• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR SEGI EMPAT PADA SISWA KELAS VII MTS AISYIYAH SUNGGUMINASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR SEGI EMPAT PADA SISWA KELAS VII MTS AISYIYAH SUNGGUMINASA"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan Dam Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh FADILAH NIM. 105361109516

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR TAHUN 2020

(2)
(3)
(4)

iii

SURAT PERNYATAAN

Nama : Fadilah

Nim : 105361109516

Program Studi : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi : Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Dalam Menyelesaikan Soal Bangun Datar Segiempat Pada Siswa Kelas VII Mts Aisyiyah Sungguminasa

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah asli hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Oktober 2020 Yang Membuat Perjanjian

Fadilah NIM. 105361109516

(5)

iv

SURAT PERJANJIAN

Nama : Fadilah

Nim : 105361109516

Program Studi : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi : Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Dalam Menyelesaikan Soal Bangun Datar Segiempat Pada Siswa Kelas VII Mts Aisyiyah Sungguminasa

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya yang menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun). 2. Dalam penyusunan skripsi ini saya selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi ini.

4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3 maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang ada.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Oktober 2020 Yang Membuat Perjanjian

Fadilah NIM. 105361109516

(6)

v kecuali bagi orang-orang yang khusyuk”

(QS. Al-Baqarah: 45)

“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…”

(QS. Al-Baqarah: 286)

“sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)”

(QS. Al-Insyirah: 6-7)

Kupersembahkan karya ini untuk:

Kedua orang tuaku, saudariku, keluargaku

serta para sahabatku atas doa serta dorongannya dalam

(7)

vi

Menyelesaikan Soal Bangun Datar Segi Empat Pada Siswa Kelas VII Mts Aisyiyah Sungguminasa. Skripsi jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar, Oktober 2020. Pembimbing I Sri Satriani dan Pembimbing II Ernawati.

Dalam proses pembelajaran matematika, pada umumnya masih identik dengan pengenalan rumus-rumus serta konsep secara verbal tanpa ada perhatian yang cukup pada pemahaman siswa, yang dimana hal ini menyebabkan terhambatnya daya imajinasi dan daya kreasi yang dimiliki siswa karena siswa tidak terlatih untuk berintuisi, berimajinasi, dan mencoba segala kemungkinan atau hal-hal baru yang dapat menumbuhkan jiwa kreativitas yang dimiliki siswa untuk menyelesaikan suatu masalah matematika. Dari uraian ini, peneliti merancang sebuah penelitian deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi bangun datar segi empat. Dalam penelitian ini menggambarkan siswa di kelas VII C Mts Aisyiyah Sungguminasa tahun ajaran 2020/2020 yang dipilih berdasarkan hasil tes tertulis kemudian dikategorikan dalam setiap tingkat kemampuan berpikir kreatif dimana, ditingkatan berpikir kreatif mencangkup 3 indikator yakni Kefasihan (fluency), Fleksibilitas

(flexibility) dan Penguraian (elaborasi). Dari hasil pengkategorian terpilih 4 subjek

yang diberikan wawancara lebih mendalam tentang kemampuan subjek dalam berpikir kreatif.

Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) kemampuan berpikir kreatif siswa pada Mts Aisyiyah Sungguminasa khususnya pada kelas VII C dalam menyelesaikan soal bangun datar segiempat masih tergolong sangat rendah. Hal ini ditunjukkan dari hasil lembar jawaban dan wawancara terhadap subjek dimana rata-rata siswa dikelas tersebut berada pada tingkat ke-0 (Tidak Kreatif). (2) Ada 3 indikator berpikir kreatif yang harus terpenuhi oleh siswa antara lain: 1) fluency, dimana Subjek mampu menyelesaikan soal bangun datar segi empat dengan baik dan benar. Namun pada penelitian ini hanya ada 2 siswa Mts Aisyiyah Sungguminasa Kelas VII C yang mampu mencapai indikator kefasihan ini, 2)

(8)

vii

Subjek mampu mengembangkan, menambah serta memperkaya gagasan atau jawaban yang diberikan, dalam artian subjek menyelesaikan soal bangun datar segi empat dengan sistematis atau terstruktur, namun dalam penelitian ini hanya ada 2 siswa yang mampu mencapai kategori kerincihan ini.

(9)

viii

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis masih diberi nikmat kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Dalam Menyelesaikan Soal Bangun Datar Segiempat Pada Siswa Kelas VII Mts Aisyiyah Sungguminasa”. Tidak lupa pula Sholawat serta salam penulis curahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit penulis mengalami kesulitan. Namun dibalik itu semua, berkat ketekunan, kerja keras dan kesungguhan hati serta doa dan dorongan semangat dari berbagai pihak, Alhamdulillah semua masalah yang penulis hadapi dapat teratasi sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas ini hingga akhir dengan baik walaupun masih jauh dari kesempurnaan. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta, Bapak Sujiman Siri dan Ibu Irma yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan besar berupa moril dan materil yang takterhingga. Serta untuk Saudari kandung penulis, Wahdalia yang selalu sabar membantu dan mendukung penulis dalam segala hal. Penulis juga banyak mengucapkan terima kasih kepada;

1. Ayahanda Prof. Dr. Ambo Asse, M.Ag. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar beserta jajarannya.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Ayahanda Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. beserta jajarannya. 3. Ayahanda Mukhlis, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika

(10)

ix

5. Ibunda Sri Satriani, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan Ibunda Ernawati, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis.

6. Ayahanda Ma’rup, S.Pd., M.Pd. dan Ayahanda Fathrul Arriah, S.Pd., M.Pd. selaku validator yang telah memberikan arahan serta petunjuk terhadap instrumen penelitian.

7. Para Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan ilmu selama penulis menempuh pendidikan.

8. Para Staf Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah melayani dengan penuh sabar demi kelancaran proses perkuliahan.

9. Ibunda Hj. Hasna R, S. Ag. selaku kepala sekolah Mts. Aisyiyah Sungguminasa yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

10. Ibunda Kapriana Eka Putri, S.Pd selaku guru bidang studi matematika Mts Aisyiyah Sungguminasa yang telah membantu peneliti selama proses penelitian.

11. Siswa-siswi kelas VII C Mts Aisyiyah Sungguminasa yang telah bekerjasama dalam pelaksanaan penelitian ini.

12. Saudari-saudari seperjuangan Lovia, Chame, Indah, Uli, Uni, Ayu, Pute, Hasri, Niar, Amel, Ani dan Mita yang selalu bersedia menemani penulis dalam suka-duka, serta senantiasa memberikan ide, motivasi, dam dorongan selama penyusunan skripsi ini.

13. Teman-teman angkatan 2016 di Pendidikan Matematika khususnya AJAL 2016 C yang selalu memberikan semangat serta selalu membersamai dalam suka-duka

(11)

x

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pada peneliti pada umumnya. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Makassar, Oktober 2020

Penulis,

Fadilah

(12)

xi HALAMAN JUDUL

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...i

SURAT PERNYATAAN ...ii

SURAT PERJANJIAN ...iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...iv

ABSTRAK ...v

KATA PENGANTAR ...viii

DAFTAR ISI ...xi

DAFTAR TABEL ...xiii

DAFTAR GAMBAR ...xiv

BAB I PENDAHULUAN ...1 A. Latar Belakang ...1 B. Rumusan Masalah ...4 C. Tujuan Penelitian ...4 D. Manfaat Penelitian...4 E. Batasan Istilah ...5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...7

A. Kajian Teori...7

B. Kerangka Pikir ...13

C. Penelitian Relevan ...14

BAB III METODE PENELITIAN ...17

A. Jenis Penelitian ...17

B. Lokasi dan subjek Penelitian ...17

C. Fokus Penelitian ...17

D. Prosedur Penelitian ...18

E. Instrumen Penelitian ...19

F. Teknik Pengumpulan Data ...20

G. Teknik Analisis Data ...22

(13)

xii C. Keterbatasan Peneliti ...47 BAB V PENUTUP ...49 A. Kesimpulan ...49 B. Saran ...50 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(14)

xiii

2.1 Aspek dan Indikator Berpikir Keatif ... 9

2.2 Tingkat Kemampan berpikir kreatif ... 11

4.1 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 26

4.2 Subjek Terpilih ... 26

4.3 Aspek Ketercapaian Subjek ... 42

(15)

xiv

4.1.1 jawaban soal nomor 1 subjek SK ... 27

4.1.2 Jawaban Soal Nomor 2 Subjek Sk ... 30

4.1.3 Jawaban Soal Nomor 1 Subjek K ... 33

4.1.4 Jawaban Soal Nomor 2 Subjek K ... 34

4.1.5 Jawaban Soal Nomor 1 Subjek KK ... 36

4.1.6 Jawaban Soal Nomor 2 Subjek KK ... 37

4.1.7 Jawaban Soal Nomor 1 Subjek TK ... 39

4.1.8 Jawaban Soal Nomor 2 Subjek TK ... 40

(16)

