• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) PADA MATERI PEMBELAJARAN JURNAL UMUM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) PADA MATERI PEMBELAJARAN JURNAL UMUM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA"

Copied!
289
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) PADA MATERI

PEMBELAJARAN JURNAL UMUM SEBAGAI UPAYA

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN

PRESTASI BELAJAR SISWA

Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan Pada Siswa Kelas X Akuntansi 2 SMK Putra Tama Bantul

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Vincentius Afri Eko Saputra NIM: 091334014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus

Kedua orangtuaku, yaitu Papa Agustinus Untung Prasetyo dan

Mama Maria Yasinta Parinah

Pakde, Budhe, Om, Tante, Mas dan Adik-Adiku

Kekasihku Asteria Nuke Meiriadiana

Dan seluruh keluarga yang selalu menyayangi, memberikan

pengertian dan perhatian penuh kepadaku.

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku:

(5)

v

MOTTO

Sesuatu yang belum dikerjakan

seringkali tampak mustahil, kita baru

yakin kalau kita telah berhasil

melakukannya dengan baik

(Evelyn Underhill)

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 Mei 2013 Penulis

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Vincentius Afri Eko Saputra

Nomor Mahasiswa : 091334014

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENERAPAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) PADA MATERI PEMBELAJARAN JURNAL

UMUM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN

PRESTASI BELAJAR SISWA. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Putra Tama Bantul. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat sebenarnya.

Yogyakarta, 28 Mei 2013 Yang menyatakan,

(8)

viii

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) PADA MATERI

PEMBELAJARAN JURNAL UMUM SEBAGAI UPAYA

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN

PRESTASI BELAJAR SISWA

Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan Pada Siswa Kelas X Akuntansi 2 SMK Putra Tama Bantul

Vincentius Afri Eko Saputra Universitas Sanata Dharma

2013

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) peningkatan motivasi belajar siswa pada materi pembelajaran jurnal umum melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT; (2) peningkatan prestasi belajar siswa pada materi pembelajaran jurnal umum melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian adalah 24 siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Putra Tama Bantul. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam satu siklus yang meliputi empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, kuesioner, tes, wawancara, dan dokumentasi. Data analisis dengan menggunakan analisis deskriptif, analisis komparatif, dan uji beda mean.

(9)

ix

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING

TYPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) ON

ADJUSTMENT GENERAL JOURNAL MATERIAL

AS THE

EFFORT TO IMPROVE MOTIVATION AND

STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT

Accounting Two

Classroom Action Research Departement of Senior Vocational School Putra Tama Bantul

Vincentius Afri Eko Saputra Sanata Dharma University

2013

The aims of this research are to find out: (1) the improvement of students’ learning motivation on adjustment general journal material through cooperative learning: teams-games-tournament; (2) the improvement of students’ learning achievement on adjustment general journal material through cooperative learning: teams-games-tournament.

This research is a classroom action research. The participants of this research were 24 students of Ten Accounting Two Departement of Vocational School Putra Tama Bantul. There was one cycle of this research. There were four stages that were planning, action, observation, and reflection. Data gathering was gathered by using five research instruments namely observation, questionnaire, test, interview, and documentation. The researcher used descriptive, comparative analysis, and mean different test to analyze the data.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua karunia dan rahmat-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skipsi ini. Skripsi dengan judul ”Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Teams-Games-Tournament (TGT) pada Materi Pembelajaran Jurnal Umum Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa” ini disusun untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam pembuatan skripsi ini tidak lepas dari beberapa pihak yang telah memberikan bantuan moril, matriil, dukungan, bimbingan maupun kerja sama kepada penulis, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E, M. Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Kaprodi Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

(11)

xi

5. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd, M.Pd, dan Ibu Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P, M.Pd. selaku dosen penguji. Terimakasih atas saran dan kritik yang telah diberikan sehingga penulisan skripsi ini menjadi lebih baik.

6. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan ilmunya selama penulis menjadi mahasiswa.

7. Bapak Drs. Simon Suharyanta, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMK Putra Tama Bantul yang telah memberikan ijin untuk melakukan PTK.

8. Ibu Dra. Zita Trimurdani selaku Guru Akuntansi SMK Putra Tama Bantul yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data.

9. Para siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Putra Tama Bantul yang bersedia bekerja sama membantu peneliti untuk menelitinya.

10. Mbak Aris selaku staf sekretariat Program Studi Pendidikan EkonomiBidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang selama ini telah membantu melayani dalam administrasi.

(12)

xii

12. Lek Yuli, Mba Tina, Lek Sis, Lek Pur, Lek Eny, Mas Anang yang selalu memberiku motivasi dan nasihat-nasihat untuk kemajuan hidup penulis. Terima kasih atas semua yang telah diberikan kepada penulis.

13. Adikku Magda dan Ndayu selaku adik penulis yang selalu menghibur penulis.

14. Kekasihku Asteria Nuke Meiriadiana, terimakasih atas semuanya, baik dorongan, doa, semangat dan pengertianmu selama ini untuk menyelesaikan skripsi ini. Love you sipit sayang.

