• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Deskripsi Hasil Tahap Perencanaan

a. Penyusunan Tes Kriteria (Criterion-Test Construction)

Pada tahap ini peneliti membuat kriteria produk yang akan dikembangkan. Kriteria produk yang akan dikembangkan berikut ini memperhatikan temuan permasalahan pada tahapdefineserta memperhatikan karakterisitik siswa.

1) Produk yang dikembangkan merupakan media pembelajaranhardware. Media hardware dipilih karena saat observasi pembelajaran diketahui bahwa fasilitas sekolah yang mendukung untuk media software masih terbatas. Selain itu, terdapat guru kelas yang memiliki keterbatasan jika menggunakan media yang disalurkan melalui proyektor.

2) Media dapat digunakan untuk mengajarkan materi cahaya sesuai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ada dalam KTSP.

Materi cahaya dipilih berdasarkan arahan dari guru. Guru mengungkapkan bahwa dalam materi cahaya terdapat banyak percobaan yang dapat dilakukan siswa. Ketersediaan media untuk materi tersebut akan sangat membantu guru dalam melakukan setiap percobaan dan menghindarkan siswa dari verbalisme.

3) Media dapat digunakan untuk melakukan percobaan sifat-sifat cahaya dan menampilkan contoh benda yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya.

Media yang dikembangkan dalam penelitian ini disesuaikan dengan kebutuhan kelas 5 SDN Rejowinangun 1 Yogyakarta. Materi cahaya yang diajarkan di kelas tersebut adalah sifat-sifat cahaya dan pemanfaatannya.

4) Media dapat digunakan oleh guru maupun siswa.

Dalam proses pembelajaran, seringkali guru ingin menerapkan pendekatan teacher centered maupun student centered. Media yang dikembangkan dalam penelitian ini diharapkan dapat digunakan guru dalam menjalankan dua pendekatan tersebut. Jadi, media akan dibuat dengan desain yang sederhana agar siswa maupun guru dapat menggunakannya dengan mudah.

5) Media dapat mendukung kelancaran proses pembelajaran IPA.

Seperti yang sudah dikemukakan dalam bab sebelumnya, pembelajaran IPA di kelas 5 SDN Rejowinangun 1 masih didominasi dengan verbalisme. Padahal, pembelajaran IPA seharusnya memberikan kesempatan bagi siswa untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Melalui media yang dikembangkan ini, peneliti berharap siswa dapat terlibat secara aktif dalam penggunaan media

sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan menghindarkan siswa dari verbalisme.

6) Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat media adalah bahan yang awet, mudah ditemukan, dan aman untuk siswa.

Dalam pembuatan media ini, peneliti akan memilih bahan yang mudah ditemukan guru maupun siswa sehingga ketika terjadi kerusakan alat, guru maupun siswa dapat mudah mengganti alat tersebut. Bahan yang digunakan juga dilih yang tidak mudah rusak dan aman sehingga siswa dapat leluasa menggunakannya.

7) Media memiliki tampilan yang menarik bagi siswa.

Tampilan media tentu harus dibuat menarik bagi siswa agar siswa merasa terdorong untuk ikut aktif menggunakan media tersebut. Tampilan yang menarik dapat dlihat dari pemilihan warna, bentuk, maupun macam-macam alat yang disediakan.

8) Media yang dikembangkan diharapkan dapat melengkapi media yang telah tersedia di sekolah.

Setiap Sekolah Dasar tentu memiliki kumpulan media yang dapat menunjang pembelajaran, baik itu berasal dari pemerintah atau pun hasil kreativitas guru. Namun, perlu disadari bahwa tidak semua media dari pemerintah dapat sesuai dengan kebutuhan guru dan materi yang diajarkan di kelas. Selain itu, tidak semua guru memiliki waktu untuk membuat kreasi media bagi siswanya. Oleh karena itu, pengembangan media ini diharapkan dapat menjadi pelengkap

dari media yang telah tersedia di sekolah sehingga dapat memperbanyak pilihan media yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran IPA.

b. Pemilihan Media(Media Selection)

Berdasarkan karakteristik media yang diperlukan di sekolah yang dijelaskan di atas, maka media yang dipilih untuk dikembangkan adalah KIT IPA Cahaya. Media tersebut dipilih agar dapat menghindarkan siswa dari verbalisme dan memfasilitasi siswa mendapatkan pembelajaran IPA yang bermakna. Media KIT IPA Cahaya dikembangkan dengan memperhatikan aspek materi dan aspek media. Aspek materi terdiri dari sub-aspek kelayakan isi, keterkaitan dengan pembelajaran, dan kebahasaan. Sedangkan aspek media terdiri dari sub-aspek kelayakan KIT IPA Cahaya dan penggunaan KIT IPA Cahaya. masing-masing sub-aspek tersebut kemudian dikembangkan menjadi indikator instrumen angket. Dari indikator tersebut kemudian peneliti mengembangkan butir-butir pernyataan yang akan dinilai oleh ahli materi dan ahli media.

c. Pemilihan Bentuk Penyajian Pembelajaran(Format Selection)

Penyajian media KIT IPA Cahaya dalam pembelajaran IPA dapat disesuaikan dengan kebutuhan guru dalam mengajarkan materi cahaya. KIT IPA Cahaya yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat digunakan dengan pendekatan student centered maupun teacher centered. Ketika digunakan dalam pendekatan student centered, KIT IPA Cahaya dapat membantu siswa menemukan sendiri pengetahuannya melalui percobaan-percobaan yang

dilakukan. Metode yang dapat digunakan untuk mendukung siswa mencari pengetahuannya sendiri adalah melalui eksperimen secara berkelompok. Ketika digunakan untuk pendekatan teacher centered, maka KIT IPA Cahaya dapat digunakan untuk demonstrasi guru di depan kelas. Dengan demikian, guru dapat menghindari dominasi metode ceramah saat pembelajaran dan menghindarkan siswa dari verbalisme.

