di kalangan remaja. (CL1)

Setelah berdiskusi selama berbeapa menit, satu siswa dari masing-masing kelompok menyampaikan pendapatnya di depan kelas. Siswa yang lain mendengarkan dan bertugas untuk memberikan pendapat. Muncul berbagai pendapat dari masing-masing kubu yang berlawanan. Guru mengondisikan siswa kemudian memberikan penguatan terhadap pendapat yang baru saja mereka sampaikan.

Pembelajaran dilanjutkan dengan materi mengenai tulisan

argumentasi. Materi disampaikan oleh guru. Sebelumnya, siswa membaca materi yang ada di LKS. Guru menjelaskan secara rinci perihal tulisan argumentasi, mulai dari pengertian, ciri-ciri, ketentuan penulisan, bagian-bagiannya, hingga masalah EYD. Guru menulisakan poin-poin yang dijelaskan di papan tulis. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada bagian yang kurang jelas atau belum dimengerti siswa, namun tidak ada siswa yang bertanya. Kondisi menjadi sedikit gaduh karena beberapa siswa bercerita sendiri dengan temannya. Keadaan kelas mulai membuat siswa mengantuk karena beberapa siswa meletakkan kepalanya di

commit to user

mengembalikan perhatian siswa ke pelajaran. Hal ini sesuai dengan catatan lapangan berikut.

Saat guru menerangkan, beberapa siswa di meja deretan belakang meletakkan kepalanya di meja. Beberapa siswa yang lain bercerita sendiri dengan temannya. Guru mengambil

pada pelajaran. Tidak ada siswa yang bertanya saat materi disampaikan. (CL1)

Guru kembali memberikan tugas kepada siswa untuk membuat paragraf argumentasi dengan tema sekolah RSBI dan pacaran di kalangan remaja. Waktu yang tersisa digunakan oleh siswa untuk mengerjakan tugas tersebut. Guru berkeliling memeriksa kinerja siswa. Siswa yang mengalami kesulitan dapat langsung bertanya dan mendapatkan arahan dari guru perihal kesulitannya. Setelah sebagian besar siswa selesai melaksanakan tugasnya, kembali guru meminta seorang siswa untuk membacakan tulisannya di depan kelas, siswa lain diminta untuk memerhatikan dan memberikan tanggapan. Siswa lain tidak ada yang berani berkomentar secara individu, siswa berkomentar dengan bersama-sama. Akhirnya guru memberikan kesimpulan dan komentar terhadap paragraf argumentasi yang baru saja disampaikan tersebut. Pembelajaran diakhiri dengan pemberian tugas dari guru. Siswa diminta untuk menyempunakan tugasnya di rumah untuk dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.

Pada pertemuan berikutnya, guru menanyakan tugas rumah yang

diberikan pada pertemuan sebelumnya. Sebagian siswa belum

menyelesaikan tugasnya karena masih belum begitu paham mengenai paragraf argumentasi. Guru berkeliling memeriksa pekerjaan siswa. Guru menerangkan kembali materi mengenai paragraf argumentasi. Setelah kembali menyampaikan materi, guru menanyakan apakah masih ada yang belum jelas, siswa menjawab telah paham dan semua sudah jelas. Kemudian

commit to user

59

guru meminta salah satu siswa untuk membacakan pekerjaannya si depan kelas. Setelah selesai, guru menemukan kekurangan dalam tulisan siswa tersebut. Kekurangan itu terletak pada pilihan kata dan kesimpulan. Pada dasarnya, tulisan argumentasi perlu menyertakan kesimpulan untuk memantapkan pendapat yang ada di dalamnya, namun terkadang kesimpulan yang dibuat masih mengarah pada jenis paragraf persuasi. Hal ini senada dengan catatan lapangan berikut.

Guru menyuruh seorang siswa untuk menyampaikan tulisannya di depan kelas. Pada kenyataannya, tulisan siswa tersebut masih kurang pada bagian pilihan kata dan bagian kesimpulan yang belum menunjukkan bahwa tulisan itu merupakan tulisan argumentasi. Tulisan siswa tersebut masih mengarah pada tulisan persuasi. (CL2)

Hasil tulisan siswa tersebut kemudian menjadi pertimbangan untuk kembali memeriksa tulisan siswa yang lain. Guru meminta siswa kembali memeriksa tulisannya. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang belum selesai mengerjakan untuk melengkapi pekerjaannya. Guru memantau kinerja siswa dengan berkeliling. Hingga jam pelajaran usai, masih ada siswa yang belum menyelesaikan pekerjaannya. Akhirnya guru kembali menugasi siswa untuk menyempurnakan pekerjaannya di rumah. Guru juga menegaskan bahwa tidak ada alasan untuk siswa tidak mengumpulkan tugasnya pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan ketiga, guru meminta siswa untuk mempelajari materi tentang paragraf argumentasi dari BSE yang baru saja dibagikan. Guru mengecek pemahaman siswa tentang paragraf argumentasi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan paragraf argumentasi. Sebagian besar siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut. Guru kemudian berkeliling untuk memeriksa tugas siswa. Siswa telah menyelesaikan tugasnya, hasil pekerjaan siswa dikumpulkan berdasarkan kelompok tema. Guru mengambil salah satu pekerjaan siswa masing-masing dari tema RSBI

commit to user

dan pacaran di kalangan remaja. Siswa sebagai pemilik tulisan itu membacakannya di depan kelas. Siswa telah mampu membuat paragraf argumentasi dengan baik, hal itu ditunjukkan dengan tulisan yang dibacakan oleh siswa. Pelajaran kemudian dilanjutkan ke materi selanjutnya. Kegiatan di atas sesuai dengan catatan lapangan berikut.

Dokumen terkait