1 A. Latar Belakang

Dalam kehidupan manusia, salah satu peran yang sangat penting ialah pendidikan. Sebab dengan adanya pendidikan, manusia mampu memperlebar potensinya melalui proses pembelajaran (Anggoro, 2015). Mata pelajaran yang ada dalam dunia pendidikan salah satunya yakni matematika. Fungsi matematika dapat menyelesaikan suatu permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun salah satu tujuan dalam pembelajaran matematika adalah untuk mengembangkan kemampuan dalam berfikir kreatif. Di dalam menghadapi persoalan matematika yang ada, siswa sebisa mungkin harus memiliki kemampuan ini. Tidak hanya dalam menyelesaikan suatu permasalahan matematika, tetapi juga menjawab masalah yang di alami di kehidupan sehari-hari. Sekalipun dalam berpikir kreatif menjadi salah satu pendukung dalam proses belajar matematika, namun sampai saat ini sangat jarang siswa memiliki kemampuan dalam berfikir kreatif (Machromah et al., 2015)

Berpikir kreatif ialah salah satu keterampilan berpikir yang diawali dengan munculnya sensitivitas terhadap kejadian yang sementara dihadapi, dimana kejadian itu didapatkan dari munculnya suatu permasalahan yang harus dipecahkan. Proses kreatif akan muncul bila ada masalah. Pemberian masalah matematika kepada siswa inilah yang akan menantangnya untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan mengembangkan cara berfikirnya (Lisliana et al., 2016)

(17)

Matematika merupakan salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan siswa. Hudojo (Ardiansyah et al., 2015) mengemukakan bahwa matematika ialah salah satu alat yang bisa memperluas cara berpikir. Pembentukan sikap pola piker kritis dan kreatif ialah hal yang terpenting dari tujuan suatu pembelajaran matematika. Mata pelajaran ini diberikan untuk memperluas keterampilan dalam mengunakan matematika dalam memecahkan persoalan. Memecahkan persoalan merupakan suatu bentuk agar menemukan solusi dari suatu tujuan yng sulit dicapai (Lisliana et al., 2016)

Pada umumnya, pembelajaran matematika selalu berkaitan dengan rumus-rumus serta konsep-konsep secara verbal. Pembelajaran matematika pula dinilai belum mampu memfokuskan atas peningkatan daya nalar, logika, dan aktivitas berpikir siswa. Pada kejadiaan ini pembelajaran ini bisa memperlambat siswa dalam memaksimalkan kapabilitas imajinasi dan daya kreasi yang dimiliki. Keadaan ini menyebabkan siswa belum kompeten untuk berintuisi, bermajinasi, dan melakukan beberapa solusi penyelesaian yang selaras dengan kreativitas yang dmiliki agar dapat menyelesaikan persoalan tersebut (Machromah et al., 2015).

Adapun cara lain yang bisa mengacu pada kemampuan berpikir kreatif untuk pembelajarn matematika ialah membiasakan diri menyelesaikan persoalan. Berpikir kreatif sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan soal matematika terutama pada geometri. Murid dilatih serta didorong untuk belajar menyelesaikan sebuah masalah sehinga pemahamannya untuk suatu konsep menjadi lebih bermakna (Widi Trisna Putri & Ratu, 2018).

(18)

Menurut sudut pandag psikolog, geometri ialah penyampaian absraksi dari keahlian visual dan spasial, misalnya bidang, pola, pengukuran dan pemetaan. Dari sudut pandang matmatika, geometri mempersiapkan penghampiran untuk memecahkan persoalan, misalnya gambar-gambar, diagram, sistem koordinat, vektor, dan transformasi. Salah satu materi geometri di Mts Aisyiyah Sungguminasa Kelas VII yaitu segiempat yang terdiri dari persegi, persegi panjang, trapesium, belah ketupat, dan jajar genjang. Hasil observasi di Mts Aisyah Sungguminasa, siswa terbilang aktif dalam proses pembelajaran, jadi untuk itu peneliti ingin mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses pembelajaran. Dimana, pada pembelajaran geometri siswa dituntut untuk berpikir kreatif, tanggap dan imajinatif dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada. Karena pada pokok bahasan geometri, siswa diarahkan untuk menganalisa gambar ataupun soal cerita. Dalam materi geometri, bangun datar merupakan materi dasar bagi siswa yang seharusnya mampu menguasai sebelum menuju materi geometri yang lebih kompleks.

Hasil penelitian dari (Lisliana et al., 2016) menjelaskan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa pada Geometri khususnya khususnya materi Setitiga itu sangat beragam. Adapun tingkat kemampuan berpikirf kreatif siswa dalam menyelesaikan/menjawab permasalahan ini menunjukan jumlah siswa yang ada pada tingkat-0 yakni tidak kreatif lebih banyak dibanding siswa yang kreatif.

Berdasarkan beberapa penjelasan diatas saya berinisiatif untuk mengangkat judul penelitian yakni, “Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Dalam Menyelesaikan Soal Bangun Datar Segi Empat Pada Siswa Kelas VII Mts Aisyiyah Sungguminasa.”

(19)

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas yakni bagaiman akemampuan berpikir kreatif dalam menyelesakan soal bangun datar segiempat pada siswa kelas VII di Mts Aisyah Sunggumminasa?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif dalam menyelesaikan soal bangun datar segi empat pada siswa kelas VII Mts Aisyah Sungguminasa.

D. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini, diharapkan bisa memberikan sumbangsi pemikiran mengenai kemampuan berpikir kreatifsiswa dalam menjawab permasalahan matematika khususnya soal bangundatar segi empat. b. Manfaat Praktis

1. Bagi Siswa

Dari penelitian ini diharapkan mampu melatih kemampuan berpikir siswa melalui indikator-indikator kemampuan berpikir kreatif sehingga siswa lebih termotivasi untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan berbagai permasalahan matematika.

2. Bagi Guru

Penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan acuan pada guru bidang studi matematika dalam memperoleh informasi tentang kemampuan

(20)

seorang siswa dalam berpikir secara kreatif untuk menyelesaikan soal bangun datar kelas VII Mts Aisyiyah Sungguminasa hingga guru bisa memberikan bantuan kepada murid agar mampu untuk berpikir kreatif. 3. Bagi Penulis

Dari penelitian ini, penulis bisa memperkaya wawasan serta pengalaman langsung tentang bagaimana tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa untuk menjawab persoalan matematika khususnya pada materi bangun datar segiempat.

4. Bagi Peneliti Lain

Dari adanya penelitian ini, peneliti lain bisa menjadikannya bahan rujukan atau referensi dalam mengembangkan penelitian yang menyangkut tentang deskripsi kemampuan berpikir kreatif dalam menyelesaiikan soal bangun datar segiempat siswa pada kelas VII Mts Aisyiyah Sungguminasa.

E. Batasan Istilah

Batasan istilah dibuat untuk menyamakan pemahamam terkait istilah-istilah yang ada dalam judul penelitian. Ada berbagai istilah yang digunakan dan perlu adanya pembatasan yang lebih searah dengan suatu konsep pemahaman, agar pemikiran pembaca serta peneliti mempunyai tanggapan yang selaras. Adapun beberapa istilah yang dipakai untuk penulisan ini yakni;

1. Deskripsi, dimana deskripsi yang dimaksud ialah bentuk karangan yang menggambarkan keadaan sesuai dengan yang sesungguhnya dengan

(21)

maksud untuk mengutarakan pendapat terhadap sesuatu, dengan sifat dan gerak-geriknya, atau sesuatu yang lain kepada pembaca.

2. Kemampuan Bepikir Kreatif. Berpikir kreatif yang dimaksud adalah suatu keaadan dimana siswa mampu dalam memahami masalah dan menemukan penyelesaian yang sesuai dengan indikator kemampuan berpikirkreatif yakni kefasihan (fluency), fleksibilitas (flexibility), dan kerincihan

(elaborasi). Dengan adanya indikator ini, peneliti lebih mudah mengukur

sejauh mana kemampuan berpikir kreatif siswa yang dengan menggunakan Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif (TKBK) yaitu Tingkat Berfikir Kreatif ke-3 (kreatif), Tingkat Berfikir Kreatif ke-1 (kurang kreatif), Tingkat Berfikir Kreatif ke-0 (tidak kreatif).

3. Bangun datar segiempat, yang dimaksud disini adalah bangun yang semua titik penyusunannya pada bidang datar yang sama. Contohnya persegi, persegi panjang, jajargenjang, trapezium, dan lain-lain.

(22)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Deskripsi

Keraf (Hasanah, 2011) deskripsi berasal dari sebuah kata latin describere yang berarti menulis tentang atau menceritakan suatu hal. Sebaliknya kata deskripsi dapat diterjemahkan menjadi pemerian, yang berasal dari kata pememerikan yang artinya ‘melukiskan sesuatu hal’.

