• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAN

2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus masing-masing melakukan 2 kali pertemuan. Banyak pertemuan dalam setiap siklusnya ditentukan berdasarkan silabus yang digunakan oleh guru kelas IV SD N Bakulan. Waktu penelitian dilaksanakan mulai hari Rabu, tanggal 6 Mei 2015 sampai dengan hari Senin, 15 Mei 2015 sesuai jadwal jam pembelajaran IPS. Berikut adalah pemaparan hasil penelitian pada siklus I dan siklus II.

71 a. Siklus I

1) Perencanaan Siklus I

a) Peneliti dan guru menentukan waktu penelitaian tindakan kelas. Waktu pelaksanaan penelitian disekapati agar dilakukan sesuai dengan jadwal mata pelajaran IPS yaitu dilakukan pada hari Rabu pada pukul 09.15-11.00 WIB dan hari Jumat pada pukul 07.00-09.15 WIB.

b) Menentukan SK dan KD sesuai dengan silabus kelas IV.

Berdasarkan silabus kelas IV, guru dan peneliti menentukan SK dan KD untuk penelitian. SK yang digunakan adalah SK 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi dan KD yang digunakan adalah KD 2.4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya.

c) Menentukan Pembatasan materi pembelajaran yang akan digunakan.

Berdasarkan KD yang telah dipilih, maka materi yang akan digunakan adalah masalah-masalah sosial di lingkungan. Namun karena masalah sosial terlalu luas maka pada penelitian siklus I materi dibatasi pada perbedaan masalah sosial di pedesaan dan perkotaan serta membahasan tentang masalah sosial dalam pendidikan di sekitar.

72

d) Menyususun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Peneliti dan guru berkolaborasi dalam penyusunan RPP yang dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian. RPP memuat tentang materi pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa yaitu masalah-masalah sosial di lingkungan sekitar serta kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada pembelajaran IPS. Kegiatan yang akan dilakukan disesuaikan pada penerapan model SAVI dan sesuai tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini. RPP ini disusun untuk dua kali pertemuan. RPP digunakan sebagai pedoman guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPS dengan Model SAVI di kelas IV SD N Bakulan, Jetis, Bantul.

e) Mempersiapkan media dan sumber Pembelajaran yang akan digunakan.

Alat yang akan digunakan adalah berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan sebagai panduan aktifitas siswa dalam mengukuti pembelaaran. Media yang digunakan dalam penelitian adalah video,gambar,dan artikel tentang masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat yang digunakan siswa untuk membuat hasil karya berupa laporan hasil diskusi. Sedangkan sumber yang digunakan berupa buku pelajaran serta koran atau sumber berita lain sebagai penunjang siswa dalam memperoleh informasi.

73

f) Menyusun soal tes hasil belajar (post-test)

Soal tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada aspek kognitif. Tes hasil belajar yang diberikan kepada siswa berupa 30 soal pilihan ganda yang harus dikerjakan siswa secara individu setiap akhir pertemuan. Jadi pada siklus I siswa melakukan post-test sebanyak dua kali. 2) Pelaksanaan tindakan siklus I menggunakan model SAVI.

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan, yaitu pada pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Rabu, 6 Mei 2015 pukul pada hari Rabu pada pukul 09.15-11.00 WIB dan pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Jumat, 8 Mei 2015 dimulai dari pukul 07.00-09.15 WIB. Materi yang diberikan pada pertemuan 1 yaitu terkait perbedaan masalah sosial di pedesaan dan perkotaan pada pertemuan kedua materi yang diberikan adalah masalah-masalah sosial di lingkungan setempat khusunya pada masalah sosial pada ranah pendidikan. Berikut adalah deskripsi proses pembelajaran IPS dengan model SAVI pada setiap pertemuan.

a) Pertemuan 1 (2x35 Menit)

Pertemuan 1 Siklus 1 dilakukan pada hari Rabu, tanggal 6 mei 2015. Setelah semua persiapan dilakukan, guru memulai melaksanakan dengan membuka pelajaran terlebih dahulu, mempersiapkan materi yang akan dipelajari, dan melakukan

74

presensi. (dilihat pada lampiaran 12 gambar 3 halaman 128) Setelah itu siswa mendengarkan penjelasan dari guru terkait tujuan pembelajaran beserta prosedur pelaksanaan pembelajaran dengan model SAVI yang akan dilakukan. Tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran menggunakan Model SAVI adalah sebagai berikut.

