• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Deskripsi Karakteristik Subjek

Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa MAN 1 Magelang. Adapun karakteristik dari masing-masing subjek adalah sebagai berikut:

a. Guru

1) Penilaian guru terhadap perilaku mengganggu di kelas

Guru dalam penelitian ini adalah sebagai penilai perilaku mengganggu siswa di kelas. Berikut ini adalah tabel penilaian guru terhadap perilaku mengganggu siswa di kelas :

Tabel 7. Penilaian Guru terhadap Perilaku Mengganggu di kelas

Aspek Karakteristik n % Indikator (mean) Mean

Total A B C D Jenis Kelamin Laki-laki 15 23,08 3,12 2,82 2,54 2,17 2,66 Perempuan 50 76,92 2,33 2,27 2,01 1,87 2,12

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa penilaian guru laki-laki dan perempuan terhadap perilaku mengganggu siswa di kelas tertinggi terletak pada indikator A (kegiatan yang tidak relevan dengan pembelajaran) dengan rerata penilaian guru laki-laki 3,12 dan rerata penilaian guru perempuan 2,33. Hal ini menunjukkan bahwa guru laki-laki dan perempuan menilai siswa MAN 1 Magelang di kelas berpotensi melakukan perilaku mengganggu pada kegiatan-kegiatan yang tidak relevan dengan pembelajaran. Jika dilihat dari indikator A (kegiatan yang tidak relevan dengan pembelajaran), indikator B (tidak ikut serta dalam aktivitas kelas), indikator C (kegiatan mengganggu pembelajaran di kelas), dan indikator D (keterlambatan dan ketidakhadiran), penilaian guru laki-laki terhadap perilaku mengganggu siswa di kelas lebih tinggi

daripada penilaian guru perempuan. Artinya, guru laki-laki lebih banyak melihat perilaku mengganggu siswa di kelas daripada guru perempuan.

2) Penilaian Guru terhadap Perilaku Mengganggu Siswa di Kelas

Berdasarkan Indikator yang Dinilai

Data hasil penilaian guru terhadap perilaku mengganggu siswa di kelas berdasarkan indikator yang dinilai diperoleh dari penilaian 65

guru. Data ini diolah menggunakan SPSS versi 16.0. Adapun hasilnya

adalah sebagai berikut:

Tabel 8. Penilaian Guru terhadap Perilaku Mengganggu di kelas Berdasarkan Tiap Item pada Indikator

Indikator Deskriptor M SD Ket M tot

A Menggambar di kertas 3.52 1.75 S

2,52 Mengerjakan tugas lain saat pelajaran 2.71 1.18 S

Menggunakan telepon genggam 2.32 1.50 S

Mencoret-coret meja saat pelajaran 2.35 1.27 S

Membuat contekan di meja 2.09 1.37 R

Membaca majalah atau komik 2.11 1.32 R

B Tidak mengerjakan PR 2.35 1.24 S

2,40

Lupa membawa PR 2.71 1.51 S

Tidak membawa buku / alat tulis 2.17 1.34 R

Tidak ikut serta dalam kegiatan kelompok 2.29 1.37 S

Melamun saat pelajaran 2.45 1.28 S

Tidur saat pelajaran 2.62 1.40 S

Tidak memperhatikan pelajaran 2.62 1.32 S

C Makan atau minum saat pelajaran 2.20 1.15 R

2,14

Mencontek ketika ujian 2.43 1.42 S

Berbicara diluar gilirannya 2.28 1.36 S

Berulangkali meminta guru mengulangi penjelasan 2.66 1.31 S Berbicara dengan teman saat pelajaran 2.03 1.32 R Menciptakan kegaduhan saat jam kosong 2.05 1.48 R

Merokok di kelas 1.74 1.29 R

Menjahili teman dengan melempar kertas / benda 1.89 1.23 R Berulang kali ijin meninggalkan kelas 1.97 1.37 R