Deskripsi ialah upaya para penulis dalam menggambarkan perincihan dari obyek yang sedang diperbincangkan yang berkaitan dengan bentuk tulisan. Dalam penggambaran, penulis menuangkan kesan, hasil pengamatan, dan perasaannya.untuk sang pembaca memberikan semua perincian wujud dan sifat yng dapt ditemukan. pada objek tersebut. Sasaran yang akan di raih oleh seovrang penulis ialah menciptakan atau mengusahakan terciptanya daya khayal (imaginasi) para pembaca, seakan objek yang di khayalkan sebagai yang dialami secara fisik dari penulisnya yang merekalihat sendiri secara keseluruhan. Keraf (Hasanah, 2011)

Menurut Alwasilah dan Senny (Harwati, 2018) deskripsi yakni cerminan verbal ihwal manusa,objek, penamplan, panorama alam, ataupun peristiwa. Teknik penyusunan ini mengambarkan suatu sedemkian rupa sehingga pembaca terbuat sanggup( seakan merasakan, memandang, mendengar, ataupun hadapi) sebagamana dipersepsi oleh pancaindera. Deskripsi sangat mengandalkan pencitraan konkret serta rincian ataupun spesifikasi sebab dilandasi pada panca indera.

(23)

Dari berbagai paparan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa tulisan deskripsi ialah tulisn yang mengusahakan penggambaran.obyek secara detail secara mendalam serta tersusun sesuai dengan keadan yang sesunggunya tentan sesuatu yang dilukiskan tersebut sehingga pembaca seakan-akan melihat, merasakan, atau mengalami langsung objek tersebut.

2. Kemampuan Berpikir Kreatif

Kemampuan (ability) artinya kapasitas seorang individu untuk melakukan bermacam-macam tugas untuk suatu pekerjaan. Kemampuan juga diartikan kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam menekuni suatu keahlian dan digunakan untuk mengerjalan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. (Fitriani & Wardianti, 2014)

Berpikir kreatif (Asikin et al., 2019) adalah berpikir secara matematis dalam menyelesaikan masalah matematika. Jika murid dapat menyelesaikan masalah rutin matematika dengan cara yang berbeda dengan cara yang diajarkan oleh guru di kelas, maka murid tersebut dapat dikatakan kreatif dalam matematika.

Berpikir kreatif diartikan sebagai suatu proses yang digunakan seseorang dalam mensintesis (menjalin) ide-ide, membangun ide-ide baru, merencanakan dan menerapkannya untuk menghasilkan produk yang baru secara fasih (fluency) dan fleksibel. Dengan artian bahwa seseorang mampu memecahkan persoalan yang ada dan memiliki penyelesaian permasalahan yang lebih dari satu.

Siswono (Widi Trisna Putri & Ratu, 2018) menyatakan bahwa dengan terbiasa dalam memecahkan suatu masalah matematis dapat mendorong

(24)

murid dalam menunjukkan kemampuan berpikir kreatif dalam suatu pembelajaran. Karena murid tak sekedar dibekali argument maupun rumus, namun disini murid juga diasah dan membiasakan diri agar mampu menyelesaikan persoalan hingga pemahaman murid dapat meningkatkan konsep sehingga lebih bermakna.

Menurut (Machromah et al., 2015) tingkat berpikir kreatif yakni suatu tingkatan berpikir yang hierakhis dengan dasar pengkategoriannya berupa hasil berpikir kreatif (kreativitas) matematis, yang dapat dilihat berdasarkan komponen-komponen kreativitas, antara lain kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan baik dalam pemecahan maupun pengajuan masalah matematika. Sedangkan menurut munandar (Octafia et al., 2018) kemampuan berpikir kreatif dapat diu kur dengan memberikan tes pada empat aspek yaitu berpikir lancer (fluency), berpikir luwes (flexibility), orisinalitas berpikir

(originality), dan penguraian (elaborasi).

Tabel 2.1 Aspek Dan Indkator Berpikirkreatif Aspek Berpikirkreatif Indikator Berpikirkreatif

Kefasihan(Fluency)

Murid mampu menyelesaikan persoalan bangun datar segi empat dengan memberikan alternatif penyelesaian masalah matematika dengan lancar dan benar.

Fleksibilitas (Flexibility)

murid mampu menyelesaikan masalah bangun datar segi empat dengan merumuskan ide-ide matematik yang bermacam. Namun ada hal dikategorikan bermacam, apabila jawaban tersebut tampak berlainan yang mengikuti pola.tertentu, misalnya suatu jenis

(25)

bangun datar yang sama tetapi dengan ukuran yang berbeda.

Kebaruan (originality)

Dalam indikator ini murid mampu menyelesaikan persoalan dengan penyelesaian yang jarang dipaparkan murid pada umumnya.

Penguraian (elaborasi)

Murid mampu menguraikan secara rinci memperkaya gagasan dengan cara menambah dan mengembangkan memperluas suatu gagasan atau murid mampu untuk memperinci sesuatu, baik itu jawaban ataupun prosedur dalam mencapai jawaban tersebut.

Berlandaskan pada pendapat diatas, kemampuan berpikir kreatif pada penelitian ini yakni keterampilan yang diperlukan murid untuk menggembangkan suatu pemikiran atau gagasan yang berbeda dalam menyelesaikan permasalahan pada materi bangun datar segi empat. Penelitian ini mengembangkan indikator kemampuan berpikir kreatif murid yakni Kefasihan (Fluency), Fleksibilitas (Flexibility), dan Penguraian

(elaborasi). Dalam penelitian ini, peneliti tidak menggunakan indikator

kebaruan (originality) karena dari hasil survey sekolah yang peneliti akan teliti, kemampuan muridnya tergolong rata-rata sedangkan untuk indikator kebaruan hanya murid-murid tertentu yang mampu mencapai indikator tersebut.

Adapun untuk tingkatan kemampuan berpikir kreatif dalam penelitian ini dengan menggunakan tiga indikator berpikir kreatif yakni;

(26)

Table 2.2.Tingkat Kemampan berpikir kreatif

Tingkat,.Kemampuan. .Karakteristik.

TingkatKe-4

(Sangatkreatif)

Pada.tingkat.ini murid dikatakan sangat kreatif apabila mampu menyelesaikan soal bangun datar segi empat dengan ketiga indikator yakni kefasihan (fluency), fleksibilitas (fleksibility), dan penguraian (elaborasi) dalam memecahkan masalah.

Tingkat Ke-3

(Kreatif)

Pada tingkat ini murid dikatakan kreatif apabila mampu menyelesaikan soal bangun datar segi empat dengan dua indikator yakni kefasihan

(fluency) dan penguraian (elaborasi) dalam

memecahkan masalah.

Tingkat Ke-2

(Cukup Kreatif)

Untuk tingkat berpikir yang ke-2 ini murid dikatakan cukup kreatif apabila murid mampu menyelesaikan soal bangun datar segi empat dengan dua indikator yakni fleksibilitas

(fleksibility), dan penguraian (elaborasi).

Tingkat Ke-1

(Kurang Kreatif)

Murid hanya bisa menuliskan penyelesaian dari persoalan dengan cara penyelesaiannya berbentuk fasih (fluency).

Tingkat Ke-0

(Tidak Kreatif)

Pada tingkat ini dikatakan murid tidak kreatif, karena murid tidak bisa menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan semua aspek indikator yang ada.

(27)

3. Bangun Datar Segiempat

Salah satu materi mata pelajaran matematika adalah materi bangun datar segiempat yang diajarkan di SMP kelas VII. Bangun datar segi empat adalah ruas garis tertentu yang digabungkan oleh empat buah titik dimana titik tersebut tidak segaris, yang sepasang-sepasang bertemu pada ujung-ujungnya dan setiap ruas garis pasti bertemu dengan dua sudut-sudut yang terbentuk disebut-sebut dalam segiempat dengan titik-titik sudut adalah keempat titik tersebut. Bangun datar segiempat meliputi persegi, persegi panjang, jajar genjang, bela ketupat, layang-layang dan trapesium. (Hasanah, 2011)

a. Persegi..

.Persegi..yaitu suatu segiempat yang dimana semuasisinya sama panjag dan untuk semua sudutnya juga sama besar. Seperti tegel, papan catur dan masih banyak lagi.

b. Persegi Panjang

Persegipanjang ialah suatubangun datar segiempat yang dimnasisi yang berhadapan sama panjag dan ukuran semuaa sudutnya juga sama besar. Seperti lapangan sepak bola, papan tulis, dsb.

c. JajarGenjang

Jajargenjang ialahsuatu bidang datar yang dibatasii oleh dua pasangsisi yang sejajar. Seperti adalah makanan.wajik.

