• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi kemampuan berpikir kreatif pada subjek Tidak Kreatif (TK) a) Soal nomor 2

sumber data sama

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

4. Deskripsi kemampuan berpikir kreatif pada subjek Tidak Kreatif (TK) a) Soal nomor 2

D. Pak Rudi ingin membuat taman disamping rumahnya. Taman yang dibangun nantinya berbentuk persegi panjang dengan luas 60 m2. Jika ukuran panjang dan lebarnya merupakan bilangan.asli, maka tentukan kemunkinan ukuran dari panjang dan lebar taman bermain tersebut dan berapa keliling terkecil dan terbesar dari taman bermain tersebut?

Gambar 4.1.7 Jawaban Soal nomor 1 Subjek TK

Berdasarkan gambar diatas, ditunjukkan bahwa subjek TK menyelesaikan soal nomor 1 namun subjek TK ini tidak menemukan hasil yang benar. Subjek ini mampu menuliskan rumus persegi panjang, namun dalam mensubstitusi nilai panjang dan lebar subjek tidak teliti sehingga subjek ini mendapat hasil akhir yang salah. Subjek ini tidak memahami soal dengan baik.

Adapun hasil wawancara terhadap subjek yakni;

TK : iye kak, saya tidak terlalu paham soal nomor 1. P : bagaimana carata selesaikanki soal nomor 1?

TK :iyee kak, bingungka mau kuapai kak jadi ku acak-acakji saja kak, karena tidak kutauki.

a) Soal nomor 2

Berikut ini data hasil tes tertulis subjek TK dalam menyelesaikan soal nomor 2.

Gambar 4.1.8 Jawaban soal nomor 2 subjek TK

Berdasarkan gambar diatas, ditunjukkan bahwa subjek TK menyelesaikan soal nomor 2 dengan jawaban yang dihasilkan salah. Subjek ini tidak mampu menuliskan panjang tiap diagonal layang-layang dengan baik sehingga hasil yang diberikan salah. Subjek ini tidak mampu memahami soal dengan baik.

Adapun hasil wawancara terhadap subjek TK sebagai berikut.

P : kalau soal nomor 2 iya dek?

P : tapi ditau ji rumus layang-layang?

TK : iye kak, kutauji cuman tidak kutahu ki cara penyelesaiannya kak bagaimana. Bingungka kak.

P : Coba perhatikanki kembali soalta dek. Apa yang diketahui dari soal? TK : iye luasnya ji layang-layang kak disini yang ditahu.

P : Nah kalau begitu, kenapa disini masih dicariki luas layang-layang? TK : karena disuruhki lagi gambar layang-layang yang luasnya sama kak.

Berdasarkan hasil tes dan wawancara subjek TK tidak memenuhi indikator berpikir kreatif karena subjek menjawab dengan tidak lancar (kefasihan). subjek ini tidak bisa menuliskan cara yang berbeda (flesibilitas) dan tidak bisa menyelesaikan soal secara baik dan rinci (penguraian). Adapun untuk siswa yang berada tingkat ini bisa dikategorikan sebagai siswa yang berkemampuan rendah dalam tingkatan berpikir secara kreatif. Disini, subjek mengalami kesulitan dalam memahami masalah disoal dan sulit pula memperkirakan solusi kreatifnya. Saat subjek TK menyelesaikan soal subjek TK belum tau apakah cara yag dia berikan sudah.benar.atau tidak.

B. Pembahasan

Berpikir kreatif erat kaitannya dalam memecahkan suatu permasalahan. Karena dalam memecahkan sebuah masalah pikiran kreatif sangat diperlukan. (Humaeroh, 2016). Dalam meningkatkan kemampuan.berpikir.kreatif seorang pendidik dapat mendesaiin suatu model pembelajaran yang memberikan

kesempatan lebih bagi siswa untuk mengeksplorasi permasalahan.yang.memberikan banyak solusi. Silver dalam (Fardah, 2012)

Dalam penelitian ini, ada tiga indikator yag mampu dicapai oleh subjek, antara lain indikator kefasihan (fluency), keluwesan (flexibility), dan Keterincihan (elaborasi). Dari ketiga indikator tersebut, ditemukan 4 subjek yang mampu memenuhinya.