Buang angin di kelas 1.71 1.22 R

D Tidak mengikuti pelajaran tanpa ijin 2.05 1.40 R

1,94

Keterangan:

A : Kegiatan tidak relevan dengan pembelajaran

B : Tidak ikut serta dalam aktivitas kelas

C : Kegiatan mengganggu pembelajaran di kelas

D : Keterlambatan an ketidakhadiran

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa penilaian guru tentang perilaku mengganggu siswa di kelas pada indikator kegiatan yang tidak relevan dengan pembelajaran, kegiatan siswa yang paling sering tampak adalah perilaku menggambar di kertas yaitu dengan rata-rata 3,52 atau pada kategori sedang, mengerjakan tugas lain saat pelajaran dengan rerata 2,71 atau pada kategori sedang, mencoret-coret meja saat pelajaran dengan rerata 2,35 pada kategori sedang dan menggunakan telepon genggam dengan rerata 2,32 juga pada kategori sedang.

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa penilaian guru tentang perilaku mengganggu pada indikator tidak ikut serta dalam aktivitas kelas perilaku mengganggu yang paling sering tampak adalah perilaku lupa membawa PR yaitu dengan rata-rata 2,71 atau pada kategori sedang, tidak memperhatikan pelajaran dengan rerata 2,62 atau pada kategori sedang, tidur saat pelajaran dengan rerata 2,62 atau pada kategori sedang, melamun saat pelajaran dengan rerata 2,45 atau pada kategori sedang dan tidak ikut serta dalam kegiatan kelompok dengan rerata 2,29 pada kategori sedang. Sedangkan perilaku mengganggu hanya sedikit tampak perilaku dan tidak membawa buku atau alat tulis.

Dari tabel di atas juga dapat diketahui bahwa penilaian guru tentang perilaku mengganggu siswa dalam indikator kegiatan yang mengganggu pembelajaran perilaku mengganggu siswa di kelas yang paling sering muncul adalah berulangkali meminta guru mengulangi pelajaran dengan rerata 2,66 atau pada kategori sedang, perilaku mencontek ketika ujian dengan rerata 2,43 atau pada kategori sedang, dan perilaku berbicara diluar gilirannya yaitu dengan rata-rata 2,28 atau pada kategori sedang

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa penilaian guru dalam indikator keterlambatan dan ketidakhadiran perilaku mengganggu siswa di kelas yang paling sering tampak adalah Perilaku meninggalkan kelas tanpa ijin dengan rata-rata 2,05 atau pada kategori rendah. Perilaku terlambat masuk kelas juga pada kategori rendah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa menurut guru hampir tidak ada perilaku mengganggu yang siswa lakukan pada indikator ini.

Berdasarkan tabel di atas, menurut guru, perilaku mengganggu siswa di kelas paling banyak tampak pada indikator kegiatan tidak relevan dengan pembelajaran yaitu dengan rerata 2,52 pada kategori sedang, dilanjutkan indikator tidak ikut serta dalam aktivitas kelas dengan rerata 2,4 pada kategori sedang dan paling sedikit penilaian guru tentang perilaku mengganggu siswa di kelas pada indikator keterlambatan dan ketidakhadiran yaitu dengan rerata 1,94. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa walaupun penilaian guru terhadap

perilaku mengganggu di kelas yaitu pada rata-rata 2,25, tetapi indikator A (kegiatan yang tidak relevan dengan pembelajaran) dan B (tidak ikut serta dalam aktivitas kelas) membutuhkan perhatian khusus mengingat perilaku mengganggu di kelas paling sering muncul pada indikator tersebut berdasarkan penilaian guru.

