• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 3 Limau, Kebayoran Baru yaitu untuk mengetahui bagaimana korelasi antara hukuman dan pengamalan ajaran Islam. Alasan yang paling utama dalam memberikan hukuman bagi siswa-siswa adalah untuk mendidik mereka agar jadi lebih dewasa, lain dari itu tidak ada. Biarpun baik tujuannya, adakalanya orang tua menuntut atas perlakuan terhadap anaknya : dengan alasan tidak ada dasar hukumnya (kesepakatan antara pihak sekolah dengan para wali murid). Namun bila ditinjau secara teliti ternyata hal itu semua sudah ada dalam buku panduan masuk yang diberikan pada masing-masing siswa.

Menurut hemat penulis hal itu kurang diperhatikan oleh orang tua siswa, sehingga ketika sesuatu hukuman dikenakan kepada anaknya, mereka balik menuntut pihak sekolah. Untuk mengantisipasi hal ini yang berkelanjutan maka untuk tahun ajaran

2007/2008 akan ada perjanjian secara tertulis antara pihak sekolah dengan siswa (wali murid) yang ditandatangani diatas kertas bermaterai.

Waktu pemberian hukuman tidak ada ketentuan (any time), disesuaikan dengan dengan keadaan. Hukuman ini biasanya dilakukan di kelas, di BP atau di ruang kepala sekolah. Pertimbangan pemilihan waktu dan tempat pemberian hukuman tergantung kebijaksanaan atau pertimbangan guru atau yang berwenang sesuai dengan berat ringannya pelanggaran namun tidak sampai mengganggu proses belajar mengajar.

Guru juga dapat melaporkan perbuatan yang melanggar peraturan tersebut kepada wali kelas dan diteruskan untuk pembinaan lebih lanjut oleh pihak BP. Tindakan pemberian hukuman dapat pula dilakukan langsung oleh bagian kesiswaan dan kalau perlu pimpinan sekolah pun dapat langsung turun tangan untuk memberikan hukuman tersebut.

Untuk memperoleh data penulis menyebarkan angket kepada responden (siswa). Setelah data tentang hukuman dalam pendidikan dan pengamalan ajaran Islam diperoleh, maka kemudian data itu dideskripsikan ke dalam bentuk tabel deskriptif yang menggunakan rumus:

P = F x100% N

Ket : P = Angka Prosentase

F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya N = Number of cases ( jumlah / banyaknya individu )

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel-tabel berikut ini:

Tabel 8

Membaca Al-Quran dengan memperhatikan tajwidnya

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 12 26,7%

2 Sering 11 24,4%

4 Tidak Pernah 4 8,9%

Jumlah 45 100%

Tabel diatas menunjukan untuk pernyataan membaca Al-Quran dengan memperhatikan tajwidnya 26,7% menyatakan selalu, 24,4% menyatakan sering dan 40% menyatakan kadang-kadang dan 8,9% menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan sebagian siswa selalu dan sering memperhatikan bacaan-bacaan al-Quran yang dibacanya walaupun masih ada sebagian kecil mereka yang membaca hanya sekedarnya saja seperti membaca buku, koran, novel dan lain-lain. Atau dengan kata lain hukuman yang mereka terima belum cukup menyentuh hati sanubari mereka dalam mengapalkan ajaran Islam yang dimulai dari membaca al-Quran dengan benar.

Table 9

Mengucapkan salam bila bertemu sesama muslim.

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 11 24,4%

2 Sering 11 24,4%

3 Kadang-kadang 23 51,1%

4 Tidak Pernah 0 0

Jumlah 45 100%

Dari data di atas menunjukan siswa yang selalu mengucapkan salam bila bertemu sesame muslim adalah 24,4%, sering 24,4% dan kadang-kadang mengucapkan salam bila bertemu ada 51%. Ini berarti siswa sudah mulai memiliki kebiasaan baik, dengan menebar salam ketika bertemu juga merupakan pengamalan ajaran Islam. Dengan kata lain hukuman bila diberikan dengan tepat akan membawa dampak yang baik.

Table 10

Melaksanakan shalat Dhuha ketika berada di sekolah.