Untuk dapat mendukung dua metode yang dapat digunakan guru saat pembelajaran dengan KIT IPA Cahaya tersebut, KIT IPA Cahaya dilengkapi dengan buku panduan pegangan guru dan buku panduan pegangan siswa. Dalam buku panduan guru tersebut telah dijelaskan bagaimana menggunakan KIT IPA Cahaya dengan metode demonstrasi maupun eksperimen. Selain itu, buku panduan pegangan guru juga dapat digunakan sebagai sumber pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

d. Membuat Rancangan Awal(Initial Design)

KIT IPA Cahaya terdiri dari beberapa bagian, yaitu box KIT, kotak percobaan, alat-alat, dan buku panduan pengangan guru serta buku panduan pegangan siswa. Masing-masing bagian tersebut akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut.

1) BoxKIT

Box ini terbuat dari impraboard warna kuning. Impraboard dipilih menjadi bahan utama pembuatan kotak karena kokoh dan awet. BoxKIT terdiri dari kotak menempatkan alat dan tutupbox.Di bagian tutupboxterdapat daftar alat yang ada

di dalam KIT. Sedangkan di bagian alas kotak dilengkapi dengan sekat-sekat. Ukuran sekat disesuaikan dengan ukuran alat yang akan ditempatkan di sekat tersebut. Masing-masing sekat diberi nomor sesuai nomor pada daftar alat agar memudahkan siswa maupun guru saat mencari atau mengembalikan alat ke dalam KIT.

2) Kotak percobaan

Kotak percobaan merupakan tempat dilangsungkannya percobaan yang ada di dalam KIT IPA Cahaya. Kotak percobaan ini memiliki sifat multifungsi karena dapat digunakan untuk lebih dari 1 percobaan yaitu digunakan untuk 4 percobaan dari 5 percobaan yang ada dalam KIT IPA Cahaya. Kotak ini terbuat dari impraboard hitam. Warna hitam dipilih agar berkas cahaya saat percobaan terlihat lebih jelas.

Kotak percobaan ini dilengkapi dengan LED 5 watt, dinamo, 3 lubang untuk menancapkan sekat, dan tombol on/off. LED digunakan sebagai sumber cahaya saat percobaan cahaya merambat lurus, cahaya menembus benda bening, dan cahaya dapat dipantulkan. Dinamo digunakan untuk memutar papan cakram saat percobaan cahaya terdiri dari beberapa warna. Sedangkan 3 lubang pada dasar kotak digunakan untuk menancapkan sekat berlubang, sekat hitam, sekat kaca, dan sekat cermin untuk 3 jenis percobaan. Tombol on/off yang ada pada kotak berjumlah 2 buah yaitu tombol warna merah dan hijau. Tombol merah merupakan tombol on/off untuk lampu, sedangkan tombol hijau adalah tombol on/off untuk dinamo.

3) Alat-alat

Alat-alat yang ada di dalam KIT IPA Cahaya berjumlah 14 macam alat. 14 macam alat tersebut terdiri dari 3 sekat belubang, 1 sekat hitam, 1 sekat kaca, 1 sekat cermin, 1 wadah plastik, 1 papan cakram, 49 lempengan warna yang terdiri dari mejikuhibiniu, 2 cermin datar, 2 cermin cembung, 2 cermin cekung, 1 periskop, 2 keleidoskop, 1 objek kaleidoskop, dan 1 lup.

4) Buku panduan

Buku panduan KIT IPA Cahaya terdiri dari buku panduan pegangan guru dan buku panduan pegangan siswa. Buku ini dicetak berukuran A4 dengan background, gambar, maupun tulisan berwarna agar menarik untuk siswa. Isi dari buku panduan pegangan guru dan siswa adalah:

a) Buku panduan pegangan guru, berisi SK, KD, Tujuan pembelajaran, tata letak alat, katalog alat, “saran untuk guru”, cara penggunaan alat untuk setiap perocobaan sifat cahaya, penjelasan penggunaan contoh benda yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya, dan “mendampingi siswa berkarya” di setiap bahasan contoh alat yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya. Pada bagian “saran untuk guru” terdapat arahan dalam menggunakan KIT IPA Cahaya untuk metode demonstrasi maupun eksperimen kelompok. Sedangkan pada bagian “mendampingi siswa berkarya” terdapat arahan untuk guru dalam membimbing siswa membuat contoh benda yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya. Arahan tersebut termasuk alat dan bahan yang dibutuhkan guru dalam mengembangkan LKS.

b) Buku panduan pegangan siswa, berisi tujuan pembelajaran, cara penggunaan KIT IPA Cahaya, tata letak alat, katalog alat, cara penggunaan alat untuk setiap percobaan sifat cahaya, dan cara menggunakan contoh benda yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya. Bahasa yang digunakan dalam buku panduan siswa ini tentu lebih sederhana dari buku panduan pegangan guru. Hal tersebut dilakukan agar siswa tidak bingung jika harus menggunakan KIT IPA Cahaya tanpa dampingan dari guru maupun pengembang.

Dokumen terkait