• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Deskripsi Tempat Penelitian

2. Deskripsi Hunian Tetap Banjarsari

a. Sejarah Berdirinya Hunian Tetap Banjarsari

Hunian tetap (Huntap) Banjarsari di adakan guna relokasi dari rumah warga yang hancur dikarenakan peristiwa erupsi merapi pada tahun 2010.Huntap Banjarsari dibangun atas dana dari bantuan pihak ke-3 (REKOMPAK) dan Pemerintah yang bekerjasama dengan Pemerintah Desa. Huntap Banjarsari juga di bangun dengan tenaga kerja lokal.

b. Sumber Pendanaan Huntap

Huntap Banjarsari di bangun atas dana dari bantuan pihak ke-3 (REKOMPAK) dan Pemerintah yang bekerjasama dengan Pemerintah Desa dan Tim Pengelola Kegiatan (TPK). Dengan rumah tipe 36 dan luas 100 m2/ KK, Huntap Banjarsari dihuni oleh dua Padukuhan yaitu Padukuhan Ngancar dan Padukuhan Basalen sejumlah 179 KK dengan rincian penduduk 636 jiwa. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga memberikan bantuan dana seberapa 30juta/KK.

c. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana di Huntap Banjarsari ini di fasilitasi oleh Pemerintah. B. Data Hasil Penelitian

1. Perubahan Pola Perilaku Sosial Masyarakat Pasca Erupsi Merapi di Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta

a. Perilaku Sosial Masyarakat Pasca Erupsi Merapi

Erupsi merapi yang terjadi di Huntap Banjarsari mengakibatkan adanya perubahan perilaku di dalam keluarga maupun di masyarakat. Para orang tua yang menjadi sangat khawatir bila ada tanda-tanda yang membuat mereka teringat dengan kejadian erupsi merapi, sehingga orang tua menjadi membatasi anaknya dalam melakukan aktifitas sehari-sehari. Begitupun sebaliknya, tidak hanya orang tua yang mengkhawatirkan anaknya, sebagai anak pun mempunyai rasa khawatir sehingga lebih mengayomi orang tua agar tidak khawatir dan takut atau cemas jika ada tanda-tanda yang membuat kejadian erupsi merapi itu teringat.

Seperti yang di sampaikan oleh SPM selaku tokoh masyarakat di Huntap Banjarsari sebagai berikut:

saya sering takut mbak kalo ada hujan gede sama angin, pasti saya udah sibuk nelponin anak yang masih di luar, anak saya juga kalo ada hujan atau angin gede langsung saya dicari disuruh didalam rumah. Lagi ngelakuin kegiatan apa disuruh tinggalin aja. (CW, 06/08/2015)

Hal serupa juga di dukung oleh pernyataan SML sebagai berikut:

saya suka khawatir mbak kalo ada tanda-tanda angin rada kenceng, atau hujan deres, pasti langsung masuk rumah tutup pintu. Anak lagi main tak susul pokoknya harus di rumah semua. (CW, 06/08/2015)

dari Dusun Besalen dan Dusun Pancar ini memiliki lingkungan yang berdampingan setelah terjadinya erupsi merapi dengan adanya Huntap Banjarsari. Di Huntap Banjarsari ini warga di alokasikan dengan rumah tipe yang berdempetan sehinggga mempengaruhi perilaku sosial antar warga menjadi berbeda dari sebelumnya. Warga yang sebelumnya individual dikarenakan jarak dari rumah satu kerumah lainnya jauh, sekarang menjadi lebih terbina hubungan kekerabatannya. Seperti yang disampaikan oleh SPM, sebagai berikut:

Semenjak di Huntap ini saya lebih bisa berbaur sama tetangga mbak, karna udah berdekatan gini jadi enak mau ngobrol atau mau saling peduli (CW, 24/03/2015)

Namun selain pernyataan diatas ada juga perubahan perilaku warga yang disebabkan karena adanya rasa saling menghargai sesama warga. Seperti yang di sampaikan FTM, sebagai berikut:

Saya tinggal di Huntap ini jadi menjaga sikap mbak kalau mau ngelakuin sesuatu, takut kalau saya jadi mengganggu warga lainnya, kan gakenak juga mbak rumahdeketantapi nantigaktegur-teguran. (CW, 24/03/2015)

Berdasarkan pemaparan di atas dan hasil observasi di lungkungan huntap, dapat disimpulkan bahwa perilaku sosial masyarakat didalam keluarga menjadi berubah dikarenakan rasa cemas akan kejadian erupsi merapi yang pernah menimpa warga Huntap Banjarsari. Selain itu kondisi dan keadaan lingkungan huntap menyebabkan Warga Huntap Banjarsari saling menjaga keadaan lingkungan satu sama lainnya.

Di dalam Huntap Banjarsari terdapat suatu bentuk kerjasama yang berfungsi untuk mencapai tujuan masyarakat dalam membangun kembali perekenomian warga agar kembali pulih seperti sebelum adanya erupsi merapi. Suatu bentuk kerjasama ini dapat dilihat dari berbagai program usaha kecil masyarakat Huntap Banjarsari seperti, jasa cuci pakaian, warung sembako, pembuatan makanan-makanan ringan, pengolahan sampah, kebun hijau.