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 3 6,7%

2 Sering 2 4,4%

3 Kadang-kadang 28 62,2%

Jumlah 45 100%

Tabel di atas menunjukan bahwa sebanyak 6,7% anak selalu melaksanakan shalat Dhuha ketika berada di sekolah, 4,4% menyatakan sering, 62% menyatakan kadang-kadang dan 31,1% menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukan kesadaran anak terhadap shalat Dhuha sudah mulai tumbuh dan ini memang perlu pembinaan yang lebih baik lagi agar mereka sadar terhadap ajaran shalat. Sedang beberapa anak secara jelas meyatakan sering dan selalu melaksanakannya walaupun itu ada di sekolah.

Table 11

Mengganti puasa yang putus tanpa diingatkan orang lain

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 14 31,1%

2 Sering 7 15,5%

3 Kadang-kadang 16 35,5%

4 Tidak Pernah 8 17,7%

Jumlah 45 100%

Dari data tersebut di atas siswa yang menyatakan selalu mengganti puasa yang terputus tanpa diingatkan orang lain sebanyak 31%, menyatakan sering 15%, menyatakan kadang-kadang sebanyak 35% dan 17% menyatakan tidak pernah menggati hutang puasanya. Hal ini menunjukan bahwa kesadaran siswa untuk mengganti dan mempertanggung jawabkan kesalahannya masih kurang dan perlu untuk mendapatkan bimbingan dari bapak dan ibu gurunya serta orang tua mereka.

Table 12

Melaksanakan shalat wajib lima waktu di manapun berada

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 8 17,7%

2 Sering 16 35,5%

3 Kadang-kadang 20 44,4%

4 Tidak Pernah 1 2,2%

Data di atas menyatakan melaksanakan shalat wajib lima waktu di manapun berada sebanyak 17% menjawab selalu, menjawab sering 35%, menjawa kadang-kadang sebanyak 44,4% dan menjawab tidak pernah 2,2%. Dengan kata lain masih banyak siswa yang memerlukan pembiasaan dan pembinaan agar mereka sadar betul bahwa shalat itu adalah tiang dari agama. Atau boleh juga dinyatakan bahwa ternyata hukuman sebagai faktor dari luar diri masih kurang berpengaruh terhadap kewajiban untuk selalu melaksanakan shalat wajib.

Table 13

Sholat Dzuhur sekaligus kultum yang dibawakan oleh teman sekolah.

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 28 62,2%

2 Sering 10 22,2%

3 Kadang-kadang 5 11,1%

4 Tidak Pernah 2 4.4%

Jumlah 45 100%

Dari tabel di atas siswa yang selalu melaksanakan shalat Dzuhur dan kultum dari teman-teman mereka sebanyak 62%, menyatakan sering 22%, kadang-kadang 11% dan tidak pernah 4,4%. Hal ini menunjukan kesadaran terhadap peraturan sekolah dan dalam mengamalkan ajaran Islam sudah cukup baik. Akan tetapi masih terdapat orang-orang yang memang memerlukan penangan dan penggemblengan lagi agar mereka menjadi lebih baik.

Table 14

Belajar di rumah walaupun tidak ada PR

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 9 20%

2 Sering 8 17,7%

3 Kadang-kadang 25 55,5%

4 Tidak Pernah 3 6,6%

Data di atas menyebutkan selalu belajar di rumah walaupun tidak ada PR 20%, menyatakan sering 17%, menyatakan kadang-kadang 55% dan tidak pernah belajar dirumah ketika tidak ada PR sebanyak 66%. Hal ini bisa dikatakan kesadaran untuk melaksanakan ajaran agama khususnya belajar masih kurang dan perlu untuk di tingkatkan lagi. Atau mungkin lebih rutin guru memberikan PR akan menjadikan siswa jadi terbiasa untuk selalu belajar.

Table 15

Membereskan tempat tidur sendiri.