3) Pengetahuan guru mengenai perilaku mengganggu siswa di kelas

Data mengenai pengetahuan guru mengenai perilaku

mengganggu siswa di kelas ini diolah menggunakan Microsoft Excel

2007. Adapun hasil persentasenya adalah sebagai berikut:

Tabel 9. Pengetahuan Guru Mengenai Perilaku Mengganggu Siswa di Kelas

No. Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase (%) Keterangan

1. Tidak tahu 13 20,00 Rendah

2. Sedikit tahu 23 35,39 Sedang

3. Cukup tahu 19 29,23 Sedang

4. Sangat tahu 10 15,38 Rendah

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Pengetahuan guru MAN 1 Magelang mengenai perilaku mengganggu siswa di kelas paling banyak terletak pada pilihan jawaban sedikit tahu dengan persentase 35,39%, sedangkan jawaban yang paling sedikit adalah pilihan jawaban sangat tahu dengan persentase 15,38%. Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas guru MAN 1 Magelang sedikit mengetahui mengenai perilaku mengganggu siswa di kelas.

4) Sikap guru terhadap perilaku mengganggu siswa di kelas

Data ini diolah menggunakan Microsoft Excel 2007. Hasil

Tabel 10. Sikap Guru terhadap Perilaku Mengganggu Siswa di Kelas

No Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase (%) Keterangan

1. Membiarkan 40 61,5 Sedang

2. Membentak 3 4,6 Rendah

3. Menghukum 59 90,8 Tinggi

4. Menasehati 55 84,6 Tinggi

5. Melempar sesuatu 10 15,4 Rendah

6. Mengeluarkan siswa 26 40 Sedang

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 90,8% guru menghukum siswa yang berperilaku mengganggu di kelas. Sedangkan 4,6% guru membentak siswa yang berperilaku mengganggu di kelas. Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru menghukum siswa yang melakukan perilaku mengganggu di kelas.

5) Hambatan guru dalam menangani perilaku mengganggu siswa di kelas

Data mengenai hambatan guru dalam menangani perilaku

mengganggu siswa di kelas ini diolah menggunakan Microsoft Excel

2007Adapun hasil persentasenya adalah sebagai berikut:

Tabel 11. Hambatan Guru dalam Menangani Perilaku Mengganggu

Siswa di Kelas

No Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase (%) Keterangan

1. Penolakan dari siswa 39 60 Sedang

2. Perlawanan dari siswa 26 40 Sedang

3. Tidak tahu cara mengatasi

perilaku mengganggu di kelas 65 100 Tinggi

4. Hukuman yang diberikan tidak

memberikan efek jera 65 100 Tinggi

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua guru atau 100% guru setuju bahwa tidak mengetahuinya cara mengatasi perilaku mengganggu siswa di kelas dan hukuman yang diberikan tidak

menjadikan jera sebagai hambatan utama dalam menangai perilaku mengganggu di kelas.

b. Siswa

1) Penilaian siswa terhadap perilaku mengganggu dirinya di kelas

Jika memperhitungkan rerata (mean) antara karakteristik penilai siswa dengan indikator yang dinilai, maka akan didapatkan hasil analisis data perilaku mengganggu siswa di kelas berdasarkan siswa sebagai penilai sebagai berikut:

Tabel 12. Penilaian Siswa terhadap Perilaku Mengganggu dirinya di Kelas

No Aspek Karakteristik n Indikator (mean) Mean

Total A B C D 1. Jenis Kelamin Laki-laki 120 2,73 2,51 2,27 1,84 2,3 Perempuan 140 1,84 1,75 1,53 1,59 1,67 2. Kelas X 110 2,4 2,22 1,82 1,59 2 XI 85 2,1 2,02 1,91 1,73 1,94 XII 65 2,18 2 1,92 1,85 1,9 3. Jurusan Umum 110 2,4 2,22 1,82 1,59 2 IPA 56 2,21 2,07 1,79 1,66 1,93 IPS 80 2,07 1,94 2 1,86 1,96 Bahasa 14 2,2 2,2 1,91 1,82 2,03 4. Kelas & Jurusan X (Umum) 110 2,4 2,22 1,82 1,59 2 XI IPA 28 2,16 2 1,78 1,65 1,9 XI IPS 50 2,1 2 2 1,78 1,97 XI Bahasa 7 2,1 2,02 1,89 1,7 1,93 XII IPA 28 2,26 2,15 1,8 1,68 1,97 XII IPS 30 2,03 1,77 2,03 2 1,5 XII Bahasa 7 2,5 2,4 1,94 1,93 2,19

