• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

1. Deskripsi Penelitian Pendahuluan

Observasi pada guru, siswa, dan kelas dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 2 Oktober 2012 pada jam ke-1. Guru bidang akuntansi yang menjadi mitra penelitian ini adalah Ibu Dra. Zita Trimurdani. Jumlah siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Putra Tama Bantul sebanyak 24 siswa. Materi pelajaran pada saat dilakukan observasi pendahuluan ini adalah analisis bukti transaksi. Dalam observasi pendahuluan ini, ada lima hal yang akan diobservasi yaitu kegiatan guru, kegiatan siswa, kegiatan kelas, wawancara guru dan wawancara siswa. Berikut ini diuraikan hasil observasi:

a. Deskripsi observasi pada guru (lampiran 7 halaman 131) Tabel 5.1

Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru

NO. ASPEK YANG DIAMATI SKOR

I 1. 2. II 1. 2. III A. PRA PEMBELAJARAN

Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media

Memeriksa kesiapan siswa

MEMBUKA PEMBELAJARAN Melakukan kegiatan apersepsi

Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya

KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan materi pelajaran

1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5

1. 2. 3. 4. B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. C. 1. 2. 3. 4. D. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

Menyampaikan materi sesuai dengan hirarki belajar

Mengaitkan materi dengan reaitas kehidupan Pendekatan/strategi pembelajaran

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa Melaksanakan pembelajaran secara runtut Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi

Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

Mengakomodasi adanya keragaman budaya nusantara

Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang dialokasikan

Pemanfaatan media

pembelajaran/sumber belajar

Menunjukkan keterampilan dalam menggunakan media

Menghasilkan pesan yang menarik

Menggunakan media secara efektif dan efisien

Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa

Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

Merespons positif partisipasi siswa

Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan guru-siswa-guru-siswa

Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa

Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif

Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme

1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5

E. 1. 2. F. 1. 2. 3. 4. G. 1. 2. 3. IV A. 1. 2. B. 1. 2.

siswa dalam belajar

Kemampuan khusus dalam pembelajaran bidang studi

Menumbuhkan sikap ekonomis Menumbuhkan sikap produktif Penilaian proses dan hasil belajar Melakukan penilaian awal

Memantau kemajuan belajar

Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi

Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

Penggunaan bahasa

Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar

Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar

Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

PENUTUP

Refleksi dan rangkuman pembelajaran Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa

Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa

Pelaksanaan tindak lanjut

Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi

Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai pengayaan 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5

1) Kegiatan membuka pelajaran

Pada awal pelajaran guru memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media. Guru juga memeriksa kesiapan siswa. Guru sudah baik dalam membuka pelajaran yaitu dengan melakukan kegiatan apersepsi dengan cara mengajukan beberapa

pertanyaan kepada siswa. Guru belum baik dalam menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya.

2) Kegiatan inti pembelajaran

Guru sudah baik dalam penguasaan materi pembelajaran dan dalam mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan. Guru sudah menyampaikan materi sesuai dengan hirarki belajar. Guru sudah baik dalam mengaitkan materi dengan realitas kehidupan. Guru belum melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Guru belum melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa. Guru belum melaksanakan pembelajaran secara runtut. Guru belum melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi. Guru juga belum melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual. Guru sudah baik dalam mengakomodasi adanya keragaman budaya nusantara. Dalam pendekatan/strategi pembelajaran, guru belum baik dalam melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif. Guru sudah baik melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan. Dalam pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar guru belum menunjukkan keterampilan dalam menggunakan media. Guru belum menyampaikan pesan yang menarik. Guru belum baik dalam menggunakan media secara efektif dan efisien. Dan guru belum melibatkan siswa dalam pemanfaatan media. Guru belum

menumbuhkan partisipasi aktif siswa. Guru juga belum merespon positif partisipasi siswa. Guru sudah menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa. Guru sudah menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif. Guru belum baik dalam menumbuhkan keceriaan dan atusiasme siswa dalam belajar. Guru belum baik dalam menumbuhkan sikap ekonomis dan produktif. Guru sudah baik dalam melakukan penilaian awal siswa ketika pembelajaran. Guru memantau setiap kemajuan belajar masing-masing siswa. Guru juga melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi. Dalam penggunaan bahasa lisan sudah baik, secara jelas dan lancar. Guru sudah menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar. Menyampaikan pesan juga sudah dengan gaya yang sesuai.