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 14 31,1%

2 Sering 8 17,7%

3 Kadang-kadang 15 33,3%

4 Tidak Pernah 7 15,5%

Jumlah 45-1= 44 100%

Data di atas menunjukkan siswa yang selalu membereskan tempat tidurnya sebanyak 31%, menyatakan sering 17,7%, menyatakan kadang-kadang 33,3% dan menyatakan tidak pernah membereskan tempat tidur sebanyak 15,5%. Ada 2,2% anak yang tidak sama sekali memberi respon terhadap pernyataan ini. Hal tersebut menunjukkan kesadaran siswa dalam mengamalkan ajaran Islam khususnya dalam hal membantu orang tua (membereskan tempat tidur sendiri) masih memerlukan pembinaan lebih lanjut.

Table 16

Melaksanakan shalat tahujud/tarawih

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 7 15,5%

2 Sering 10 22,2%

3 Kadang-kadang 26 57,7%

4 Tidak Pernah 2 4,4%

Jumlah 45 100%

Dari data tersebut menunjukkan siswa yang selalu melaksanakan shalat tahajjud/tarawih sebanyak 15%, menyatakan sering 22,2%, kadang-kadang 57% dan

tidak pernah sebanyak 4,4%. Dapat dikatakan kesadaran siswa untuk menjalankan hal-hal yang sunnah mulai tumbuh dan bahkan menunjukkan suatu yang sangat positif. Tetapi terdapat beberapa anak yang tidak sama sekali mengerjakan dan ini memerlukan penanganan segera dari semua pihak baik lembaga maupun personalnya.

Table 17

Membantu orang tua membersihkan rumah

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 11 24,4%

2 Sering 6 13,3%

3 Kadang-kadang 25 55,5%

4 Tidak Pernah 3 6,6%

Jumlah 45 100%

Tabet tersebut menyatakan selalu membantu orang tua sebanyak 24%, sering 13%, kadang-kadang 55,5% dan tidak pernah sebanyak 6,6%. Hal ini bisa dikatakan bahwa kesadaran dan kemauan siswa dalam membatu orang tua mereka khususnya membersihkan rumah sudah mulai ada dan harus lebih ditingkatkan lagi. Meskipun masih ada sebagian anak yang tidak sama sekali mau memberihkan rumah mereka, namun hal tersebut masih dapat diperbaiki jika anak dibiasakan untuk selalu menyukai kebersihan.

Table 18

Mengerjakan PR atau tugas dari guru di rumah

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 15 33,3%

2 Sering 12 26,6%

3 Kadang-kadang 17 37,7%

4 Tidak Pernah 1 2,2%

Jumlah 45 100%

Data di atas menunjukkan siswa yang selalu mengerjakan PR atau tugas dari guru di rumah sebanyak 33,3%, menyatakan sering 26,6%, kadang-kadang 37% dan tidak pernah 2,2%. Hal ini dapat di katakan pengamalan ajaran Islam khususnya dalam hal

belajar di rumah mulai menunjukkan hal yang menggembirakan dan tetap harus dipertahankan dan diperbaiki, ada sebagian kecil siswa yang tidak sama sekali mau mengerjakan PR dan tugas dari guru di rumah, tidaklah menjadi persoalan karena mungkin ada banyak hal yang membuatnya begitu, bisa jadi anak tersebut tidak pernah membawa PR dan tugas tersebut di rumah dan langsung dikerjakan di sekolah.

Table 19

Frekuensi menjalankan puasa ramadhan sebulan penuh

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 23 51,1%

2 Sering 14 31,1%

3 Kadang-kadang 7 15,5%

4 Tidak Pernah 1 2,2%

Jumlah 45 100%

Tabel di atas menunjukkan siswa yang selalu menjalankan puasa ramadhan sebulan penuh 51,1%, sering 31,1%, kadang-kadang 15,5%, tidak pernah penuh satu bulan sebanyak 2,2%. Hal ini dapat dikatakan pengamalan ajaran Islamnya sudah baik dan tetap harus dipertahankan serta ditingkatkan.

Table 20

Membuang sampah pada tempatnya.

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 15 33,3%

2 Sering 15 33,3%

3 Kadang-kadang 15 33,3%

4 Tidak Pernah 0 0

Jumlah 45 100%

Data tersebut menunjukkan siswa yang selalu membuang sampah pada tempatnya 33,3%, yang menyatakan sering 33,3% dan kadang-kadang 33,3%. Hal ini dapat dinyatakan bahwa kesadaran terhadap kebersihan sebagai bagian dari iman sudah baik sekali dan harus tetap dijaga dan terus ditingkatkan.