Fase 1 : Persiapan (kegiatan pendahuluan)

Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan unsur kegiatan auditori dimana siswa mendengarkan penjelasan dari guru terkait tujuan pembelajaran yang akan dilakukan yaitu siswa akan melakukan pembelajaran dengan model SAVI. Guru menjelaskan kegiatan-kegiatan yang akan siswa lakukan serta tujuan yang akan dicapai pada pembelajaran tersebut.

Pembelajaran dilanjuatkan dengan unsur kegiatan somatis dan auditori kegiatan apresepsi siswa diajak melakukan kegiatan tanya jawab tentang masalah-masalah yang pernah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. pada saat melakukan tanya jawab guru memancing siswa dengan sedikit contoh cerita yang menarik tetang masalah sosial sehingga siswa antusias untuk untuk ikut menjawab pertanyaan dari guru. (dilihat pada lampiaran 12 gambar 4 halaman 218) Agar proses pembelajaran tetap kondusif guru menunjuk siswa yang ingin menjawab pertanyaan guru dengan berlomba mengangkat

75

tangan dengan aba-aba ketukan penghapus di meja. Guru memberi 2 pertanyaan agar kegiatan pendahuluan tidak memakan waktu.

Fase 2: penyampaian (kegiatan inti)

Setelah siswa melakukan kegiatan pendahuluaan dengan kegiatan tanya jawab guru menjelaskan materi masalah-masalah sosial yang terjadi di pedesaan dan perkotaan dilanjutkan dengan kegiatan visual dimana guru mengunakan video agar siswa lebih tertarik dan dapat melihat langsung gambaran masalah yang terjadi di pedesaan dan perkotaan. Setelah guru selesai memperlihatkan video tentang masalah sosial yang terjadi di perdesaan dan perkotaan guru melaksanakan unsur somatis dan auditori melalui tanya jawab tentang isi pada video yang ditayangkan

Fase 3 : Pelatihan (kegiatan inti)

Kegiatan selanjutnya melibatkan unsur somatis dimana siswa membentuk kelompok menjadi 5 kelompok. Guru membantu siswa membagi kelompok dengan cara setiap siswa menghitung 1-5. Setelah semua siswa sudah menghitung sesuai urutan guru memangil satu-per satu kelompok untuk maju kedepan kelas untuk mengambil LKS. Kelompok yang sudah mendapatkan LKS duduk pada kursi yang sudah ditentukan oleh guru. Setelah semua kelompok berada pada kursi

masing-76

masing siswa mulai boleh mengerjakan LKS. (dilihat pada lampiaran 12 gambar 5 halaman 218) kegiatan selanjunya merupakan unsur visual dan intelektual dalam mengerjakan LKS siswa diminta untuk mengidentifikasi permasalahan sosial yang ada dalam foto. Setiap kelompok mendapatkan foto masalah sosial yang berbeda-beda. Didalam mengerjakan LKS siswa berdiskusi dengan sangat antusias. Keadaan kelas menjadi sangat ramai tetapi proses diskusi masih berjalan dengan lancar.