Berdasarkan tabel di atas, siswa dapat digolongkan beradasarkan aspek jenis kelamin, kelas, jurusan, serta kelas dan jurusan. Jika dilihat berdasarkan aspek jenis kelamin maka dapat diketahui bahwa perilaku mengganggu siswa laki-laki paling tampak pada indikator A (kegiatan yang tidak relevan dengan pembelajaran) dengan rerata 2,73, dan paling

sedikit tampak pada indikator D (keterlambatan dan ketidakhadiran) dengan rerata 1,84. Begitu halnya perilaku mengganggu siswa perempuan paling tampak pada indikator A (kegiatan yang tidak relevan dengan pembelajaran) dengan rerata 1,84 dan paling sedikit tampak pada inidikator C (kegiatan yang mengganggu pembelajaran) dengan rerata 1,53. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku mengganggu siswa laki-laki di kelas lebih tinggi daripada siswa perempuan, yaitu dengan rerata total 2,3 berbanding 1,67.

Jika dilihat dari aspek kelas, maka dapat diketahui bahwa siswa terbagi menjadi tingkatan kelas X, XI, dan XII. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tingkatan kelas X, XI, dan XII perilaku mengganggu siswa di kelas paling tampak pada indikator A (kegiatan tidak relevan dengan pembelajaran) dan paling sedikit tampak pada indikator D (keterlambatan dan ketidakhadiran). Walaupun demikian, tingkatan kelas X menunjukkan perilaku mengganggu yang lebih tinggi daripada kelas XII dan XII pada indikator A (kegiatan tidak relevan dengan pembelajaran) dengan rerata 2,4 dan indikator B (tidak ikut serta dalam aktivitas kelas) dengan rerata 2,22. Sedangkan tingkatan kelas XII menunjukkan perilaku mengganggu di kelas yang lebih tinggi daripada tingkatan kelas X dan XI pada indikator C (kegiatan yang mengganggu pembelajaran) dengan rerata 1,92 dan indikator D (keterlambatan dan ketidakhadiran) dengan rerata 1,85.

Apabila dilihat berdasarkan aspek jurusan, dapat diketahui bahwa pada jurusan Umum, IPA, IPS, dan Bahasa, perilaku

mengganggu siswa di kelas paling tinggi terletak pada indikator A (kegiatan yang tidak relevan dengan pembelajaran) dan terendah atau paling sedikit tampak pada indikator D (keterlambatan dan ketidakhadiran). Walaupun demikian, jurusan Umum menunjukkan perilaku mengganggu yang lebih tinggi paling tinggi pada indikator A (kegiatan tidak relevan dengan pembelajaran) dengan rerata 2,4 dan indikator B (tidak ikut serta dalam aktivitas kelas) dengan rerata 2,22. Jurusan IPS menunjukkan perilaku mengganggu tertinggi dibandingkan jurusan lainnya pada indikator C (kegiatan yang mengganggu pembelajaran) dengan rerata 2 dan indikator D (keterlambatan dan ketidakhadiran) dengan rerata 1,86.