Table 21

Tidak berpuasa ramadhan tanpa alasan

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 0 0

2 Sering 4 8,8%

3 Kadang-kadang 11 24,4%

4 Tidak Pernah 30 66,6%

Jumlah 45 100%

Dari tabel di atas siswa yang menyatakan selalu tidak berpuasa ramadhan tanpa alasan 0, menyatakan sering 8,8%, kadang-kadang 24% dan tidak pernah 66,6%. Ini menunjukkan bahwa kesadaran siswa untuk menjalankan puasa Ramadhan baik sekali, dan tidak ada satupun responden yang mejawab selalu tidak berpuasa Ramadhan tanpa alasan.

Table 22

Shalat tarawih sebelum mendapat hukuman dari guru

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 12 26,6%

2 Sering 7 15,5%

3 Kadang-kadang 6 13,3%

4 Tidak Pernah 20 44,4%

Jumlah 45 100%

Dari tabel di atas yang menyatakan selalu shalat tarawih sebelum mendapat hukuman dari guru sebanyak 26,6%, sering 15,5%, kadang-kadang 13,3%, dan tidak pernah 44,4%. Ini dapat di katakan mereka cukup memiliki kesadaran untuk melaksanakan shalat sunnah tarawih sebelum mereka mendapatkan hukuman yang bertujuan untuk memperbaiki mereka.

Table 23

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase 1 Selalu 1 2,2% 2 Sering 0 0 3 Kadang-kadang 6 13,3% 4 Tidak Pernah 38 84,4% Jumlah 45 100%

Dari tabel di atas siswa yang selalu shalat tarawih setelah mendapat hukuman dari sebanyak 2,2%, kadang-kadang 13% dan tidak pernah 84%. Hal ini dapat dijelaskan bahwa mereka sebagian besar tidak shalat tarawih setelah mendapatkan hukuman, namun ada kemungkinan lain mereka tetap shalat tarawih dan hukuman dari guru tidak pernah mereka dapat.

Table 24

Melaksanakan puasa Senin dan Kamis

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 1 2,2%

2 Sering 5 11,1%

3 Kadang-kadang 24 53,3%

4 Tidak Pernah 15 33,3%

Jumlah 45 100%

Data di atas menunjukkan siswa selalu melaksanakan puasa sunnah Senin dan Kamis sebanyak 2,2%, menyatakan sering 11,1%, kadang-kadang 53,3% dan tidak pernah 33,3%. Hal ini bisa dikatakan bahwa sebenarnya kesadaran untuk melakukan puasa sunnah sedang tumbuh, dan sebagian lagi memang belum menunjukkan perubahannya. Namun anak yang tidak pernah melakukan puasa sunnah Senin dan Kamis itu akan dapat dipengaruhi bila mereka yang telah tumbuh kesadaran lebih dahulu terus melaksanakan secara terus menerus menjadikan lingkungannya terbiasa melakukan hal-hal yang sunnah.

Table 25

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase 1 Selalu 5 11,4% 2 Sering 14 31,8% 3 Kadang-kadang 24 54,6% 4 Tidak Pernah 1 2,3% Jumlah 44 100%

Dari tabel di atas menunjukkan siswa yang membiasakan membaca Al-Quran di rumah da di sekolah 11,4% menyatakan selalu, 31,8% sering, 54,6% kadang-kadang dan 2,3% menyatakan tidak pernah. Hal ini berarti siswa-siswa di SMA Muhammadiyah 3 cukup baik dalam usaha pembiasaan membaca kitabullah yang nantinya dapat menjadi pedoman hidup bagi mereka kelak.

Table 26

Aktif dalam kegiatan pengajian di mushola atau di masjid

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 1 2,2%

2 Sering 4 8,8%

3 Kadang-kadang 26 57,8%

4 Tidak Pernah 14 31,1%

Jumlah 45 100%

Data tersebut menyatakan selalu aktif dalam kegiatan pengajian di mushola atau di masjid 2,2%, sering 8,8%, kadang-kadang 57% dan tidak pernah 31%. Hal ini dapat di katakana keikut sertaan mereka dalam kegiatan-kegiatan sosial khususnya dalam mengikuti pengajian-pengajian yang ada di mushola atau di masjid merek masih kurang dan harus terus mendapat dorongan dan motivasi untuk memperbaikinya.

