• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu dua variabel bebas berupa gaya kepemimpinan (X1) dan motivasi kerja (X2), serta satu variabel terikat berupa kinerja (Y). Data ketiga variabel tersebut peneliti peroleh dengan teknik angket. Sebelum angket digunakan dalam instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan ujicoba atau tryout terhadap pegawai Setda Kota Magelang yang tidak termasuk dalam sampel penelitian sebanyak 20 orang. Tryout ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya item – item yang tidak memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Dari hasil tryout terdapat 34 item yang tidak valid dari keseluruhan item sejumlah 69, sehingga seluruh item yang valid sebanyak 35 item dan 34 item yang tidak valid tidak digunakan ( di drop ) dari angket, karena sudah terwakili oleh item yang lain.

Melalui proses tabulasi data gaya kepemimpinan, motivasi kerja dan kinerja yang diperoleh, peneliti mengemukakan deskripsi data sebagai berikut : 1. Gaya Kepemimpinan

Data yang diperoleh melalui penyebaran angket kepada 55 orang pegawai di Setda Kota Magelang, setelah melalui tabulasi data, hasilnya dapat dilihat pada tabulasi nilai penyebaran angket gaya kepemimpinan (lampiran 16). Nilai rata-rata adalah 95,18, nilai terendah yang diperolah adalah 33 dan tertinggi adalah 63 (lampiran 19). Jika nilai variabel gaya kepemimpinan dihitung dalam prosentase, maka nilai tertinggi gaya kepemimpinan = jumlah item x skor tertingi jawaban, maka nilai tertinggi = 16 x 4 = 64, dengan jumlah responden sebanyak 55 orang, maka diperoleh nilai tertinggi 55 x 64 = 3520. Jumlah nilai variabel gaya kepemimpinan berdasarkan pengumpulan data yang telah dilakukan adalah ∑X1 adalah 2710 (lampiran 20). Dengan demikian prosentase gaya kepemimpinan di Setda Kota Magelang adalah 2710 : 3520 = 0,83 atau sebesar 83%.

commit to user 2. Motivasi Kerja

Motivasi kerja merupakan variabel bebas kedua (X2) dalam penelitian ini. Data mengenai motivasi kerja diperoleh dengan teknik angket yang disebarkan kepada 55 orang pegawai Setda Kota Magelang sebagai responden. Setelah melalui tabulasi data, hasilnya dapat dilihat pada tabulasi nilai penyebaran angket motivasi kerja (lampiran 17). Nilai rata-rata yang diperoleh dalam motivasi kerja adalah 28,72, nilai terendah yang diperoleh adalah 25 dan tertinggi adalah 35 (lampiran 19). Jika nilai variabel motivasi kerja dihitung dalam prosentase, maka nilai tertinggi motivasi kerja = jumlah item x skor tertinggi = 9 x 4 = 36, dengan jumlah responden sebanyak 55 orang , maka diperoleh nilai tertinggi 55 x 36 = 1980. Jumlah nilai variabel motivasi kerja berdasarkan pengumpulan data yang telah dilakukan adalah

∑X2 = 1580 (lampiran 20). Dengan demikian tingkat motivasi kerja pada pegawai Setda Kota Magelang adalah 1580 : 1980 = 0,79 atau sebesar 79%.

3. Kinerja Pegawai

Kinerja pegawai merupakan variabel terikat (Y) dalam penelitian ini. Data. Data mengenai kinerja pegawai diperoleh dengan teknik angket yang disebarkan kepada 55 orang pegawai Setda Kota Magelang sebagai responden. Setelah melalui tabulasi data, hasilnya dapat dilihat pada tabulasi nilai penyebaran angket motivsi kerja (lampiran 18). Nilai rata-rata yang diperoleh dalam kinerja adalah 30,10, nilai terendah yang diperoleh adalah 25 dan tertinggi adalah 40 (lampiran 19). Jika nilai variabel kinerja dihitung dalam prosentase, maka nilai tertinggi kinerja = jumlah item x skor tertinggi

= 10 x 4 = 40, dengan jumlah responden sebanyak 55 orang , maka diperoleh nilai tertinggi 55 x 40 = 2200. Jumlah nilai variabel kinerja berdasarkan pengumpulan data yang telah dilakukan adalah ∑Y= 1656 (lampiran 20).

Dengan demikian tingkat kinerja pada pegawai Setda Kota Magelang adalah 1656 : 2200 = 0,75 atau sebesar 75%.

commit to user

62 B. Pengujian Prasyarat Analisis

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan analisis regresi ganda, teknik analisis ini mencoba menjelaskan bentuk hubungan antar dua variabel yang mengandung sebab akibat. Dalam penelitian ini variabel yang di teliti adalah dua variabel independen dan satu variabel dependen. Syarat analisis data dengan menggunakan analisis regresi ganda sebagai berikut :

1. Populasi harus berdistribusi normal

2. Tidak terdapat hubungan yang berarti diantara variabel-variabel bebas.

3. Uji regresi harus menunjukkan kelinierannya.

Hasil uji prasyarat analisis data yang telah dilakukan sebagai berikut 1. Uji Normalitas

Uji normalitas berarti sebuah pengujian yang bertujuan untuk melihat apakah sampel yang diambil mampu mewakili distribusi populasi.

Jika distribusi sampel adalah normal dapat dikatakan sampel yang diambil mewakili populasi. Uji normalitas pada penelitian ini dengan menggunakan analisis grafik dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.Denganmelihat tampilan grafik normal plot dapat terlihat bahwadata atau titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, makadapatdinyatakanbahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas Hasil uji normalitas dengan menggunakan analisis grafik dapat dilihat pada Gambar.4(Lampiran 21).