Fase 4 : Penampilan hasil (penutup)

Setelah diskusi selesai dan siswa sudah mengisi lembar tugas. Kegiatan dilanjutkan dengan unsur auditori melalui kegiatan siswa membacakan hasil diskusi kelompoknya. Pada saat guru meminta siswa untuk mewakilkan satu orang maju membacakan tugasnya mereka saling melempar lembar jawaban keteman sekelompok. (dilihat pada lampiaran 12 gambar 7 halaman 129) Sehingga guru memutuskan untuk seluruh kelompok maju kedepan kelas dan membacakan hasil diskusi secara bergantian. Unsur intelektual dilakukan siswa melalui kegiatan membacakan diskusi kelompok, guru sedikit membahas tentang apa yang dibacakan oleh siswa sehingga seluruh siswa dapat memahami masalah sosial yang dikerjakan oleh kelompok lain. Pada saat setiap kelompok selesai

77

membacakan lembar tugasnya. Kelompok yang tidak maju boleh bertanya jika ada yang ingin diketahui siswa. Setelah semua kelompok membacakan hasil pekerjaannya guru menyampaikan inti pembelajaran yang sudah dilakukan pada pertemuan ini.

Pelaksanaan post-test siklus 1 pertemuan 1

Sebelum kegiatan pembelajaran ditutup siswa diberikan soal post-test untuk dikerjakan secara individu. Siswa mengerjakan post-test selama 30 menit. Sebelum mengerjakan guru membacakan peraturan terlebih dahulu. Soal post-test kemudian dikumpulkan Berdasarkan post-test yang telah dilakukan pada akhir pertemuan, maka dapat diperoleh hasil belajar IPS pada aspek kognitif khususnya pada materi perbedaan masalah sosial di pedesaan dan perkotaan (dilihat pada lampiaran 12 gambar 8 halaman 218).

Sebelum pembelajaran ditutup guru memberi tugas kepada siswa untuk membaca materi tentang masalah sosial pada lingkup kurangnya pendidikan di lingkungan sekitar. Setelah guru selesai memberikan tugas kepada guru meminta siswa untuk merapikan dan membereskan meja serta kursi masing-masing. Kemudian pembelajaran IPS ditutup, siswa kemudian memasukkan buku IPS ke dalam tas masing-masing kemudian menyiapkan untuk pembelajaran berikutnya.

78

Berdasarkan rincian hasil belajar IPS aspek kognitif pada pertemuan 1 siklus I disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 12. Hasil post-test aspek kognitif siswa kelas IV SDN Bakulan, Jetis, Bantul pada pertemuan 1 siklus I No Inisial hasil post-test

Nilai Keterangan 1 AD 53 Tidak tuntas 2 AP 56 Tidak tuntas 3 HA 73 Tuntas 4 MI 60 Tidak tuntas 5 NF 70 Tidak tuntas 6 NH 73 Tuntas 7 NA 53 Tidak tuntas 8 AN 73 Tuntas 9 AG 76 Tuntas 10 AL 53 Tidak tuntas 11 AA 73 Tuntas 12 AP 80 Tuntas 13 CI 83 Tuntas 14 CA 73 Tuntas 15 DM 56 Tidak tuntas 16 DI 76 Tuntas 17 HH 76 Tuntas 18 HF 80 Tuntas 19 HA 76 Tuntas 20 JG 60 Tidak tuntas 21 MC 76 Tuntas 22 MA 80 Tuntas 23 MRS 73 Tuntas 24 MRB 66 Tidak tuntas

25 NAP 50 Tidak tuntas

26 NE 56 Tidak tuntas

27 RT 50 Tidak tuntas

28 SIP 73 Tuntas

29 SA 76 Tuntas

30 SAS 56 Tidak tuntas

31 SD 63 Tidak tuntas

(Sumber:Lampiran 9, Halaman 206)

79 b) Pertemuan 2

Pertemuan 2 siklus I dilakukan pada hari Jumat, tanggal 8 mei 2015. Setelah semua persiapan telah dilakukan, guru memulai melaksanakan penelitian dengan membuka pelajaran terlebih dahulu dengan doa dan salam, mempersiapkan alat pembelajaran dan materi yang dipelajari, serta melakukan presensi. Guru memanggil satu persatu siswanya dan pada hari tersebut semua siswa hadir. Kemudian siswa mendengarkan penjelasan dari guru terkait tujuan pembelajaran, materi yang dipelajari yaitu masalah pendidikan di indonesia, beserta kegiatan pelaksanaan pembelajaran dengan Model SAVI yang dilakukan. Tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran menggunakan model SAVI adalah sebagai berikut.