Table 27

Membaca al-Quran lebih dari 100 ayat dalam satu minggu

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

2 Sering 3 6,6%

3 Kadang-kadang 18 40%

4 Tidak Pernah 20 44,4%

Jumlah 45 100%

Dari data di atas yang menyatakan selalu membaca al-Quran lebih dari 100 ayat dalam satu minggu sebanyak 8,8%, sering 6,6%, kadang-kadang 40% dan tidak pernah 44,4%. Bisa dikatakan cukup bagus karena banyak diantara siswa yang ternyata walaupun tidak rutin menargetkan lebih dari seratus ayat, namun demikian bukan berarti sudah cukup tetapi harus selalu ada peningkatan. Hal ini menunjukkan masih perlunya memperketat hukuman yang lebih memotivasi atau setidaknya dapat merangsang minat anak untuk selalu membaca al-Quran.

Table 28

Membiasakan bersedekah kepada fakir miskin

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 4 8,8%

2 Sering 15 33,3%

3 Kadang-kadang 25 55,6%

4 Tidak Pernah 1 2,2%

Jumlah 45 100%

Tabel di atas menyatakan siswa yang selalu membiasakan bersedekah kepada fakir 8,8%, sering 33,3%, kadang-kadang 55,5%, dan tidak perhah 2,2%. Hal ini dapat dikatakan baik karena hampir semua responden menyatakan pernah membiasakan hal tersebut itu berarti tujuan pemberian hukuman tercapai, walaupun demikian itu harus tetap ditingkatkan agar mereka menjadi terbiasa untuk melakukannya, tanpa ada pengaruh dari orang lain.

Table 29

Bersedekah lebih dari 4 kali dalam satu minggu dalam jumlah yang tidak tetap

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 2 17,7%

3 Kadang-kadang 20 44,4%

4 Tidak Pernah 14 31,1%

Jumlah 45 100%

Dari tabel di atas siswa yang menyatakan selalu bersedekah lebih dari 4 kali dalam satu minggu derngan jumlah yang tidak tetap ada 17,7%, sering 35,5%, kadang-kadang 44,4% dan tidak pernah31,1%. Dengan kata lain hukuman pembiasaan yang baik terhadap siswa belum tercapai dengan memuaskan. Untuk itu siswa perlu lebih di bimbing lagi agar mereka menyukai beramal untuk orang lain yang lebih membutuhkan.

Table 30

Memulai belajar di rumah/di sekolah dengan bismillah

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 17 17,7%

2 Sering 11 24,4%

3 Kadang-kadang 16 44,4%

4 Tidak Pernah 1 2,2%

Jumlah 45 100%

Data di atas menunjukkan siswa yang selalu memulai belajar dengan bismillah sebanyak 17,7%, sering 24,4%, kadang-kadang 44,4%, dan tidak pernah 2,2%. Hal ini dapat dikatakan tujuan pemberian hukuman bagi siswa untuk selalu memulai segala perbuatan yang baik dengan bismillah telah tercapai dengan baik tetapi masih perlu untuk ditingkatkan lagi.

Table 31

Mengakhiri belajar di rumah/di sekolah dengan alhamdulillah.

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 13 17,7%

2 Sering 12 26,7%

3 Kadang-kadang 17 44,4%

4 Tidak Pernah 3 6,7%

Tabel diatas menyatakan selalu mengakhiri belajar dengan alhamdulillah 17,7%, sering 26,7%, kadang-kadang 44,4% dan tidak pernah sebanyak 6,7%. Hal ini menunjukkan hal yang positif dimana sebagian besar siswa terlah terbiasa untuk bersyukur terhadap apa-apa yang telah mereka lakukan. Tetapi itu tetap harus lebih ditingkatkan lagi dan lagi.