Uji normalitas juga bisa menggunakan uji kolmogorov-smirnov.

Hasilujikolmogorov-smirnov untuk variabel gaya kepemimpinan (X1) sebesar 0,900 dengan signifikasi sebesar 0,393, karenasignifikanhitung lebih besar dari 0,05 maka disimpulkan bahwa data variabel gaya kepemimpinan( X1) berdistribusi normal.

Hasiluji kolmogorov-smirnov untuk variabel motivasi kerja (X2) sebesar 1,167 dengan signifikasi sebesar 0,131, karena signifikanhitunglebih besar dari 0,05 maka disimpulkan bahwa data variabel motivasi kerja( X2) berdistribusi normal.

commit to user

Hasil uji kolmogorov-smirnov untuk variabel kinerja (Y) sebesar 1,162 dengan signifikasi sebesar 0,134, karena signifikanhitung lebih besar dari 0,05 maka disimpulkan bahwa data variabel prestasibelajarsiswa ( Y) berdistribusi normal. (Lampiran 23).

2. Uji Multikolinieritas

Tujuan dari uji multikolonieritas adalah untuk menguji apakah pada model regresi terdapat adanya hubungan atau korelasi antar variabel bebas (independen) satu dengan lain. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabelindependen. Jika variabel independen saling berkorelasi, makavariabel- variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalahvariabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabelindependen sama dengan nol. Atau bisa sebut terdapat problem multikolinieritas (Ghozali,2005:91). Sedangkan menurut (SinggihSantoso, 2002:112) multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF(variance inflaction factor). Pedoman suatu model yang bebasmultikolinearitas yaitu mempunyai nilai VIF ≤ 4 atau 5.

Uji ini merupakan bentuk pengujian untuk asumsi dalam analisis regresi berganda. Asumsi multikolinieritas menyatakan bahwa variabel gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terbebas dari gejala korelasi antarvariabel.

Hal ini ditunjukkan oleh tabel hasil analisis data yang menunjukkan bahwa koefisien VIF untuk gaya kepemimpinan sebesar 1,507 dan motivasi kerja juga sebesar 1,507. Karena harga VIF < 5, maka tidak terdapat multikolinearitas atau tidak ada hubungan antar variabel bebas.(Lampiran24).

3. Uji Autokorelasi

Uji auto korelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Korelasi dengan diri sendiri berarti bahwa nilai dari variable dependen tidak berhubungan dengan nilai variable itu sendiri, baik nilai variabel sebelumnya atau nilai periods esudahnya (Santosa&Ashari, 2005:240).Uji autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan D-W (Durbin – Watson).

commit to user

64 Berdasarkan hasil pengolahan data, nilai Durbin-Watson sebesar1,754 , nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai table dengan mengunakan derajat kepercayaan 5%, jumlah sampel55 dan jumlah variabel bebas 2, maka ditabel Durbin - Watson akan didapatkan nilai dl = 1,49 dan du

= 1,64 maka diperoleh nilai Durbin - Watson diantara du ( 1,49 ) dan4 – du ( 2,36 ). Karena nilai Durbin-Watson sebesar1,754 berada diantara du ( 1,63 ) dan 4 – du ( 2,37 ) maka terjadi autokorelasi. (Lampiran 24).

4. Uji Linieritas

Asumsi ini menyatakan bahwa setiap persamaan regresi linier, hubungan antar variabel independen dan dependen harus linier. Hubungan linieritas antar variabel gaya kepemimpinan dan kinerja dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 4. 1 Uji Linieritas

Sumber : ( Sumber : Adri Agustiningrum,2012 : 62).

Dari output diatas menunjukkan bahwa ada hubungan linieritas antar variabel gaya kepemimpinan ( X1 ) dan variabel kinerja (Y) karena angka linieritas yang menunjukkan signifikansi 0,01 atau kurang dari 0,05 dan angka dari deviation of linearity yang menunjukkan signifikansi 0,066 atau lebih dari 0,05.

Squares df Mean Square F Sig.

commit to user Tabel 4. 2 Uji Linieritas

( Sumber : Adri Agustiningrum,2012 : 62).

Dari output diatas menunjukkan bahwa ada hubungan linieritas antar variabel motivasi kerja ( X2 ) dan variabel kinerja (Y) karena angka linieritas yang menunjukkan signifikansi 0,00 atau kurang dari 0,05 dan angka dari deviation of linearity yang menunjukkan signifikansi 0,073 atau lebih dari 0,05.

5. Uji Heterokedasitistas

Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah variabel pengganggu mempunyai varian yang sama atau tidak. Heteroskedastisitas mempunyai suatu keadaan bahwa varian dari residual (selisih antara nilai observasi dengan nilai prediksi) suatu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda.Hasil uji heterokedasitistas dalam penelitian ini bisa dilihat dalam gambar berikut ini :

ANOVA Table

1460,780 44 33,200 3,092 ,030

372,191 1 372,191 34,658 ,000

1088,588 43 25,316 2,357 ,073

107,389 10 10,739

1568,169 54

(Combined) Linearity

Deviation from Linearity Between

Groups

Within Groups Total

kinerja * motivasikerja

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

commit to user

66

Gambar 4.1 Uji Heterokedasitistas Sumber : ( Sumber : Adri Agustiningrum,2012 : 66).

Dari hasil tersebut terlihat bahwa penyebaran residual adalah tidak teratur. Hal tersebut dapat dilihat pada plot yang terpencar dan tidak terbentuk pola tertentu. Dengan hasil demikian, kesimpulan yang bisa diambil adalah bahwa tidak terjadi gejala homokedasititas atau persamaan regresi memenuhi asumsi heterokedastisitas.

Dokumen terkait