BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
B. Deskripsi Pembahasan Hasil Data
Bersumber dari langkah-langkah yang telah dilakukan dalam pengumpulan data, peneliti mendapatkan tiga puluh tiga teks eksplanasi dari keseluruhan
jumlah peserta didik, yaitu tiga puluh lima siswa. Hal itu disebabkan karena, dua orang tidak dapat hadir, di antaranya: Dewa Andhika Kurniawan (tanpa keterangan) dan Duta Afka Azhar Nugraha (sakit). Analisis menulis teks eksplanasi dengan penggunaan media video animasi terdiri dari kategori baik sekali (A), baik (B), cukup (C), dan kurang (D).
Tiga puluh tiga data tersebut merupakan teks eksplanasi dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1) memiliki tiga struktur yang terdiri atas identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan; 2) berbentuk naratif; 3) kalimat yang ditulis dalam paragraf berupa fakta; dan 4) fakta yang diragkai menggunakan pola kronologis.
1. Nama : Adelia Agustine Nilai : 81 (Baik)
Tabel 4. 6
Penilaian Teks Eksplanasi Adelia Agustine
Nama Aspek Penilaian Nilai
Adelia Agustine 1 (30) 2 (20) 3 (20) 4 (25) 5 (5) 81 30 17 12 20 2
Berdasarkan hasil penilaian teks eksplanasi, maka Adelia Agustine memperoleh nilai 81. Nilai tersebut termasuk dalam kategori baik (B). Hasil nilai tersebut dapat diuraikan sesuai dengan aspek penilaian yang digunakan.
Penilaian pertama, yaitu penilaian terhadap komponen isi teks eksplanasi yang dibuat oleh Adelia Agustine. Isi gagasan yang ditulis Adelia sangat relevan dengan topik bahasan yang diangkat. Ia menguasai topik dengan sangat baik, menyampaikan topik secara runtut, dan memiliki keterpaduan antarkalimat. Gagasan yang disampaikan secara lengkap tersebut meliputi metamorfosis sempurna nyamuk Aedes Aegypti, inkubasi DBD, dan pencegahan DBD. Adelia mengungkapkan bahwa, salah satu faktor munculnya penyakit adalah dengan membuang sampah sembarangan dan salah satu penyakitnya ialah demam berdarah. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan teks eksplanasi Adelia berikut ini,
“Membuang botol/sampah sembarangan tidak ditempat sampah akan memilki berbagai macam penyakit salah satunya demam berdarah (dengue)”. Komponen isi pada teks eksplanasi Adelia mendapat skor 30 dengan kriteria sangat baik.
Penilaian kedua, yaitu penilaian terhadap komponen organisasi. Struktur teks eksplanasi yang dibuat oleh Adelia cukup baik dan terstruktur. Judul yang diambil kurang spesifik, karena ia hanya menuliskan Demam Berdarah seharusnya ia menambahkan kata dengue di akhir judul. Selanjutnya untuk identifikasi fenomena sudah dibuat dengan cukup baik, Adelia menjelaskan terlebih dahulu mengenai nyamuk Aedes Aegypti, tetapi tidak dengan pengenalan DBD secara umum. Pada rangkaian kejadian, ia telah memaparkan secara runtut dan logis, dengan menggunakan pola pengembangan kronologis dan sebab akibat. Pola pengembangan tersebut digunakan saat menjelaskan proses metamorfosis nyamuk Aedes Aegypti dan inkubasi DBD. Berikut contoh kutipan teksnya “... telur akan menetas menjadi jentik dengan melalui 1-2 hari. Lalu dari jentik-jentik sampai...” Namun, pada bagian ini pula beberapa teks ditulis dengan bentuk poin-poin, yang seharusnya dibuat secara naratif. Lalu untuk ulasan, Adelia kurang mengembangkan gagasannya terkait fenomena yang dibahas. Maka dari itu, ia mendapatkan skor 17 dengan kriteria baik.
