• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Identitas Responden (Auditor di Kantor KAP Jawa Tengah dan DI Yogyakarta)

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

C. Deskripsi Identitas Responden (Auditor di Kantor KAP Jawa Tengah dan DI Yogyakarta)

Jenis Kelamin Responden

Dari data yang terkumpul maka diperoleh data distribusi jenis kelamin responden yang dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8.

Deskripsi Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Pria 20 38%

Wanita 33 62%

Jumlah 53 100%

Sumber: data primer yang diolah

Dari Tabel 4.8 diketahui bahwa responden yang paling banyak adalah auditor wanita sebesar 62% daripada pria sebesar 38%. Hal ini bisa disebabkan tingkat ketelitian dan kebutuhan akan kecermatan seorang auditor diidentikan dengan wanita. Auditor yang lekat dengan kerja auditing keuangan menjadi nilai lebih dari wanita.

1. Usia Responden

Responden paling banyak berusia antara 25 hingga 29 tahun, hal ini karena pada usia tersebut produktivitas kerja seseorang dapat

43 maksimal. Semangat kerja serta energi mereka yang kuat dapat mendukung untuk bekerja keras. Usia yang belum mencapai usia tersebut mungkin masih banyak yang menempuh pendidikan. Sedangkan usia yang lebih dari 29 tahun lebih sedikit dikarenakan sudah memiliki pengalaman yang cukup sehingga sangat dimungkinkan untuk memperoleh pekerjaan di luar KAP atau mandiri. Presentasenya dapat dilihat di pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9

Deskripsi Usia Responden

Usia Jumlah Persentase

≤20 tahun 2 4% 20-24 tahun 19 36% 25-29 tahun 22 41% 30-34 tahun 8 15% ≥ 35 tahun 2 4% Jumlah 53 100%

Sumber: data primer yang diolah 2. Tingkat Pendidikan Responden

Tabel 4.10

Deskripsi Tingkat Pendidikan Responden Pendidikan Jumlah Persentase

Diploma/Akademi 29 55%

Sarjana 24 45%

Jumlah 53 100%

Sumber: data primer yang diolah

Dari Tabel 4.10 diketahui tingkat pendidikan yang paling mendominasi adalah tamatan S1 atau Sarjana. Sarjana dianggap paling sesuai dengan pekerjaan tersebut, karena pengetahuan mereka dianggap cukup memadai untuk mengaudit keuangan. Sarjana yang dimaksud cenderung lulusan akuntansi. Sedangkan untuk lulusan Diploma/Akademi, commit to user

44 berada pada level responden yang lebih rendah. Adapun responden di atas S1 atau sarjana adalah pemilik dari Kantor Akuntan Publik tersebut.

3. Masa Kerja Responden

Masa kerja responden paling banyak lebih dari satu tahun (>1tahun). Hal ini terlihat dari data yang diperoleh sebelumnya yang mana protégé berjumlah 23 responden. Hal ini terkait dengan definisi non-protégé yaitu karyawan yang tidak memiliki mentor. Ketidakpunyaan mentor ini karena masa kerja yang lebih dari satu tahun (>1 tahun) sehingga tidak memerlukan mentor lagi. Masa kerja ini mengindikasikan pula dengan tingkat protean career pada KAP. Ketika data menunjukan tingkat masa kerja kurang dari satu tahun (<1 tahun) ternyata lebih kecil dari pada masa kerja lebih dari 1 tahun (>1 tahun) bisa memproyeksikan jika protean career jangka pendek yang terjadi relative kecil. Untuk lebih jelas dapat dilihat di Tabel .

Tabel 4.11

Deskripsi Masa Kerja Responden

Masa Kerja Jumlah Persentase

< 1 tahun 15 28%

1-5 tahun 29 55%

>5 tahun 9 17%

Jumlah 53 100%

Sumber: data primer yang diolah

45 D. Distribusi Tanggapan Responden dengan Identitas Responden (Auditor

di Kantor K.A.P Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta)

Dari tabel-tabel yang ditampilkan pada bagian deskripsi indentitas responden, dapat dibuat distribusi antara deskripsi distribusi jawaban responden dengan demografi yang ada di lapangan sebagai berikut:

