• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Hasil Tabel Perbandingan a. Konsep pengakuan dan pengukuran zakat:

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A.Analisi Data

9. Deskripsi Hasil Tabel Perbandingan a. Konsep pengakuan dan pengukuran zakat:

Tabel 13 : Hasil analisis data konsep pengakuan dan pengukuran zakat

No Keterangan

Sesuai Tidak Sesuai

1 Paragraf 10 2 Paragraf 11 3 4 5 6 7 Paragraf 16 8 Paragraf 17 9 Paragraf 18 10 11 Paragraf 20 12 13 14

Sumber: Data Diolah, 2017

b. Konsep pengakuan dan pengukuran infak/sedekah:

Tabel 14 : Hasil analisis data konsep pengakuan dan pengukuran infak/sedekah

No Keterangan

Sesuai Tidak Sesuai

1 Paragraf 24

2

3 Paragraf 26

Tabel 14 : Hasil analisis data konsep pengakuan dan pengukuran infak/sedekah (lanjutan)

No Keterangan

Sesuai Tidak Sesuai

5 6 Paragraf 29 7 Paragraf 30 8 Paragraf 31 9 10 Paragraf 33 11 12 Paragraf 35 13 14

Sumber: Data Diolah, 2017

c. Konsep penyajian belum sesuai karena LAZIS YBW UII hanya membuat laporan sumber dan penggunaan dana. Laporan ini memiliki fungsi yang berbeda dengan neraca karena tidak menjelaskan pos-pos yang ada di neraca PSAK 109.

d. Konsep pengungkapan belum sesuai karena LAZIS tidak membuat laporan keuangan lengkap sehingga tidak dapat mengungkapkan hal-hal yang tercantum dalam paragraf PSAK.

Paragraf yang sudah sesuai atau sudah diterapkan oleh LAZIS YBW UII diantaranya adalah:

a. Paragraf 10

LAZIS YBW UII mengakui penerimaan zakat saat kas diterima. LAZIS hanya menerima zakat dalam bentuk kas baik itu secara tunai atau melalui transfer bank. Penerimaan zakat dari muzakki yang membayar langsung ke kantor dalam

bentuk kas tunai langsung dicatat dalam buku kas zakat sedangkan kas melalui transfer bank akan dicatat dalam buku kas bank.

b. Paragraf 11

LAZIS YBW UII mengakui dana zakat yang diterima sebagai penambah dana zakat dan akan diakumulasikan dengan dana zakat internal dan eksternal. LAZIS YBW UII mengakui penerimaan dana zakat sebagai zakat maal, zakat profesi, zakat potongan gaji dosen dan karyawan, dan zakat sesuai dengan tujuan pemberi zakat atau muzakki. Penerimaan zakat diukur sejumlah yang diterima dari muzakki.

c. Paragraf 16

LAZIS YBW UII menyalurkan dana zakat untuk mustahik yang terdiri dari 5 asnaf yaitu fakir miskin, fisabilillah, amil, ibnu sabil, dan ghorimin. Penyaluran dana tersebut akan mengurangi dana zakat yang sudah terkumpul. LAZIS YBW UII mengakui pengurang dana zakat dan mengukur sebesar jumlah yang disalurkan.

d. Paragraf 18

LAZIS YBW UII menentukan jumlah atau presentase dana zakat dan dana infak/sedekah. Penyaluran untuk zakat 70% lebih besar dibandingkan infaq/sedekah. Penyaluran diberikan sesuai dengan rencana kerja anggaran tahunan yang telah

dibuat LAZIS. LAZIS YBW UII merincikan penentuan jumlah atau presentase yang akan diberikan kepada mustahiq. Dana zakat akan disalurkan kepada 5 asnaf. Urutan penyaluran dari yang paling besar sampai paling kecil yaitu:

1) Fakir miskin 2) Fisabilillah 3) Amil 4) Ibnu sabil 5) Ghorimin

LAZIS YBW UII berada dibawah naungan Yayasan yang bergerak di bidang pendidikan sehingga fakir miskin dan fisabilillah mendapatkan penyaluran lebih besar dikarenakan program yang paling terfokus adalah bidang pendidikan. e. Paragraf 20