Penilaian ketiga, yaitu kosakata. Kosakata yang digunakan Adelia cukup terbatas. Terdapat delapan kesalahan dalam penulisan teks eksplanasi yang telah dibuat. Kesalahan yang sering muncul adalah salah dalam penerapan kosakata baku dan kesalahan penulisan. Berikut contoh kesalahan yang terdapat dalam teks eksplanasi Adelia: /pupha/ yang seharusnya /pupa/ dan /celcius/ yang seharusnya /celsius/. Penulisan kosakata tersebut tidak masuk ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, karena merupakan kosakata asing. Jika kosakata asing telah diserap ke dalam bahasa Indonesia, maka lebih baik menggunakan bahasa yang telah terdapat di KBBI. Selain itu kesalahan penulisan terjadi pada kutipan berikut, “Demam berdarah dengue yang terdapat pada nyamuk Aedes Egypti...” seharusnya kata /Aedes Egypti/ ditulis /Aedes Aegypti/. Oleh sebab itu, peneliti memberikan skor sebesar 12 dengan kriteria cukup.
Penilaian keempat, yakni penggunaan bahasa. Penggunaan bahasa yang digunakan oleh Adelia baik, namun terdapat lima kesalahan. Akan tetapi, kesalahan yang terjadi tidak mengaburkan makna teksnya. Selain itu, konstruksi kalimat yang disusun sederhana, tetapi efektif. Pada komponen ini, teks eksplanasi Adelia terdapat kesalahan dalam penerapan preposisi dan urutan fungsi kata. Penulisan preposisi /kedalam/ dan /kedokter/ ditulis secara rangkai, namun hal tersebut kurang tepat. Seharusnya ke- dipisah saat bertemu dengan kata benda, menjadi /ke dalam/ dan /ke dokter/. Selanjutnya penerapan urutan fungsi yang masih kurang tepat dalam kutipan berikut, “... Badannya kecil, tidak membentuk 90o, berwarna hitam putih, bisa hidup diair bersih.”, penulisan teks dalam kutipan tersebut juga kurang tepat secara ejaan. Seharusnya ditulis seperti ini, “... badannya kecil, tidak membentuk 90o, berwarna hitam putih, dan bisa hidup di air bersih.”, karena peletakan konjungsi /dan/ harus ditulis untuk menjelaskan hal yang lebih dari dua disertai dengan tanda koma (,). Komponen penggunaan bahasa ini, Adelia mendapat skor 20 dengan kriteria cukup.
Penilaian kelima, yaitu ejaan. Ejaan yang ada dalam teks eksplanasi Adelia sangat kurang. Hal tersebut dikarenakan terdapat 27 kesalahan yang meliputi penulisan ejaan, tanda baca, dan huruf kapital. Berikut contoh-contoh kesalahan penggunaan ejaan yang ada dalam teks eksplanasi Adelia: penggunaan garis miring (/) untuk mengganti kata /atau/, penulisan /Aedes Aegypti/ seharusnya ditulis miring menjadi /Aedes Aegypti/ karena merupakan bahasa asing, penulisan kata /Liter/ yang berada di tengah kalimat, seharusnya ditulis dengan huruf l kecil menjadi /l/, dan menulis angka /3/ yang seharusnya ditulis dengan abjad menjadi /tiga/, karena hanya terdiri dari satu digit. Berdasarkan hal-hal tersebut, Adelia diberi skor oleh peneliti sebesar 2 dengan kriteria kurang.
2. Nama : Afif Ramadhan Nilai : 69 (Cukup)
Tabel 4. 7
Penilaian Teks Eksplanasi Afif Ramadhan
Afif Ramadhan 1 (30) 2 (20) 3 (20) 4 (25) 5 (5) 69 23 10 13 20 3
Berdasarkan hasil penilaian teks eksplanasi, maka Afif Ramadhan memperoleh nilai 69. Nilai tersebut termasuk dalam kategori cukup (C). Hasil nilai tersebut dapat diuraikan sesuai dengan aspek penilaian yang digunakan.