(28)

Trapesium ialah bangun datar segiempat yang memilki satu pasang sisi yg sejajaakan tetapi tidak sama panjang. Trapesium terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Trapesium samakaki dan Trapesim.sikusiku.

e. Belah Ketupat

Belahketupat ialah bangun datar segiempat yang dibentuk dari 4 sisii yg sama panjang, kemudan 4 titk sudut dimana untk setiapsudut yang berhadapan ukurannya sama. Seperti keetupat lebaran.

f. Layang-Layang

Layang-layang ialah bangun datar segiempat yang dibentuk oleh dua buahsegitiga sama kakii yang alasnyaa sama panjang danberimpit, dimana setiap sudut yang sehadap ukurannya sama besar, dan diagonal-diagonalnya saling tegak lurus satu sama lain. Seperti layangan.

B. Kerangka Pikir

Dalam suatu pembelajaran matematika menempati posisi sangat penting, karena matematika memiliki peran dalam berbagai dimensi kehidupan. Namun hal tersebut bertolak belakang dimana kemampuan murid dalam belajar matematika kurang karena sifat objek matematika yang abstrak dan membutuhkan pemahaman yang tepat untuk dapat memecahkan persoalan dengan.baik dan benar.

Dalam kelas suatu pembelajaran akan efektif jika murid aktif berpartisipasi dan melibatkan diri secara langsung dalam proses pembelajaran. Murid diharap dapat berproses secara mandiri, menemukan sendiri atau memahami sendiri konsep yang sebelumnya telah diajarkan yaitu dengan memahami langsung.

(29)

Oleh karena itu, Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mewujudkannya pola pikir murid secara mandiri yaitu dengan mengukur tingkat kreativitas murid.

Berpikir kreatid merupakan keterampilan hidup yang sangat dibutuhkan seorang peserta didik dalam menghadapi kemajuan IPTEK yang semakin maju serta tantangan, tunturan, dan persaingan. Dalam menciptakan pemikiran ata gagasan seseorang harus memiliki kreativitas sehingga mampu menghasilkan sesuatu yang baru.

Materi bangun datar segi empat merupakan materi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari murid. Melalui kemampuan berpikir kreatif, murid dapat melatih pengetahuannya melalui tingkat kreativitas dan pengalaman langsung dalam kegiatan pembelajaran. Murid dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan mencari soal-soal dan guru sebagai pembimbing dapat mengarahkan murid untuk menemukan sendiri materi yang harus dipahami, atau menyelesaikan sendiri soal yang mereka dapatkan.

C. Hasil Penelitian Relevan

1. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan oleh (Widi Trisna Putri & Ratu, 2018) dapat disimpulkan bahwaa murid bekemampuan tinggi dalam proses memecahkann soal berpikir kretif luas gabungan dengan tiap tingka berpikir kreatif mampu memnculkan 1 indkator kemapuan berpikirkreatif yaitu fleksibiltas, subject mampu memberikan lebh darisatu alternative penyelesaian secara baik. Sedangkan, murid bekemampuansedang dalm menyelesaikansoal berpikrkreatif luasgabungan degan tiaptingkat

(30)

berpkirkreatif dapat memuncukan indictor kemampuan berpikir kreatif yakni kefasihan, subjek dengan fasihh mampu menyelesaikan soal dengan bervarisi jawaban. Serta bagi murid bekemampuan rendah dalam menyelesaikan soal berpikir kreatif luas gabungan dengan tiap tingkat berpkir kreatif belum mampu memuncukan ketiga indkator kemampuaan berpikir kreatif dengan bait; kefashan, fleksibiltas dan kebaruan belum mampu terlihatdari jawaban yang diberkan oleh subjek. Adapun Persamaan dari penelitian ini yakni sama-sama meneliti tentang tingkat kemampuan berpikir kreatif murid yang diukur dari ketercapaian 3 indikator kemampuan berpikir kreatif. Sedangkan untuk Perbedaan dari penelitian ini yakni dari indikator yang diangkat dalam menentukan tingkat berpikir kreatif murid dimana pada penelitian Widi Trisna Putri & Ratu, 2018 menggunakan indikator kebaruan sebagai aspek kemampan berpikirkreatif. 2. Berdasakanhasil penelitin yang diperoleh oleh (Lisliana et al., 2016)

secaraumum dapt disimpukan bahwaterdapat 5 murid (19,23%) mampu mencapi tingkatke-3 (kreatif), 10 murid (38,46%) hanyamampu mencpai tingkat ke-1 (kurangkreatif), serta11 murid (42,31%) beradpada tingkatke-0 (tidakkreatif). Secara kusus berdasarkan sub-sub masalah yang dirumuskan, maka didapatkesimpulan yakni:

a. Murid yang berkemmpuantinggi dapat memperoleh tingkatberpikir kretif ke-3. Merkamampu memenhi indkator kefashan dan fleksibilitas. Mereka menyelesikan masalah dengadua cara atau lebih;

b. Murid yang berkemampuansedang dapat tingkat berpikir kreatif ke-3 mampu memenui indikator kefasihan dan fleksibilitas. Adapun murid

(31)

berkemampan sedang dengan tingkat berpikir kreatif ke-1 hanya mampu memenuhi indikator kefasihan. Mereka menyelesaikan masalah dengn dua ide penyelesaian;

c. Murid yang berkemampuan rendah tidak mampu menunjukan indikator kefasihan, fleksibiitas, dan kebaruan sehinga merka masuk dalam tingkat ke-0 (tidak kreatif). Mereka tidk dapat menyelesakan masalah dengan benar.

(32)

17 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini ialah penelitian deskriptif kualititatif untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif dalam menyelesaikan soal bangun datar segiempat siswa kelas VII Mts Aisyiyah Sungguminasa. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif karena menggunakan kondisi alamiah maksudnya peneliti terjun langsung di lapangan pada lingkungan atau kondisi dari subjek penelitian tanpa memberikan perlakuan kepada subjek tersebut, dengan instrumen utama di sini yaitu peneliti itu sendiri.

B. Lokasi Dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Mts Aisyiyah Sungguminasa. Adapun untuk subjek penelitian yakni siswa kelas VII yang dipilih sesuai kriteria yang disediakan. Pengambilan subjek pada penelitian ini berdasarkan hasil tes tertulis yang diberikan kepada seluruh siswa kelas VII Mts Aisyiyah Sungguminasa. Kemudian dari hasil tes tersebut, peneliti memilih masing-masing satu orang siswa pada setiap tingkatan berpikir kreatif berdasarkan hasil tes tertulis. Setelah itu, dilakukan wawancara kepada setiap subjek tersebut.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam rancangan penelitian dimaksudkan agar peneliti dapat membatasi masalah-masalah yang ada dilapangan dengan tujuan agar peneliti dapat mencurahkan segenap perhatiannya terhadap apa yang

(33)

semestinya diteliti agar dapat menjawab pertanyaan penelitian dengan sebaik-baiknya. Agar penelitian berjalan dengan baik maka penelitian dipusatkan hanya pada kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal bangun datar segi empat.

D. Prosedur Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, ada tiga tahapan yang dilakukan antara lain,

1. Tahap Persiapan

Sebelum turun penelitian, peneliti sebelumnya melakukan persiapan antara lain sebagai berikut:

a. Meminta izin kepada Kepala MTs. Aisyiyah Sungguminasa. b. Melakukan Observasi Pra penelitian.

c. Menyusun rancangan instrumen penelitian terdiri dari instrumen soal tes dan pedoman wawancara.

d. Melakukan validasi pada instrumen soal tes. 2. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap ini, peneliti melaksanakan penelitian sebagai berikut. a. Menetapkan jadwal tes di sekolah tempat penelitian dilaksanakan. Soal

Tes diberikan kepada seluruh siswa Kelas VII Mts Aisyiyah Sungguminasa.

b. Melaksanakan Tes sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

c. Memeriksa jawaban hasil masing-masing siswa dan menentukan subjek penelitian sesuai kriteria yang akan di wawancara.

(34)

d. Menetapkan jadwal wawancara.

e. Melaksanakan wawancara untuk mengidentifikasi kemampuan berpikir kreatif siswa

3. Tahap Akhir

Setelah melakukan penelitian, selanjutnya yang akan dilakukan adalah menganalisis data melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ialah alat ukur yang digunakan dalam menentukan subjek seperti tes, kuesioner, pedoman wawancara dan pedoman obsevasi yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan berbagai macam data disebuah penelitian (Sugiyono, 2017:156). Adapun instrument yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yakni:

a. Instrument Utama

Pada penelitian ini, instrumen utamanya adalah peneliti itu sendiri dikarenakan peneliti yang terjun di lapangan serta peneliti yang paham mengenai kondisi lapangan tersebut melalui observasi dan wawancara. b. Instrumen Pendukung

1. Tes Tertulis

Diharapkan penelitian ini berjalan dengan baik, maka dibutuhkan instrumen pendukung yang berupa soal uraian. Tes tertulis ini dibuat untuk mengetahuii kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menyelesaikan berbagai macam soal bangun datar segi empat. Tes

(35)

tertulis ini berupa soal uraian (Essay Test) yang telah divalidasi oleh dosen matematika atau guru mata pelajaran matematika di Mts Aisyiyah Sungguminasa.