LAZIS YBW UII mengambil 1/8 total dana zakat eksternal dan internal untuk kebutuhan amil yang digunakan untuk gaji pengelola dan operasional amil. Dana zakat untuk bagian amil diakui sebagai penambah dana amil

f. Paragraf 26

Infak/Sedekah yang diterima LAZIS YBW UII hanya berupa kas dari pemberi infak/sedekah yang datang langsung ke kantor, membayar dengan metode transfer, dan kotak infak di Masjid Baitul Qohar.

g. Paragraf 33

LAZIS YBW UII menyalurkan dana infak/sedekah untuk penerima dana melalui program yang telah dibuat. Dana yang disalurkan diakui sebagai pengurang dana infak/sedekah yang dicatat sesuai program yang dilakukan dan sebesar jumlah yang dikeluarkan.

Paragraf yang belum sesuai atau belum diterapkan oleh LAZIS YBW UII diantaranya adalah:

a. Paragraf 24

Dana infak/sedekah yang diterima oleh LAZIS YBW UII seluruhnya adalah dana infak/sedekah tidak terikat . Pada praktiknya LAZIS YBW UII menjelaskan pada pencatatan dana yang diterima merupakan dana infak/sedekah tidak terikat. LAZIS YBW UII mengakui dana infak/sedekah sebagai infaq dan diukur sejumlah yang diterima dari muzakki. b. Paragraf 28

Amil memiliki mobil ambulance yang dibeli dari dana infak/sedekah. Mobil tersebut merupakan aset yang dimiliki LAZIS sehingga harus diakui sebagai aset tidak lancar.

c. Paragraf 29

Paragraf ini tidak sesuai dengan praktik yang terjadi karena aset nonkas tidak lancar yang dimiliki oleh LAZIS berupa mobil ambulance tidak dinilai sesuai SAK yang relevan.

d. Paragraf 30

Paragraf ini tidak sesuai dengan praktik yang terjadi karena LAZIS tidak mengakui aset yang dimiliki yaitu mobil ambulance sehingga tidak menghitung penurunan nilai aset atau penyustan.

e. Paragraf 31

LAZIS YBW UII tidak menilai aset non kas yang dimiliki sesuai SAK yaitu mobil ambulance.

f. Paragraf 35

LAZIS YBW UII hanya menentukan jumlah atau presentase untuk penyaluran infak/sedekah sebesar 30% dari rencana kerja anggaran tahunan yang telah dibuat. Bagian untuk penerima infak/sedekah sesuai dengan yang terjadi di lapangan.

g. Paragraf 38

LAZIS YBW UII hanya menyajikan laporan sumber dan penggunaan. Laporan tersebut tidak dapat disamakan dengan neraca karena tidak dapat menjelaskan pos-pos yang ada di neraca sesuai PSAK 109.

h. Paragraf 38 dan Paragraf 40

Pengungkapan merupakan informasi utama dan tambahan dalam laporan keuangn yang lengkap. Pengungkapan di PSAK 109 berfungsi memberikan informasi tambahan yang belum ada di laporan keuangan. Dalam hal ini LAZIS YBW UII

belum menyajikan laporan keuangan secara lengkap sehingga tidak ada yang pengungkapan yang sesuai dengan PSAK 109. B. Pembahasan

Berdasarkan analisis data, pembahasan dibagi menjadi beberapa bagian:

a. Proses akuntansi pada LAZIS YBW UII belum sesuai dengan proses akuntansi yang berlaku umum. LAZIS YBW UII tidak membuat jurmal sebagai tahapan awal dalam proses akuntansinya sehingga proses akuntansi selanjutnya tidak dilakukan. LAZIS YBW UII melakukan pencatatan sesuai dengan penerimaan dan pengeluaran yang terjadi saja karena dirasa sangat mudah dan sederhana dalam mengukur kas. Hasil penelitian ini cenderung mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh, Indrayani, dkk (2012), Hariyanto, dkk (2014) yang mengemukakan bahwa pencatatan yang dilakukan sesuai dengan penerimaan dan pengeluaran kas serta tidak dalam bentuk jurnal sehingga proses akuntansi selanjutnya tidak dapat dilakukan. Hasil penelitian ini juga cenderung mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Listyowati (2016), Purnomo (2011), Kholifah (2014) yang kontradiksi menyatakan bahwa proses akuntansi pada LAZIS dimulai dari pengumpulan bukti transaksi, pembuatan, jurnal, posting ke buku besar sampai membuat laporan keuangan.

