• Tidak ada hasil yang ditemukan

K. Analisis Data dan Interpretasi Data

3. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus II a Perencanaan

Pada tahap ini guru membuat perencanaan sebelum dilaksanakannya tindakan berupa pembuatan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu lembar observasi keaktifan siswa serta lembar observasi kinerja guru dalam proses pembelajaran. Selanjutnya menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) selama 2 kali pertemuan yang masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran. Kandungan yang tertuang dalam RPP sesuai dengan tujuan penelitian yaitu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan menggunakan metode diskusi dalam upaya meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Selanjutnya menyusun materi pelajaran yang akan digunakan dalam penelitian yaitu, pada pertemuan pertama mengenai fungsi dan peran koperasi sedangkan pada pertemuan kedua mengenai jenis-jenis koperasi. Materi tersebut sesuai dengan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 9 Juni 2014. Adapun dalam pelaksanaannya, pada kegiatan awal guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengajak siswa berdoa sebelum belajar serta mengisi daftar hadir siswa. Kemudian, guru memberikan apersepsi yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari materi pembelajaran. Selanjutnya, guru memberikan stimulus pertanyaan terkait dengan materi pelajaran. Setelah itu, guru menyampaikan materi pelajaran secara kontekstual. Kemudian, guru mempersilahkan siswa untuk berinteraksi dengan pengurus koperasi sekolah. Selanjutnya untuk memantapkan siswa mengenai materi yang telah dipelajari, maka guru bersama-sama dengan siswa membahas hasil yang didapatkan dari

kegiatan berinteraksi dengan pengurus koperasi sekolah. Pada kegiatan akhir pelajaran, untuk memantapkan siswa mengenai materi yang telah dipelajari, maka guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pendapat terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Kemudian, guru melibatkan siswa untuk bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari. Selanjutnya, guru bersama-sama dengan siswa melakukan tanya jawab mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari. Kemudian, guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya mengenai materi pelajaran yang belum dipahami. Setelah itu, guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari kembali materi yang telah dipelajari kemudian diakhiri dengan salam penutup.

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 12 Juni 2014. Adapun dalam pelaksanaannya, sebelum memulai pembelajaran, guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengajak siswa berdoa sebelum belajar serta mengisi daftar hadir siswa. Kemudian, guru memberikan apersepsi yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari materi pelajaran. Selanjutnya, guru memberikan materi pelajaran secara kontekstual. Kemudian, guru membagi siswa dalam 8 kelompok secara random yang masing-masing kelompok 5 orang siswa. Setelah itu, guru membagi tugas kepada masing-masing kelompok untuk didiskusikan bersama kelompoknya. Selanjutnya, guru memberikan waktu kepada masing-masing kelompok untuk mendiskusikan tugasnya. Kemudian, guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Selanjutnya, guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk memberikan umpan balik terhadap hasil presentasi. Pada kegiatan akhir pelajaran, untuk memantapkan siswa mengenai materi yang telah dipelajari, maka guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pendapat terhadap proses

pembelajaran yang berlangsung. Kemudian, guru melibatkan siswa untuk bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari. Selanjutnya, guru bersama-sama dengan siswa melakukan tanya jawab mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari. Kemudian, guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya mengenai materi pelajaran yang belum dipahami. Setelah itu, guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari kembali materi yang telah dipelajari kemudian diakhiri dengan salam penutup.

c. Observasi

Observasi dilakukan pada waktu pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Pengamatan tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa besar penerapan metode diskusi mampu merangsang siswa untuk berperan aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Pada kegiatan observasi, peneliti berada pada posisi yang memudahkan subjek penelitian dapat dilihat dan dicermati sesuai keadaan yang sebenarnya terjadi pada waktu penelitian sehingga hasil yang di dapat benar-benar tepat dan data dapat diperoleh secara lengkap.

d. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan untuk melihat apa yang sudah dihasilkan atau apa yang belum dihasilkan selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II kemudian membandingkannya dengan kegiatan siklus I. Refleksi tersebut dilakukan sebagai pengamatan akan keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan penelitian yaitu meningkatnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Apabila hasil analisis siklus II sudah menunjukan indikator keaktifan siswa, maka penelitian dihentikan. Tetapi apabila indikator keaktifan siswa tersebut belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Namun, peneliti akan berusaha secara optimal sehingga dalam dua siklus dapat menunjukkan indikator keberhasilan penelitian.