Penilaian pertama, yakni penilaian komponen isi teks eksplanasi Afif Ramadhan. Pada komponen ini, isi gagasan yang dipaparkan oleh Afif kurang memadai. Afif kurang memunculkan isi gagasan dalam teks eksplanasinya dan juga kurang dikembangkan. Bukan hanya itu, ia juga kurang menguasai topik bahasan mengenai DBD. Hal yang disampaikan Afif di awal paragraf adalah langsung membahas metamorfosis sempurna nyamuk Aedes Aegypti, tanpa terlebih dahulu menjelaskan gambaran umumnya. Berikut ini contoh kutipan teks eksplanasi Afif di awal paragraf “nyamuk aedes aegypti mempunyai metamorfosis lengkap...”. Komponen isi pada teks eksplanasi Afif peneliti beri skor 23 dengan kriteria cukup.
Penilaian kedua, yaitu penilaian mengenai komponen organisasi. Struktur teks eksplanasi yang dibuat oleh Afif termasuk kategori cukup. Pada komponen ini, Afif hanya menggunakan dua struktur teks eksplanasi, yaitu bagian rangkaian kejadian dan ulasan. Ia tidak memberikan judul dalam teks eksplanasi yang telah dibuatnya. Selain itu, Afif juga tidak memasukkan struktur identifikasi fenomena dalam teks. Tidak ada pengenalan awal terkait topik bahasan yang dipaparkan dalam teks. Hal yang dilakukan Afif, yakni langsung menyampaikan rangkaian kejadian, yang berisikan proses metamorfosis nyamuk Aedes Aegypti dan inkubasi DBD. Pada rangkaian kejadian, ia memaparkan gagasan secara runtut dan logis, dengan menggunakan pola pengembangan kronologis dan sebab akibat. Pola pengembangan tersebut digunakan saat menjelaskan proses metamorfosis nyamuk Aedes Aegypti dan inkubasi DBD. Berikut contoh kutipan teksnya “... virus dengue akan masuk ke salam tubuh. Sehingga virus dan sel akan bersaing...”. Selanjutnya, bagian ulasan yang disampaikan Afif juga kurang memadai. Afif kurang mengembangkan gagasannya, berikut kutipan teks eksplanasi Afif
“Kesimpulan dari penjelasan berikut adalah bahwa penyakit DBD membawa dampak buruk bagi tubuh kita.”. Oleh sebab itu, Afif mendapat skor 10 dengan kriteria cukup.
Penilaian ketiga, yaitu kosakata. Penggunaan kosakata yang dilakukan Afif terbilang cukup, karena pemanfaatan kosakatanya terbatas dan tidak luas dalam memaparkan paragraf. Ada tujuh kesalahan dalam penulisan teks esksplanasi yang ditulis oleh Afif. Kesalahan-kesalahan tersebut terdiri dari kosakata baku, singkatan kata, dan penulisan kata jamak, yakni: kata /yang/ yang kemudian disingkat /yg/, hal tersebut kurang tepat karena tidak sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, penulisan kosakata jamak /bintik2/ yang seharusnya ditulis dengan tanda hubung (-) menjadi /bintik-bintik/, dan kata /anti bodi/ yang ditulis secara terpisah, seharusnya tidak terpisah lalu menjadi /antibodi/. Jadi, peneliti memberikan skor sebesar 13 dengan kriteria cukup.
Penilaian keempat, yaitu penggunaan bahasa. Penerapan penggunaan bahasa yang dilakukan Afif baik, meskipun terdapat lima kesalahan dan konstruksi kalimatnya sederhana. Terdapat kesalahan penggunaan preposisi, yakni /didalam/ yang ditulis secara rangkai, namun seharusnya saat di- bertemu dengan kata yang menunjukkan suatu tempat, maka dipisah menjadi /di dalam/. Urutan fungsi dalam penulisan teks eksplanasi Afif juga terdapat kekurangan, berikut fakta teksnya “... menetas menjadi jentik-jentik. dan masa 1-2 lalu kemudian jentik-jentik akan berubah menjadi...”, seharusnya teks tersebut ditulis, “... menetas menjadi jentik-jentik. Butuh 1-2 hari untuk menjadi jentik-jentik, lalu akan berubah menjadi...”. Kesalahan bukan hanya pada urutan fungsi, tetapi peletakan /dan/ di awal kalimat, yang membuat kalimat menjadi kurang efektif. Skor yang diberikan kepada Afif pada komponen ini adalah 20 dengan kriteria baik.
