• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

Dalam dokumen Isi Skripsi Analisis Syariah Akad Wadiah (Halaman 81-86)

Penerapan akad wadi’ah di bank syariah khususnya di Indonesia sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Bagi nasabah yang ingin membuka rekening di bank syari’ah akan diberi dua pilihan yakni apakah menggunakan akad wadi’ah

(titipan) atau dengan akad mudharabah (disertai bagi hasil). Adapun skema operasional bank syariah sebagai berikut:

Gambar 2 Skema Operasional Bank Syariah190

Dana yang masuk baik bersumber dari giro wadi’ah, tabungan

mudharabah, deposito mudharabah, dan ekuitas oleh bank syariah dikumpulkan/dicampur menjadi satu (pooling dana) untuk kemudian disalurkan dalam bentuk pembiayaan mudharabah, murabahah, ijarah, musyarakah dan sebagainya. masing-masing dari pembiayaan tersebut akan menghasilkan pendapatan berupa margin, ujrah, bagi hasil, dan bonus. Pendapatan ini oleh bank

190 Ms.Power Point “Pelatihan Dana Syariah 2014” yang di Upload ke SlideShare oleh Mohammad Iqbal Natadikusumah (www.slideshare.net/mobile/MohammadIqbalNatadik/

syariah didistribusikan (nisbah) yang sebagiannya sebagai porsi bank da nada pula yang diberikan untuk nasabah sebagai bonus. Sedang produk jasa-jasa bank syariah langsung hasilnya menjadi pendapatan bagi bank.

Karakteristik Wadi’ah: Penerima titipan dalam transaksi wadi’ah, dapat191:

1. Meminta ujrah (imbalan) atas penitipan barang/uang tersebut; dan 2. Memberikan bonus kepada penitip dari hasil pemanfaatan barang/uang titipan

(wadi’ah yad dhamanah), namun tidak boleh diperjanjikan sebelumnya dan besarnya tergantung pada kebijakan penerima titipan.

Ketentuan umum wadi’ah yang berlaku dalam dunia perbankan syariah di Indonesia adalah sebagai berikut:192

a. Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana menjadi hak milik atau ditanggung oleh bank, sedangkan pemilik dana tida dijadikan imbalan dan tidak menanggung kerugian.

b. Bank dimungkinkan memberikan bonus kepada pemilik dana sebagai suatu intensif untuk menarik dana masyarakat tetapi tidak boleh diperjanjikan di muka.

c. Bank harus membuat akad pembukaan rekening yang isinya mencakup izin penyaluran dana yang disimpan dan persyaratan lain yang disepakati bersama selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Khususnya bagi nasabah yang memiliki rekening giro, bank dapat memberikan buku cek dan bilyet giro serta debit card.

d. Terhadap pembukaan rekening, pihak bank dapat mengenakan pengganti biaya administrasi untuk sekedar menutupi biaya yang telah terjadi.

Sebagian besar bank syari’ah di Indonesia menggunakan jenis akad

wadi’ah yad dhamanah. Tetapi ada pula yang menggunakan akad wadi’ah yad amanah. Prinsip wadi’ah yang biasa diterapkan dalam lembaga keuangan syariah adalah menggunakan wadi’ah yad dhamanah, yang mana pihak yang dititipi

191 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 59 (revisi 2003) pada paragraph 133- 136

bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta titipan tersebut.193

Bank Syariah yang menggunakan akad wadi’ah yad dhamah ialah Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah, . Bank Syariah yang menggunakan akad wadi’ah yad amanah ialah Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah.

Dengan prinsip penggunaan aset untuk tujuan produktif (tidak

idle/didiamkan saja), bank sebagai custodian harus menjamin pembayaran kembali nominal simpanan wadi’ah.194 Dana tersebut dapat digunakan oleh bank

untuk kegiatan komersial dan bank berhak atas pendapatan yang diperoleh dari pemanfaatan harta titipan tersebut dalam kegiatan komersial. Namun demikian bank, atas kehendaknya sendiri, dapat memberikan imbalan berupa bonus (hibah) kepada pemilik dana (pemegang rekening wadi’ah).195

Konsekuensi dari diterapkannya prinsip Yad dhamanah pihak bank akan menerima seluruh keuntungan dari penggunaan uang, namun sebaliknya bila mengalami kerugian juga harus ditanggung oleh bank. Sebagai imbalan kepada pemilik dana di samping jaminan keamanan uangnya juga akan memperoleh fasilitas lainnya seperti insentif atau bonus.196

Giro wajib minimum yang ditempatkan di Bank Indonesia termasuk didalamnya giro wadi’ah adalah sebesar 5% untu giro rupiah dan 1% untuk giro

193 Adiwarman Karim, Bank Islam; Analisis Fiqh dan Keuangan, Edisi 2, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. Ke-2, 2004) hlm. 265

194 Brian Kettel, Islamic Bank in a Nutshell : A Guide For Non-Specialists, (United Kingdom, Jhon Wiley & Sons Ltd, 2010), hlm 232

195 Holger Timm, The Cultural and Demographic aspects of the Islamic Financial System and The Potential for Islamic Financial Product in German Market, (Norderstedt German : GRIN Verlag, 2004), hlm 40

196 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005, cet. ke-9. hlm 180.

valuta asing dari dana pihak ketiga dalam rupiah dan valuta asing berdasarkan peraturan bank Indonesia No. 10/23/PBI/2008.