15. Sahabatku Anggita Yudha yang selalu membantu, memberi motivasi dan menyewakan si printer HP. Nuwun mas bro.

16. Teman-temanku seperjuangan bimbingannya Bapak Laurentius Saptono, Robertus Hariyo Purbowo, Richardo Eko Widyono, Eleonora Prila, Angela Sri, Lita Rahayuningrum, Yenica Tri Utami, Stefani Dwi, dan Ratih Anggraini terima kasih atas bantuan-bantuan yang kalian berikan, kebersamaan kita sungguh mengajarkan kepedulian dan mengajarkan banyak hal.

17. Teman-temanku Priam, Condro, Thomas, Anang, Arjun, Hery, Pipin, Bety, Evi, Herni, Kristin, Indira, Putri, Septi, Nawang dan lain-lain.

(13)

xiii

20. Seluruh teman-teman angkatan 2009 Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi terimakasih banyak atas doa dan semangatnya.

21. Teman-teman mudika OMK Mateus (Natalia Margi, Florentina Christa, Trismiati, Wahyu Dwi, mbak Sisprianti, Wahyu Susanto, Boimin, Yustina Dwi dkk), makasih atas pengertiannya, sudah memotivasi dan memberikan dorongan untuk kelancaran skripsi penulis.

22. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 28 Mei 2013 Penulis

(14)

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xx

DAFTAR GAMBAR ... xxii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

(15)

xv

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Tindakan Kelas... 7

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 7

2. Karakteristik PTK. ... 8

3. Prinsip Dasar PTK ... 10

4. Tujuan PTK ... 10

5. Manfaat PTK ... 11

6. Kelebihan dan Kelemahan PTK ... 11

7. Prinsip PTK ... 12

8. Tahapan Pelaksanaan PTK ... 12

B. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)... 13

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 13

2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ... 15

3. Prinsip Utama Pembelajaran Kooperatif ... 15

4. Manfaat Pembelajaran Kooperatif... 16

5. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif ... 16

C. Teams-Games-Tournament (TGT)………... ... 18

1. Pengertian TGT ... 18

2. Ciri-ciri TGT ... 18

3. Kelebihan TGT... 20

(16)

xvi

D. Motivasi Belajar ... 21

1. Pengertian Motivasi ... 21

2. Klasifikasi Motivasi ... 22

3. Peran Motivasi belajar... 23

4. Teknik-Teknik Motivasi ... 23

5. Ciri-ciri Motivasi Belajar ... 24

E. Prestasi Belajar ... 25

1. Pengertian Prestasi Belajar ... 25

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 26

F. Jurnal Umum ... 27

1. Pengertian Jurnal ... 27

2. Fungsi Jurnal ... 27

3. Peralatan yang Dibutuhkan ... 28

4. Langkah Membuat Jurnal ... 28

5. Bentuk Jurnal ... 29

G. Kerangka Teoritik ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 32

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

1. Tempat Penelitian... 32

2. Waktu Penelitian ... 33

(17)

xvii

1. Subjek Penelitian ... 33

2. Objek Penelitian ... 33

D. Prosedur Penelitian... 33

1. Penelitian Pendahuluan ... 33

2. Pelaksanaan PTK ... 37

E. Instrumen Penelitian... 41

1. Instrumen Pendahuluan ... 41

2. Pelaksanaan Tindakan ... 42

3. Motivasi Belajar ... 43

4. Prestasi Belajar ... 46

F. Teknik Pengumpulan Data ... 50

1. Metode Observasi... 50

2. Metode Wawancara ... 50

3. Metode Kuesioner ... 51

4. Metode Dokumentasi ... 51

G. Teknik Analisis Data ... 51

1. Analisis Deskriptif ... 51

2. Analisis Komparatif ... 52

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Identitas Sekolah SMK Putra Tama Bantul ... 55

B. Visi, Misi, dan Tujuan SMK Putra Tama Bantul ... 55

(18)

xviii

D. Kurikulum SMK Putra Tama Bantul ... 58

E. Sumber Daya Manusia SMK Putra Tama Bantul ... 62

F. Siswa SMK Putra Tama Bantul ... 65

G. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMK Putra Tama Bantul... 66

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 67

1. Deskripsi Penelitian Pendahuluan ... 67

2. Pelaksanaan Tindakan ... 79

B. Analisis Data ... 101

1. Analisis Komparasi Deskriptif ... 101

2. Pengujian Hipotesis ... 107

C. Pembahasan ... 111

1. Peningkatan Motivasi Belajar ... 111

2. Peningkatan Prestasi Belajar ... 112

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 114

B. Keterbatasan Penelitian ... 115

(19)

xix

DAFTAR PUSTAKA... ... 117

(20)

xx

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi ... 43

Tabel 3.2 Pemberian Skor pada Kuesioner ... 44

Tabel 3.3 Rangkuman Pengujian Validitas Motivasi Belajar ... 44

Tabel 3.4 Rangkuman Hasil Pengujian Reliabilitas Motivasi Belajar Siswa ... 45

Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Pre-test dan Post-test ... 46

Tabel 3.6 Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Soal Pre-Test ... 47

Tabel 3.7 Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Soal Post-Test ... 48

Tabel 3.8 Tabel Komparasi Prestasi Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Metode TGT ... 52