Table 32

Menyisihkan uang jajan untuk sodaqoh

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 3 17,7%

2 Sering 8 35,5%

3 Kadang-kadang 30 44,4%

4 Tidak Pernah 3 6,7%

Jumlah 24 100%

Dari tabel di atas menunjukkan selalu menyisihkan uang jajan untuk sodaqoh 17,7%, sering 35,5%, kadang-kadang 44,4%, dan tidak pernah 6,7%. Hal ini menunjukkan hal yang positif telah mulai terbiasa siswa merespon kehidupan sosial orang-orang di sekitarnya yang membutuhkan uluran tangan. Dan ini harus menjadi kebiasaan yang terus ditumbuhkan agar kehidupan antar muslim menjadi harmonis, dengan kehidupan di mana muslim selalu memikirkan kebutuhan dan kepentingan muslim lain dan tidak memaksakan kebutuhan pribadi di atas penderitaan muslim yang lain.

Tabel 33.

Satu pelanggaran menerima lebih dari satu bentuk hukuman fisik (skotjam, jalan jongkok, jewer, push up, tampar, pukul, lari mengelilingi lapangan/sekolah dll)

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 1 2,2%

2 Sering 2 4,4%

4 Tidak Pernah 27 60%

Jumlah 45 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa lebih dari satu hukuman yang ditimpakan pada satu anak ketika melanggar peraturan sekolah adalah 60% menjawab tidak pernah, 33,3% kadang-kadang, 4,4% sering dan 2,2% menjawab selalu. Dengan ini dapat dikatakan bahwa jenis hukuman fisik pada dasarnya hanya digunakan pada saat-saat tertentu saja, atau bila pelanggaran yang dilakukan sudah berulangkali mendapat teguran/akumulasi pelanggaran melebihi 50 point.

Tabel 34.

Guru mengingatkan kami semua untuk mematuhi peraturan sekolah.

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 13 28,9%

2 Sering 20 44,4%

3 Kadang-kadang 11 24,4%

4 Tidak Pernah 1 2,2%

Jumlah 45 100%

Data tersebut menunjukkan bahwa siswa itu selalu diberi peringatan untuk mematuhi peraturan sekolah sebanyak 28,9%, sering 44,4%, kadang-kadang 24,4%, dan tidak pernah sebanyak 2,2%. Hal ini menunjukkan pihak sekolah tidak henti-hentinya memberi peringatan agar siswa tetap dalam aturan sekolah dan tidak melanggarnya sehingga tidak perlu dikenakan sanksi-sanksi yang tidak mengenakan di kedua belah pihak.

Tabel 35.

Bentakan/marahan dari guru bagi siswanya yang membuat keributan di dalam kelas.

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

2 Sering 14 31%

3 Kadang-kadang 20 44,4%

4 Tidak Pernah 7 16%

Jumlah 44 100%

Dari tabel di atas kadang-kadang bentakan/marahan dari guru terhadap siswa yang membuat keributan di kelas sebanyak 44,4%, merespon sering 31%, tidak pernah 16% dan 6,7% mengatakan selalu mendapat hal itu. Hal ini dapat dikatakan guru-guru di sekolah tersebut tetap menjaga kenyamanan proses belajar mengajar walaupun ada segelintir siswa yang melakukan keributan di kelas.

Tabel 36.

Hukuman di keluarkan dari sekolah jika siswa terbukti melanggar aturan berat (seks bebas & narkoba).

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 17 39,6%

2 Sering 0 0%

3 Kadang-kadang 0 0%

4 Tidak Pernah 25 58,1%

Jumlah 43 100%

Data tabel tersebut menunjukkan hukuman dikeluarkannya siswa dari sekolah karena terbukti melakukan seks bebas atau membawa/memakai/mengedarkan narkoba adalah skalanya kecil karena hanya 58% siswa yang mengatakan tidak pernah, dan selebihnya mengatakan selalu.

Tabel 37.

Hukuman marah oleh guru di depan kelas karena siswa tidak mengerjakan PR.

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 2 4,4%

2 Sering 6 13,3%

4 Tidak Pernah 13 28,9%

Jumlah 45 100%

Tabel di atas menunjukkan siswa kadang-kadang mendapat hukuman marah guru di depan kelas sebanyak 53%, mengatakan tidak pernah sebanyak 28,9%, sering 13,3%, dan selalu 4,4%. Hal ini dapat dikatakan bahwa hukuman marah memang sering dilakukan oleh guru-guru di sekolah ini, terutama dalam hal tidak mengerjakan tugas perkerjaan rumah yang telah diberikan untuk memenuhi tagihan syarat ketuntasan belajar mengajar (SKBM).