b. Pengakuan dan pengukuran zakat sudah sesuai karena diakui sesuai PSAK 109 yang berlaku dan diukur sejumlah yang diterima dan

disalurkan. Hasil penelitian ini cenderung mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Listyowati (2016), Kholifah (2014), Purnomo (2011) yang mengemukakan bahwa pengakuan dan pengukuran dana zakat sudah sesuai dengan PSAK 109 untuk penyaluran dan penerimaan. Hasil penelitian ini juga cenderung mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Hariyanto (2014), yang mengemukakan bahwa pengakuan dan pengukuran dana zakat belum sesuai dengan PSAK 109 untuk penyaluran dan penerimaan.

c. Pengakuan dan pengukuran infak/sedekah belum sesuai karena LAZIS YBW UII tidak mengakui aset berupa mobil ambulan yang dibeli dari dana infak/sedekah. Secara akuntansi LAZIS hanya mengakui biaya pemeliharaan dari aset non kas berupa ambulan terbukti dari tidak disajikkanya neraca yang menjelaskan adanya aset tersebut. Hasil penelitian ini cenderung mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Hariyanto (2014), Purnomo (2011) yang mengemukakan pengakuan dan pengukuran dana infak beberapa belum sesuai dengan PSAK 109. Hasil penelitian ini juga cenderung mendukung Kholifah (2014), Megawati, dkk (2013), Listyowati, dkk (2016) yang kontradiksi menyatakan bahwa pengakuan dan pengukuran dana infak/sedekah untuk penyaluran sudah sesuai dengan PSAK 109. d. Penyajian dan pengungkapan pada LAZIS YBW UII belum sesuai

karena laporan keuangan yang disajikan hanya laporan perubahan dan sumber penggunaan dana. Laporan ini tidak dapat menjelaskan

pemasukan dan penyaluran dana secara rinci serta belum berpedoman pada komponen laporan keuangan PSAK 109. Pada konsep pengungkapan juga tidak dapat dapat diterapkan karena LAZIS YBW UII tidak membuat laporan keuangan secara lengkap. Hal ini dikarenakan LAZIS YBW UII hanya melakukan pencatatan sederhana yang mempengaruhi kas yang ada sehingga laporan keuangan yang dibuat sebenarnya laporan kas umum saja. Hasil penelitian ini cenderung mendukung hasil penelitian yang dilakukan Indrayani (2011), Hariyanto (2014), Purnomo (2011) bahwa LAZIS belum menyajikan komponen laporan keuangan serta belum mengungkapkan sesuai dengan PSAK 109. Penelitian ini juga cenderung mendukung penelitian yang dilakukan oleh Listyowati, dkk (2016), Kholifah (2014), Megawati, dkk (2013) yang kontradiksi mengemukakan bahwa LAZIS yang diteliti sudah menyajikan laporan keuangan dan mengungkapkan sesuai PSAK 109.

125 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan secara umum bahwa penerapan PSAK 109 pada LAZIS YBW UII belum sepenuhnya sesuai karena:

1. Proses akuntansi pada LAZIS YBW UII belum sepnuhnya sesuai dengan teori akuntansi secara umum.

2. Pengakuan dan pengukuran zakat LAZIS YBW UII sudah sesuai dengan PSAK 109.

3. Pengakuan dan pengukuran infak/sedekah LAZIS YBW UII belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK 109.

4. Penyajian dan pengungkapan LAZIS YBW UII belum sesuai dengan PSAK 109.