B. Analisis

Kondisi pembelajaran prasiklus merupakan keadaan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional yang biasa dilakukakan oleh guru sebelum dilakukannya tindakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi. Kegiatan pembelajaran prasiklus sangat diperlukan untuk dijadikan landasan guna mengetahui ada atau tidak adanya peningkatan keaktifan siswa setelah dilakukannya tindakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi. Setelah kegiatan pembelajaran prasiklus dilakukan terdapat data yang dihasilkan yaitu proses pembelajaran yang dilakukan masih didominasi oleh peran guru sebagai pusat pembelajaran sehingga guru merupakan figur sentral dan pengendali kegiatan belajar sehingga menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Terlebih lagi penyampaian materi yang dilakukan oleh guru masih bersifat informatif dan hafalan sehingga mengharuskan siswa untuk duduk, dengar dan catat. Maka tidak heran apabila pada saat guru menyampaikan materi, hanya beberapa siswa saja yang memperhatikan sedangkan siswa lain melamun bahkan tertidur terutama siswa yang duduk paling belakang. Untuk lebih jelasnya, persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran prasiklus dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1

Persentase rata-rata keaktifan siswa prasiklus

Indikator Siswa Aktif Siswa Tidak Aktif

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

1 17 42,50% 23 57,50% 2 23 57,50% 17 42,50% 3 15 37,50% 25 62,50% 4 21 52,50% 19 47,50% 5 23 57,50% 17 42,50% 6 18 45,00% 22 55,00%

7 16 40,00% 24 60,00% 8 24 60,00% 16 40,00% 9 21 52,50% 19 47,50% 10 21 52,50% 19 47,50% 11 17 42,50% 23 57,50% 12 16 40,00% 24 60,00% 13 16 40,00% 24 60,00% 14 23 57,50% 17 42,50% 15 16 40,00% 24 60,00% 16 16 40,00% 24 60,00% 17 22 55,00% 18 45,00% 18 16 40,00% 24 60,00% 19 14 35,00% 26 65,00% 20 11 27,50% 29 72,50% Rata-rata 45,75% 54,25%

Selanjutya, kegiatan penelitian dilanjutkan pada pelaksanaan pembelajaran siklus I dengan menerapkan metode diskusi. Setelah kegiatan pembelajaran siklus I dilakukan terdapat data yang dihasilkan yaitu siswa yang cenderung pendiam dan pemalu sudah mulai membaur dengan teman-temannya pada saat pelaksanaan diskusi walaupun terlihat sedikit kebingungan dan suasana kelas menjadi sedikit ramai, beberapa orang siswa yang duduk di bagian paling belakang pun sudah terlihat antusias memperhatikan penjelasan guru, terlebih lagi siswa sangat bersemangat untuk mempresentaskan hasil diskusinya serta berlomba-lomba untuk memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi kelompok. Untuk lebih jelasnya, persentase rata-rata keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus 1 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2

Indikator Siswa Aktif Siswa Tidak Aktif

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

1 30 75,00% 10 25,00% 2 32 80,00% 8 20,00% 3 26 65,00% 14 35,00% 4 28 70,00% 12 30,00% 5 34 85,00% 6 15,00% 6 26 65,00% 14 35,00% 7 22 55,00% 18 45,00% 8 32 80,00% 8 20,00% 9 37 75,00% 13 32,50% 10 32 80,00% 8 20,00% 11 30 75,00% 10 25,00% 12 23 57,50% 17 42,50% 13 21 52,50% 19 47,50% 14 34 85,00% 6 15,00% 15 26 65,00% 14 35,00% 16 34 85,00% 6 15,00% 17 30 75,00% 10 25,00% 18 30 75,00% 10 25,00% 19 25 62,50% 15 37,50% 20 26 65,00% 14 35,00% Rata-rata 71,00% 29,00%

Sedangkan, berdasarkan hasil observasi pada kegiatan pembelajaran siklus II menggambarkan bahwa hampir sebagian besar siswa antusias dalam memperhatikan penjelasan guru bahkan membuat catatan-catatan kecil mengenai penjelasan yang disampaikan guru, selain itu pada saat kelompok diskusi mempresentasikan hasil diskusinya pun siswa yang lain mendengarkan dengan baik kemudian berlomba-lomba untuk memberikan tanggapan terhadap

hasil presentasi kelompok. Pada kegiatan akhir pun, siswa saling merebut kesempatan dalam melakukan kegiatan tanya jawab dengan guru. Sehingga, persentase rata-rata keaktifan belajar siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II mencapai 81,87%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.3

Persentase rata-rata keaktifan siswa siklus II

Indikator Siswa Aktif Siswa Tidak Aktif

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

1 37 92,50% 3 7,50% 2 35 87,50% 5 12,50% 3 31 77,50% 9 22,50% 4 34 85,00% 6 15,00% 5 34 85,00% 6 15,00% 6 31 77,50% 9 22,50% 7 38 95,00% 2 5,00% 8 36 90,00% 4 10,00% 9 31 77,50% 9 22,50% 10 34 85,00% 6 15,00% 11 32 80,00% 8 20,00% 12 29 72,50% 11 27,50% 13 27 67,50% 13 32,50% 14 37 92,50% 3 7,50% 15 39 97,50% 1 2,50% 16 38 95,00% 2 5,00% 17 31 77,50% 9 22,50% 18 34 85,00% 6 15,00% 19 39 97,50% 1 2,50% 20 31 77,50% 9 22,50% Rata-rata 83,85% 16,15%

C. Pembahasan

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada kegiatan pembelajaran prasiklus dapat disimpulkan bahwa siswa lebih banyak menungggu sajian guru daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan yang dibutuhkan. Hal tersebut dikarenakan proses pembelajaran yang dilakukan masih didominasi oleh peran guru sebagai pusat pembelajaran sehingga guru merupakan figur sentral dan pengendali kegiatan belajar sehingga menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram persentase keaktifan siswa berikut.

