• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Kabupaten Nias

Kabupaten Nias adalah salah satu Daerah Kabupaten di Propinsi Sumatera Utara yang berada dalam satu Pulau dengan Kabupaten Nias Selatan yang disebut Pulau Nias, mempunyai jarak ± 85 mil laut dari Sibolga (Daerah Propinsi Sumatera Utara). Daerah Kabupaten Nias merupakan daerah kepulauan yang memiliki pulau-pulau kecil sebanyak 27 buah. Banyaknya pulau-pulau-pulau-pulau kecil yang dihuni oleh penduduk adalah sebanyak 11 buah dan yang tidak dihuni ada sebanyak 16 buah.

Luas wilayah Kabupaten Nias adalah sebesar 3.495,40 km (4,88 % dari luas wilayah Propinsi Sumatera Utara), sejajar dan berada di sebelah barat Pulau Serta dikelilingi oleh Samudera Hindia. Letak geografis Kabupaten Nias berada pada 0º12’-1º32’ Lintang Utara dan 97º-98º Bujur Timur (BT) di wilayah Pantai Barat Sumatera dengan ketinggian 0-800 m di atas permukaan laut dan dekat dengan garis khatulistiwa dengan batas-batas wilayah Batas-batas wilayah yaitu : di sebelah Utara berbatasan dengan Pulau Banyak Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Sebelah Selatan berbatasan dengan Nias Selatan, sebelah Timur berbatasan dengan Pulau Mursala, Kabupaten Tapanuli Tengah dan sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.

Kondisi alam atau topografi daratan Pulau Nias sebahagian besar berbukit-bukit sempit dan terjal serta pegunungan dengan tinggi di atas permukaan laut bervariasi antara 0-800 m, yang terdiri dari daratan rendah hingga bergelombang sebanyak 24 % dari tanah bergelombang hingga berbukit-bukit 28,8 % dan dari berbukit hingga pegunungan mencapai 51,2 % dari seluruh luas daratan. Akibat kondisi alam yang demikian mengakibatkan adanya 102 sungai-sungai kecil, sedang atau besar yang ditemui hampir di seluruh Kecamatan (Nias dalam Angka 2007).

4.1.2. Identifikasi Bidang Usaha Potensial/Potensi Sumberdaya Komoditi

Untuk mendukung perkembangan dari Kabupaten Nias ini, diperlukan pengembangan dan pembenahan pada beberapa sektor, yaitu sektor perhubungan, pendidikan dan kesehatan. sedangkan sektor-sektor yang berpotensi untuk dikembangkan di Kabupaten Nias meliputi sektor pertanian dan kehutanan, perkebunan, kelautan dan perikanan, peternakan, parawisata serta sektor industri.

a. Sumberdaya Kelautan dan Perikanan

Kabupaten Nias merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dati 132 buah pulau dan yang dihuni sebanyak 37 buah. dengan demikian Kabupaten banyak memiliki wilayah pesisir dan laut yang potensial untuk pengembangan bubidaya laut maupun pantai serta wisata kelautan. potensi dikabupaten nias didominasi oleh perikanan laut

b. Sektor Perkebunan

Jenis tanaman perkebunan yang dominan diusahakan di Kabupaten Nias adalah kelapa dan karet. hal ini sesuai dengan tipologi dan kondisi iklim di wilayah ini. Produksi kelapa setiap tahun di Kabupaten Nia ini mencapai lebih dari 42 ton, sedangkan produksi karet lebih dari 13 ton. hal ini potensial untuk pengembangan industri pengolahan karet seperti industri karet remah (crumb rubber) dan industri pengolahan kelapa

c. Sektor Peternakan

Dari populasi ternak yang dominan dipelihara di Kabupaten Nias terlihat bahwa ternak babi merupakan komoditi perternakan yang paling potensial dikembangkan

d. Sektor Pariwisata

Daerah ini sangat berpotensi sengai objek wisata bahari dan wisata alam. Kunjungan wisatawan, puncaknya tercapai pada tahun 1996 yaitu sebanyak 29.165 wisatawan yang terdiri dari 10.787 wisatawan asing dan 183.378 wisatawan domestik, namun dengan adanya krisis multi dimensi di Negara ini kunjungan wisatawan mengalami penurunan. Walaupun demikian potensi wisata daerah ini cukup besar untuk dikembangkan terutama wisata alam dan bahari (Nias dalam Angka 2007).

4.1.3. Kondisi dan Potensi Perikanan di Kabupaten Nias

Dilihat dari sumberdaya perairannya, Kabupaten Nias memiliki potensi perikanan laut yang sangat handal. Seiring dengan berjalannya waktu dan pesatnya pembangunan ekonomi di segala bidang serta krisis ekonomi yang berkelanjutan telah memberikan tekanan yang lebih besar terhadap lingkungan sekitarnya, khususnya lingkungan perairan laut, akan tetapi realitas di lapangan terlihat bahwa jumlah tangkapan nelayan di Pulau Nias jauh lebih kecil dibandingkan dengan potensi ikan yang ada. Sampai saat ini nelayan luar Pulau Nias masih lebih dominan melakukan penangkapan ikan di perairan Kabupaten Nias, karena didukung dengan alat tangkap yang canggih.