Dilihat berdasarkan aspek kelas dan jurusan, dapat diketahui bahwa perilaku mengganggu tertinggi pada indikator A (Kegiatan yang tidak relevan dengan pembelajaran) terletak pada kelas dan jurusan XII Bahasa dengan rerata 2,5 dan terendah XII IPS dengan rerata 2,03. Pada indikator B (tidak ikut serta dalam aktivitas kelas), perilaku mengganggu tertinggi berada pada kelas dan jurusan XII Bahasa dengan rerata 2,4 dan terendah XII IPS dengan rerata 1,77. Pada indikator C (kegiatan yang mengganggu pembelajaran), perilaku mengganggu tertinggi berada pada kelas dan jurusan XII IPS yaitu sebesar 2,03 dan terendah XI IPA yaitu 1,78. Sedangkan pada indikator D (keterlambatan dan ketidakhadiran), perilaku mengganggu tertinggi berada pada kelas dan jurusan XII IPS dengan rerata 2 dan terendah X

(Umum) dengan rerata 1,59. Secara umum, kelas XII Bahasa menunjukkan perilaku mengganggu paling tinggi dibandingkan kelas dan jurusan yang lain dengan rerata total 2,19 dan terendah XI IPS dengan rerata 1,5. Dari data tersebut juga dapat diketahui bahwa pada jurusan IPA, siswa kelas XII IPA mempunyai tingkat perilaku mengganggu di kelas yang lebih tinggi dibandingkan siswa kelas XI IPA. Pada jurusan IPS, siswa kelas XI IPS mempunyai tingkat perilaku mengganggu yang lebih tinggi daripada siswa kelas XII IPS. Sedangkan pada jurusan Bahasa, siswa kelas XII Bahasa mempunyai tingkat perilaku mengganggu lebih tinggi daripada siswa kelas XI Bahasa.

2) Penilaian siswa terhadap perilaku mengganggu di kelas berdasarkan

tiap item pada indikator

Data hasil perilaku mengganggu siswa di kelas bersadarkan indikator yang dinilai diperoleh dari penilaian siswa. Indikator-indikator tersebut termuat dalam item-item skala yang disebarkan 260 siswa. Data perilaku mengganggu siswa di kelas berdasarkan penilai dan

indikator yang dinilai ini diolah menggunakan Microsoft Excel 2007.

Tabel 13. Penilaian Siswa terhadap Perilaku Mengganggu di Kelas Berdasarkan Tiap Item pada Indikator

Indikator Deskriptor Rentang skor M SD Ket M total 1-2 3-4 5-6 f % f % f % A Menggambar di kertas 89 34 94 36 77 30 3.29 1.57 S 2,25 Mengerjakan tugas lain

saat pelajaran 158 61 83 32 19 7 2.40 1.19 S

Menggunakan telepon

genggam 163 63 72 28 25 9 2.32 1.46 S

Mencoret-coret meja saat

pelajaran 189 73 62 24 9 3 2.03 1.17 R

Membuat contekan di meja 217 83 27 10 16 7 1.69 1.12 R Membaca majalah atau

komik 203 78 45 17 12 5 1.77 1.16 R

B Tidak mengerjakan PR 153 59 101 39 6 2 2.17 1.13 R

2,1

Lupa membawa PR 121 47 119 46 20 7 2.62 1.24 S

Tidak membawa buku /

alat tulis 212 82 31 12 17 6 1.79 1.26 R

Tidak ikut serta dalam

kegiatan kelompok 229 88 27 10 4 2 1.54 0.96 R

Melamun saat pelajaran 171 66 77 30 12 4 2.30 1.10 S

Tidur saat pelajaran 170 65 75 29 15 6 2.20 1.24 R

Tidak memperhatikan

pelajaran 160 62 85 33 15 5 2.58 1.26 S

C Makan atau minum saat

pelajaran 183 70 72 28 5 2 2.08 1.02 R

1,87

Mencontek ketika ujian 177 68 55 21 28 11 2.34 1.18 S

Berbicara diluar gilirannya 162 62 65 25 33 13 2.28 1.43 S Berulangkali meminta guru