Tabel 4.12

Distribusi Jawaban Status Mentoring dengan Jenis Kelamin SM Jenis Kelamin Memiliki Mentor Tidak Memiliki Mentor Jumlah Pria 9 11 20 Wanita 6 27 33 Jumlah 15 38 53

Sumber: Data mentah

Tabel 4.12 di atas menunjukan bahwa pola distribusi responden pria mayoritas menyatakan tidak memiliki mentor sebanyak 11 responden dan 9 responden pria menyatakan memiliki mentor. Data menunjukan pula dari total responden wanita, sebanyak 27 responden menyatakan tidak memiliki mentor dan sisanya sebanyak 6 responden menyatakan memiliki mentor. Data ini menunjukan tingkat kepemilikan mentor lebih didominasi oleh responden pria daripada responden wanita.

46 Tabel 4.13

Distribusi Jawaban Status Mentoring dengan Usia SM Usia Memiliki Mentor Tidak Memiliki Mentor Jumlah ≤20 tahun 2 0 2 20-24 tahun 13 2 15 25-29 tahun 0 22 22 30-34 tahun 0 8 8 ≥ 35 tahun 0 2 2 Jumlah 15 34 53

Sumber: Data mentah

Tabel 4.13 di atas menunjukan bahwa pola distribusi jawaban responden berusia ≤20 tahun menyatakan memiliki mentor semua , usia 20-24 tahun menyatakan 13 responden memiliki mentor dan 2 responden tidak memiliki mentor. Responden berusia 25-29 tahun menyatakan tidak memiliki mentor semua yaitu sebanyak 22 responden. Responden 30-34 tahun menyatakan tidak memiliki mentor semua. Responden berusia ≥35 tahun juga menyatakan tidak memiliki mentor. Data yang diperoleh menunjukan pengumpulan mayoritas responden adalah berusia 25-29 tahun dan menyatakan tidak memiliki mentor. Distribusi kepemilikan mentor dengan usia ini terkait dengan usia responden yang dinilai cukup dewasa atau belum untuk menjadi seorang mentor bagi bawahannya.

47 Tabel 4.14

Distribusi Jawaban Status Mentoring dengan Pendidikan SM Pendidikan Memiliki Mentor Tidak Memiliki Mentor Jumlah Diploma/Akademi 11 18 29 Sarjana 4 20 24 Jumlah 15 38 53

Sumber: Data mentah

Tabel 4.14 di atas menunjukan bahwa pola distribusi jawaban responden dengan pendidikan diploma/akademi menyatakan 11 responden memiliki mentor dan 18 responden tidak memiliki mentor. Responden dengan latar pendidikan sarjana menyatakan 4 responden memiliki mentor dan 20 responden tidak memiliki mentor. Data yang diperoleh menunjukan pengumpulan mayoritas responden adalah lulusan sarjana dengan status tidak memiliki mentor. Hal ini terkait dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh responden. Kemampuan dalam penyelesaian tugas yang diberikan klien melalui K.A.P untuk responden tidak terlepas dari kepahaman materi-materi auditing. Faktor sarjana akuntansi menjadi pertimbangan dalam perlu atau tidaknya diberi mentor. Data tersebut mengungkapkan bahwa K.A.P. cenderung memberikan mentor pada lulusan diploma/akademi daripada sarjan sehingga membuat sebuat persepsi bahwa responden dengan latar belakang pendidikan sarjan dirasa sudah cukup mampu untuk tidak didampingi mentor.

48 Tabel 4.15

Distribusi Jawaban Status Mentoring dengan Masa Kerja SM Masa Kerja Memiliki Mentor Tidak Memiliki Mentor Jumlah < 1 tahun 15 0 15 1-5 tahun 0 29 29 >5 tahun 0 9 9 Jumlah 15 38 53

Sumber: Data mentah

Tabel 4.15 di atas menunjukan bahwa pola distribusi jawaban responden dengan masa kerja < 1 tahun menyatakan 15 responden memiliki mentor. Responden masa kerja 1-5 tahun menyatakan tidak memiliki mentor sebanyak 29 responden. Responden dengan masa kerja >5 tahun menyatakan tidak memiliki mentor sebanyak 9 responden. Data ini menunjukan pengumpulan responden terbanyak berada pada masa kerja 1-5 tahun dan tidak memiliki mentor. Hal ini terkait tingkat masa kerja atau jam terbang yang dimiliki responden tersebut selama di K.A.P. tersebut.