Penilaian kelima, yaitu ejaan. Penulisan ejaan yang terdapat dalam teks eksplanasi Afif termasuk cukup. Terdapat delapan kesalahan dalam komponen ejaan ini, yang berupa ejaan, tanda baca, dan huruf kapital. Berikut contoh kesalahan ejaan dalam teks eksplanasi yang dibuat oleh Afif “nyamuk aedes aegypti mempunyai...”. Teks tersebut kurang tepat, seharusnya huruf n pada
nyamuk ditulis dengan huruf kapital menjadi /N/ karena berada di awal kalimat. Bukan hanya itu, penulisan bahasa asing juga harus diawali dengan huruf kapital di awal huruf dan dimiringkan menjadi /Aedes Aegypti/. Selain itu, Afif juga tidak memberikan tanda titik (.) pada akhir paragraf “... merah pada kulit serta muntah darah” seharunya setelah kata /darah/ harus diimbuhi tanda titik (.). Maka dari itu, Afif mendapat skor 3 dengan kriteria cukup.
3. Nama : Amanda Annisa Putri Nilai : 87 (Baik Sekali)
Tabel 4. 8
Penilaian Teks Eksplanasi Amanda Annisa Putri
Nama Aspek Penilaian Nilai
Amanda Annisa Putri
1 (30) 2 (20) 3 (20) 4 (25) 5 (5) 87 28 19 15 22 3
Berdasarkan hasil penilaian teks eksplanasi Amanda Annisa Putri, maka ia memperoleh nilai 87. Nilai tersebut termasuk dalam kategori sangat baik (A). Hasil nilai tersebut dapat diuraikan sesuai dengan aspek penilaian yang digunakan.
Penilaian pertama, yaitu penilaian terhadap komponen isi teks eksplanasi Amanda Annisa Putri. Gagasan yang disampaikan Amanda dalam komponen isi masih dapat tergolong sedikit, untuk memunculkan gagasan yang ada dalam topik. Namun, Amanda sebenarnya menguasai topik pembahasan mengenai demam berdarah dengue. Hanya saja ia, kurang mengembangkan gagasannya untuk ditulis dalam sebuah kalimat. Isi gagasan yang disampaikan Amanda jelas dan lengkap. Ia memaparkan mengenai metamorfosis nyamuk Aedes Aegypti, proses inkubasi DBD, dan langkah pencegahan DBD. Berikut kutipan teks eksplanasi yang disampaikan Amanda dalam gagasannya “Virus dan sel manusia akan bersaing...”. Oleh sebab itu, Amanda mendapatkan skor sebesar 28 dengan kriteria sangat baik.
Penilaian kedua, yaitu penilaian terkait komponen organisasi. Penggunaan struktur teks eksplanasi yang ditulis Amanda sangat baik. Ia telah menuliskan teks eksplanasi sesuai dengan strukturnya, yang ditulis secara cukup sistematis dan lengkap. Judul teks eksplanasi yang diberikan Amanda sudah sesuai dengan tema bahasan, yakni Demam Berdarah Dengue (DBD). Pada bagian identifikasi fenomena, Amanda menjelaskan penyebab penyakit demam berdarah karena faktor gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Namun, hal yang kurang disampaikan Amanda dalam identifikasi fenomena tersebut adalah kurang mengembangkan gagasannya, jadi hanya sedikit informasi mengenai DBD. Berikut kutipan teks eksplanasi pada struktur identifikasi Amanda “Penyakit demam berdarah dapat disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti...”. Selanjutnya dalam rangkaian kejadian, ia juga menjelaskan proses metamorfosis nyamuk Aedes Aegypti dan inkubasi DBD secara lengkap serta jelas. Amanda menggunakan pola pengembangan sebab akibat dan urutan kronologis. Terakhir pada bagian ulasan, Amanda sudah memaparkan ulasannya dengan penjelasan cara mencegah DBD dengan baik. Maka dari itu, peneliti memberikan skor 19 kepada Amanda dengan kriteria sangat baik.