Diagram 4.1

Persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran prasiklus

Diagram tersebut menggambarkan bahwa persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran prasiklus hanya sebesar 45,75% sedangkan siswa yang belum aktif mencapai 54,25%. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat keaktifan siswa pada pembelajaran prasiklus termasuk kedalam kategori rendah, sehingga diperlukan perbaikan pembelajaran siklus I. Selanjutnya, setelah dilakukannya perbaikan pembelajaran pada siklus I terlihat bahwa keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah mulai terlihat walaupun belum menyeluruh. Hal tersebut karena metode pembelajaran diskusi belum

pernah diterapkan sehingga masih terdapat siswa yang bingung saat mengikuti pembelajaran dengan metode diskusi, untuk itu guru banyak memberikan pengarahan kepada siswa sehingga waktu pembelajaran menjadi lebih lama. Guru pun terlihat sedikit bingung karena kondisi kelas pada saat itu terlihat ramai. Namun, pada akhirnya guru dapat mengendalikan proses pembelajaran sehingga tidak mengganggu iklim belajar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut.

Diagram 4.2

Persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I

Diagram tersebut menggambarkan bahwa persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I sebesar 71,00% sedangkan siswa yang belum aktif hanya sebesar 29,00%. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I termasuk ke dalam kategori baik, sehingga perlu ditingkatkan lagi agar siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran mulai menyeluruh, dengan demikian diperlukan adanya pelaksanaan pembelajaran siklus II sehingga keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran meningkat. Selanjutnya, berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada kegiatan pembelajaran siklus II menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah hampir menyeluruh. Hal tersebut

dikarenakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi yang dilakukan sudah berjalan dengan baik karena guru membimbing siswa pada kegiatan pembelajaran tersebut dengan baik pula. Siswa tidak lagi canggung dalam melaksanakan pembentukan kelompok melainkan sangat antusias dalam kegiatan pembelajaran. Keadaan tersebut membuat kegiatan pembelajaran pada siklus II lebih menarik perhatian siswa dan membuat siswa senang dalam menjalani kegiatan pembelajaran sehingga siswa penuh semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut.

Diagram 4.3

Persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II

Diagram tersebut menggambarkan bahwa persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II mencapai 83,85,00% sehingga siswa yang belum aktif hanya sebesar 16,15%. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II termasuk ke dalam kategori amat baik, sehingga tidak diperlukan kegiatan pembelajaran siklus selanjutnya karena kegiatan pembelajaran pada siklus II sudah menunjukkan indikator keberhasilan penelitian yaitu meningkatnya keaktifan siswa dengan diterapkannya metode diskusi dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya,

berikut adalah diagram keberhasilan penelitian berupa meningkatnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dari pelaksanaan pembelajaran pra siklus, siklus I dan siklus II.

Diagram 4.4

Persentase peningkatan keaktifan siswa

Pada kegiatan pembelajaran prasiklus, siklus I dan siklus II

Diagram tersebut menggambarkan bahwa adanya peningkatan keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada kegiatan pra siklus hanya sebesar 45,75% siswa yang menunjukan keaktifan belajar sesuai dengan lembar observasi penelitian, sehingga masih terdapat 54,25% siswa yang belum aktif. Sedangkan pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I keaktifan siswa meningkat sebesar 25.25%, sehingga persentase rata-rata keaktifan belajar siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I mencapai 71,00%. Selanjutnya pada kegiatan penyempurnaan pembelajaran siklus II, keaktifan siswa kembali meningkat sebesar 12.85%, sehingga persentase rata-rata keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II sebesar 83,85%. Meningkatnya keaktifan siswa tersebut dikarenakan siswa merasa tidak bosan dalam kegiatan pembelajaran yang biasanya mengharuskan

mereka untuk duduk, diam, dengar dan catat melainkan dapat berinteraksi dengan guru dan siswa lain. Sehingga kegiatan pembelajaran lebih menarik perhatian siswa dan membuat siswa senang dalam menjalani kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, diagram tersebut menandakan keberhasilan penelitian berupa meningkatnya keaktifan siswa dengan diterapkannya metode diskusidalam kegiatan pembelajaran yang peneliti lakukan pada mata pelajaran IPS materi koperasi terhadap siswa kelas IV MI Darul Muttaqin.

60

BAB V

Dokumen terkait