49 Tabel 4.16

Distribusi Jawaban Keadilan Prosedural dengan Jenis Kelamin KP Jenis Kelamin Rendah (Skor 1-2) Sedang (Skor 3) Tinggi (Skor 4) Pria 11 100 29 Wanita 19 163 48

Sumber: Data mentah

Tabel 4.16 di atas menunjukan bahwa pola distribusi jawaban responden berdasar jenis kelamin mayoritas mengelompok pada keadilan prosedural dengan tingkat skala sedang. Pengelompokan ini terjadi baik pria maupun wanita. Pengelompokan terendah terjadi pada skala rendah dan kedua terbanyak pada skala tinggi. Konsentrasi pengelompokan pada skala sedang ini terjadi karena tingkat tanggapan kepuasan responden cukup baik pria maupun wanita pada prosedur pemeberian gaji maupun promosi yang diterapkan oleh K.A.P. Data mengindikasikan pula bahwa ternyata memang masih ada responden yang belum puas pada prosedur pemberian gaji maupun promosi yang diterapkan oleh K.A.P bersangkutan. Tetapi hal ini cukup terkoreksi dengan adanya responden yang menanggapinya dengan skala yang tinggi. Jadi, kesimpulan dari data yang diperoleh ini menyatakan bahwa kebijakan yang diterapkan perusahaan sudah baik.

50 Tabel 4.17

Distribusi Jawaban Keadilan Prosedural dengan Usia KP Usia Rendah (Skor 1-2) Sedang (Skor 3) Tinggi (Skor 4) ≤20 tahun 1 11 3 20-24 tahun 11 95 28 25-29 tahun 12 108 31 30-34 tahun 5 39 11 ≥ 35 tahun 1 11 3

Sumber: Data mentah Penjelasan

Tabel 4.17 di atas menunjukan bahwa pola distribusi jawaban responden berdasar usia mayoritas terkonsentrasi pada keadilan procedural dengan skala sedang. Konsentrasi responden ini terjadi baik pada responden berusia ≤20 tahun, 20-24 tahun, 25-29 tahun, 30-34 tahun dan ≥35 tahun. Data ini menunjukan bahwa tingkat kepuasan pada kebijakan atau prosedur pemberian gaji atau promosi pada K.A.P. dapat diterima oleh semua responden dengan rentang usia ≤20 tahun hingga ≥35 tahun. Adapun responden yang mengelompok pada skala rendah tetapi hal ini bisa diperbaiki dengan tingkat responden yang menyatakan jawaban terkait prosedur pemberian gaji atau promosi dengan skala tinggi yang melebihi responden pada skala rendah. Jadi, kesimpulan dari data yang diperoleh ini menyatakan bahwa kebijakan yang diterapkan perusahaan sudah baik.

51 Tabel 4.18

Distribusi Jawaban Keadilan Prosedural dengan Pendidikan KP Pendidikan Rendah (Skor 1-2) Sedang (Skor 3) Tinggi (Skor 4) Diploma/Akademi 17 145 42 Sarjana 13 119 34

Sumber: Data mentah

Tabel 4.18 di atas menunjukan bahwa pola distribusi jawaban responden berdasar tingkat pendidikan mayoritas terkonsentrasi pada keadilan procedural dengan skala sedang. Konsentrasi responden ini terjadi baik responden berlatar belakang pendidikan diploma/akademi maupun sarjana. Data ini menunjukan bahwa tingkat kepuasan pada kebijakan atau prosedur pemberian gaji atau promosi pada K.A.P. dapat diterima oleh semua responden dengan latar belakang pendidikan diploma/akademi hingga sarjana. Adapun responden yang mengelompok pada skala rendah tetapi hal ini bisa diperbaiki dengan tingkat responden yang menyatakan jawaban terkait prosedur pemberian gaji atau promosi dengan skala tinggi yang melebihi responden pada skala rendah. Jadi, kesimpulan dari data yang diperoleh ini menyatakan bahwa kebijakan yang diterapkan perusahaan sudah baik.