Fasilitas yang diberikan oleh bank syariah kepada nasabah atas akad wadi’ah

secara umum yaitu berupa197:

1. Buku tabungan,

2. E-banking (ATM, SMS Banking, Internet Banking dan Phone Banking), 3. Kemudahan dalam penyaluran zakat, infaq, dan shadaqah,

4. Dapat digunakan untuk transaksi debit/pembayaran belanja. 5. Dapat dijadikan agunan pembiayaan198

6. Dapat digunakan sebagai rekening sumber dana untuk pembayaran angsuran pembiayaan199

Terdapat beberapa biaya yang dikenakan oleh bank syariah kepada nasabah selama akad wadi’ah berlangsung. Di antaranya yakni (bank syariah secara umum):200

1. Biaya Administrasi

Pengenaan biaya administrasi pada setiap bank syariah berbeda-beda tergantung kebijakan dari bank syariah itu sendiri. Ada yang mengenakan biaya administrasi dan ada pula yang menggratiskan.

2. Biaya Pengelolaan

Sama halnya dengan biaya administrasi, pengenaan biaya pengelolaan setiap bank syariah berbeda. Ada bank syariah yang menggratiskan biayanya dan ada pula yang mengenakan biaya pemeliharaan seperti yang terdapat di BSM pada produk tabungannya yaitu pemeliharaan kartu TabunganKu sekitar Rp2.000,-

3. Biaya Ganti buku

Bagi sebagian besar bank syariah di Indonesia, biaya ganti buku tidak dikenakan atau digratiskan.

4. Infaq

Pengenaan infaq hanya pada bank syariah tertentu saja seperti pada BNIS. Senilai Rp500,- setiap pembukaan rekening.

197 Data diolah oleh penulis dengan mengambil sumber dari beberapa situs perbankan syariah seperti BNIS, BRIS, BMI, BSM (Terdapat di Lampiran)

198 BNI TabunganKu iB, www.bnisyariah.co.id

199 Tabungan Muamalat iB, http://www.bankmuamalat.co.id/

200 Diolah penulis dengan mengambil beberapa sumber dari situs resmi BNIS, BRIS, BMI,dan BSM. (hal ini dapat dilihat dalam lampiran).

5. Biaya Transaksi Penarikan Tunai

Pengenaan biaya transaksi penarikan tunai pada hampir sebagian besar bank syariah di Indonesia menjadi kebijakan tersendiri. Misalnya seperti Tabungan Muamalat iB terdapat biaya transaksi penarikan tunai melalui ATM Prima/Bersama: Rp7.500 apabila saldo setelah tarik tunai < Rp10.000.000, ATM MEPS Rp11.000. Penarikan tunai pada ATM bank syariah yang berbeda memungkinkan terdapat biaya dalam setiap penarikannya. Namun penarikan tunai pada ATM bank syariah yang sama tidak dikenakan biaya penarikan, kecuali BRIS yang mengenakan biaya penarikan tunai walau dilakukan pada bank yang sama.

6. Biaya Transfer

Sama halnya dengan biaya transaksi penarikan tunai, pengenaan biaya transfer juga dilakukan oleh setiap bank syariah di Indonesia. Rata-rata biaya transfer yang dikenakan sebesar Rp7.500,-.

7. Biaya Cek Saldo

Pengenaan biaya cek saldo hanya dilakukan oleh bank syariah tertentu saja yaitu BRIS.

8. Biaya Ganti Pin

Pengenaan Biaya ganti pin juga dilakukan pada bank syariah tertentu saja yaitu BRIS.

9. Biaya atas Pembayaran/Pembelian

Pengenaan biaya ini tergantung dari kebijakan bank syariah itu sendiri. Ada yang mengenakan dan ada pula yang tidak.

10. Bonus

Kebijakan atas bonus berbeda pada setiap bank syariah. Untuk BNI Syariah tidak dikenakan bonus karena akadnya wadi’ah yad amanah. Untuk BSM dan BMI terdapat bonus yang sewaktu-waktu dapat diberikan kepada nasabahnya sesuai kebijakan bank tersebut. Misalnya Tabungan Muamalat iB dengan program Muamalat Berbagi Rezekinya menawarkan keuntungan

sepanjang tahun seperti mendapatkan hadiah, subsidi transaksi electronic banking dan subsidi belanja dengan kartu debit Bank Muamalat.

11. Rekening dormant (tidak ada transaksi selama 6 bulan berturut-turut) Kebijakan atas rekening dormant juga berbeda pada setiap bank syariah di Indonesia. Ada yang mengenakan dan ada pula yang tidak. Seperti pada Tabungan BSM yang mengenakan biaya atas rekening dormant yaitu biaya penalti sebesar Rp2.000/bulan, apabila saldo rekening mencapai <Rp20.000, maka rekening akan ditutup oleh sistem dengan biaya penutupan rekening sebesar sisa saldo.

12. Biaya Penutupan Rekening

BAB V

Dalam dokumen Isi Skripsi Analisis Syariah Akad Wadiah (Halaman 81-86)

Dokumen terkait