3) Kegiatan penutup

Disini guru belum melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa. Guru sudah menyusun rangkuman, tetapi belum baik karena belum melibatkan siswa. Guru belum memberikan arahan, kegiatan atau tugas sebagai bagian remidi maupun pengayaan.

b. Observasi pada siswa (lampiran 9 halaman 137). Tabel 5.2

Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa di Kelas No Aspek Yang Diamati Ya Tdk Keterangan

1. Siswa siap mengikuti proses pembelajaran.

√ Ada beberapa siswa (10%) yang tidak siap mengikuti

2. Siswa memperhatikan penjelasan guru.

√ Ada sebagian siswa (50%) saja yang memperhatikan

penjelasan guru. 3. Siswa menanggapi

pembahasan pelajaran.

√ Hanya sedikit siswa

(30%) yang

menanggapi

pembahasan dalam pelajaran.

4. Siswa mencatat hal-hal penting.

√ Hanya sebagian siswa (40%) mencatat hal-hal yang penting.

5. Siswa mengerjakan tugas dengan baik.

√ Hanya sebagian siswa

(40%) yang mengerjakan tugas dengan baik. 6. Siswa berdiskusi dengan baik. √ Kebanyakan siswa (60%) berdiskusi menyimpang dari topik pembahasan dan hanya sedikit siswa yang terlihat benar-benar diskusi dengan baik 7. Ada persaingan yang

sehat dari diri siswa.

√ Siswa bersaing dalam belajar dengan sehat. 8. Siswa aktif dalam

pembelajaran.

√ Hanya beberapa siswa (25%) yang aktif

bertanya dan

mengerjakan soal dengan baik.

9. Siswa mendapatkan penghargaan dari guru baik verbal maupun non verbal.

√ Siswa yang menjawab pertanyaan guru mendapatkan pujian.

Sebelum memulai pembelajaran, ada beberapa siswa (10%) yang tidak siap mengikuti pelajaran. Ketika guru menjelaskan ada sebagian siswa (50%) saja yang memperhatikan penjelasan guru. Saat pembahasan pembelajaran hanya sedikit siswa (30%) yang menanggapi pembahasan dalam pelajaran dan hanya sebagian siswa

(40%) mencatat hal-hal penting. Saat siswa mengerjakan tugas, hanya sebagian siswa (40%) yang mengerjakan tugas dengan baik. Dalam melakukan diskusi kebanyakan siswa (60%) berdiskusi menyimpang dari topik pembahasan dan hanya sedikit siswa yang terlihat benar-benar berdiskusi dengan baik. Siswa juga bersaing dalam belajar yang sehat. Di dalam kelas hanya ada beberapa siswa (25%) yang aktif bertanya dan mengerjakan soal dengan baik. Jika siswa menjawab pertanyaan guru, mereka akan mendapatkan pujian.

Selain pengamatan di atas, peneliti melakukan pengukuran dan penilaian terhadap motivasi belajar siswa. Dalam hal ini peneliti membagikan kuesioner untuk mengungkapkan motivasi belajar siswa. Berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi variabel motivasi belajar dalam pembelajaran akuntansi di kelas. Tabel disusun berdasarkan Penilaian Acuan Patokan II sebagai berikut (lampiran 52 halaman 243).

Sumber: Data primer

Tabel 5.3

Deskripsi Awal Motivasi Belajar Siswa (Based- Line) No. Interval Frek. Frek. Relatif

(%) Interpretasi 1. 69 – 80 0 0% Sangat Tinggi 2. 60 – 68 1 4,17% Tinggi 3. 54 – 59 7 29,17% Sedang 4. 49 – 53 13 54,17% Rendah 5. 20 – 48 3 12,5 Sangat Rendah Total 24 100%

Dari data tersebut tampak bahwa persentase siswa yang memiliki motivasi belajar sangat tinggi adalah 0 siswa (0%), persentase siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi adalah 1 siswa (4,17%), persentase siswa yang memiliki motivasi belajar sedang adalah 7 siswa (29,17%), persentase siswa yang memiliki motivasi belajar rendah adalah 13 siswa (54,17%), dan persentase siswa yang memiliki motivasi belajar sangat rendah adalah 3 siswa (12,5%). Rata-rata tingkat motivasi belajar adalah 52,13 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai tingkat motivasi belajar yang rendah yaitu sebanyak 13 siswa atau 54,17%.

c. Observasi pada kelas (lampiran 10 halaman 139). Tabel 5.4

Hasil Observasi Kondisi Kelas dalam Proses Pembelajaran

No Deskripsi Ya Tidak Keterangan

1. Fasilitas di dalam kelas mendukung proses pembelajaran.

 Papan tulis, meja dan kursi guru, buku kemajuan belajar di kelas, meja dan kursi siswa.