Tabel 5.1 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru ... 67

Tabel 5.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa di Kelas ... 71

Tabel 5.3 Deskripsi Awal Motivasi Belajar Siswa ... 73

Tabel 5.4 Hasil Observasi Kondisi Kelas ... 74

Tabel 5.5 Daftar Pembagian Kelompok ... 79

Tabel 5.6 Daftar Awal Prestasi Belajar Siswa Sebelum Penelitian ... 81

Tabel 5.7 Refleksi Siswa Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 84

(21)

xxi

Tabel 5.9 Lembar Observasi Siswa Selama Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT... 92 Tabel 5.10 Lembar Observasi Kelas Selama Menerapkan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT... 94 Tabel 5.11 Instrumen Refleksi Kesan Guru Mitra Terhadap Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT... 99 Tabel 5.12 Hasil Komparasi Hasil Motivasi Belajar Siswa Sebelum

dan Sesudah PTK ... 101 Tabel 5.13 Motivasi Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah PTK ... 103 Tabel 5.14 Hasil Komparasi Prestasi Belajar Siswa Sebelum

dan Sesudah PTK ... 104 Tabel 5.15 Rekap Hasil Komparasi Prestasi Belajar Siswa Sebelum

dan Sesudah PTK ... 106 Tabel 5.16 Hasil Pengujian Normalitas Motivasi Berdasarkan One

Sample Kolmogorov-Smirnov ... 107 Table 5.17 Hasil Pengujian Beda Rata-rata Motivasi Berdasarkan

Paired Samples Test ... 108 Tabel 5.18 Hasil Pengujian Normalitas Prestasi Belajar Berdasarkan

One Sample Kolmogorov-Smirnov ... 109 Tabel 5.19 Hasil Pengujian Beda Rata-Rata Prestasi Belajar Berdasarkan

(22)

xxii

DAFTAR GAMBAR

(23)

xxiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Observasi Terhadap Aktivitas Guru di Kelas

Sebelum PTK... 121 Lampiran 2 Lembar Observasi Terhadap Aktivitas Siswa di Kelas

Sebelum PTK... 124 Lampiran 3 Lembar Observasi Kondisi Kelas dalam Proses

Pembelajaran Sebelum PTK ... 125 Lampiran 4 Lembar Aktivitas Guru Selama Menerapkan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 126 Lampiran 5 Lembar Observasi Siswa Selama Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 128 Lampiran 6 Lembar Observasi Kelas Selama Menerapkan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 129 Lampiran 7 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru ... 131 Lampiran 8 Hasil Aktivitas Guru Selama Menerapkan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 134 Lampiran 9 Hasil Observasi Siswa Selama Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 137 Lampiran 10 Hasil Observasi Kelas Selama Menerapkan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TGT ... 139 Lampiran 11 Instrumen Refleksi Kesan Guru Mitra Terhadap Model

(24)

xxiv

Lampiran 12 Refleksi Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TGT ... 142 Lampiran 13 Refleksi Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TGT ... 144 Lampiran 14 Refleksi Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TGT ... 146 Lampiran 15 Refleksi Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TGT ... 148 Lampiran 16 Refleksi Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran

(25)

xxv

Lampiran 30 Pedoman Wawancara Guru Sesudah PTK ... 198 Lampiran 31 Hasil Wawancara Guru Sesudah PTK ... 199 Lampiran 32 Pedoman Wawancara Siswa Sesudah PTK ... 201 Lampiran 33 Hasil Wawancara Siswa Sesudah PTK ... 202 Lampiran 34 Daftar Pembagian Kelompok ... 203 Lampiran 35 Handout ... 204 Lampiran 36 Uang-uangan... 206 Lampiran 37 LKS... 207 Lampiran 38 Jawaban Teams ... 210 Lampiran 39 Soal Games ... 211 Lampiran 40 Jawaban Games ... 216 Lampiran 41 Soal Tournament ... 218 Lampiran 42 Jawaban Tournament ... 223 Lampiran 43 Hasil Kuesioner Pengujian Validitas Motivasi Belajar

(26)

xxvi

Lampiran 52 Deskripsi Awal Motivasi Belajar Siswa Sebelum PTK ... 242 Lampiran 53 Deskripsi Akhir Motivasi Belajar Siswa Sesudah PTK ... 242 Lampiran 54 Rekap Hasil Komparasi Motivasi Belajar Siswa Sebelum

dan Sesudah PTK ... 243 Lampiran 55 Hasil Komparasi Motivasi Belajar Siswa Sebelum

dan Sesudah PTK ... 243 Lampiran 56 Perhitungan PAP Tipe II Prestasi Belajar Siswa ... 245 Lampiran 57 Deskripsi Awal Prestasi Belajar Siswa Sebelum PTK

dari Pre-Test ... 246 Lampiran 58 Deskripsi Akhir Prestasi Belajar Siswa Sesudah PTK

dari Post-Test ... 247 Lampiran 59 Rekap Hasil Komparasi Prestasi Belajar Siswa Sebelum dan

Sesudah PTK ... 247 Lampiran 60 Hasil Komparasi Prestasi Belajar Siswa Sebelum

(27)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jurnal (journal) sering disebut juga book of original entry. Jurnal merupakan catatan akuntansi permanen yang pertama atas transaksi perusahaan yang dilakukan secara kronologis dengan menunjukkan rekening yang harus di debet dan di kredit beserta jumlah rupiahnya masing-masing (Haryono, 2001:120). Bagi pembelajar akuntansi, pemahaman atas pengertian jurnal, fungsi-fungsi jurnal, dan cara-cara membuat jurnal dari berbagai macam transaksi merupakan hal yang mendasar. Jika siswa tidak paham akan materi ini, maka akan ada banyak masalah untuk memahami proses akuntansi selanjutnya. Oleh sebab itu agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, guru harus dapat merancang pembelajaran secara menarik, mempersiapkan media pembelajaran yang relevan, dan memilih model pembelajaran yang tepat. Efektivitas pembelajaran akuntansi akan meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.