Tabel 38.

Apabila siswa tidak mengenakan pakaian dengan rapih dan sesuai ketentuan sekolah maka diberi hukuman fisik

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 1 2,2%

2 Sering 9 20%

3 Kadang-kadang 15 33,3%

4 Tidak Pernah 20 44,4%

Jumlah 45 100%

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa siswa tidak pernah menerima hukuman fisik skotjam, jalan jongkok, dijewer, push up, ditampar, dipukul, lari mengelilingi lapangan/sekolah dll sebanyak 44,4% tidak pernah, 33,3% kadang-kadang, 20% sering dan 2.2% selalu. Dapat dikatakan mereka selalu memakai pakain telah ditentukan sekolah dan tidak memakai pakaian yang bukan ketentuan sekolah, walaupun merekan mampu dan memiliki pakaian yang bagus-bagus.

Tabel 39.

Perintahkan segera masuk bagi siswa yang keluar kelas pada jam-jam pelajaran.

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 18 40%

3 Kadang-kadang 10 22,2%

4 Tidak Pernah 3 6,7%

Jumlah 45 100%

Data tersebut menunjukkan teguran bagi siswa yang keluar kelas tanpa alasan yang jelas adalah selalu sebanyak 40%, sering 31%, kadang-kadang 22,2% dan tidak pernah sebanyak 6,7%. Hal ini dapat dikatakan sekolah ketat dalam menegur siswa untuk tetap aktif dalam mengikuti pelajaran di dalam kelas.

Tabel 40.

Hukuman skorsing bagi siswa yang terbukti merokok, berjudi di lingkungan sekolah.

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 8 17,8%

2 Sering 5 11,1%

3 Kadang-kadang 13 28,9%

4 Tidak Pernah 19 42,2%

Jumlah 45 100%

Data tersebut menunjukkan hukuman skorsing dari sekolah bagi siswa yang terbukti merokok, berjudi di lingkungan sekolah 42,2% mengatakan tidak pernah, 28,9% kadang-kadang, 17,8% selalu dan 11,1% sering. Pelangaran seperti ini jarang sekali terjadi sehingga hukuman tersebut juga nyaris tidak pernah diberikan pada siswa-siswa di sekolah ini.

Tabel 41.

Hukukan dipulangkan karena terlambat masuk sekolah lewat dari 30 menit bel masuk.

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 5 11,1%

2 Sering 5 11,1%

4 Tidak Pernah 27 60%

Jumlah 45 100%

Dari data tersebut kita dapat melihat 60% siswa tidak pernah dipulangkan yang disebabkan keterlambatannya masuk sekolah, 17,8% mengatakan kadang-kadang, 11,1% merespon sering dan juga selalu. Hal ini dapat dikatakan bahwa siswa-siswa di sekolah ini rajin datang ke sekolah dan tidak terlambat.

Tabel 42.

Hukuman mengerjakan tugas dua kali lebih banyak dari tugas sebelumnya karena tidak mengerjakan tugas/PR.

NO Skala Sikap Frekuensi Persentase

1 Selalu 0 0%

2 Sering 1 2,2%

3 Kadang-kadang 20 44,4%

4 Tidak Pernah 24 53,3%

Jumlah 45 100%

Dari tebel di atas dapat dikatakan siswa-siswa di sekolah ini rajin untuk mengerjakan PR, dengan ditunjukkan pada angka 53,3% tidak pernah, 44,4% kadang-kadang dan 2,2% sering. Atau dapat pula dikatakan apapun tugas rumah yang diberikan guru pelajaran mereka selalu berusaha untuk mengerjakannya walaupn dalam kenyataannya mereka mengerjakannya disekolah, tapi belum masuk pelajaran tersebut, sehingga mereka tidak mendapatkan sanksi ini.

Tabel 43.

Bila siswa memecahkan kaca sekolah, hukuman yang diterima adalah

Dokumen terkait