52 Tabel 4.19

Distribusi Jawaban Keadilan Prosedural dengan Masa Kerja KO Masa Kerja Rendah (Skor 1-2) Sedang (Skor 3) Tinggi (Skor 4) <1 tahun 8 74 22 1-5 tahun 17 145 42 > 5 tahun 5 45 13

Sumber: Data mentah

Tabel 4.19 di atas menunjukan bahwa pola distribusi jawaban responden berdasar masa kerja mayoritas terkonsentrasi pada keadilan prosedural dengan skala sedang. Konsentrasi responden ini terjadi baik responden dengan masa kerja <1 tahun, 1-5 tahun dan >5 tahun. Data ini menunjukan bahwa tingkat kepuasan pada kebijakan atau prosedur pemberian gaji atau promosi pada K.A.P. dapat diterima oleh semua responden baik dengan masa kerja yang <1 tahun hingga responden dengan masa kerja >5 tahun. Adapun responden yang mengelompok pada skala rendah tetapi hal ini bisa diperbaiki dengan tingkat responden yang menyatakan jawaban terkait prosedur pemberian gaji atau promosi dengan skala tinggi yang melebihi responden pada skala rendah. Jadi, kesimpulan dari data yang diperoleh ini menyatakan bahwa kebijakan yang diterapkan perusahaan sudah baik.

53 Tabel 4.20

Distribusi Jawaban Keadilan Distributif dengan Jenis Kelamin KD Jenis Kelamin Rendah (Skor 1-2) Sedang (Skor 3) Tinggi (Skor 4) Pria 25 79 36 Wanita 42 129 60

Sumber: Data mentah

Tabel 4.20 di atas menunjukan bahwa pola distribusi jawaban responden berdasar jenis kelamin mayoritas terkonsentrasi pada keadilan distributif dengan skala sedang. Konsentrasi responden ini terjadi baik responden pria maupun wanita. Data ini menunjukan bahwa rasa adil yang diterima dan dirasakan terkait dengan pemberian gaji atau promosi pada K.A.P. dapat diterima oleh semua responden baik pria maupun wanita. Adapun responden yang mengelompok pada skala rendah tetapi hal ini bisa diperbaiki dengan tingkat responden yang menyatakan jawaban terkait prosedur pemberian gaji atau promosi dengan skala tinggi yang melebihi responden pada skala rendah. Jadi, kesimpulan dari data yang diperoleh ini menyatakan bahwa kebijakan yang diterapkan perusahaan sudah baik dan perlu dikonsistensikan hingga ditingkatkan untuk menjaga kestabilan respon dari responden. Jika mampu ditingkatkan, ada kemungkinan pengurangan responden yang merasa tidak puas dan penambahan respon dari responden yang puas.

54 Tabel 4.21

Distribusi Jawaban Keadilan Distributif dengan Usia KD Usia Rendah (Skor 1-2) Sedang (Skor 3) Tinggi (Skor 4) ≤20 tahun 3 8 4 20-24 tahun 24 75 35 25-29 tahun 27 85 39 30-34 tahun 10 31 14 ≥ 35 tahun 3 8 4

Sumber: Data mentah

Tabel 4.21 di atas menunjukan bahwa pola distribusi jawaban responden berdasar usia responden mayoritas terkonsentrasi pada keadilan distributif dengan skala sedang. Konsentrasi responden ini terjadi pada responden dengan usia ≤20 tahun, 20-24 tahun, 25-29 tahun, 30-34 tahun, dan ≥35 tahun. Data ini menunjukan bahwa rasa adil yang diterima dan dirasakan terkait dengan pemberian gaji atau promosi pada K.A.P. dapat diterima oleh semua responden baik ≤20 tahun hingga ≥35 tahun. Adapun responden yang mengelompok pada skala rendah tetapi hal ini bisa diperbaiki dengan tingkat responden yang menyatakan jawaban terkait prosedur pemberian gaji atau promosi dengan skala tinggi yang melebihi responden pada skala rendah. Jadi, kesimpulan dari data yang diperoleh ini menyatakan bahwa kebijakan yang diterapkan perusahaan sudah baik dan perlu distabilkan hingga ditingkatkan untuk menjaga kestabilan respon dari responden.