(28)

Bantul, penerapan metode tersebut dirasakan sudah memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran akuntansi khususnya jurnal umum. Persepsian guru tersebut tampaknya berbeda dengan fakta yang dirasakan oleh para siswa. Cukup banyak siswa yang merasakan kejenuhan saat proses belajar mengajar di kelas. Para siswa tampak tidak antusias mengikuti proses pembelajaran. Dampaknya adalah prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi belum memuaskan. Jumlah siswa yang belum mencapai batas minimal nilai ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu 75, berdasarkan hasil ulangan sebelumnya sebanyak 80%.

(29)

Salah satu model pembelajaran kooperatif dengan metode Teams-Games-Tournament (TGT). TGT merupakan suatu pendekatan kerja sama antar kelompok dengan mengembangkan kerja sama antar personal. Dalam pembelajaran ini terdapat penggunaan teknik permainan. Permainan ini mengandung unsur persaingan yang dirancang menurut aturan-aturan yang telah ditentukan. Dalam permainan diharapkan tiap-tiap kelompok dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk bersaing agar memperoleh suatu kemenangan.

Penerapan TGT dalam pembelajaran materi jurnal umum dapat membantu guru dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Model pembelajaran ini sangat menarik karena siswa akan belajar sambil bermain, namun dalam permainannya tetap terdiri dari tahap-tahap yang banyak memiliki nilai edukatif dan nilai-nilai sosial. Dengan begitu siswa akan belajar dalam suasana yang menyenangkan dalam mempelajari berbagai hal. Jika pembelajaran dirasakan menyenangkan bagi siswa maka siswa akan mengikuti pembelajaran akuntansi dengan baik. Dampaknya adalah hasil-hasil belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi akan lebih baik.

Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Sejalan dengan maksud tersebut, penulis menuangkannya dalam penelitian tindakan kelas: “Penerapan Model

(30)

Materi Pembelajaran Jurnal Umum Sebagai Upaya Meningkatkan

Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa”. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Putra Tama Bantul.

B. Batasan Masalah

Ada banyak model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan pada proses pembelajaran. Penelitian ini dimaksudkan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif khususnya tipe TGT pada materi pembelajaran jurnal umum dan meneliti dampaknya pada peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Putra Tama Bantul.

C. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Putra Tama Bantul melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pembelajaran jurnal umum?

(31)

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Putra Tama Bantul melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pembelajaran jurnal umum.

2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Putra Tama Bantul melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pembelajaran jurnal umum.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Desain pembelajaran dalam penelitian ini diharapkan siswa menjadi lebih termotivasi dan meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pembelajaran jurnal umum.

2. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi guru dalam menerapkan suatu model pembelajaran kooperatif khususnya tipe TGT pada proses pembelajaran di kelas sehingga diharapkan memperbaiki mutu pembelajaran akuntansi.

3. Bagi Sekolah

(32)

tindakan kelas. Dengan cara demikian mutu pendidikan sekolah dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan.

4. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi perguruan tinggi dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

(33)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan

(action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik. Arikunto (2008:2-3) menjelaskan PTK dengan memisahkan kata-kata yang tergabung di dalamnya, yakni: penelitian, tindakan, kelas, dengan paparan sebagai berikut:

a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru yang sama pula.

(34)

menekankan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam suatu kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa PTK merupakan implementasi dari kreativitas dan sikap kritis guru terhadap apa yang sehari-hari diamatinya dan pengalaman yang berhubungan dengan profesinya untuk menghasilkan suatu kualitas pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya sehingga mencapai hasil yang optimal.

2. Karakteristik PTK

Menurut Richard Winter (1996) dalam (http://learningmodels. blogspot.com/2011/03/penelitian-tindakan.posted-on-21-maret.html (25 Maret 2012)), ada enam karekteristik PTK, yaitu:

a. Kritik Refleksi

Salah satu langkah di dalam penelitian kualitatif pada umumnya, dan khususnya PTK ialah adanya upaya refleksi terhadap hasil observasi mengenai latar dan kegiatan suatu aksi. Hanya saja, di dalam PTK yang dimaksud dengan refleksi ialah suatu upaya evaluasi atau penilaian, dan refleksi ini perlu adanya upaya kritik sehingga dimungkinkan pada taraf evaluasi terhadap perubahan-perubahan. b. Kritik Dialektis

Dengan adanya kritik dialektif diharapkan penelitian bersedia melakukan kritik terhadap fenomena yang ditelitinya. Selanjutnya peneliti akan bersedia melakukan pemeriksaan terhadap:

1) Konteks hubungan secara menyeluruh yang merupakan satu unit walaupun dapat dipisahkan secara jelas.