2. Kondisi kelas

mendukung proses pembelajaran.

 Hanya pada awal pelajaran.

3. Siswa membuat keributan/kegaduhan.

 Pada saat latihan

soal ada beberapa siswa (10%) yang membuat kegaduhan. 4. Siswa mengerjakan latihan soal.  Hanya sebagian siswa (40%) mengerjakan latihan soal.

5. Siswa aktif bertanya pada guru jika mengalami

 Hanya ada beberapa siswa (25%) yang

kesulitan. bertanya tentang materi yang dipelajari.

7. Adanya kegiatan yang menarik dalam proses pembelajaran.

 Guru memberikan

contoh yang kontekstual dan sedikit bercanda saat siswa mulai merasa bosan. 8. Adanya sumber belajar

dalam kelas yang mendukung proses pembelajaran.

 Sumber belajar tidak ada di kelas, tetapi ada di perpustakaan.

Secara fisik ruang kelas X Akuntansi 2 SMK Putra Tama Bantul cukup memadai dan mendukung untuk melaksanakan proses belajar mengajar. Dalam kelas terdapat papan tulis panjang, meja dan kursi guru, buku kemajuan belajar di kelas, meja dan kursi siswa. Kondisi kelas mendukung proses pembelajaran hanya pada saat awal pelajaran. Pada saat latihan soal ada beberapa siswa (10%) yang membuat kegaduhan. Saat mengerjakan soal hanya ada sebagian siswa (40%) yang mengerjakan latihan soal. Jika siswa mengalami kesulitan, hanya ada beberapa siswa (25%) yang bertanya tentang materi yang dipelajari. Guru bercanda sebentar untuk menarik perhatian ketika siswa mulai bosan. Dalam proses pembelajaran, sumber belajar yang ada di dalam kelas kurang mendukung. Tetapi sumber belajar dapat dicari di perpustakaan.

b. Wawancara pada guru

Berdasarkan hasil wawancara menyatakan bahwa guru cenderung menggunakan metode pembelajaran ceramah dan diskusi.

Metode tersebut dirasa kurang efektif dan efisien untuk meningkatkan hasil belajar. Kendala yang dirasakan guru ketika mengajar adalah guru sering bingung dengan apa yang dilakukan siswa. Siswa cenderung hanya diam saat guru mengajar. Jika siswa belum jelas dengan materi pelajaran, mereka tidak mau bertanya. Motivasi belajar sangat rendah, ketika guru memberi tugas, sebagian besar siswa malas untuk mengerjakannya. Guru juga mengemukakan pengalaman mengajar pada tahun sebelumnya. Untuk wawancara, guru menyatakan bahwa dari pengalamannya mengajar diketahui bahwa kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi jurnal umum. Menurut guru, kesulitan siswa dalam menjurnal terletak pada analisa debet dan kredit. Kebanyakan siswa masih kebingungan dalam menganalisa sebuah bukti transaksi dan menganalisa apakah akun di debet atau di kredit. Kesalahan siswa ini akan menjadi fatal karena proses jurnal merupakan kegiatan pertama dalam suatu kegiatan akuntansi dan nantinya akan berhubungan dengan kegiatan akuntansi selanjutnya. Hal-hal yang belum dilakukan guru adalah mencoba menggunakan metode pembelajaran yang berbeda (lampiran 27 halaman 195).

c. Wawancara pada siswa

Berdasarkan hasil wawancara pada siswa menyatakan bahwa siswa merasa jenuh dan bosan saat pembelajaran berlangsung. Siswa tidak bisa berbuat apa-apa, mereka hanya pasrah, sehingga siswa

terlihat terpaksa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Ketika guru menjelaskan terlalu cepat, kurang terstruktur, sehingga tidak langsung ke materi pelajaran. Jika belum jelas, siswa masih malu untuk bertanya. Saat siswa sudah merasa bosan, siswa justru melakukan aktivitas lain. Misalnya saja berbicara dengan teman lain, bermain HP, menggambar, bahkan ada yang kipas-kipas. Siswa juga jarang untuk belajar, mereka hanya belajar jika ada ujian. Jika soal yang diberikan oleh guru terlalu susah, mereka mudah menyerah untuk mengerjakannya. Jika keadaan tersebut terus berlanjut dipastikan kegiatan belajar mengajar tidak akan berhasil (lampiran 29 halaman 198).