Fase 1 : Persiapan (kegiatan pendahuluan)

Sebagai awal pembelajaran, dilakukan melalui unsur kegiatan auditori dimana siswa diingatkan oleh guru tentang perbedaan masalah sosial di pedesaan dan perkotaan beserta macamnya yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Terlihat beberapa siswa yang unggul di kelas yang dapat menjawab pertanyaan dari guru. Pada pertemuan kali ini permasalahan sosial lebih di fokuskan pada masalah pendidikan yang terjadi di indonesia. Sebelum memasuki materi bahasan yang lebih luas guru melakukan apresepsi tentang masalah pendidikan yang ada di

80

sekitar lingkungan siswa. Pada kegiatan apersepsi ini sebagian besar siswa menyimak dan ada beberapa siswa yang memberikan tanggapannya. Siswa dan guru melakukan tanya jawab terkait masalah pendidikan yang sering dilihat lingkungan sekitar.

Fase 2: penyampaian (kegiatan inti)

Setelah siswa melakukan kegiatan pendahuluaan dengan kegiatan tanya jawab guru menjelaskan materi masalah-masalah sosial dalam pendidikan. Dilanjutkan dengan kegiatan visual dimana guru menggunakan beberapa foto agar siswa lebih tertarik dan dapat melihat langsung gambaran masalah yang terjadi pada pendidikan di indonesia.

Setelah guru selesai memperlihatkan foto tentang masalah pendidikan yang mengambarkan sekolah yang kurang layak, dilanjutkan dengan unsur kegiatan somatis,auditori melalui kegiatan tanya jawab mengenai kesan siswa dan apa yang siswa rasakan setelah melihat foto tersebut. Beberapa siswa saling berebut untuk mengutarakan pendapatnya secara singkat setelah melihat foto tersebut.

Selanjutnya masih dengan unsur kegiatan visual, guru memperlihatkan contoh artikel tentang masalah pendidikan di indonesia. (lampiara 12 gambar 9 pada halaman 219) dilanjutkan dengan unsur kegiatan somatis dimana salah satu siswa membacakan artikel tersebut di depan kelas tetapi karena ada siswa

81

lain yang ingin membacakannya juga guru memutuskan untuk dibaca secara bergantian. Setelah selesai membaca artikel tersebut siswa mendengarkan penjelasan guru bagaimana usaha para pelajar di daerah terpencil untuk menuntut ilmu dalam kondisi yang sulit kegiatan ini merupakan unsur auditori, intelektual.

Fase 3 : Pelatihan (kegiatan inti)

Kegiatan melibatkan unsur kegiatan somatis yang dimana siswa membagi kelompok menjadi 4 kelompok secara heterogen. Guru membantu siswa membagi kelompok dengan cara setiap siswa menghitung 1-4. Setelah semua siswa sudah menghitung sesuai urutan guru memangil satu-per satu kelompok untuk maju kedepan kelas untuk mengambil LKS. Kelompok yang sudah mendapatkan LKS duduk pada kursi yang sudah ditentukan oleh guru. Setelah semua kelompok berada pada kursi masing-masing siswa mulai boleh mengerjakan LKS. Dalam kegiatan ini unsur auditori dan intelektual melalui kegiatan mengerjakan LKS siswa diminta untuk mencermati bacaan mengenai masalah pendidikan (lampiaran 12 gambar 10 pada halaman 219). Pada saat siswa sudah selesai membaca artikel siswa mulai mengerjakan soal yang terdapat pada LKS. Ada satu kelompok sedikit kebingungan untuk menyimpulkan isi artikel tersebut. Sesekali siswa bertanya kepada guru tentang jawaban yang mereka isikan pada lembar LKS Didalam mengerjakan LKS siswa berdiskusi dengan sangat

82

antusias keadaan kelas menjadi ramai tetapi proses diskusi masih berjalan dengan lancar.