2) Struktur kontradiksi internal, maksudnya dibalik unit yang jelas, yang memungkinkan adanya kecenderungan mengalami perubahan meskipun sesuatu yang berada dibalik unit tersebut bersifat stabil. c. Kolaboratif

(35)

suatu latar yang ditelitinya. Peneliti tidak hanya sebagai pengamat, tetapi dia juga terlibat langsung dalam suatu proses situasi dan kondisi. Bentuk kerja sama atau kolaborasi di antara para anggota situasi dan kondisi itulah yang menyebabkan suatu proses dapat berlangsung. Kolaborasi dalam kesempatan ini ialah berupa sudut pandang yang disampaikan oleh setiap kolaborator. Selanjutnya, sudut pandang ini dianggap sebagai andil yang sangat penting dalam upaya pemahaman terhadap berbagai permasalahan yang muncul. Untuk itu, peneliti akan bersikap bahwa tidak ada sudut pandang dari seseorang yang dapat digunakan untuk memahami sesuatu masalah secara tuntas dan mampu dibandingkan dengan sudut pandang yang berasal dari berbagai pihak. Namun demikian memperoleh berbagai pandangan dari pada kolaborator, peneliti tetap sebagai figur yang memiliki, kewenangan dan tanggung jawab untuk menentukan apakah sudut pandang dari kolaborator dipergunakan atau tidak. Oleh karenanya, dapat dikatakan bahwa fungsi kolaborator hanyalah sebagai pembantu di dalam PTK ini, bukan sebagai yang begitu menentukan terhadap pelaksanaan dan berhasil tidaknya penelitian.

d. Risiko

Dengan adanya karakteristik risiko ini diharapkan dan dituntut agar peneliti berani mengambil risiko, terutama pada waktu proses penelitian berlangsung. Risiko yang mungkin ada diantaranya:

1) Melesetnya hipotesis

2) Adanya tuntutan untuk melakukan suatu transformasi

Selanjutnya, melalui keterlibatan dalam proses penelitian, aksi peneliti kemungkinan akan mengalami perubahan pandangan karena ia menyaksikan sendiri adanya diskusi atau pertentangan dari para kolaborator dan selanjutnya menyebabkan pandangannya berubah. e. Susunan Jamak

Pada umumnya penelitian kuantitatif atau tradisional berstruktur tunggal karena ditentukan oleh suara tunggal, penelitinya. Akan tetapi, PTK memiliki struktur jamak karena jelas penelitian ini bersifat dialektis, reflektif, partisipasi atau kolaboratif. Susunan jamak ini berkaitan dengan pandangan bahwa fenomena yang diteliti harus mencakup semua komponen pokok supaya bersifat komprehensif. Suatu contoh, seandainya yang diteliti adalah situasi dan kondisi proses belajar-mengajar, situasinya harus meliputi paling tidak guru, siswa, tujuan pendidikan, tujuan pembelajaran, interaksi belajar-mengajar, lulusan atau hasil yang dicapai, dan sebagainya.

f. Internalisasi Teori dan Praktik

(36)

terpisah. Keberadaan teori diperuntukkan praktik, begitu pula sebaliknya sehingga keduanya dapat digunakan dan dikembangkan bersama.

3. Prinsip Dasar PTK

Prinsip dasar PTK adalah (Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2010:11):

a. Berkelanjutan

PTK merupakan upaya yang berkelanjutan secara siklustik. b. Integral

PTK merupakan bagian integral dari konteks yang diteliti. c. Ilmiah

Diagnosis masalah berdasar pada kejadian nyata. d. Motivasi dari dalam

Motivasi untuk memperbaiki kualitas harus tumbuh dari dalam. e. Lingkup

Masalah tidak dibatasi pada masalah pembelajaran didalam dan luar ruang kelas.

4. Tujuan PTK

Menurut Sarwiji Suwandi (2011:16-17), tujuan PTK adalah sebagai berikut:

a. Untuk menanggulangi masalah atau kesulitan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang dihadapi guru dan tenaga kependidikan, terutama yang berkenaan dengan masalah pembelajaran dan pengembangan materi pengajaran.

b. Untuk memberikan pedoman bagi guru atau administrator pendidikan di sekolah guna memperbaiki dan meningkatkan mutu kinerja atau mengubah sistem kerjanya agar menjadi lebih baik dan produktif. c. Untuk melaksanakan program latihan, terutama pelatihan dalam

jabatan guru, yaitu sebagai salah satu strategi pelatihan yang bersifat inkuiri agar peserta lebih banyak menghayati dan langsung menerapkan hasil pelatihan tersebut.

d. Untuk memasukkan unsur-unsur pembaharuan dalam sistem pembelajaran yang sedang berjalan sulit untuk ditembus oleh pembaharuan pada umumnya.

(37)

f. Untuk perbaikan suasana keseluruhan sistem atau masyarakat sekolah, yang melibatkan administrasi pendidikan, guru, siswa, dan pihak lain yang bersangkutan dengan pihak sekolah.