55 Tabel 4.22

Distribusi Jawaban Keadilan Distributif dengan Pendidikan KD Pendidikan Rendah (Skor 1-2) Sedang (Skor 3) Tinggi (Skor 4) Diploma/Akademi 37 114 53 Sarjana 30 94 43

Sumber: Data mentah

Tabel 4.22 di atas menunjukan bahwa pola distribusi jawaban responden berdasar latar belakang pendidikan mayoritas terkonsentrasi pada keadilan distributif dengan skala sedang. Konsentrasi responden ini terjadi pada responden dengan latar belakang pendidikan diploma/akademi hingga sarjana. Data ini menunjukan bahwa rasa adil yang diterima dan dirasakan terkait dengan pemberian gaji atau promosi pada K.A.P. dapat diterima oleh semua responden baik dengan latar belakang pendidikan diploma/akademi maupun sarjana. Adapun responden yang mengelompok pada skala rendah tetapi hal ini bisa diperbaiki dengan tingkat responden yang menyatakan jawaban terkait prosedur pemberian gaji atau promosi dengan skala tinggi yang melebihi responden pada skala rendah. Jadi, kesimpulan dari data yang diperoleh ini menyatakan bahwa kebijakan yang diterapkan perusahaan sudah baik dan perlu distabilkan hingga ditingkatkan untuk menjaga kestabilan respon dari responden.

56 Tabel 4.23

Distribusi Jawaban Keadilan Distributif dengan Masa Kerja KD Masa Kerja Rendah (Skor 1-2) Sedang (Skor 3) Tinggi (Skor 4) <1 tahun 19 58 27 1-5 tahun 37 114 53 > 5 tahun 11 35 16

Sumber: Data mentah

Tabel 4.23 di atas menunjukan bahwa pola distribusi jawaban responden berdasar masa kerja mayoritas terkonsentrasi pada keadilan distributif dengan skala sedang. Konsentrasi responden ini terjadi pada responden dengan masa kerja <1 tahun, 1-5 tahun, dan >5 tahun. Data ini menunjukan bahwa rasa adil yang diterima dan dirasakan terkait dengan pemberian gaji atau promosi pada K.A.P. dapat diterima oleh semua responden baik dengan masa kerja <1 tahun hingga responden dengan masa kerja >5 tahun. Adapun responden yang mengelompok pada skala rendah tetapi hal ini bisa diperbaiki dengan tingkat responden yang menyatakan jawaban terkait prosedur pemberian gaji atau promosi dengan skala tinggi yang melebihi responden pada skala rendah. Jadi, kesimpulan dari data yang diperoleh ini menyatakan bahwa kebijakan yang diterapkan perusahaan sudah baik dan perlu distabilkan hingga ditingkatkan untuk menjaga kestabilan respon dari responden.

57 Tabel 4.24

Distribusi Jawaban Kualitas Hubungan Auditor-Supervisor dengan Jenis Kelamin KHAS Jenis Kelamin Rendah (Skor 1-2) Sedang (Skor 3) Tinggi (Skor 4) Pria 29 119 155 Wanita 47 193 252

Sumber: Data mentah

Tabel 4.24 di atas menunjukan bahwa pola distribusi jawaban responden berdasar jenis kelamin lebih mengelompok pada kualitas hubungan auditor-supervisor dengan skala tinggi. Konsentrasi responden ini terjadi pada responden baik pria maupun wanita. Data ini menunjukan bahwa tingkat rasa hormat dari responden terhadap supervisornya sangat tinggi ditunjukan oleh responden baik pria maupun wanita. Adapun responden yang mengelompok pada skala rendah tetapi hal ini bisa diperbaiki dengan tingkat responden yang menyatakan jawaban terkait rasa hormat dengan skala sedang. Jadi kesimpulan yang diperoleh dari data yang ada menyatakan bahwa hubungan auditor-supervisor yang terjalin pada auditor K.A.P dengan supervisor perusahaan pengguna jasa auditor sudah sangat baik. Kualitas hubungan auditor-supervisor ini perlu dijaga dan ditingkatkan untuk menjaga hubungan kepercayaan profesional kedua pihak.