2. Pedoman Wawancara

Pada pedoman wawancara diberikan pertanyaan-pertanyaan terbuka untuk melengkapi data yang belum dapat terjabarkan keseluruhan pada tes tertulis. Pada wawancara ini peneliti menggunakan pedoman wawancara tidak terstruktur dengan memberikan beberapa pertanyaan yang telah disusun secara sistematis sesuai dengan apa yang ingin diteliti.

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapun untuk teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan ada tiga langka yakni;

a. Tes

Langkah pertama adalah metode Tes dimana, pada metode ini peneliti membagikan soal Tes kemampuan berpikir kreatif kepada siswa.

Pada tahap pelaksanaan tes, siswa diberi waktu untuk mengerjakan soal tersebut tanpa membuka buku dan dalam pengawasan. Pengawasan dilakukan agar siswa tidak melakukan kecurangan selama mengerjakan seperti bertanya kepada teman yang ada di sekitarntya, serta minimalisir faktor lainnya. Tes tertulis ini diupayakan dilaksanakan pada kondisi siswa dalam keadaan prima dalam menjawab soal atau masalah matematis, hal ini dilakukan agar pengambilan datanya dapat maksimal.

(36)

b. Wawancara

Langkah selanjutnya adalah wawancara dimana, peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyan yang telah disusun secara sistematis kepada objek penelitian.

Esterberg dalam Sugiyono, 2017. mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur. Dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis.

Sanapiah Faisal “Lincoln and Guba (Sugiyono, 2017) menuliskan

bahwa ada 7 langkah dalam menggunakan wawancara untuk mengumpulkan data pada penelitian kualitatif, antara lain;

1) Menetapkan subjek yang diwawancarai,

2) Mempersiapkan pokok pembahasan yang ingin diperbincangkan, 3) Perkenalan/intro dalam wawancara,

4) Memulai wawancara,

5) Mengkonfirmasikan hasil wawancara dan mengakhirinya, 6) Menuliskan kembali hasil wawancara,

7) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh. c. Dokumentasi

Langkah terakhir ialah dokumentasi. Dokumen yakni catatan kejadian yang sudah berlalu. Dokumen disini bisa dalam bentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen berperan sebagai sumber data dimana banyak digunakan oleh para peneliti, terutama untuk menguji, menafsirkan dan bahkan untuk meramalkan.

(37)

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif sering mengalami kesulitan pada saat menganalisis karena belum ada pola yang jelas pada data. Sehingga analisis data digunakan selama kegiatan pengumpulan data di lapangan dari pada setelah selesai pengumpulan data..

Untuk persoalan analisis data, Bogdan (Sugiyono 2017:367) menjelaskan bahwa analisis data ialah tahapan dalam mencari dan menyusun secara sistematis data dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan lainnya, sehingga penelitian ini lebih mudah dipahami dan hasilnya dapat diinformasikkan kepasa orang lain.

1. Analisiis data Tes tertulis

Dari hasil tes tertulis kemudian peneliti mengambil 5 siswa dengan siswa nilai tertinggi. Kemudian dianalisis berdasarkan tingkat kemampuan berpikir kreatif.

2. Analisis data wawancara a. Langkah reduksi data

Dalam suatu penelitian, Semakin lama waktu yang digunakan peneliti turun ke lapangan, maka data yang diperoleh juga semakin banyak, kompleks, dan rumit. Data harus dicatat secara teliti dan terinci apabila jumlah data yang diambil di lapangan itu cukup banyak. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data.

(38)

Mereduksi data yakni merangkum hal yang penting berdasarkan tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi sebelumnya akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Dalam proses reduksi data dapat dibantu dengan peralatan eletronik seperti mini komputer, dengan memberikan kode pada aspek tertentu. b. Langkah penyajian data atau display data

Pada sebuah penelitian kualitatif, menyajikan data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, hubungan antar kategori flowchart danyang serupa lainnya. Dalam hal ini Miles (1984)mengungkapkan bahwa yang paling sering dipakai untuk penyajian data pada penelitian kualitatif ialah dengan teks yang bersifat naratif.

Pada langkah penyajian data mencakup kegiatan pengorganisasian hasil reduksi data dengan menyajikan data dalam bentuk teks yang bersifat naratif, sebagaimana bertujuan untuk memudahkan dalam penarikan kesimpulan pada tahap selanjutnya. Data yang disajikan berupa deskripsi kemampuan berpikir kreatif subjek selama wawancara yang telah dilakukan pada penelitian.

c. Langkah penarikan kesimpulan

Langkah setelah penyajian data yaitu penarikan kesimpulan yang bertujuan untuk memberikan penjelasan yang bermakna terhadap hasil dari penyajian data. Dalam hal ini kesimpulan yang akan dituliskan harus mencangkup informasi penting dalam penelitian secara garis besar yang ditulis dalam bahasa yang mudah dimengerti. Penarikan kesimpulan pada

(39)

penelitian ini yaitu mendeskripsikan tentang kemampuan berpikir kreatif dalam menyelesaikan soal bangun datar segi empat siswa kelas VII Mts Aisyiyah Sungguminasa.

H. Rencana Pengujian Keabsahan Data

Dalam rencana pengujian keabsahan data, salah satu teknik yang digunakan untuk memeriksa keabsahan data adalah dengan Triiangulasi. Adapun untuk triangulasi sendiri dibahasakan sebagai teknik/cara pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari beberapa teknik pengumpulan data dari sumber data yang sudah ada sebelumnya (Sugiyono, 2017:242).

Dalam penelitian kali ini, penelitii memakai triangulasi teknik dimana triangulasi teknik yakni peneliti mengumpulkan data yang berbeda-beda untuk menghasilkan data yang sumbersa sama, seperti pada gambar dibawah ini.

sumber

data sama

TES

WAWANCARA

(40)

25 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII.C Mts Aisyiyah Sungguminasa pada hari Senin, 05 Oktober 2020 yang berjumlah dua puluh orang siswa. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mencari tahu kemampuan siswa berpikir secara kreatif dalam menyelesaikaan berbagai permasalahan bangun datar segiempat. Oleh karena itu, dilakukan tes tertulis kemampuan berpikir kreatif. Setelah itu dilakukan wawancara kepada siswa yang terpilih sebagai subjek penelitian.

Dalam pelaksanaan penelitian ini, sebelum memberikan tes tertulis kepada siswa, peneliti terlebih dahulu melakukan proses belajar mengajar secara online terhadap siswa kelas VII.C untuk memberikan pemahaman lebih mendalam tentang materi tes yang akan diberikan. Proses pembelajaran tersebut peneliti lakukan selama dua kali pertemuan secara daring, dikarenakan situasi dan kondisi saat ini yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan pembelajaran secara langsung atau tatap muka.

Tes kemampuan berpikir kreatif siswa terdiri dari dua soal berpikir kreatif yang masing-masing soal mencangkup taiga aaspek/indikator berpikir kreatif yaitu aspek berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), dan berpikir rinci (elaboration) dengan masing-masing skor maksimal 5. Tes kemampuan berpikir kreatif ini diberikan kepada 20 orang siswa. Dari hasil tes tertulis maka diperoleh data kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VII.C dengan tiga orang siswa yang terpilih sebagai subjek, satu pada Tingkat Ke-4 (Sangat Kreatif

(41)

satu siswa pada Tingkat ke-3 (Kreatif), satu siswa pada Tingkat ke-0 (Tidak Kreatif). Adapun hasil tes tertulis dapat disajikan di tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil.Tes.Kemampuan.Berpikir.Kreatif Kemampuan.Berpikir.Kreatif

Jumlah Sangat Kreatif Kreatif Cukup Kreatif Kurang Kreatif Tidak Kreatif 1 2 - 2 15 20

Berdasarkan tabel 4.1 diatas terlihat bahwa hanya satu siswa yang bisa sampai ditingkat berpikir kreatif ke-4, yakni siswa.tersebut bisa mencapai indikator.kefasihan, flexibilitas serta penguraian. Kemudian 2 siswa pada tingkat selanjutnya ke-3, yaitu yang telah mencapai.indikator.kefasihan dan flexibility. Pada tingkat berpikir kreatiif ke-2 belum ada siswa mampu mencapai indikator ini dan untuk tingkat yang terakhir, hanya 1 orang siswa yang ada pada kategori ini. Kemudian, dari 20 siswa yang ada 16 dari mereka belum bisa menduduki setiap tingkatan yang ada pada kemampuan berpikir kreatif.