Berdasarkan hasil observasi pada guru, observasi pada siswa, observasi pada kelas, wawancara pada guru, dan wawancara pada siswa, berikut ini akan disajikan identifikasi permasalahan dan alternatif solusi:

a. Identifikasi masalah pembelajaran

1) Kurang tepatnya metode pembelajaran yang dipilih oleh guru, sehingga berdampak pada rendahnya motivasi belajar siswa. Pembelajaran hanya berorientasi pada guru. Kegiatan pembelajaran di kelas ini menimbulkan kebosanan pada diri siswa. Siswa cenderung melakukan aktivitas yang tidak mendukung jalannya proses pembelajaran di kelas.

2) Rendahnya tingkat prestasi belajar siswa yang disebabkan oleh rendahnya keaktifan dan antusiame siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa kurang ikut terlibat dalam mengikuti pembelajaran, mulai dari kurang menguasai materi, menjawab pertanyaan, mengerjakan soal sampai mengemukakan pendapat.

b. Alternatif solusi permasalahan dalam pembelajaran

Melihat permasalah pembelajaran di atas, alternatif yang digunakan untuk mengatasinya adalah perlu menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dan bervariasi yang dapat memotivasi belajar siswa, sehingga juga akan meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu melalui tercipta suasana pembelajaran yang kondusif. Peneliti dan guru mitra karenanya terdorong untuk bekerja sama bermaksud untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Model pembelajaran ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk bersemangat dalam belajar, siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan antusias, dan berperan aktif dalam proses pembelajaran, sehingga suasana kelas yang awalnya kurang kondusif menjadi kelas yang kondusif untuk belajar. Hal tersebut diharapkan berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa. Peneliti dan guru mitra menetapkan bahwa seluruh siswa dapat mencapai batas KKM yang ditetapkan sebesar 75.

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Perencanaan Tindakan Kelas

Berdasarkan analisis pada kegiatan pendahuluan, peneliti dan guru mitra menyusun perencanaan tindakan kelas. Adapun langkah-langkah perencanaan tindakan:

1) Peneliti bersama dengan guru mengidentifikasi permasalahan pembelajaran yang ditemukan saat observasi dan menyusun rencana tindakan.

2) Peneliti bersama guru memetakan para siswa yang tergolong berkemampuan rendah, sedang atau tinggi, dan membagi siswa secara heterogen menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan 4 sampai 5 siswa. Kelompok dibentuk secara heterogen dengan mempertimbangkan jenis kelamin dan kemampuan belajar siswa. Lima kelompok yang terbentuk selanjutnya diberi nama kelompok harta, modal, hutang, pendapatan, dan beban (lampiran 34 halaman 204).

Tabel 5.5

Daftar Pembagian Kelompok

No Nama Kelompok

1

Amanda Trias Dewanti Lilis Karlina Sute Maria Elisabeth Lisa Chisna Bramastaaditya

Daniel Budi Utomo

HARTA

2

Anastasia Rita Rahayu

Brigita Nawang Suryaningtyas Eka Wahyuningsih

Fransisco Hutasoid Brigita Nawang

3

Inung Dwi Prasetyo Lusia Sere Bernadeta Yanuariksa Emanuel Lakafx HUTANG 4 Ira Ratnaningsih Corina Widyaningrum Kristina Solikah Lusi Legawati Aditya Wisnugraha PENDAPATAN 5

Emanuel Fernando Gare Maria Erviana Dei Avelina Iva

Henderikus Rangga Bibiana Nona Lilianti

BEBAN

3) Beberapa perangkat juga disiapkan dalam tahap ini diantaranya adalah: materi pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pre-test, post-test, lembar kerja siswa, soal-soal latihan, kuesioner, instrumen refleksi pada guru dan instrumen refleksi pada siswa.

b. Tindakan

Pelaksanaan tindakan kelas ini diselenggarakan pada hari Selasa, tanggal 16 Oktober 2012 pukul 07.00-10.00 WIB. Peserta pembelajaran adalah siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Putra Tama Bantul. Dari jumlah keseluruhan siswa yaitu 24. Seluruh siswa hadir dalam pelaksanaan tindakan kelas ini. Berikut ini disajikan uraian tahap-tahap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT: 1) Kegiatan awal pembelajaran

a) Memeriksa kesiapan ruangan, alat pembelajaran, dan media. b) Memeriksa kesiapan siswa.

c) Melakukan kegiatan apersepsi.

d) Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya.

e) Melakukan pre-test.

Berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi variabel prestasi belajar (lampiran 57 halaman 247):

Sumber: Data primer

Dari data tersebut tampak bahwa persentase siswa yang memiliki prestasi belajar sangat tinggi adalah 0 siswa (0%), persentase siswa yang memiliki prestasi belajar tinggi adalah 7 siswa (29,17%), persentase siswa yang memiliki prestasi belajar sedang adalah 6 siswa (25%), persentase siswa yang memiliki prestasi belajar rendah adalah 11 siswa (45,83%), dan persentase siswa yang memiliki prestasi belajar sangat rendah adalah 0 siswa (0%). Rata-rata prestasi belajar adalah 58,89. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

Tabel 5.6

Deskripsi Awal Prestasi Belajar Siswa Sebelum Penelitian

(Based- Line)

No. Interval Frek.

Frek. Relatif (%) Interpretasi 1. 81 – 100 0 0 % Sangat Tinggi 2. 66 – 80 7 29,17% Tinggi 3. 56 – 65 6 25 % Sedang 4. 46 – 55 11 45,83% Rendah 5. 45 0 0% Sangat Rendah Total 24 100%

siswa mempunyai tingkat prestasi belajar yang rendah yaitu sebanyak 11 siswa atau 45,83%.

f) Setelah itu guru menjelaskan skenario dan peraturan-peraturan model pembelajaran kooperatif yang diterapkan yaitu TGT (lampiran 63 halaman 254).

2) Kegiatan inti

a) Belajar dalam kelompok (teams)

(1) Guru mitra membacakan pembagian kelompok (lampiran 34 halaman 204).

(2) Jumlah kelompok yang dibentuk berjumlah lima kelompok yang empat kelompok berjumlah lima orang dan ada satu kelompok berjumlah empat orang.

(3) Guru mengecek kembali masing-masing anggota kelompok. (4) Menyampaikan prosedur pelaksanaan diskusi dalam

kelompok ( lampiran 63 halaman 254).

(5) Guru membagikan handout (lampiran 35 halaman 205). dan latihan soal (lampiran 37 halaman 208).

(6) Mengerjakan soal pada LKS (lampiran 37 halaman 208). (7) Membahas soal (lampiran 38 halaman 211).

Latihan soal tersebut sebagai gambaran dan bekal sebelum para siswa melakukan games dan tournament.

b) Permainan (games)

(1) Guru membacakan prosedur dan peraturan permainan dengan metode TGT (lampiran 63 halaman 254).

(2) Guru memastikan kembali nomor urut siswa sudah terpasang semua.

(3) Pembagian nomor urut siswa sudah dibagikan sebelum pembelajaran dimulai.

(4) Melaksanakan games menggunakan metode make a match. Soal permainan terlampir pada lampiran 39 halaman 212. c) Pertandingan (tournament)

(1) Guru membacakan prosedur dan peraturan dalam

tournament (lampiran 63 halaman 256).

(2) Guru memastikan kembali nomor urut siswa.

(3) Pada sesi ini siswa disediakan spidol, kertas jawaban dan kotak yang digunakan sebagai tempat investasi uang (lampiran 36 halaman 207). Soal pertandingan terlampir pada lampiran 41 halaman 219.

(4) Melaksanakan tournament.

d) Penghargaan kelompok (team recognition)

(1) Skor dari hasil permainan dan turnamen dicatat oleh fasilitator dan dijumlahkan untuk menentukan ranking (lampiran 65 halaman 260).

(3) Mengumumkan nilai hasil kelompok saat games dan tournament.

(4) Juara pertama dengan jumlah nilai 69.000 diperoleh oleh kelompok “Modal”. Juara 2 dicapai oleh kelompok “Harta” dengan skor 67.000.

(5) Memberikan penghargaan 3) Kegiatan penutup

a) Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa Refleksi siswa terhadap pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT tersaji pada tabel berikut ini (lampiran 12 halaman 142):

Tabel 5.7

Refleksi Siswa Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

No. Uraian Komentar

1. Bagaimana perasaan anda

tentang proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (topik pembahasan, media pembelajaran, situasi kelas, penampilan guru, lingkungan kelas,dan lain-lain)?