Fase 4 : Penampilan hasil (penutup)

Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan LKS, dilanjutkan dengan unsur kegiatan auditori dan intelektual dimana setiap kelompok diminta untuk membacakan hasil pekerjaannya. karena kelompok dua sudah selesai lebih dahulu salah satu siswa diminta membacakan dengan keras hasil pekerjaannya. pada saat kelompok dua membacakan hasil pekerjaannya susana kelas yang ramai membuat suara siswa yang membaca kurang terdengar. Guru meminta siswa untuk tenang dan menyimak hasil pekerjaan kelompok yang dibacakan. Setelah kelompok selesai membacakan hasil pekerjaanya kelompok yang mendapatkan artikel sama diwajibkan memberikan satu pertanyaan. Setelah semua kelompok membacakan tugasnya guru memberi sedikit tambahan tentang rangkuman tentang tugas yang mereka kerjakan.

Pelaksanaan post-test siklus 1 pertemuan 2

Siswa dan guru kemudian membuat kesimpulan. Kegiatan diakhiri dengan mengerjakan post-test untuk dikerjakan siswa secara individu. Setelah selesai post-test dikumpulkan, pembelajaran diakhiri dengan doa dan salam.

Berdasarkan post-test yang telah dilakukan pada akhir pertemuan kedua, maka dapat diperoleh hasil belajar IPS pada

83

aspek kognitif khususnya pada materi masalah sosial tindak kejahatan. Rincian hasil belajar IPS aspek kognitif pada pertemuan 2 siklus I disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 13. Hasil aspek kognitif siswa kelas IV SD N Bakulan, Jetis, Bantul pada pertemuan 2 siklus I

No Inisial hasil post-test

Nilai Keterangan 1 AD 66 Tidak tuntas 2 AP 76 Tuntas 3 HA 80 Tuntas 4 MI 60 Tidak tuntas 5 NF 76 Tuntas 6 NH 76 Tuntas 7 NA 66 Tidak tuntas 8 AN 80 Tuntas 9 AG 80 Tuntas 10 AL 63 Tidak tuntas 11 AA 76 Tuntas 12 AP 83 Tuntas 13 CI 80 Tuntas 14 CA 76 Tuntas 15 DM 76 Tuntas 16 DI 80 Tuntas 17 HH 70 Tidak tuntas 18 HF 76 Tuntas 19 HA 66 Tidak tuntas 20 JG 76 Tidak tuntas 21 MC 80 Tuntas 22 MA 76 Tuntas 23 MRS 70 Tidak tuntas 24 MRB 70 Tidak tuntas 25 NAP 76 Tuntas 26 NE 80 Tuntas 27 RT 66 Tidak tuntas 28 SIP 80 Tuntas 29 SA 76 Tuntas 30 SAS 73 Tuntas 31 SD 70 Tidak tuntas

84

Dari pelaksanaan siklus I yang telah dilakukan dalam dua kali pertemuan dan dengan diberikannya post-test di akhir pertemuan, maka diperoleh data rata-rata nilai hasil belajar IPS siswa kelas IV aspek kognitif pada pertemuan satu dan pertemuan dua materi masalah-masalah sosial di lingkungan setempat. Hasil rincian tes pada siklus I disajikan pada tabel berikut.

Tabel 14. Rata-rata Hasil Belajar IPS Aspek Kognitif Pada Siklus I

No Inisial Nilai Keterangan

1 AD 59,5 Tidak tuntas 2 AP 63 Tidak tuntas 3 HA 76,5 Tuntas 4 MI 68 Tidak tuntas 5 NF 73 Tuntas 6 NH 71,5 Tidak tuntas 7 NA 59,5 Tidak tuntas 8 AN 76,5 Tuntas 9 AG 78 Tuntas 10 AL 61,5 Tidak tuntas 11 AA 74,5 Tuntas 12 AP 81,5 Tuntas 13 CI 81,5 Tuntas 14 CA 74,5 Tuntas 15 DM 61 Tidak tuntas 16 DI 78 Tuntas 17 HH 73 Tuntas 18 HF 78 Tuntas 19 HA 71 Tidak tuntas 20 JG 68 Tidak tuntas 21 MC 78 Tuntas 22 MA 78 Tuntas 23 MRS 71,5 Tidak tuntas 24 MRB 68 Tidak tuntas

