• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Hasil Pengembangan Produk

Produk media KIT IPA Cahaya dikembangkan melalui beberapa tahap. Tahap pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada desain pengembangan 4-D (Define, Design, Develop, dan Dissemination) Thiagarajan dkk.(1974) yang diadaptasi menjadi model 3-D (Define, Design, dan Develop). Tahap define (pendefinisian) dilakukan melalui kegiatan analisis awal-akhir, analisis karakteristik siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan menentukan tujuan pembelajaran. Tujuan dari tahap define adalah untuk mengetahui pemasalahan yang terjadi dalam pembelajaran IPA sehingga kemudian dapat dijadikan acuan untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut. Hasil tahap pertama ini diperoleh dari penelitian pendahuluan. Penelitian pendahuluan dilakukan dengan observasi pembelajaran IPA kelas 5, observasi ketersediaan media, serta wawancara dengan guru kelas terkait berbagai kendala dalam proses pembelajaran IPA.

Tahap kedua adalah design (perancangan) yang terbagi menjadi empat bagian yaitu penyusunan kriteria media yang akan dikembangakan, pemilihan media, pemilihan format, dan rancangan awal produk. Pengembangan produk dalam penelitian ini memperhatikan aspek materi dan aspek media. Pada tahap ini dihasilkan rancangan awal produk berupa seperangkat alat-alat untuk percobaan sifat-sifat cahaya, tiga alat optik, dan buku panduan penggunaan alat. Rancangan awal produk tersebut adalah bagian-bagian KIT IPA Cahaya yang kemudian akan divalidasi oleh ahli pada tahap selanjutnya.

Tahap ketiga adalahdevelop (pengembangan) yang terdiri dari validasi ahli, uji cobaone to one, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Validasi ahli dilakukan dengan melibatkan ahli materi dan ahli media. Validasi dengan ahli materi dilakukan tiga tahap sedangkan validasi dengan ahli media dilakukan dua tahap. Hasil akhir dari kedua validasi tersebut termasuk kriteria“Sangat Baik” sehingga produk KIT IPA Cahaya dapat digunakan untuk uji coba dalam pembelajaran. Namun, sebelum produk digunakan untuk uji coba, produk KIT IPA Cahaya terlebih dahulu ditunjukkan pada guru kelas. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui respon guru terhadap media yang dikembangkan. Tanggapan guru diperlukan karena media KIT IPA Cahaya diharapkan dapat digunakan tidak hanya oleh siswa tetapi juga dapat digunakan guru secara klasikal dalam pembelajaran IPA. Berdasarkan angket yang diberikan pada dua guru kelas 5, diperoleh hasil “Sangat Baik” sehingga KIT IPA Cahaya yang dikembangkan dapat digunakan untuk ujicoba tanpa revisi.

Uji coba dilakukan melalui tiga tahap yaitu uji coba one to one, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Hasil uji coba yang diperoleh dari ketiga tahap tersebut termasuk dalam kriteria “Sangat Baik”. Dengan demikian, media KIT IPA Cahaya sudah layak digunakan pada pembelajaran IPA tanpa melalui proses revisi.

Berdasarkan pengamatan selama proses uji coba dapat diketahui bahwa siswa sangat antusias belajar dengan KIT IPA Cahaya yang dikembangkan. Mereka sangat bersemangat melakukan setiap percobaan sifat-sifat cahaya. Beberapa siswa bahkan bertanya bagaimana cara membuat alat seperti dalam KIT

yang mereka gunakan. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa tertarik dengan media KIT IPA Cahaya yang mereka gunakan.

Melalui serangkaian validasi hingga uji coba yang dilakukan dalam penelitian ini, maka dihasilkan KIT IPA Cahaya yang berisi alat-alat untuk melakukan lima percobaan sifat-sifat cahaya dan tiga contoh alat yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya. Berikut ini adalah daftar alat dan kegunaannya dalam percobaan.

1. Kotak percobaan digunakan untuk percobaan cahaya merambat lurus, cahaya menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan, dan cahaya terdiri dari berbagai warna.

2. Sekat berlubang digunakan untuk percobaan cahaya merambat lurus.

3. Sekat hitam dan sekat kaca digunakan untuk percobaan cahaya menembus benda bening

4. Sekat cermin digunakan untuk percobaan cahaya dapat dipantulkan 5. Wadah plastik digunakan untuk percobaan cahaya dapat dibiaskan

6. Papan cakram dan lempengan warna digunakan untuk percobaan cahaya terdiri dari berbagai warna.

7. Cermin datar, cermin cembung, dan cermin cekung digunakan untuk melihat bayangan yang terbentuk melalui cermin.

8. Periskop, kaleidoskop, dan lup adalah contoh benda yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya.

KIT IPA Cahaya juga dilengkapi buku panduan pegangan guru dan siswa. Buku panduan tersebut mempermudah siswa maupun guru dalam menggunakan KIT IPA Cahaya dalam pembelajaran.

KIT IPA Cahaya yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat dikategorikan sebagai media perekayasa. Menurut Sharon dkk. (2014: 7) media perekayasa (manipulative) adalah benda-benda yang bisa dilihat dan di kelola dalam situasi belajar. Sebagai media perekayasa, KIT IPA Cahaya memiliki keuntungan yaitu dapat menyajikan benda yang nyata untuk siswa, menimbulkan minat siswa untuk belajar karena multisensorik, dan dapat meningkatkan kemampuan bekerjasama dalam sebuah kelompok.

KIT IPA Cahaya menyajikan benda nyata untuk siswa melalui berbagai alat yang dapat digunakan untuk melangsungkan percobaan sifat-sifat cahaya. Selain itu, KIT IPA Cahaya juga menyediakan contoh benda yang memanfaatkan sifat- sifat cahaya. Melalui contoh benda tersebut siswa diharapkan dapat membuat karya sederhana yang menyerupai contoh benda yang disajikan di dalam KIT. Belajar menggunakan benda-benda nyata yang ada di dalam KIT IPA Cahaya dapat memberikan pengalaman belajar yang konkret bagi siswa. Hal tersebut sejalan dengan teori Piaget yang menyatakan bahwa anak usia SD termasuk pada masa operasional konkret yang berarti mereka akan belajar secara optimal jika menggunakan benda-benda konkret atau nyata.

Penggunaan KIT IPA Cahaya dalam pembelajaran tidak hanya melibatkan satu indera siswa. Indera pandang, indera dengar maupun indera lainnya terlibat dalam proses pembelajaran menggunakan KIT IPA Cahaya. Sesuai dengan teori

pada kerucut Dale bahwa semakin banyak indera siswa yang terlibat dalam suatu pembelajaran maka semakin utuh pesan yang diterima siswa dalam proses pembelajaran tersebut.

KIT IPA Cahaya juga dapat meningkatkan kemampuan bekerjasama dalam kelompok. Kemampuan bekerjasama merupakan salah satu sikap ilmiah yang harus dikembangkan siswa. Wynne Harlen (Sulistyorini, 2007: 10) menuliskan bahwa sikap kerjasama merupakan satu dari sembilan aspek sikap ilmiah yang dapat dikembangkan siswa SD.

Dokumen terkait