Penilaian ketiga, yakni kosakata. Penggunaan kosakata dalam teks eksplanasi Amanda sudah baik, meskipun terdapat lima kesalahan dalam penulisan kosakata. Seperti yang telah dipaparkan peneliti dalam deskripsi komponen isi di atas bahwa, Amanda kurang menyampaikan gagasannya. Maka konstruksi kosakata yang digunakan pun sederhana, tetapi efektif. Namun, kesalahan dalam penulisan kosakata yang dilakukan Amanda tidak mengaburkan makna teks eksplanasinya. Berikut contoh kesalahan penulisan kata dalam teks eksplanasi Amanda: penulisan kurang baku dari /anti body/ yang seharusnya ditulis /antibodi/, kesalahan penulisan /mengigit/ yang seharusnya /menggigit/, dan peletakan diksi yang kurang tepat pada kutipan berikut “... telur sebanyak 100 telur. Namun nyamuk juga mempunya metamorfosis...” seharusnya kata yang digarisbawahi menggunakan diksi /selain itu/. Oleh karena itu, Amanda mendapatkan skor sebesar 15 dengan kriteria baik.
Penilaian keempat, yang berkaitan dengan penggunaan bahasa. Penerapan penggunaan bahasa oleh Amanda terbilang sangat baik, meskipun terdapat tiga kesalahan. Kesalahan yang dibuatnya adalah kurang tepat untuk meletakkan preposisi dan urutan fungsi. Amanda meletakkan kata depan di awal kalimat, berikut kutipannya “... obat penurun panas. Untuk barang yang sudah tidak terpakai (bekas), tidak lupa untuk memberikan bubuk...” seharusnya kata /Untuk/ dihilangkan, begitu juga dengan /(bekas)/. Hal tersebut dilakukan karena, kalimat yang digunakan jadi kurang efektif; seharusnya /untuk/ tidak diletakkan di awal kalimat karena merupakan preposisi dan /bekas/ tidak usah digunakan karena sudah ada kata /tidak terpakai/. Berdasarkan hal tersebut, peneliti memberikan skor 22 kepada Amanda dengan kriteria baik.
Penilaian kelima, yaitu membahas ejaan. Penulisan ejaan yang dilakukan Amanda dalam teks eksplanasinya terbilang cukup. Teks eksplanasi Amanda memiliki delapan kesalahan ejaan yang meliputi, ejaan, tanda baca, dan huruf kapital. Berikut ini beberapa contoh kesalahan dalam teks eksplanasinya: penggunaan huruf kapital dalam kutipan berikut “... penyakit DBD, yaitu: Memberikan minum dengan sebanyak mungkin...” seharusnya kata yang digarisbawahi ditulis dengan menggunakan huruf m kecil menjadi, /memberikan/ karena berada di tengah kalimat, penggunaan simbol panah (->) di kutipan berikut “... sangat lengkap dimulai dari: telur -> jentik-jentik -> tahap...” seharusnya penggunaan simbol dalam sebuah teks dihindari, karena masih banyak kosakata atau tanda baca yang dapat digunakan dan sesuai dengan kaidah bahasa, serta penulisan kata / edes aegypti/ yang tidak diawali dengan huruf kapital pada huruf a dan tidak dimiringkan pula menjadi /Aedes Aegypti/. Maka, Amanda mendapat skor 3 dengan kriteria cukup.
4. Nama : Arief Budhi Arganto Nilai : 81 (Baik)
Tabel 4. 9
Penilaian Teks Eksplanasi Arief Budhi Arganto
Arief Budhi Arganto 1 (30) 2 (20) 3 (20) 4 (25) 5 (5) 81 30 17 10 22 2
Berdasarkan hasil penilaian teks eksplanasi yang telah dibuat Arief Budhi Arganto, maka ia memperoleh nilai 81. Nilai tersebut termasuk dalam kategori baik (B). Hasil nilai tersebut dapat diuraikan sesuai dengan aspek penilaian yang digunakan.