Dari berbagai macam usaha masyarakat tersebut, maka interaksi antar warga akan lebih terjalin dikarenakan usaha-usaha masyarakat tersebut terdapat di wilayah tempat tinggal masyarakat Huntap itu sendiri. Di wilayah tempat tinggal Huntap juga terdapat norma-norma dalam kehidupan sehari-hari yang dijadikan sebagai patokan untuk menstabilkan interaksi masyarakat agar tetap terjaga lingkungan yang harmonis.

Namun di Huntap Banjarsari tidak terdapat bentuk persaingan yang secara terbuka meskipun memiliki jenis usaha yang hampir sama. Hal ini dikarena masyarakat Huntap banjarsari mempunyai rasa kekeluargaan yang sangat tinggi. 2. Dampak yang Ditimbulkan Pasca Erupsi Merapi Terhadap Masyarakat Di

Huntap Banjarsari

a. Dampak Ekonomi yang Ditimbulkan Pasca Erupsi Merapi

Mata pencaharian yang merupakan sumber pendapatan warga Huntap Banjarsari sangat di pengaruhi oleh keadaan lingkungan dari Desa Argomulyo yang mempunyai lahan yang subur dan luas. Dengan lahan yang subur dan luas sehingga sangat memungkinkan untuk warga setempat beternak dan bercocok

Argomulyo, sehingga mata pencaharian warga pun berubah. Seperti yang disampaikan oleh SML berikut ini:

Sejak adanya letusan merapi ini pekerjaan yang sudah ada harus dikelola kembali mbak, kalau dulu kan saya bertani dan beternak. Karena sekarang kan lahan udah gak da mbak, jadi ya cuma mengharapkan dari penjualan usaha kecil menjual makanan ringan ini aja mbak. Padahal setiap harinya kan kita butuh biaya buat makan dan lainnya, kalau saya sendiri mending pekerjaan yang dulu mbak, tapi sekarang saya nyoba buat merintis lagi (CW, 06/08/2015)

Salah satu tokoh masyarakat di Huntap Banjarsari yaitu FTM menyatakan bahwa:

sekarang warga Huntap sini lagi beradaptasi dengan pekerjaan barunya mbak, kan kemarin sebelum erupsi mayoritas warga bertani dan beternak sekarang ada yang jadi buruh ada yang buka laundry dan banyak macem

mbak (CW, 06/08/2015)

Namun ada juga yang warga yang tidak mengalami perubahan dari segi mata pencaharian seperti yang di ungkapkan oleh SPM sebagai berikut:

untuk saya sama saja mbak, sebelum dan sesudah erupsi ini saya tetap berdagang jualan sembako seperti sekarang (CW, 16/08/2015)

Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa perubahan mata pencaharian mempengaruhi income masyarakat Huntap Banjarsari. Dengan usaha yang ada masyarakat berusaha untuk bertahan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

b. Dampak Sosial yang Ditimbulkan Pasca Erupsi Merapi

Secara umum hubungan warga Huntap berlangsung dalam pola kekeluargaan. Dengan adanya hubungan kekeluargaan ini membuat pertemanan diantara mereka sangat baik, toleransi yang tinggi, solidaritas tinggi dan pemakluman diantara

mereka juga tinggi. Sehingga tercipta hubungan yang harmonis, tenang, damai, selaras, guyup, saling memahami, mengalah dan memahami.

c. Dampak Rejilius yang Ditimbulkan Pasca Erupsi Merapi

Pada masyarakat yang majemuk, tidak jarang ditemukan orang-orang yang berinteraksi dengan cukup harmonis, sekalipun etnis dan agama mereka berlainan. Berbagai macam kegiatan keagamaan masyarakat Huntap Banjarsari yang biasa dilakukan dalam kesehariannya berubah seketika dikarenakan adanya erupsi merapi. Masyarakat menjadi lebih tekun untuk beribadah.

d. Dampak Mental yang Ditimbulkan Pasca Erupsi Merapi

Mental warga huntap pasca erupsi merapi mengalami trauma psikis, salah satu contoh trauma yang dialami warga adalah merasa takut yang berelebihan ketika hujan, dan angin kencang. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh salah satu warga, yaitu SML :

ya saya itu kadang suka merasa takut mbak kalo ada hujan deres sama angin kencang,kalo anak-anak saya pas main diluar terus tiba-tiba peteng ndedet saya suka cemas biasanya terus saya panggil untuk masuk rumah. Takut kalo merapi mledos lagi . (CW, 06/08/2015)

Rasa takut yang di alami oleh warga ini merupakan suatu bentuk traumatis yang mengakibatkan warga menjadi takut yang berlebihan, mencemaskan suatu hal yang belum terjadi. Sehingga rasa takut yang berlebihan itu membuat warga itu sendiri selalu merasa cemas jika melakukan suatu kegiatan.

1. Perubahan Pola Perilaku Sosial Masyarakat Pasca Erupsi Merapi di Desa

Dokumen terkait