Tabel 4.3 Aspek ketercapaian Subjek

Subjek

Aspek Yang Ingin di Capai

Fluency Flexibility Elaboration

Sangat Kreatif (SK) √ √ √

Kreatif (K) √ −

Kurang Kreatif (KK) √ − −

Tidak Kreatif (TK) − − −

1. Aspek Kefasihan (Fluency)

Kefasihan (fluency) dapat dilihat dari cara siswa dalam menyelesaikan suatu masalah atau soal yang mengaju pada jawaban yang yang dikerjakan siswa dengan beragam dan benar. Dalam hal ini, jawaban yang beragam belum tentu berbeda yang artinya jawaban-jawaban.itu tidak.sama.satu dengan yang lain, akan tetapi didasarkan pada suatu pola tertentu.

Dari hasil tes tertulis dan tes wawancara, rata-rata ke empat subjek memenuhi indikator kefasihan. Ini menunjukkan jikalau subjek memiliki kemampan yang baik untuk menyelesaikan soal dengan beragam jawaban

yang baik dan benar. Ketercapaian siswa pada aspek ini berada pada posisi paling atas, karena aspek fluency ini ialahaspek berpikir kreatif yang berada di urutan paling terendah jika dibandingkan dengan aspek

flexibility,originality dan elaboration (siswono, 2011.).

Dalam penelitian ini, subjek lebih cenderung ke aspek fluency. Hal ini dibuktikan dari hasil jawaban yang siswa berikan baik dari tes tertulis maupun tes wawancara.

2. Aspek Keluwesan (flexibility)

Keluwesan (flexibility) dalam penelitian ini dapat dilihat dari cara siswa dalam menyelesaikan soal dengan berbagai cara yang berbeda. Berdasarkan Tabel 4.3 hanya ada satu orang subjek yang mampu mencapai aspek ini, dimana siswa mampu menyelesaikan soal bangun datar segi empat dengan berbagai macam cara penyelesaian yang berbeda.

Aspek flexibility merupakan aspek yang terbilang penting, karena aspek flexibility ini menunjukkan produktivitas ide yang digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah. Pada aspek ini, siswa dituntut untuk dapat memberikan solusi atau cara penyelesaian yang bervariasi terhadap soal yang diberikan.

3. Aspek Penguraian (elaborasi)

Penguraian (elaboration) ini mengaju pada kemampuan siswa dalam mengembangkan, menambah atau memperkaya suatu gagasan. Dalam penelitian ini ada dua subjek yang memenuhi aspek ini. Dimana subjek memberikan jawaban penyelesaian dengan menambahkan informasi atau keterangan lebih lanjut untuk memperjelas jawaban. Jawaban yang

diberikan oleh subjek sangat sistematis, mulai dari penyampaian awal tentang apa yang diketahui dari soal sampai pada tahap penyelesaian yang terperinci secara baik.

Adapun pembahasan ke empat subjek diatas berdasarkan Aspek atau Indikator berpikir kreatif adalah sebagai berikut.

1. Subjek Kategori Sangat Kreatif (SK)

Dari hasil tes tertulis.dan.tes wawancara, Subjek Sangat Kreatif (SK) ini mampu menguasai ke tiga indikator kemampuan berpikir kreatif yang harus dicapai dalam penelitian ini, yaitu: 1) Subjek SK menunjukkan indikator kefasihan dalam mengerjakan soal nomor 1 karena dia mampu menemukan ukran panjang dan lebar persegi.panjang dari luas.yang.diketahui dengan cara pemfaktoran dari 60 m2. 2) Subjek SK mampu menghasilkan berbagai macam ide atau gagasan yang berbeda dengan baik (flexibility), hal ini dapat diliat dari kemampuan subjek dalam memberikan alternatif jawaban untuk menghasilkan nilai panjang dan lebar serta keliling persegi panjang. Disini Subjek SK mampu memberikan dua solusi yang pertama subjek mencari nilai panjang dan lebar dengan mengalikan dua bilangan asli yang hasilnya 60 dan yang kedua subjek menghasilkan nilai panjang dan lebar dengan pemfaktoran dari 60. 3) Subjek SK mampu mengembangkan, menambah serta memperkaya gagasan atau jawaban yang diberikan, dalam artian subjek menyelesaikan soal bangun datar segi empat dengan sistematis atau terstruktur. Hal ini dilihat dari hasil lembar jawaban subjek yang tersusun rapi, mulai dari apa yang diketahui, ditanyakan serta penyelesaian yang tersusun rapi.