mengulangi penjelasan 225 87 31 12 4 1 1.57 1.06 R

Berbicara dengan teman

saat pelajaran 132 51 106 41 22 8 2.48 1.35 S

Menciptakan kegaduhan

saat jam kosong 229 88 29 11 2 1 1.45 0.88 R

Merokok di kelas 200 77 55 21 5 2 1.40 0.89 R

Menjahili teman dengan

melempar kertas / benda 220 85 31 12 9 3 1.83 1.06 R

Berulang kali ijin

meninggalkan kelas 233 90 22 8 5 2 1.47 0.85 R

Buang angin di kelas 247 95 8 3 5 2 1.33 0.78 R

D Tidak mengikuti pelajaran

tanpa ijin 204 78 50 19 6 3 1.68 1.05 R 1,7

Terlambat masuk kelas 216 83 41 16 3 1 1.72 0.93 R

Keterangan:

A : Kegiatan tidak relevan dengan pembelajaran

B : Tidak ikut serta dalam aktivitas kelas

C : Kegiatan mengganggu pembelajaran di kelas

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa menurut siswa secara umum, tingkat perilaku mengganggu tertinggi terletak pada indikator A (kegiatan yang tidak relevan dengan pembelajaran) dengan rerata total 2,25. Sedangkan yang terendah pada indikator keterlambatan dan ketidakhadiran dengan rerata total 1,7.

Secara umum, tingkat perilaku mengganggu tertinggi terletak pada perilaku menggambar di kertas dengan rerata 3,29. Sedangkan secara khusus, pada indikator A (kegiatan yang tidak relevan dengan pembelajaran) tingkat perilaku mengganggu tertinggi terletak pada indikator A (kegiatan yang tidak relevan dengan pembelajaran) dengan rerata 3,29, pada indikator B (tidak ikut serta dalam aktivitas kelas) terletak pada perilaku lupa membawa pekerjaan rumah dengan rerata 2,62, pada indikator C (kegiatan yang mengganggu pembelajaran) terletak pada perilaku berbicara dengan teman saat pelajaran dengan rerata 2,48, dan pada indikator D (keterlambatan dan ketidakhadiran) terletak pada perilaku terlambat masuk kelas dengan rerata 1,72.

Secara umum, tiga perilaku yang intensitasnya paling tinggi (pada skala 5-6) adalah perilaku menggambar di kertas (77 siswa atau 30%), berbicara diluar gilirannya (33 siswa atau 13%), dan perilaku mencontek ketika ujian (28 siswa atau 11%). Secara khusus, pada indikator A (kegiatan yang tidak relevan dengan pembelajaran) perilaku mengganggu yang intensitasnya paling tinggi (pada skala 5-6) adalah perilaku menggambar di kertas (77 siswa atau 30%) dan jumlah anak

yang melakukan paling banyak adalah perilaku membuat contekan di meja dengan frekuensi 217 siswa tetapi intensitasnya rendah (pada skala 1-2). Pada indikator B (tidak ikut serta dalam aktivitas kelas), intensitas perilaku mengganggu paling tinggi (pada skala 5-6) terletak pada lupa membawa pekerjaan rumah (20 siswa atau 7%) dan siswa yang melakukan paling banyak adalah perilaku tidak ikut serta dalam kegiatan kelompok dengan frekuensi 229 siswa tetapi intensitasnya rendah (pada skala 1-2). Pada indikator C (kegiatan yang mengganggu pembelajaran) intensitas perilaku mengganggu tertinggi (pada skala 5-6) terletak pada perilaku berbicara diluar gilirannya (33 siswa atau 13%) dan siswa yang melakukan paling banyak adalah perilaku buang angin di kelas dengan frekuensi 247 siswa tetapi intensitasnya rendah (pada skala 1-2). Sedangkan pada indikator D (keterlambatan dan ketidakhadiran) intensitas perilaku mengganggu tertinggi (pada skala 5-6) terletak pada perilaku tidak mengikuti pelajaran tanpa ijin (6 siswa atau 3%) dan siswa yang melakukan paling banyak adalah perilaku terlambat masuk kelas dengan frekuensi 216 siswa tetapi intensitasnya rendah (pada skala 1-2).