25 NAP 63 Tidak tuntas

26 NE 68 Tidak tuntas

27 RT 58 Tidak tuntas

28 SIP 76,5 Tuntas

29 SA 76 Tuntas

30 SAS 64,5 Tidak tuntas

31 SD 66,5 Tidak tuntas

Total Nilai 2196

85

Tabel 15. Ringkasan Hasil Belajar IPS Aspek Kognitif Siklus I

Nilai Tertinggi 81,5

Nilai Terendah 58

Nilai rata-rata 70,83

Jumlah siswa yang mencapai KKM 15 Jumlah siswa yang tidak mencapai KKM 16 Persentase siswa yang mencapai KKM 48,4% Persentase siswa yang tidak mencapai KKM 51,6% (Sumber: Lampiran 9, Halaman 208)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 31 siswa kelas IV SD Negeri Bakulan Jetis Bantul nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 81,5 sedangkan nilai terendah adalah 58 sedangkan jumlah siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 15 siswa atau sebesar 48,4% dan jumlah siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 16 siswa atau sebesar 51,6%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa aspek kognitif pada siklus I belum mencapai kriteria keberhasilan yang diharapkan yaitu 75% dari jumlah siswa mendapat nilai mencapai KKM sebesar 72.

Namun hasil belajar IPS siswa aspek kognitif pada siklus I telah mengalami peningkatan dari hasil belajar IPS aspek kognitif sebelum dilakukannya tindakan pembelajaran menggunakan Model SAVI.

86 3) Observasi Siklus I

Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa sekaligus untuk mendapatkan data hasil belajar siswa pada aspek afektif dan psikomotor serta untuk mengamati aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan Model SAVI. Pada penelitian ini peneliti dibantu oleh 2 orang observer. Pelaksanaan observasi berpedoman pada lembar observasi yang telah dibuat sebelumnya. Hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus I dapat dilihat dari beberapa data berikut.

a) Data hasil observasi aspek afektif siswa

Data untuk aspek afektif diambil dari lembar observasi yang di dalamnya terdapat pernyataan yang berjumlah 10. Pernyataan-pernyataan tersebut meliputi sikap-sikap siswa yang perlu dimiliki pada setiap aktivitas saat pembelajaran IPS dengan Model SAVI berlangsung. Skala penilaian pada lembar obsevasi aspek afektif dibagi menjadi 4 kategori, yaitu kategori sangat baik (skor 4), kategori baik (skor 3), kategori cukup (Skor 2) dan kategori kurang (skor 1). Data hasil observasi siswa aspek afektif untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

87

Tabel 16. Hasil Belajar IPS aspek Afektif Siklus I

No Interval Jumlah Siswa Persent ase Predikat 1 Skor ≤ 1,33 0 0,00% Kurang 2 1,33 < Skor ≤ 2.33 9 29,03% Cukup 3 2,33 < Skor ≤ 3,33 10 32,25% Baik

4 3,33 < Skor ≤ 4,00 12 38,70% Sangat Baik

Jumlah 31 100 %

(Sumber: Lampiran 9, hal 216)

Dari tabel di atas maka diperoleh data bahwa sebanyak 12 siswa masuk dalam kategori sangat baik yaitu dengan persentase 38,70% dari jumlah siswa, sebanyak 10 siswa masuk dalam kategori baik yaitu dengan persentase 32,25% dari jumlah siswa, sebanyak 9 siswa masuk dalam kategori cukup dengan persentase 29,03% dari jumlah seluruh siswa, dan tidak terdapat siswa yang masuk dalam kategori kurang. Melihat data di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada aspek afektif pada kategori baik dan sangat baik memiliki persentase 70,96% belum mencapai kriteria keberhasilan yang diinginkan, yaitu 75% dari jumlah seluruh siswa mendapatkan kategori baik dan sangat baik dalam penilaian melalui pengamatan skala afektif yang sudah dilakukan.