Tabel 4.2 Subjek Terpilih

No. Kemampuan Kode

1 Sangat Kreatif SK

2 Kreatif K

3 Kurang Kreatif KK

(42)

Dari data penelitian diatas, kemudian dideskripsikan melalui jawaban dan hasil wawancara subjek yang diberikan kode untuk Sangat Kreatif (SK), Kreatif (K), dan Tidak Kreatif (TK). Adapun pemaparan jawaban serta hasil wawancara terhadap subjek dapat dilihat pada uraian berikut.

1. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif pada Subjek Sangat Kreatif (SK)

Berikut hasil tes dan wawancara berpikir kreatif pada siswa yang sangat berkemampuan tinggi.

a) Soal nomor 1

Pak Rudi ingin membuat taman disamping rumahnya. Taman yang dibangun nantinya berbentuk persegi panjang dengan luas 60 m2. Jika panjang.dan.lebarnya ialah bilangan asli, maka tentukan kemungkinaan ukuran dari panjang.dan.lebar taman bermain dan berapa nilai.keliling.terkecil dan terbesar dari taman bermain tersebut?

Berikut paparan tes tulis dan tes wawancara subjek SK.

Gambar.4.1.1 Jawaban soal nomor 1 Subjek SK

(43)

Berdasarkan gambar diatas, ditunjukkan bahwa subjek SK menyelesaikan soal nomor 1 dengan lancar. SK mampu memahami soal dengan baik sehinnga dia bisa menyebutkan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan serta cara penyelesaian yang sangat tersistematis. Langkah-langkah yang SK lakukan mulai dari mencari ukuran paanjang dan lebar dari persegii panjang yang luasnya 60 m2. Dari beberapa kemungkinan ukuran panjang dan lebar itu kemudian subjek menentukan keliling persegi panjang dengan 12 cara. Setelah menemukan nilai keliling persegi panjang tersebut, subjek SK kemudian mencari nilai keliling terkecil yakni 32 m2 yang

diperoleh dari panjaang 6 m dan.lebar. 10 m, atau panjaang 10 m dan lebar 6 m.

Subjek SK menunjukkan indikator kefasihan dalam mengerjakan soal nomor 1 karena dia mampu menemukan nilai panjaang dan lebar persegi panjang dari luas yang diketahui dengan cara pemfaktoran dari 60 m2. Kemudian dia mampu menjelaskan secara lancar dan benar dari masing-masing keliling lingkaran mulai dari yang terkecil hingga keliling terbesar. Dalam indikator flexibilitas, subjek menunjukan ada 2 cara yang dapat diigunakan dalam.mengetahui ukuran paanjang dan lebar persegii panjang yakni yang pertama denngan memcari semua faktor dari 60 m2 dan cara yang kedua yakni dia langsung mengalikan nilaii panjang dan lebar persegii panjang yang kemungkinan hasilnya ialah 60 m2. Sedangkan dalam indikator penguraian, subjek SK menunjukkan cara penyelesaian soal nomor 1 dengan urutan yang sistematis, terperinci dengan baik dan benar.

(44)

Mulai dari mencari apa yang diketahui, ditanyakan serta langkah penyelesaian yang tersusun rapi.

Setelah melihat jawaban tes tertulis dari subjek SK, peneliti kemudian menetapkan SK sebagai subjek pertama yang akan diwawancarai. Adapun hasil wawancara peneliti dengan subjek SK terkait dengan jawaban nomor 1 tersebut sebagai berikut.

P : Coba perhatikan kembali soal nomor 1. Apakah adik sudah paham tentang soal nomor 1.

SK : iyaa kak, saya paham

P : Coba kita jelaskan kembali apa yang adik pahami dari soal nomor 1. SK : Yang pertama toh kak, kan diketahui luasnya saja taman baru disuruh ki cari lagi kelilingnya tapi haruski dulu cari panjang sama lebarnya kak.

P : Oiye dek, terus bagaimana carata cari panjang sama lebarnya itu? SK : Saya cari kak pake tabel yang faktor dari 60 kak, itumi kubuatkan ki

tabel-tabel kak.

P : Oiye, selain itu masih ada kira-kira cara lain yang dipake untuk cari panjang sama lebarnya taman?

SK : Iyee kak bisa langsung saja kapang cari berapa kali berapa yang hasilnya 60 kak.

(45)

Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara yang dilakukan peneliti, Subjek SK dapat dikatakan bahwa dia mempunyai kemampuan berpikir kreatif yang sangat tinggi, ditunjukkan dari terpenuhinya semua aspek indikator yang harus dicapai dalam Tingkat Berpikir Kreatif ke-4 (Sangat Kreatif) antara lain subjek mampu mengerakan soal dengan lancar dan benar (kefasihan), mampu menyelesaikan soal dengan dua cara yang berbeda (fleksibilitas), dan subjek mampu menguraikan secara rinci maksud dari soal nomor 1 (Penguraian).

b) Soal nomorr 2

Diketahui bangun datar layang-layanng dengan luas 24 cm2. Gambarlah beberapa layaang-layang yang luasnya sama dan tentukan diagonalnya!

Berikut paparan tes tulis dan tes wawancara subjek SK dalam menyelesaikan soal cerita nomor 1.

Gambar 4.1.2.Jawaban soal nomor 2 subjek SK

Berdasarkan gambar diatas, subjek SK bisa menjawab soal nomor 2 dengan baik dan benar. Subjek SK memenuhi indikator kefasihan, dilihat dari cara subjek menyelesaikan soal dengan jawaban yang baik dan benar,

(46)

sedangkan pada indikator flexibilitas, subjek mampu menuliskan lebih dari satu panjang diagonal dimana subjeks menentukan diagonal masing-masing layang-layang serta gambar yang subjek sajikan sudah tepat., dan untuk indikator penguraian dilihat dari cara subjek yang mampu menuliskan apa yang diketahui dari soal, apa yang ditanyakan serta peneyelesaian yang tersusun secara sistematis.

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara mendalam kepada subjek terkait dengan jawaban soall nomor 2.

P : Perhatikanki Soalta nomor 2 dek. Coba jelaskan apa yang kita pahami.

SK : Samaji kak dengan soal nomor 1. Cuman kalau ini toh kak gambar layang-layang disuruh buat.

P : Oiyaa, tapi saya liat di jawabanta langsungji d1 sama d2, tidak ada rumus layang saya liat. Coba tuliskan dulu rumusnya layang-layang yang kita tahu.

SK :saya lupa kak tulis rumusnya. ½ × d1 × d2 kak rumusnya.

P : Oke dek, sampai disini paham miki semua atau masih ada yang belum?

SK : iye kak, saya pahammi.

Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara terhadap subjek SK menunjukkan bahwa subjek SK memenuhi ketiga indikator kemampuan berpikir kreatif. Dimana subjek SK mengerjakan soal dengan baik dan

(47)

lancar (kefasihan), subjek SK mampu menyelesaikan dengan cara berbeda (fleksibilitas), dan subjek SK mampu menyelesaikan soal bangun datar segiempat dengan memperinci setiap cara penyelesaiannya (penguraian).

Jadi, dari kedua soal yang telah dijawab oleh subjek SK menunjukkan bahwa subjek SK mampu masuk kategosi siswa yang kemampuan.berpikir.kreatif ditingkat ke-4 (SangatKreatif) dilihat dari cara berpikir serta cara menjawab subjek yang mampu memenuhi ketiga indikator siswa berpikir kreatif pada tinggat ke-4 yakni, Kefasihan, Fleksibilitas, dan Penguraian.

2. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Hasil Wawancara Pada Subjek Kreatif (K)

a) Soal nomor 1

Pak Rudi ingin membuat taman disamping rumahnya. Taman yang dibangun nantinya berbentuk persegi panjang dengan luas 60 m2. Jika

ukuran.panjang dan lebarnya merupakan.bilangan asli, maka tentukan kemungkinan ukuran dari panjang dan lebar taman bermain tersebut dan berapa nilai.keliling.terkecil dan terbesar dari taman bermain tersebut?

(48)

Gambar 4.1.3 jawaban soal nomor 1 subjek K

Dari jawaban diatas subjek memenuhi indikator kefasihan, dapat dilihat bahwa subjek K mampu menyelesaikan soal nomor 1 dengan baik dan benar, subjek A menyatakan nilai keliling terkecil adalah 32 cm dan nilai keliling terbesar adalah 64 cm. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang kemampuan berpikir kreatif siswa, peneliti melalukan wawancara mendalam terhadap subjek K sebagai berikut.

P : Untuk soal nomor 1, paham miki? K : Iye kak, paham kak.

P : Apa kesulitan yang didapat saat kerja soal nomor 1? K : Tidak ada ji kak.

Berdasarkan hasil tes wawancara terhadap subjek K, dapat disimpulkan bahwa subjek K mampu menguasai soal nomor 1 dengan baik,

(49)

dari mulai menentukan ukuran panjang dan lebar, sampai dengan keliling terkecil dan terbesar dari persegi panjang tersebut.

b) Soal nomor 2

Diketahui bangun datar.layang-layang dengan luas 24 cm2. Gambar beberapa layang-layang yang luasnya sama dan tentukan diagonal-diagonalnya!