3) Alasan siswa melakukan perilaku mengganggu di kelas

Alasan siswa melakukan perilaku mengganggu di kelas dapat berasal dari dalam individu (internal) maupun faktor dari luar individu (eksternal). Adapun hasil persentasenya adalah sebagai berikut:

Tabel 14. Alasan Siswa Melakukan Perilaku Mengganggu di Kelas

Faktor Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase

(%)

Keterangan

Internal Kebosanan 221 85 Tinggi

Kecemasan 52 20 Rendah

Mencari perhatian 103 39,6 Sedang

Keisengan 193 74,2 Sedang

Kondisi fisik (lapar, sakit,

alergi) 54 20,8 Rendah

Tidak menguasai pelajaran 157 60,4 Sedang

Eksternal Guru tidak cakap mengajar 183 70,4 Sedang Sarana pembelajaran tidak

lengkap 96 36,9 Sedang

Mempunyai masalah

keluarga 213 81,9 Tinggi

Jumlah siswa di kelas

terlalu banyak 92 35,4 Sedang

Beban kurikulum 196 75,4 Tinggi

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas alasan siswa melakukan perilaku mengganggu di kelas berdasarkan faktor internal terletak pada pilihan jawaban kebosanan dengan persentase 85%, sedangkan minoritas siswa memilih pilihan jawaban kecemasan dengan persentase 20%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa menilai kebosanan sebagai alasan yang paling sering muncul dari faktor internal siswa melakukan perilaku mengganggu di kelas.

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa persentase tertinggi alasan siswa melakukan perilaku mengganggu di kelas berdasarkan faktor eksternal terletak pada pilihan jawaban mempunyai masalah keluarga yaitu 81,9%, sedangkan persentase terendah siswa dengan pilihan jawaban jumlah siswa di kelas terlalu banyak yaitu 35,4%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa menilai

masalah keluarga menjadi alasan yang paling sering muncul dari faktor eksternal siswa melakukan perilaku mengganggu di kelas.

4) Sikap siswa terhadap siswa lain yang berperilaku mengganggu di kelas

Data ini diambil untuk mengetahui sikap siswa terhadap siswa lain yang melakukan perilaku mengganggu di kelas. Data ini diolah

menggunakan Microsoft excel 2007. Adapun hasil persentasenya adalah

sebagai berikut:

Tabel 15. Sikap Siswa terhadap Siswa Lain yang Berperilaku Mengganggu di Kelas

No Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase (%) Keterangan

1. Membiarkan 225 86.5% Tinggi

2. Pura-pura tidak tahu 120 46.2% Sedang

3. Ikut serta melakukan

perilaku mengganggu 142 54.6% Sedang

4. Menasehati 151 58.1% Sedang

5. Melaporkan pada guru 145 54.2% Sedang

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa persentase tertinggi sikap siswa terhadap siswa lain yang berperilaku mengganggu di kelas terletak pada pilihan jawaban membiarkan yaitu 86,5% pada kategori tinggi, sedangkan frekuensi terendah sikap siswa adalah pilihan jawaban pura-pura tidak tahu dengan persentase 46,2% pada kategori sedang. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap siswa yang paling sering muncul apabila mendapati temannya melakukan perilaku mengganggu di kelas adalah membiarkan.

c. Guru dan Siswa

Pada sub bab ini akan dipaparkan dan dijelaskan mengenai perbandingan penilaian karakteristik perilaku mengganggu dan tingkat perilaku mengganggu menurut penilaian guru dan siswa dengan

mengesampingkan karakteristik subjek guru dan siswa. Dengan demikian, akan didapatkan hasil yaitu karakteristik dan tingkat perilaku mengganggu siswa di kelas secara umum. Data hasil tingkat perilaku mengganggu siswa di kelas secara umum ini diperoleh dari perhitungan skala yang disebarkan pada 65 guru dan 260 siswa kelas X, XI, dan XII Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Magelang tahun ajaran 2012/2013.