Senang

2. Apakah anda berminat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ?

3. Apakah selama bekerja dalam kelompok?

a. Mendengarkan orang lain (teman) b. Mengajukan

pertanyaan

c. Mengorganisasikan ide-ide

4. Hambatan apa yang anda

temui selama melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT?

a. Waktu yang terlalu cepat b. Kurang konsentrasi c. Saat mencari jawaban rasanya grogi d. Terburu-buru dalam mengerjakan soal e. Kegaduhan f. Kondusi kelas kurang kondusif g. Tidak kompak dalam kelompok 5. Keuntungan apa yang

telah anda capai ketika diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TGT tersebut? a. Latihan menahan emosi b. Meningkatkan kerjasama c. Lebih mudah memahami materi d. Menjadi teliti e. Terbiasa menghadapi menjawab soal dengan cepat f. Berpikir cepat g. Berbagi ilmu h. Metode belajar jadi

lebih asyik i. Lebih kompak dengan teman-teman j. Menambah wawasan dan ketepatan mengerjakan k. Harus cepat tanggap l. Menghargai pendapat teman

Tabel 5.7 mendeskripsikan refleksi siswa setelah melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Perasaan siswa tentang proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (topik pembahasan, media pembelajaran, situasi kelas, penampilan guru, lingkungan kelas,dan lain-lain) adalah banyak siswa yang merasa senang. Siswa berminat untuk mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Selama bekerja dalam kelompok siswa mendengarkan teman, mengajukan pertanyaan, dan mengorganisasikan ide-idenya kepada kelompok. Namun ada hambatan yang ditemui selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT antara lain: (1) waktu yang terlalu cepat (2) kurangnya konsentrasi, (3) saat mencari jawaban rasanya grogi,

6. Menurut anda hal-hal mana saja yang masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT? a. Dibuat lebih bervariasi b. Konsentrasi c. Keefektifan waktu d. Kekompakan dalam kelompok e. Waktunya ditambah f. Kedisplinan 7. Apakah anda berminat

kembali mengikuti pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT? a. Ya b. Berminat c. Lumayan d. Belum tahu e. Mungkin f. Sedikit tertarik

(4) terburu-buru dalam mengerjakan soal, (5) adanya kegaduhan (6) kondisi kelas kurang kondusif, dan (7) tidak kompak dalam kelompok. Sedangkan keuntungan yang telah dicapai oleh siswa antara lain: (1) latihan menahan emosi, (2) dapat meningkatkan kerja sama, (3) siswa lebih memahami materi pembelajaran, (4) siswa menjadi teliti, (5) dapat terbiasa menghadapi menjawab soal dengan cepat, (6) berpikir dengan cepat, (7) berbagi ilmu dengan teman kelompok, (8) metode belajar menjadi lebih asyik, (9) lebih kompak dengan teman-teman, (10) menambah wawasan dan ketepatan mengerjakan, (11) harus cepat tanggap, dan (12) dapat menghargai pendapat teman. Hal-hal yang masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki dalm pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah (1) dibuat lebih bervariasi, (2) konsentrasi, (3) keefektifan waktu, (4) kekompakan dalam kelompok, (5) waktunya perlu ditambah, dan (6) kedisiplinan. Jika suatu saat para siswa kembali mengikuti pelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, para siswa ada yang berminat, lumayan berminat, ada yang belum tahu, ragu-ragu, dan sedikit tertarik.

b) Guru menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa. c) Guru melakukan post-test (lampiran 21 halaman 173).

d) Guru membagikan kuesioner motivasi belajar siswa (lampiran 18 halaman 156).

c. Observasi

Saat pembelajaran berlangsung peneliti mengamati kegiatan yang dilakukan oleh guru, kegiatan siswa, dan kondisi kelas saat pembelajaran. Berikut ini rangkuman hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti:

1) Observasi kegiatan guru

Adapun kegiatan guru saat pembelajaran di kelas disajikan dalam tabel sebagai berikut (lampiran 8 halaman 134):

Tabel 5.8

Aktivitas Guru Selama Menerapkan Metode Pembelajaran Kooperatif tipe TGT

No. Deskriptor Ya Tidak Keterangan

1. Guru menjelaskan pembelajaran kooperatif tipe TGT. √ Pada awal pelajaran guru menjelaskan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. 2. Guru mengorganisasikan bahasan sempit menjadi pokok bahasan yang sempit untuk membantu siswa memahami materi pembelajaran kooperatif tipe TGT di kelas. Guru memberikan ringkasan materi pada akhir pembelajaran materi jurnal umum. 3. Sebelum menerapkan pembelajaran kooperatif guru memberikan materi

Dokumen terkait