Penilaian pertama, yakni penilaian komponen isi teks eksplanasi Arief Budhi Arganto. Penyampaian isi gagasan yang dipaparkan oleh Arief sangat baik, karena gagasan yang disampaikan sesuai dengan topik bahasan. Ia menjelaskan metamorfosis nyamuk Aedes Aegypti, proses inkubasi DBD, dan cara pencegahannya dengan runtut, jelas, serta lengkap. Arief mengungkapkan bahwa, salah satu cara untuk mencegah DBD adalah dengan memberikan bubuk Abate pada bak mandi. Ungkapan tersebut berada dalam kutipan teks eksplanasi Arief “memberikan bubuk abate pada bak mandi dengan takaran...”. Oleh karena itu, Arief mendapatkan skor 30 dengan kriteria sangat baik.
Penilaian kedua, yaitu penilaian mengenai komponen organisasi. Struktur teks eksplanasi yang ditulis Arief baik, karena judul yang diberikan kurang spesifik. Judul yang diberikan Arief ialah Demam Berdarah saja, seharusnya ia menambahkan ditambahkan kata dengue di akhir judul. Pemaparan struktur identifikasi fenomena yang Arief tuliskan sudah baik, ia memberikan informasi terkait faktor penyebab DBD. Selanjutnya untuk rangkaian kejadian, ia juga menjelaskannya dengan baik, runtut, dan sistematis. Arief menggunakan pola pengembangan sebab akibat dan urutan kronologis, untuk mengembangkan gagasannya. Namun, pada bagian ini Arief menuliskan teks eksplanasinya ke dalam bentuk poin-poin, yang seharusnya ditulis secara naratif. Terakhir, struktur ulasan dalam teks eksplanasi sudah disampaikan Arief dengan jelas pula. Berikut contoh kutipan teks ulasan Arief “Agar lingkungan menjadi bersih dan kita pun terhindar dari penyakit DBD dengue”. Maka itu, peneliti memberi skor sebesar 17 untuk Arief dengan kriteria baik.
Penilaian ketiga, yaitu kosakata. Penggunaan kosakata Arief dapat dikatakan cukup, karena terdapat sepuluh kesalahan kosakata. Kesalahan pemanfaatan kosakata yang digunakan Arief meliputi penggunaan kata baku dalam teks eksplanasi. Berikut contoh kesalahan yang ada dalam teks eksplanasi Arief: penulisan /kepopong/ yang seharusnya /kepompong/, penggunaan diksi yang kurang tepat dari kutipan “Langkah-langkah penyembuhan dengan dengue” seharusnya kata yang digarisbawahi diganti dengan /demam berdarah/, penulisan /aedes egypti/ yang seharusnya /Aedes Aegypti/, dan penulisan /dgn/ yang seharusnya ditulis /dengan/ karena menyalahi aturan penyingkatan kata berdasarkan PUEBI. Oleh sebab itu, Arief diberi skor oleh peneliti sebesar 10 dengan kriteria cukup.
Penilaian keempat, yaitu tentang penggunaan bahasa. Penggunaan bahasa yang diterapkan Arief sangat baik, walaupun terdapat tiga kesalahan. Kesalahan penggunaan bahasa yang dilakukan Arief terjadi pada peletakan preposisi dan urutan fungsi. Meskipun demikian, konstruksi kalimat yang digunakan tetap kompleks dan efektif. Berikut ini kesalahan penggunaan bahasa dalam teks eksplanasi Arief: penggabungan kata /ke dalam/ yang seharusnya dipisah menjadi /ke dalam/ karena ke- bila bertemu dengan kata benda maka harus dipisah, kurang tepatnya penulisan urutan fungsi dalam kutipan “... tubuh manusia lemah maka virus dengue...” seharusnya sebelum kata virus harus diberikan kata /gejala/ sehingga penulisannya menjadi lebih efektif seperti ini, “... tubuh manusia lemah maka gejala virus dengue...”, dan urutan fungsi pada kutipan berikut “Memberikan minum sebanyak mungkin bagi si penderita” seharusnya kata /si/ dihilangkan menjadi “Memberikan minum sebanyak mungkin bagi penderita” agar lebih efektif. Mengacu dari hal-hal tersebut, maka Arief mendapatkan skor 22 dengan kriteria sangat baik.