Di Kabupaten Nias terdapat 1 buah Tempat Pendaratan Ikan (TPI) yang telah dibangun oleh pemerintah, tepatnya di Kelurahan Pasar Lahewa. Di desa desa lainnya pendaratan ikan dilakukan di sepanjang pantai, seperti di Desa Mo’awo, Balefadorotuho dan Bawosalo’o. Di desa Sawo dan Lasara Sawo, Siheneasi, pendaratan ikan dilakukan di tepi sungai. Para Nelayan di Kabupaten Nias pada umumnya menangkap ikan dilokasi terumbu karang atau perairan sekitar pulau pulau kecil yang lokasinya masih relatif dekat. Lokasi penangkapan yang cukup potensial tersebar di beberapa desa yakni :

1. Desa Balefadorotuho

Desa ini termasuk dalam wilayah kecamatan Lahewa. Luas wilayah desa lebih kurang 6,52 km dan dihuni oleh 1097 jiwa. Mata pencaharian utama adalah nelayan

dan pedagang. Jumlah nelayan di desa ini 90 orang, mereka melaut umumnya menggunakan perahu dengan mesin tempel berkekuatan 5 PK atau dengan sampan. Alat tangkap yang digunakan masih sederhana, berupa pancing dan jaring (DKP Kabupaten Nias, 2005a)

2. Kelurahan Pasar Lahewa

Kelurahan Pasar Lahewa merupakan satu satunya kelurahan yang termasuk kedalam wilayah kecamatan Lahewa. Memiliki luas wilayah lebih kurang 12,75 km , dihuni oleh 2684 jiwa. Mata pencaharian penduduk umumnya adalah sebagai pedagang (29%), sedangkan yang berprofesi sebagai nelayan hanya 14% atau sekitar 88 orang. Nelayan di Kelurahan Pasar Lahewa umumnya menggunakan perahu dengan mesin tempel berkekuatan 5 PK (70%), menggunakan sampan (28%), sedangkan sisanya (2%) menggunakan perahu dengan mesin dalam yang berkekuatan 10 – 16 PK. Alat tangkap yang umum digunakan adalah pancing dan jaring (DKP Kabupaten Nias, 2004a).

3. Desa Sihene’asi

Desa Sihene’asi termasuk dalam wilayah kecamatan Lahewa. Luas wilayah lebih kurang 20 km dan dihuni oleh sekitar 1027 jiwa. Mata pencaharian utama penduduk di desa ini adalah sebagai nelayan dengan jumlah 270 orang (48,47%), sisanya bekerja sebagai petani (30,88%), buru swasta (7,18%) dan PNS (3,05%). Perahu yang digunakan nelayan untuk menangkap ikan adalah sampan, hanya ada 6 buah perahu bermotor. Alat tangkap masih sederhana, berupa jaring dan pancing (DKP Kabupaten Nias, 2005b).

4. Desa Mo’awo

Desa Mo’awo termasuk kedalam wilayah kecamatan Lahewa. Luas wilayah lebih kurang 1,5 km dan dihuni oleh 275 jiwa. Nelayan merupakan pekerjaan utama yang digeluti oleh masyarakat di desa ini, jumlahnya adalah 32 orang (68,09%), sedangkan sisanya bekerja sebagai petani (12,77%) dan pedagang (6,38%). Nelayan di desa Mo’awo masih tergolong nelayan tradisional, 90% dari mereka masih menggunakan sampan sebagai sarana menangkap ikan. Alat tangkap pun masih sederhana, berupa pancing (97%) dan jaring (3%) (DKP Kabupaten Nias, 2004b).

5. Desa Lasara Sawo

Sebelum pemekaran wilayah di Kabupaten Nias, Desa Lasara Sawo termasuk dalam wilayah kecamatan Tuhemberua. Namun setelah pemekaran, desa ini termasuk dalam wilayah kecamatan Sawo. Luas desa lebih kurang 18 km dan dihuni oleh 1566 jiwa. Mata pencaharian utama masyarakat di desa Lasara Sawo adalah sebagai petani (45,19%), sedangkan yang berprofesi sebagai nelayan hanya 40 orang atau 11,66%. Para nelayan umumnya menggunakan perahu dengan mesin dan sampan sebagai sarana untuk menangkap ikan. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa kepemilikan sampan adalah sebesar 57% sedangkan perahu dengan mesin tempel berkekuatan 5 PK sebesar 43%. Alat tangkap yang dimiliki nelayan berupa pancing (21,5%) dan jaring (57%) (DKP Kabupaten Nias, 2004c).

6. Desa Sisarahili Teluk Sinabang

13 km ,dihuni oleh 895 jiwa. Mata pencaharian utama penduduk yang tinggal di desa Sisarahili Teluk Siabang adalah petani (73,67%). Penduduk yang bekerja sebagai nelayan tercatat hanya 80 orang atau sekitar 21,41%. Dari data yang dihimpun, 90% nelayan menggunakan sampan sebagai sarana untuk menangkap ikan, sedangkan yang memiliki perahu dengan mesin tempel hanya 7 orang (5%), sisanya tidak memiliki perahu. Alat tangkap utama yang digunakan untuk menangkap ikan adalah pancing dan jaring (DKP Kabupaten Nias, 2005c).

7. Desa Sawo, Kecamatan Sawo

Desa Sawo termasuk dalam wilayah kecamatan Sawo. Desa ini memiliki luas wilayah yang terbilang oaling sempit dibandingkan desa desa lain di kecamatan Sawo, yaitu 6 km Jumlah penduduk tercatat sebanyak 514 jiwa, dengan mata pencaharian utama sebagai nelayan. Nelayan yang tinggal di desa Sawo adalah sebanyak 219 orang atau 72,04% dari total penduduk yang bekerja. Umumnya mereka menggunakan perahu tanpa mesin (73%) sebagai sarana menangkap ikan, sedangkan sisanya yaitu 27% memiliki perahu dengan mesin tempel. Alat tangkap utama adalah pancing (77%), sedangkan 20% memiliki jaring dan 3% pukat tangkap (DKP Kabupaten Nias, 2004d)

4.2. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Nias

Dokumen terkait