2. Subjek Kategori Kreatif (K)

Berdasarkan hasil tes dan wawancara terhadap subjek K, Subjek K mampu berpikir kreatif namun hanya menguasai 2 indikator yaitu: 1) Subjek K mampu menyelesaikan soal bangun datar segi empat dengan baik dan benar (fluency), 3) Subjek K mampu mengembangkan, menambah serta memperkaya gagasan atau jawaban yang diberikan, dalam artian subjek menyelesaikan soal bangun datar segi empat dengan sistematis atau terstruktur. Sedangkan satu indikator lainnya belum mampu dikuasai yaitu indikator 2) Subjek mampu menghasilkan berbagai macam ide atau gagasan yang berbeda dengan baik (flexibility).

3. Subjek Kategori Kurang Kreatif (KK)

Berdasarkan hasil tes dan wawancara, Subjek KK hanya bisa mencapai 1 indikator dalam kemampuan berpikir kreatif yaitu: 1) Subjek KK mampu menyelesaikan soal bangun datar segi empat dengan baik dan benar (fluency),subjek KK mampu menentukan panjang masing-masing diagonal dengan baik dan benar. Sedangkan untuk dua indikator lainnya yang belum terpenuhi yaitu: 2) Subjek mampu menghasilkan berbagai macam ide atau gagasan yang berbeda dengan baik (flexibility), 3) Subjek mampu mengembangkan, menambah serta memperkaya gagasan atau jawaban yang diberikan, dalam artian subjek menyelesaikan soal bangun datar segi empat dengan sistematis atau terstruktur.

4. Subjek Kategori Tidak Kreatif (TK)

Berdasarkan jawaban tertulis serta wawancara, rata-rata siswa berada pada kategori ini dimana ketiga indikator kemampuan berpikir kreatif belum mampu terpenuhi oleh subjek. Dari hasil tes dan wawancara subjek TK belom memenuhi indikator berpikir kreatif karena subjek menjawab dengan tidak lancar (kefasihan). subjek ini tidak bisa menuliskan cara yang berbeda (flesibilitas) dan tidak bisa menyelesaikan soal secara baik dan rinci (penguraian). Siswa yang berada pada tingkat ini dapat dikatakan berkemampuan kreatif yang rendah karena siswa tersebut belum bisa memperlihatkan ketiga indikator yakni kefasihan, fleksibilitas, dan penguraian. Subjek ini kesulitan untuk memahami masalah dan memperkirakan solusinya. Saat subjek TK menyelesaikan soal Subjek TK tidak mengetahui apakah cara yang diberikan sudah benar atau tidak. Adapun indikator kemampuan berpikir kreatif yang tidak terpenuhi oleh Subjek KK yaitu: 1) Subjek mampu menyelesaikan soal bangun datar segi empat dengan baik dan benar (fluency), 2) Subjek mampu menghasilkan berbagai macam ide atau gagasan yang berbeda dengan baik (flexibility), 3) Subjek mampu mengembangkan, menambah serta memperkaya gagasan atau jawaban yang diberikan, dalam artian subjek menyelesaikan soal bangun datar segi empat dengan sistematis atau terstruktur.

Dari hasil penelitian yang telah peneliti paparkan diatas, dapat diketahui bahwa tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa berbeda-beda. Penelitian ini searah dengan penelitian yang dilaksanakan oleh (Lisliana et al., 2016) dimana ada beberapa penemuan penelitian, yakni:.1) adanya perbedaan pada

kemampuan berpikir kreatif siswa; 2) sebagian besar siswa mampu menghasilkan jawaban dan ide yang beragam atau menyelesaikan berbagai soal dengan fasih; 3) ada siswa yang mampu memecahkan masalah dengan beragam cara, akan tetapi masih bersifat homogen; 4) ada siswa yang mampu memecahkan masalah dengan berbagai macam cara dan bersifat heterogen; 5) siswa dengan kemampuan matematika tinggi memiliki tingkat berpikir kreatif pada tingkat ke-3 (kreatif); 6) terdapat siswa dengan kemampuan matematika sedang mampu menunjukkan tingkat berpikir kreatif pada tingkat ke 3 (kreatif); 7) mayoritas siswa kurang teliti dalam mencermati soal yang diberikan.

Sejalan dari pendapat Guilford (Lisliana et al., 2016) menyatakan bahwa ada asumsi dalam berpikir kereatif yakni setiap orang dapat berpikir kreatif dan berpikir kreatif ialah suatu hal yang dapat dipelajari sehingga setiap orang punya porsi masing-masing dalam mencapai tingkatan berpikir kreatif tergantung dari cara mereka dalam mewujudkannya.

Dokumen terkait