58 Tabel 4.25

Distribusi Jawaban Kualitas Hubungan Auditor-Supervisor dengan Usia KHAS Usia Rendah (Skor 1-2) Sedang (Skor 3) Tinggi (Skor 4) ≤20 tahun 3 12 16 20-24 tahun 27 112 146 25-29 tahun 31 128 167 30-34 tahun 11 47 61 ≥ 35 tahun 3 12 16

Sumber: Data mentah

Tabel 4.25 di atas menunjukan bahwa pola distribusi jawaban responden berdasar usia lebih mengelompok pada kualitas hubungan auditor-supervisor dengan skala tinggi. Konsentrasi responden ini terjadi pada responden dengan usia ≤20 tahun, 20-24 tahun, 25-29 tahun, 30-34 tahun, dan ≥ 35 tahun. Data ini menunjukan bahwa tingkat rasa hormat dari responden terhadap supervisornya sangat tinggi ditunjukan oleh responden dari usia ≤20 tahun hingga ≥ 35 tahun. Adapun responden yang mengelompok pada skala rendah tetapi hal ini bisa diperbaiki dengan responden yang menyatakan jawaban terkait rasa hormat dengan skala sedang. Jadi kesimpulan yang diperoleh dari data menyatakan bahwa hubungan auditor-supervisor yang terjalin pada auditor K.A.P dengan supervisor perusahaan pengguna jasa auditor sudah sangat baik, perlu dijaga untuk menjaga hubungan kepercayaa kedua pihak. commit to user

59 Tabel 4.26

Distribusi Jawaban Kualitas Hubungan Auditor-Supervisor dengan Pendidikan KHAS Usia Rendah (Skor 1-2) Sedang (Skor 3) Tinggi (Skor 4) Diploma/Akademi 42 172 224 Sarjana 34 140 183

Sumber: Data mentah

Tabel 4.26 di atas menunjukan bahwa pola distribusi jawaban responden berdasar latar belakang pendidikan lebih mengelompok pada kualitas hubungan auditor-supervisor dengan skala tinggi. Konsentrasi responden ini terjadi pada responden dengan latar belakang pendidikan diploma/akademi maupun sarjana. Data ini menunjukan bahwa tingkat rasa hormat dari responden terhadap supervisornya sangat tinggi ditunjukan oleh responden dengan latar belakang pendidikan diploma/akademi maupun sarjana. Adapun responden yang mengelompok pada skala rendah tetapi hal ini bisa diperbaiki dengan responden yang menyatakan jawaban terkait rasa hormat dengan skala sedang. Jadi kesimpulan yang diperoleh dari data menyatakan bahwa hubungan auditor-supervisor yang terjalin pada auditor K.A.P dengan supervisor perusahaan pengguna jasa auditor sudah sangat baik, perlu dijaga untuk menjaga hubungan kepercayaa kedua pihak.

60 Tabel 4.27

Distribusi Jawaban Kualitas Hubungan Auditor-Supervisor dengan Masa Kerja KHAS Masa Kerja Rendah (Skor 1-2) Sedang (Skor 3) Tinggi (Skor 4) <1 tahun 21 87 113 1-5 tahun 42 171 224 > 5 tahun 13 53 69

Sumber: Data mentah

Tabel 4.26 di atas menunjukan bahwa pola distribusi jawaban responden berdasar masa kerja pendidikan lebih mengelompok pada kualitas hubungan auditor-supervisor dengan skala tinggi. Konsentrasi responden ini terjadi pada responden dengan masa kerja <1 tahun, 1-5 tahun, dan >5 tahun. Data ini menunjukan bahwa tingkat rasa hormat dari responden terhadap supervisornya sangat tinggi ditunjukan oleh responden dengan masa kerja mulai dari <1 tahun hingga responden dengan masa kerja >5 tahun. Adapun responden yang mengelompok pada skala rendah tetapi hal ini bisa diperbaiki dengan responden yang menyatakan jawaban terkait rasa hormat dengan skala sedang. Jadi kesimpulan yang diperoleh dari data menyatakan bahwa hubungan auditor-supervisor yang terjalin pada auditor K.A.P dengan supervisor perusahaan pengguna jasa auditor sudah sangat baik, perlu dijaga untuk menjaga hubungan kepercayaa kedua pihak.