b) Data Hasil Observasi Aspek Psikomotor Siswa

Data untuk aspek psikomotor diambil dari lembar pengamatan yang di dalamnya memuat pernyataan berjumlah 8 yang menunjukkan keterampilan siswa dalam pembentukan dan

88

menjaga kelangsungan kelompok, keterampilan berkontribusi dalam kelompok, dan keterampilan siswa dalam berkomunikasi. Teknik penilaian pada pengamatan hasil belajar aspek psikomotor dibagi menjadi 4 kategori dalam setiap pernyataannya, yaitu kategori sangat baik (skor 4), kategori baik (skor 3), kategori cukup (Skor 2) dan kategori kurang (skor 1). Untuk melihat lebih jelas data yang diperoleh dari pengamatan hasil belajar siswa aspek psikomotor dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 17. Hasil Belajar IPS Aspek Psikomotor Siklus I

No Interval Jumlah Siswa Persent ase Predikat 1 Skor ≤ 1,33 0 0,00% Kurang 2 1,33 < Skor ≤ 2.33 10 32,26% Cukup 3 2,33 < Skor ≤ 3,33 21 67,74% Baik

4 3,33 < Skor ≤ 4,00 0 0,00% Sangat Baik

Jumlah 31 100 %

(Sumber: Lampiran 9, hal 221)

Dari tabel di atas maka diperoleh data bahwa tidak terdapat siswa yang mendapatkan hasil belajar aspek psikomotor dengan kategori sangat baik, sebanyak 21 siswa atau 67,74% mendapatkan kategori baik, sebanyak 10 siswa atau 32,26% mendapatkan kategori cukup, dan tidak terdapat siswa yang mendapatkan nilai dengan kategori kurang. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada aspek psikomotor pada siklus I masih memiliki persentase 67,74% belum mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebesar 75% dari jumlah siswa kelas IV SD

89

Bakulan Jetis Bantul mendapatkan nilai minimal pada kategori baik.

c) Data Hasil Observasi Untuk Aktifitas Guru

Selain pengamatan aktivitas siswa, pengamatan aktivitas guru juga dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran IPS dengan Model SAVI. Pengamatan aktivitas guru dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran IPS dengan Model SAVI berlangsung. Data untuk mengamati aktivitas guru diambil dari lembar observasi yang di dalamnya memuat pernyataan-pernyataan berjumlah 15. Pernyataan-pernyataan-pernyataan tersebut meliputi aktivitas yang dilakukan guru di dalam pembelajaran sesuai dengan fase-fase model SAVI.

Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I pertemuan 1, guru melaksanakan 11 dari 15 aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran menggunakan model SAVI. Pada pertemuan 2 guru telah melaksanakan 14 dari 15 aktivitas. Berdasarkan data yang diperoleh pada saat orientasi masalah, guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. Guru memberikan penjelasan kepada siswa bahwa akan melakukan pembelajaran IPS dengan model SAVI. Pada fase persiapan pada pertemuan satu dan dua saat kegiatan apresepsi guru sudah memancing rasa ingin tahu

90

siswa dengan mengajukan pertanyaan yang mencakup materi yang akan diajarkan.

Pada fase penyampaian pertemuan satu guru mengunakan media berupa video dan gambar yang yang sesuai dengan materi masalah sosial di lingkungan sekitar. Saat guru selesai menjelaskan guru sudah memberikan kesempatan bertanya kepada siswa. Tetapi banyak siswa masih belum percaya diri untuk mengluarkan pendapatnya. Guru tidak mencoba memotivasi siswa agar berani mengungkapkan pendapatnya. Pertemuan kedua guru mengunakan gambar berupa foto dan artikel tentang masalah pendidikan yang terjadi di daerah terpencil agar siswa lebih tertarik tentang materi yang sedang diajarkan. Media tersebut

Dokumen terkait