Berikut ini paparan tes tertulis dan hasil wawancara terhadap subjek K.

Gambar.4.1.4.Jawaban soal nomor 2 subjek K

Berdasarkan jawaban diatas, ditunjukkan bahwa subjek K menyelesaikan soal nomor 2 dengan lancar dan benar. Subjek K mampu menentukan panjang masing-masing diagonal dengan benar atau memenuhi indikator kefasihan. Adapun langkah-langkah dalam menyelesaikan soal dikerjakan secara rinci mulai dari apa yang diketahui, ditanyakan serta

(50)

penyelesaian yang tersusun sistematis, jadi dapat dikatakan bahwa subjek mampu memenuhi indikator penguraian.

Peneliti selanjutnya melakukan wawancara kepada subjek K terkait dengan jawaban soal nomor 1

P : kalau soal nomor 2, paham miki juga? K : Iye kak

P : ada tidak cara lain yang ditau selain cara kerjata ini? K : tidak kutahu kak.

Berdasarkan hasil tes dan wawancara subjek K memenuhi dua indikator berpikir kreatif yaitu subjek K menjawab soal dengan lancar dan benar (kefasihan) kemudian subjek K menguraikan soal dengan sistematis atau secara rinci (penguraian).

3. Deskripsi kemampuan berpikir kr eatif pada subjek Kurang Kreatif (KK)

a) Soal nomor 1

Pak Rudi ingin membuat taman disamping rumahnya. Taman yang dibangun nantinya berbentuk persegi panjang dengan luas 60 m2. Jika ukuran panjang dan lebarnya merupakan bilangan.asli, maka tentukan kemunkinan ukuran dari panjang dan lebar taman bermain tersebut dan berapa keliling terkecil dan terbesar dari taman bermain tersebut?

Berikut jawaban dari hasil tes tertulis dan tes wawancara terhadap subjek KK.

(51)

Gambar.4.1.5.jawaban soal nomor 1 subjek KK

Berdasarkan gambar diatas, ditunjukkan bahwa subjek KK menyelesaikan soal nomor 1 dengan lancar dan benar atau subjek memenuhi indikator kefasihan, dimana subjek KK bisa menyelesaikan soal nomor 1 dengan.baik.dan.benar. Subjek KK menggunakan metode pemisalan untuk panjang = p dan lebar = l untuk mendapatkan keliling persegi panjang yang ingin dicari.

Setelah melihat hasil jawaban dari Subjek KK, peneliti melalukan wawancara terkait dengan jawaban nomor 1 yang subjek kerjakan,

P : Coba perhatikanki soal nomor 1. Dipahami ji maksud dari soalnya?. KK : iyee kak, saya paham

P : Coba kita jelaskan kembali apa yang kita pahami disoal yang nomor 1 dek.

KK : yang ditahu itu luas tamannya kak, baru ditanyakan panjang dan lebar sama keliling terkecil sama keliling terbesarnya kak.

(52)

KK : kucariji kak nilai yang kalau dikaliki hasilnya 60 kak

P : Oiye, selain itu masih ada kira-kira cara lain yang dipake untuk cari panjang sama lebarnya taman?

KK : ituji kutau kak.

Berdasarkan hasil tes tertulis dan hasil wawancara terhadap subjek KK, memperlihatkan bahwa subjek KK hanya mampu memenuhi 1 indikator berpikir kreatif yaitu kefasihan, dimana subjek menjawab soal nomor 1 dengan lancar dan benar. Sedangkan untuk indikator Fleksibilitas belum terpenuhi oleh subjek KK karena subjek KK belum bisa menunjukan cara atau penyelesaian yang beragam. Begitupun dengan indikator penguraian, subjek KK tidak menguraikan secara rinci jawaban dari nomor 1.

b) Soal nomor 2

Berikut ini data hasil tes tertulis subjek KK untuk soal.nomor.2.

Gambar.4.1.6.jawaban soal.nomor 2 subjek KK

Dari jawaban diatas menunjukkan bahwa subjek KK tidak mampu menyelesaikan soal dengan baik dan benar (fasih), subjek KK juga tidak

(53)

mampu menyelesaikan soal dengan berbagai cara dan memperinci soal dengan sistematis.

Dengan adanya hasil tes tertulis dari subjek KK, peneliti melalukan wawancara kepada subjek KK terhadap jawaban tersebut.

P : kalau soal nomor 2 iya dek?

KK : iye kak, samaji juga cara kerjanya sama nomor 1 kak. P : bagaimana carata selesaikanki?

KK : kan luasnya 240 kak, jadi gambarka layang-layang yang 240 juga luasnya kak.

P : coba perhatikanki kembali soalta dek.

KK : oh 24 ji ternyata kak, tidak kupehatikanki baik-baik soalnya kak. Jadi harusnya disini 6 sama 8 kak, baru dibawa juga 3 sama 16 kak. Tidak kuperhatikan baik-baikki kak.

P : Oiye, tapi paham jiki toh?

KK : Iyee kak mengertija karena hamper samaji soal nomor 1 kak.

Berdasarkan hasil tes.dan.wawancara subjek KK bisa memenuhi satu iindikator berpikir kreatif yaitu subjek menjawab dengan lancar dan benar atau indikator kefasihan pada.soal.nomor 1, sedangkan pada soal nomor 2 subjek KK belum bisa memenuhi semua indikator berpikir kreatif. Jadi, subjek KK dapat digolongkan dalam kategori siswa yang berkemampuan berpikir kreatif pada tingkat ke-1 yaitu Kurang Kreatif karena subjek hanya mampu menyelesaikan soal dengan benar, subjek tidak mampu memberika

(54)

cara penyelesaian yang berbeda dan subjek juga tidak menguraikan secara rinci jawaban yang diperoleh.

4. Deskripsi kemampuan berpikir kreatif pada subjek Tidak Kreatif (TK) a) Soal nomor 2

D. Pak Rudi ingin membuat taman disamping rumahnya. Taman yang dibangun nantinya berbentuk persegi panjang dengan luas 60 m2. Jika ukuran panjang dan lebarnya merupakan bilangan.asli, maka tentukan kemunkinan ukuran dari panjang dan lebar taman bermain tersebut dan berapa keliling terkecil dan terbesar dari taman bermain tersebut?

Gambar 4.1.7 Jawaban Soal nomor 1 Subjek TK

Berdasarkan gambar diatas, ditunjukkan bahwa subjek TK menyelesaikan soal nomor 1 namun subjek TK ini tidak menemukan hasil yang benar. Subjek ini mampu menuliskan rumus persegi panjang, namun dalam mensubstitusi nilai panjang dan lebar subjek tidak teliti sehingga subjek ini mendapat hasil akhir yang salah. Subjek ini tidak memahami soal dengan baik.

Adapun hasil wawancara terhadap subjek yakni;

(55)

TK : iye kak, saya tidak terlalu paham soal nomor 1. P : bagaimana carata selesaikanki soal nomor 1?

TK :iyee kak, bingungka mau kuapai kak jadi ku acak-acakji saja kak, karena tidak kutauki.

a) Soal nomor 2

Berikut ini data hasil tes tertulis subjek TK dalam menyelesaikan soal nomor 2.

Gambar 4.1.8 Jawaban soal nomor 2 subjek TK

Berdasarkan gambar diatas, ditunjukkan bahwa subjek TK menyelesaikan soal nomor 2 dengan jawaban yang dihasilkan salah. Subjek ini tidak mampu menuliskan panjang tiap diagonal layang-layang dengan baik sehingga hasil yang diberikan salah. Subjek ini tidak mampu memahami soal dengan baik.

Adapun hasil wawancara terhadap subjek TK sebagai berikut.

P : kalau soal nomor 2 iya dek?

(56)

P : tapi ditau ji rumus layang-layang?

TK : iye kak, kutauji cuman tidak kutahu ki cara penyelesaiannya kak bagaimana. Bingungka kak.

P : Coba perhatikanki kembali soalta dek. Apa yang diketahui dari soal? TK : iye luasnya ji layang-layang kak disini yang ditahu.

P : Nah kalau begitu, kenapa disini masih dicariki luas layang-layang? TK : karena disuruhki lagi gambar layang-layang yang luasnya sama kak.

Berdasarkan hasil tes dan wawancara subjek TK tidak memenuhi indikator berpikir kreatif karena subjek menjawab dengan tidak lancar (kefasihan). subjek ini tidak bisa menuliskan cara yang berbeda (flesibilitas) dan tidak bisa menyelesaikan soal secara baik dan rinci (penguraian). Adapun untuk siswa yang berada tingkat ini bisa dikategorikan sebagai siswa yang berkemampuan rendah dalam tingkatan berpikir secara kreatif. Disini, subjek mengalami kesulitan dalam memahami masalah disoal dan sulit pula memperkirakan solusi kreatifnya. Saat subjek TK menyelesaikan soal subjek TK belum tau apakah cara yag dia berikan sudah.benar.atau tidak.