61 C. Analisis Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali,2006:49).

Penelitian ini menggunakan analisis faktor untuk mengetahui validitas instrumen penelitian. Tinggi rendahnya validitas suatu instrument kuesioner dapat dilihat melalui factor loading dengan bantuan program SPSS 13. Factor loading adalah korelasi item-item pertanyaan dengan konstruk yang diukurnya.

Menurut Hair et. al.(1998: 111), factor loading lebih besar ± 0.30 dianggap memenuhi level minimal, sangat disarankan besarnya factor loading adalah ± 0.40, jika factor loading suatu item pertanyaan mencapai ± 0.50 atau lebih besar maka item tersebut sangat penting dalam menginterpretasikan konstruk yang diukurnya. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menetapkan nilai factor loading yang signifikan adalah lebih dari ± 0.40. Untuk dapat dilakukan analisis faktor maka harus dipenuhi syarat yaitu nilai Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA) harus lebih dari 0,5 dan Bartlets Tes memiliki signifikansi 0,000 (Ghozali, 2002: 51).

62 Hasil Uji Validitas Keadilan Prosedural

Tabel 4.28

Analisis Faktor Keadilan Prosedural

No Item Factor Loading Keterangan

1 KP1 0,712 Valid 2 KP2 0,552 Valid 3 KP3 0,670 Valid 4 KP4 0,726 Valid 5 KP5 0,790 Valid 6 KP6 0,688 Valid 7 KP7 0,644 Valid

Sumber : Output Pengolahan Data dengan Program SPSS 13

Analisis faktor terhadap item-item pertanyaan keadilan prosedural menunjukan bahwa seluruh item-item pertanyaan keadilan prosedural mempunyai factor loading lebih besar dari 0,4. Dengan demikian keseluruhan item-item pertanyaan yang tampak pada Tabel 4.12 memiliki validitas yang baik.

Hasil Uji Validitas Keadilan Distributif Tabel 4.29

Analisis Faktor Keadilan Distributif

No Item Factor Loading Keterangan

1 KP1 0,943 Valid 2 KP2 0,922 Valid 3 KP3 0,958 Valid 4 KP4 0,909 Valid 5 KP5 0,932 Valid 6 KP6 0,905 Valid 7 KP7 0,952 Valid

Sumber : Output Pengolahan Data dengan Program SPSS 13

Analisis faktor terhadap item-item pertanyaan keadilan distributif menunjukan bahwa seluruh item-item pertanyaan keadilan prosedural commit to user

63 mempunyai factor loading lebih besar dari 0,4. Dengan demikian keseluruhan item-item pertanyaan yang tampak pada Tabel 4.13 memiliki validitas yang baik.

Hasil Uji Validitas Kualitas Hubungan Auditor-Supervisor Tabel 4.30

Analisis Faktor Kualitas Hubungan Auditor-Supervisor

No Item Faktor Loading Keterangan

1 KHAS 1 0.645 Valid 2 KHAS 2 0.731 Valid 3 KHAS 3 0.702 Valid 4 KHAS 4 0.609 Valid 5 KHAS 5 0.836 Valid 6 KHAS 6 0.671 Valid 7 KHAS 7 0.633 Valid 8 KHAS 8 0.595 Valid 9 KHAS 9 0.665 Valid 10 KHAS 10 0.721 Valid 11 KHAS 11 0.675 Valid 12 KHAS 12 0.871 Valid 13 KHAS 13 0.677 Valid 14 KHAS 14 0.705 Valid 15 KHAS 15 0.531 Valid

Sumber : Output Pengolahan Data dengan Program SPSS 13

Analisis faktor terhadap item-item pertanyaan Kualitas Hubungan Auditor-Supervisor menunjukan bahwa seluruh item-item pertanyaan Kualitas Hubungan Auditor-Supervisor mempunyai factor loading lebih besar dari 0,4. Dengan demikian keseluruhan item-item pertanyaan yang tampak pada Tabel 4.14 memiliki validitas yang baik.

2. Uji Reliabilitas

Setelah pengujian validitas, maka tahap selanjutnya adalah pengujian reliabilitas. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu commit to user

64 alat ukur dapat digunakan, dipercaya, dan diandalkan untuk meneliti suatu objek. Dalam penelitian ini dilakukan uji reliabilitas terhadap kuesioner

Dokumen terkait