Penilaian kelima, yaitu mengenai ejaan. Ejaan yang terkandung dalam teks eksplanasi Arief sangat kurang, karena terdapat 17 kesalahan penulisan ejaan. Kesalahan tersebut meliputi kesalahaan ejaan, penggunaan tanda baca, dan huruf kapital. Berikut beberapa contoh kesalahan ejaan yang dibuat oleh Arief: penggunaan tanda tutup dan buka kurung (.) pada kutipan teks berikut “Cara
untuk pencegahan (demam berdarah)...” seharusnya tanda tutup dan buka kurung tidak usah dipakai, lalu menjadi “Cara untuk pencegahan demam berdarah...”, penulisan kata /Dengue/ dengan huruf besar di tengah kalimat, yang seharusnya huruf d ditulis kecil menjadi /d/, dan menuliskan angka pada teks berikut “... apabila 3 hari panas...” seharusnya ditulis dengan abjad, karena hanya terdapat satu digit angka. Sebab itu, peneliti memberikan Arief skor sebesar 2 dengan kategori kurang.
5. Nama : Asyarfil Hayat Nilai : 82 (Baik)
Tabel 4. 10
Penilaian Teks Eksplanasi Asyarfil Hayat
Nama Aspek Penilaian Nilai
Asyarfil Hayat 1 (30) 2 (20) 3 (20) 4 (25) 5 (5) 82 30 18 12 20 2
Berdasarkan hasil penilaian teks eksplanasi yang telah dibuat oleh Asyrafil Hayat, maka ia mendapatkan nilai 82. Nilai tersebut termasuk dalam kategori baik (B). Hasil nilai tersebut dapat diuraikan sesuai dengan aspek penilaian yang digunakan.
Penilaian pertama, yaitu terkait penilaian isi teks eksplanasi Asyrafil Hayat. Penjelasan gagasan yang disampaikan Asyrafil sangat baik, karena isi gagasannya sudah lengkap, runtut, dan sesuai dengan topik. Isi gagasan yang dipaparkan berkaitan dengan proses metamorfosis sempurna nyamuk Aedes Aegypti, inkubasi DBD, dan pencegahan DBD. Menurut Asyrafil, DBD adalah penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes Aegypti dari gigitannya. Pernyataan Asyrafil tersebut disampaikan dalam kutipan teks eksplanasi berikut “DBD merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dari gigitannya yang membawa virus dengue.”. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti memberikan skor sebesar 30 dengan kriteria sangat baik.
Penilaian kedua, yaitu penilaian terkait komponen organisasi. Penulisan teks eksplanasi yang dilakukan Asyarafil sudah sangat baik, meskipun penulisannya masih kurang sistematis. Struktur teks eksplanasi Asyarfil sudah lengkap, judul yang diberikan pun relevan dengan topik bahasan. Ia memberikan judul Demam Berdarah Dengue (DBD), untuk teks eksplanasinya. Sementara itu, pada bagian identifikasi fenomena Asyrafil menggambarkan penyakit DBD secara umum. Informasi yang diberikan kepada pembaca sudah baik, berikut kutipan teksnya “Demam berdarah dengue atau disebut dengan DBD merupakan penyakit yang ditularkan...”. Selanjutnya untuk rangkaian kejadian, Asyrafil menjelaskan gagasannya dengan baik, terstruktur, dan logis. Namun, dalam struktur ini Asyrafil menuliskan beberapa gagasan berupa poin-poin. Padahal seharusnya ditulis secara naratif, berikut contoh kutipannya: “Adapun Langkah-Langkah penyembuhan DBD: - Memberikan minum sebanyak-banyaknya kepada si penderita, - Kompres untuk menurunkan panas...”. Penulisan poin-poin tersebut sebaiknya dihindari dalam menulis teks eksplanasi, karena seharusnya bentuk tulisan teks eksplanasi adalah naratif atau berbentuk paragraf. Kemudian pada struktur ulasan, Asyrafil telah memberikan gagasannya dengan baik. Ia