B. Pembahasan

Berpikir kreatif erat kaitannya dalam memecahkan suatu permasalahan. Karena dalam memecahkan sebuah masalah pikiran kreatif sangat diperlukan. (Humaeroh, 2016). Dalam meningkatkan kemampuan.berpikir.kreatif seorang pendidik dapat mendesaiin suatu model pembelajaran yang memberikan

(57)

kesempatan lebih bagi siswa untuk mengeksplorasi permasalahan.yang.memberikan banyak solusi. Silver dalam (Fardah, 2012)

Dalam penelitian ini, ada tiga indikator yag mampu dicapai oleh subjek, antara lain indikator kefasihan (fluency), keluwesan (flexibility), dan Keterincihan (elaborasi). Dari ketiga indikator tersebut, ditemukan 4 subjek yang mampu memenuhinya.

Tabel 4.3 Aspek ketercapaian Subjek

Subjek

Aspek Yang Ingin di Capai

Fluency Flexibility Elaboration

Sangat Kreatif (SK) √ √ √

Kreatif (K) √ − √

Kurang Kreatif (KK) √ − −

Tidak Kreatif (TK) − − −

1. Aspek Kefasihan (Fluency)

Kefasihan (fluency) dapat dilihat dari cara siswa dalam menyelesaikan suatu masalah atau soal yang mengaju pada jawaban yang yang dikerjakan siswa dengan beragam dan benar. Dalam hal ini, jawaban yang beragam belum tentu berbeda yang artinya jawaban-jawaban.itu tidak.sama.satu dengan yang lain, akan tetapi didasarkan pada suatu pola tertentu.

Dari hasil tes tertulis dan tes wawancara, rata-rata ke empat subjek memenuhi indikator kefasihan. Ini menunjukkan jikalau subjek memiliki kemampan yang baik untuk menyelesaikan soal dengan beragam jawaban

(58)

yang baik dan benar. Ketercapaian siswa pada aspek ini berada pada posisi paling atas, karena aspek fluency ini ialahaspek berpikir kreatif yang berada di urutan paling terendah jika dibandingkan dengan aspek

flexibility,originality dan elaboration (siswono, 2011.).

Dalam penelitian ini, subjek lebih cenderung ke aspek fluency. Hal ini dibuktikan dari hasil jawaban yang siswa berikan baik dari tes tertulis maupun tes wawancara.

2. Aspek Keluwesan (flexibility)

Keluwesan (flexibility) dalam penelitian ini dapat dilihat dari cara siswa dalam menyelesaikan soal dengan berbagai cara yang berbeda. Berdasarkan Tabel 4.3 hanya ada satu orang subjek yang mampu mencapai aspek ini, dimana siswa mampu menyelesaikan soal bangun datar segi empat dengan berbagai macam cara penyelesaian yang berbeda.

Aspek flexibility merupakan aspek yang terbilang penting, karena aspek flexibility ini menunjukkan produktivitas ide yang digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah. Pada aspek ini, siswa dituntut untuk dapat memberikan solusi atau cara penyelesaian yang bervariasi terhadap soal yang diberikan.

3. Aspek Penguraian (elaborasi)

Penguraian (elaboration) ini mengaju pada kemampuan siswa dalam mengembangkan, menambah atau memperkaya suatu gagasan. Dalam penelitian ini ada dua subjek yang memenuhi aspek ini. Dimana subjek memberikan jawaban penyelesaian dengan menambahkan informasi atau keterangan lebih lanjut untuk memperjelas jawaban. Jawaban yang

(59)

diberikan oleh subjek sangat sistematis, mulai dari penyampaian awal tentang apa yang diketahui dari soal sampai pada tahap penyelesaian yang terperinci secara baik.

Adapun pembahasan ke empat subjek diatas berdasarkan Aspek atau Indikator berpikir kreatif adalah sebagai berikut.

1. Subjek Kategori Sangat Kreatif (SK)

Dari hasil tes tertulis.dan.tes wawancara, Subjek Sangat Kreatif (SK) ini mampu menguasai ke tiga indikator kemampuan berpikir kreatif yang harus dicapai dalam penelitian ini, yaitu: 1) Subjek SK menunjukkan indikator kefasihan dalam mengerjakan soal nomor 1 karena dia mampu menemukan ukran panjang dan lebar persegi.panjang dari luas.yang.diketahui dengan cara pemfaktoran dari 60 m2. 2) Subjek SK

mampu menghasilkan berbagai macam ide atau gagasan yang berbeda dengan baik (flexibility), hal ini dapat diliat dari kemampuan subjek dalam memberikan alternatif jawaban untuk menghasilkan nilai panjang dan lebar serta keliling persegi panjang. Disini Subjek SK mampu memberikan dua solusi yang pertama subjek mencari nilai panjang dan lebar dengan mengalikan dua bilangan asli yang hasilnya 60 dan yang kedua subjek menghasilkan nilai panjang dan lebar dengan pemfaktoran dari 60. 3) Subjek SK mampu mengembangkan, menambah serta memperkaya gagasan atau jawaban yang diberikan, dalam artian subjek menyelesaikan soal bangun datar segi empat dengan sistematis atau terstruktur. Hal ini dilihat dari hasil lembar jawaban subjek yang tersusun rapi, mulai dari apa yang diketahui, ditanyakan serta penyelesaian yang tersusun rapi.

(60)

2. Subjek Kategori Kreatif (K)

Berdasarkan hasil tes dan wawancara terhadap subjek K, Subjek K mampu berpikir kreatif namun hanya menguasai 2 indikator yaitu: 1) Subjek K mampu menyelesaikan soal bangun datar segi empat dengan baik dan benar (fluency), 3) Subjek K mampu mengembangkan, menambah serta memperkaya gagasan atau jawaban yang diberikan, dalam artian subjek menyelesaikan soal bangun datar segi empat dengan sistematis atau terstruktur. Sedangkan satu indikator lainnya belum mampu dikuasai yaitu indikator 2) Subjek mampu menghasilkan berbagai macam ide atau gagasan yang berbeda dengan baik (flexibility).

3. Subjek Kategori Kurang Kreatif (KK)

Berdasarkan hasil tes dan wawancara, Subjek KK hanya bisa mencapai 1 indikator dalam kemampuan berpikir kreatif yaitu: 1) Subjek KK mampu menyelesaikan soal bangun datar segi empat dengan baik dan benar (fluency),subjek KK mampu menentukan panjang masing-masing diagonal dengan baik dan benar. Sedangkan untuk dua indikator lainnya yang belum terpenuhi yaitu: 2) Subjek mampu menghasilkan berbagai macam ide atau gagasan yang berbeda dengan baik (flexibility), 3) Subjek mampu mengembangkan, menambah serta memperkaya gagasan atau jawaban yang diberikan, dalam artian subjek menyelesaikan soal bangun datar segi empat dengan sistematis atau terstruktur.

Gambar

Tabel 2.1 Aspek Dan Indkator Berpikirkreatif  Aspek Berpikirkreatif  Indikator Berpikirkreatif
Table 2.2.Tingkat Kemampan berpikir kreatif  Tingkat,.Kemampuan.  .Karakteristik.
Tabel 4.1. Hasil.Tes.Kemampuan.Berpikir.Kreatif
Gambar 4.1.2.Jawaban soal nomor 2 subjek SK
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini penulis merasa perlu untuk meneliti kenapa bentonit sering digunakan sebagai perbaikan tahanan pentanahan, karena selama ini tidak ada penelitian

Sumber : Ditjen PenataanRuang Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Jakarta, Juli 2010.. Memberikan kesadaran hukum kepada masyarakat untuk mematuhi ketentuan hukum yang berlaku

Dalam penelitian Auvaria (2017), perencanaan pewadahan dapat dihitung dari hasil sampling timbulan sampah sebesar 1,27 liter/jiwa/hari yang dikalikan dengan jumlah

Hasil temuan pada penelitian ini bahwa peran kepramukaan dalam membina akhlak peserta didik anggota pramuka di sekolah Madrasah Aliyah Ma’arif I Bumi Mulya yaitu

Bahwa besarnya panjar biaya proses penyelesaian perkaraditetapkan berdasarkan jarak / radius tempat tinggal para pihak, jumlah para pihak, dan biaya hak kepaniteraan

Menempati rangking tertinggi dalam faktor yang mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam memilih kampus jurusan manajemen informatika AMIK BSI Bandung adalah Reputasi

tingkat margin sebagai variabel paling dominan mempengaruhi Alokasi Dana pihak ketiga pada UKM adalah benar adanya, dengan asumsi bahwa dari kedua variabel independen (

Resuming the big data concepts and techniques from above and postulating a sound mathematical approach for a topologically consistent geo-spatio-temporal model, in a second step