Berdasarkan data penilaian guru dan siswa yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka dapat diketahui bahwa guru dan siswa setuju bahwa perilaku mengganggu paling sering tampak pada indikator kegiatan yang tidak relevan dengan pembelajaran yaitu pada perilaku menggambar di kertas saat pelajaran, mengerjakan tugas lain saat pelajaran, dan menggunakan telepon genggam di kelas yang pada kategori sedang. Selanjutnya, guru dan siswa setuju bahwa perilaku lupa membawa pekerjaan rumah dan tidak memperhatikan pelajaran adalah perilaku mengganggu yang sering muncul pada indikator tidak ikut serta dalam aktivitas kelas. Pada indikator kegiatan yang mengganggu pembelajaran, perilaku mengganggu yang sering tampak menurut guru dan siswa adalah perilaku mencontek ketika ujian dan berbicara diluar gilirannya. Sedangkan pada indikator keterlambatan dan ketidakhadiran, guru dan siswa setuju bahwa tidak banyak perilaku mengganggu yang muncul pada perilaku terlambat masuk kelas maupun perilaku tidak masuk kelas tanpa ijin.

Selanjutnya, adalah mengenai tingkat perilaku mengganggu siswa di kelas. Data tingkat perilaku mengganggu siswa secara umum ini diolah

perilaku mengganggu siswa di kelas secara umum berdasarkan siswa dan guru sebagai penilai.

Tabel 16. Frekuensi Tingkat Perilaku Mengganggu Siswa di Kelas secara Umum

No Kategori Rentang Siswa Guru

Skor f % f %

1 Rendah 1,00 – 2.24 202 77.7 34 52.3

2 Sedang 2,25 – 4.74 58 22.3 31 47.7

3 Tinggi 4.75 – 6,00 0 0.0 0 0.0

Jumlah – 260 100 65 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa berdasarkan siswa sebagai penilai, frekuensi tertinggi tingkat perilaku mengganggu siswa di kelas secara umum berada pada kategori rendah yaitu 202 siswa (77,7%), selanjutnya pada kategori sedang yaitu 58 siswa (22,3%), selanjutnya tidak ada siswa berperilaku mengganggu pada kategori tinggi. Sedangkan berdasarkan subjek guru, 34 guru (52,3%) menilai siswanya berperilaku mengganggu pada kategori rendah, dan 31 guru (47,7%) menilai siswanya berperilaku mengganggu pada kategori sedang. Selanjutnya tidak ada guru yang menilai siswanya secara umum pada tingkat perilaku mengganggu kategori tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penilaian guru terhadap perilaku mengganggu di kelas lebih tinggi daripada penilaian siswa. Tingkat perilaku mengganggu siswa di kelas secara umum juga dapat digambarkan seperti pada grafik di bawah ini.

77.7 52.3 22.3 47.7 0 0 0 20 40 60 80 100 P ers en ta se (% )

Rendah Sedang Tinggi

Kategori

Siswa Guru

Gambar 1. Tingkat Perilaku Mengganggu Berdasarkan Penilaian Guru dan Siswa

Dari grafik tersebut dapat kita ketahui dengan lebih jelas posisi tingkat perilaku mengganggu di kelas berdasarkan penilaian guru dan siswa. Berdasarkan penilaian sebagian besar siswa, tingkat perilaku menggangu di kelas cenderung pada tingkat rendah. Sebagian kecil siswa menilai tingkat perilaku mengganggu di kelas pada kategori sedang. Sedangkan menurut penilaian sebagian besar guru, tingkat perilaku mengganggu di kelas cenderung pada kategori sedang, dan sebagian guru lainnya menilai tingkat perilaku mengganggu siswa di kelas cenderung pada kategori rendah.

Dokumen terkait