5. Manfaat PTK

Manfaat PTK bagi guru dibagi menjadi dua, yaitu (Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2010:14-16):

a. Manfaat umum PTK

1) Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran 2) Meningkatkan profesionalitas guru

3) Meningkatkan rasa percaya diri guru

4) Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya

b. Manfaat khusus PTK

1) Menumbuhkan kebiasaan menulis 2) Menumbuhkan budaya meneliti 3) Menggali ide baru

4) Melatih pemikiran ilmiah 5) Mengembangkan keterampilan

6) Meningkatkan kualitas pembelajaran kelas 6. Kelebihan dan Kelemahan PTK

PTK sebagaimana jenis penelitian lainnya, memiliki kelebihan dan kelemahan. Dengan mengetahui kelebihan dan kelemahan tersebut, diharapkan mengurangi atau mengantisipasi kekurangan dan mampu mengoptimalkan kelebihan tersebut. Shumsky dalam Kunandar (2008:68) menyatakan kelebihan PTK sebagai berikut:

a. Kerja sama PTK menimbulkan rasa memiliki.

b. Kerja sama dalam PTK mendorong kreativitas dan pemikiran kritis, dalam hal ini guru yang sekaligus sebagai peneliti.

c. Melalui kerja sama, memungkinkan untuk berubah meningkat.

d. Kerja sama dalam PTK meningkatkan kesepakatan dalam penyelesaian masalah yang dihadapi.

Sementara itu, kelemahan dari PTK adalah sebagai berikut:

(38)

b. Berkenaan dengan waktu, karena PTK memerlukan komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya.

7. Prinsip PTK

PTK mempunyai beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru di sekolah. Prinsip tersebut diantaranya (Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2010:11):

a. Tidak mengganggu pekerjaan utama guru yaitu mengajar.

b. Metode pengumpulan data tidak menuntut metode yang berlebihan sehingga mengganggu proses pembelajaran.

c. Metodologi yang digunakan harus cukup fleksibel sehingga hipotesis yang dirumuskan cukup meyakinkan.

d. Masalah yang diteliti adalah masalah pembelajaran di kelas yang cukup merisaukan guru dan guru memilki komitmen untuk mencari solusinya.

e. Guru harus konsisten terhadap etika pekerjaannya dan mengindahkan tata krama organisasi.

f. Masalah tidak hanya berfokus pada konteks kelas, melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan.

8. Tahapan Pelaksanaan PTK

Tahapan pelaksanaaan PTK adalah sebagai berikut (Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2010:11):

a. Perencanaan

Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran kita.

b. Tindakan

Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya.

c. Pengamatan

Selanjutnya diadakan pengamatan yang teliti terhadap proses pelaksanaannya.

d. Refleksi

(39)

Tahap Penelitian Tindakan Kelas Gambar 2.1

Sumber: Suharsimi Arikunto (2006:16)

B. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

(40)

kelompok-kelompok kecil yang berjumlah empat orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar (Slavin, 2008:150).

Model belajar cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran yang membantu mahasiswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama di antara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas, dan perolehan belajar (Etin Solihatin dan Raharjo, 2008:5). Menurut Wina Sanjaya (2010:240), model pembelajaran kooperatif merupakan model yang menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai lima orang yang memiliki latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen).

Sedangkan menurut Agus Suprijono (2009:54), pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan: (1) memudahkan siswa belajar sesuatu yang bermanfaat; (2) pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai.

(41)

2. Karakteristik Prinsip Pembelajaran Kooperatif

Metode pembelajaran alternatif memiliki berbagai macam perbedaan, tetapi dapat dikategorisasikan menurut enam karakteristik prinsip, yaitu sebagai berikut (Slavin, 2008:26-28):

a. Tujuan kelompok

Kebanyakan metode pembelajaran kooperatif menggunakan beberapa bentuk tujuan kelompok. Dalam metode pembelajaran tim siswa, ini bisa berupa sertifikat atau rekognisi lainnya yang diberikan kepada tim yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Tanggung jawab individual

Ini dilaksanakan dalam dua cara. Yang pertama adalah dengan menjumlah skor kelompok atau nilai rata-rata kuis individual atau penilaian lainnya. Yang kedua adalah spesialisasi tugas, dimana tiap siswa diberikan tanggung jawab khusus untuk sebagian tugas kelompok.

c. Kesempatan sukses yang sama

Penggunaan metode skor yang memastikan semua siswa mendapat kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam timnya.

d. Spesialisasi tugas

Unsur utama dari metode pembelajaran kooperatif adalah tugas untuk melaksanakan sub tugas terhadap masing-masing anggota kelompok. e. Adaptasi terhadap kebutuhan kelompok

Metode pembelajaran kooperatif menggunakan pengajaran yang mempercepat langkah kelompok.

3. Prinsip Utama Pembelajaran Kooperatif

Pendekatan belajar kooperatif menganut lima prinsip utama sebagai berikut (Anita Lie, 2010:31-37):

a. Saling ketergantungan positif

Keberhasilan kelompok merupakan hasil kerja keras seluruh anggotanya. Setiap anggota berperan aktif dan mempunyai andil yang sama terhadap keberhasilan kelompok.

b. Tanggung jawab perseorangan

Tanggung jawab perorangan muncul ketika seorang anggota kelompok bertugas untuk menyajikan yang terbaik dihadapan guru dan teman sekelasnya.

c. Interaksi tatap muka

(42)

d. Komunikasi antar anggota

Keberhasilan kelompok bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling berkomunikasi secara efektif.

e. Evaluasi proses secara kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif

4. Manfaat Pembelajaran Kooperatif

Menurut Kagan (1994), tersedia dalam http://ktiptk.blogspirit. com/archive/2009/01/26/tgt.html (23 Februari 2012), pembelajaran kooperatif mempunyai banyak manfaat yaitu:

a. Dapat meningkatkan kemahiran sosial dan memperbaiki hubungan sosial.

b. Dapat meningkatkan keterampilan kepemimpinan. c. Dapat meningkatkan kepercayaan diri.

d. Dapat meningkatkan kemahiran teknologi.

5. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran diantaranya (Wina Sanjaya, 2011:247-249):

a. Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.

b. Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

c. Pembelajaran kooperatif membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.

d. Pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.

e. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu energi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan

(43)

f. Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemapuan siswa untuk menguji ide dan pemahaman sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.

g. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.

h. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.

Pembelajaran kooperatif memiliki keterbatasan, diantaranya (Wina Sanjaya, 2006:247-249):

a. Untuk memahami dan mengerti filosofi pembelajaran kooperatif memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat pembelajaran kooperatif. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan contohnya, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok.

b. Ciri utama pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pembelajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.

c. Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa

d. Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran dalam berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dalam hal ini tidak mungkin tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-sekali penerapan strategi ini.

(44)

C. Teams-Games-Tournament (TGT)

1. Pengertian TGT

TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing (Winastwan dan Sunarto, 2010:61). Untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran, maka seluruh siswa akan diberikan permainan akademik. Pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri atas lima tahapan (http://ipotes.wordpress.com/2008/05/11/pembelajaran-koopera tif-tipe-teams-games-tournaments-/tgt/ (20 Februari 2012)):

1. Penyajian kelas (class presentation) 2. Belajar dalam kelompok (teams) 3. Permainan (games)

4. Pertandingan (tournament)

5. Penghargaan kelompok (teams recognition)

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa TGT adalah model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan.

2. Ciri-Ciri TGT

(45)

a. Siswa Bekerja dalam Kelompok-Kelompok Kecil

Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan lima sampai dengan enam orang yang memiliki kemampuan, dan suku atau ras yang berbeda. Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat memotivasi siswa untuk saling membantu antar siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran. Hal ini akan menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri siswa bahwa belajar secara kooperatif sangat menyenangkan.

b. Games

Gamenya terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya.

Game tersebut dimainkan di atas meja dengan tiga orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda.

c. Tournament

Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya, masing-masing ditempatkan dalam meja-meja turnamen. Tiap meja turnamen ditempati lima sampai enam orang peserta, dan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Dalam setiap meja turnamen diusahakan setiap peserta homogen. Permainan ini diawali dengan memberitahukan aturan permainan. Setelah itu permainan dimulai dengan membagikan kartu-kartu soal untuk bermain (kartu soal dan kunci ditaruh terbalik di atas meja sehingga soal dan kunci tidak terbaca). Permainan pada tiap meja turnamen dilakukan dengan aturan sebagai berikut:

1) Setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca soal dan pemain yang pertama dengan cara undian.

2) Kemudian pemain yang menang undian mengambil kartu undian yang berisi soal dan diberikan kepada pembaca soal.

3) Pembaca soal akan membacakan soal sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh pemain.

4) Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal.

5) Setelah waktu yang telah ditetukan selesai, pemain akan membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditanggapi oleh penantang searah jarum jam.

6) Setelah itu pembaca soal akan membaca kunci jawaban dan skor hanya diberikan kepada pemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama kali memberikan jawaban benar. 7) Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. 8) Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua

(46)

9) Dalam permainan ini pembaca soal hanya bertugas untuk membaca soal dan membuka kunci jawaban, tidak boleh ikut menjawab atau memberikan jawaban pada peserta lain.

10) Setelah permainan selesai, kemudian dilanjutkan dengan menentukan kriteria penghargaan yang diterima oleh kelompoknya.

d. Penghargaan Kelompok

Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah menghitung rerata skor kelompok dari penjumlahan games dan turnamen.

3. Kelebihan TGT

Slavin (2008) melaporkan beberapa laporan hasil riset tentang pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap pencapaian belajar siswa yang secara implisit mengemukakan keunggulan dan kelemahan pembelajaran TGT (http://ekocin.wordpress.com/2011/06/17/model-pembelajaran-teams-games-tournaments-tgt-2/ (25 Mei 2012 )) sebagai berikut:

a. Para siswa di dalam kelas-kelas yang menggunakan TGT memperoleh teman yang secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka dari pada siswa yang ada dalam kelas tradisional.

b. Meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan. c. TGT meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk rasa

harga diri akademik mereka.

d. TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain (kerja sama verbal dan non verbal, kompetisi yang lebih sedikit)

e. Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi menggunakan waktu yang lebih banyak.

(47)

4. Kelemahan TGT

Sedangkan kelemahan TGT yang diungkapkan oleh Suarjana (2011) adalah http://ekocin.wordpress.com2011/06/17/model-pembe lajaran-teams-games-tournaments-tgt-2/ (25 Mei 2012)):

a. Bagi Guru

Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh.

b. Bagi Siswa

Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.

D. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi

(48)

2. Klasifikasi Motivasi

Menurut Uno (2007:4), dilihat dari sumber yang menimbulkannya, motif dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Motif Intrinsik

Motif intrinsik timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhan. Motif intrinsik dapat ditimbulkan dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat terhadap bidang studi yang relevan. Sebagai contoh, memberitahukan sasaran yang hendak dicapai dalam bentuk tujuan instruksional pada saat pembelajaran akan dimulai yang menimbulkan motif keberhasilan mencapai sasaran.

b. Motif Ekstrinsik

Motif ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan yang timbul karena melihat manfaatnya. Berikut beberapa hal yang dapat menimbulkan motif ekstrinsik, antara lain (Uno, 2007:4):

1) Pendidik memerlukan anak didiknya, sebagai manusia berpribadi, menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaannya maupun keyakinannya.

2) Pendidik menggunakan berbagai metode dalam melaksanakan kegiatan pendidikannya.

3) Pendidik senantiasa memberikan bimbingan dan juga pengarahan kepada anak didiknya dan membantu apabila mengalami kesulitan, baik yang bersifat pribadi maupun akademis.

4) Pendidik harus mempunyai pengetahuan yang luas dan penguasaan bidang studi atau materi yang diajarkan kepada peserta didiknya. 5) Pendidik harus mempunyai rasa cinta dan sifat pengabdian kepada

profesinya sebagai pendidik.

(49)

pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Uno, 2007:10):

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan. d. Adanya penghargaan dalam belajar.

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik.

3. Peranan Motivasi Belajar

Menurut Uno (2007:27), ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain:

a. Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar

Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya.

b. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar

Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak.

c. Motivasi menentukan ketekunan belajar

Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha memperlajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar.

4. Teknik-teknik Motivasi

Beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran sebagai berikut (Uno, 2007:34):

a. Pernyataan penghargaan secara verbal.

b. Menggunakan nilai ulangan sebagai pemicu keberhasilan. c. Menimbulkan rasa ingin tahu.

(50)

e. Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa.

f. Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar.

g. Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami.

h. Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya.

i. Menggunakan simulasi dan permainan.

j. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahiran di depan umum.

k. Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar.

l. Membuat suasana persaingan yang sehat di antara siswa. 5. Ciri-ciri Motivasi Belajar

Menurut Sardiman (2008:83), motivasi yang ada dalam diri seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk sukses).

d. Mempunyai orientasi ke masa depan. e. Lebih senang bekerja mandiri.

f. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). g. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan

sesuatu).

h. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang sudah diyakini. i. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

(51)

Siswa yang telah termotivasi memiliki keinginan dan harapan untuk berhasil dan apabila mengalami kegagalan mereka akan berusaha keras untuk mencapai keberhasilan itu yang ditunjukkan dalam prestasi belajarnya. Dengan kata lain dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi maka seseorang yang belajar akan melahirkan prestasi belajar yang baik.

E. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

(52)

.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/ (20 Februari 2012)). Sedangkan menurut Bloom (Suharsimi Arikunto, 1990:110), prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu: kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Yudhi Munadi (2008:24-26), faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada yang bersifat internal dan ada yang bersifat eksternal. a. Faktor internal, merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri

peserta didik. Yang termasuk ke dalam faktor-faktor internal tersebut, yaitu:

1) Faktor fisiologis

Secara umum, kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lemah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Siswa yang kekurangan gizi misalnya, ternyata memiliki kemampuan yang lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang gizinya cukup. Demikian juga kondisi saraf pengontrol kesadaran dapat berpengaruh pada proses dan hasil belajar. Oleh karena itu kondisi fisiologis sangat penting untuk diperhatikan agar prestasi belajar peserta didik dapat tercapai maksimum.

2) Faktor Psikologis

Faktor kedua dari faktor internal adalah faktor psikologis. Setiap manusia atau peserta didik memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis, dan perbedaan-pebedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajarnya masing-masing.

b. Faktor-faktor eksternal, yaitu sebagai berikut: 1) Faktor lingkungan

(53)

lintas, gemuruhnya pasar, dan lain-lain secara tidak langsung juga akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu kondisi fisik lingkungan sekolah harus mendapat perhatian khusus.

2) Faktor Instrumental

Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, fasilitas dan sarana, dan guru. Berbicara kurikulum berarti berbicara mengenai komponen-komponennya, yakni tujuan, bahan atau program, proses belajar mengajar, dan evaluasi.

F. Jurnal Umum

1. Pengertian Jurnal

Jurnal berasal dari bahasa Perancis, yang berarti buku harian. Jadi jurnal diartikan sebagai buku harian yang digunakan untuk mencatat semua transaksi yang terjadi berupa pendebetan dan pengkreditan secara kronologis (menurut) urutan tanggal beserta penjelasan yang diperlukan. Jurnal merupakan catatan pertama setelah adanya bukti transaksi. Oleh karena itu jurnal sering disebut sebagai books of original entry (Dwi Harti, 2011:77).

2. Fungsi Jurnal

Fungsi jurnal adalah sebagai berikut (Dwi Harti, 2011:77): a. Fungsi pencatatan

Jurnal menentukan ke akun mana dan jumlah berapa suatu transaksi dicatat.

b. Fungsi historis

(54)

Dengan mencatat transaksi yang terjadi lebih dahulu, berarti jurnal melakukan fungsi historis.

c. Fungsi analisis

Untuk menentukan nama akun, jumlah uang yang dicatat, dan di sisi mana (debet atau kredit) pencatataan dilakukan, bukti transaksi terlebih dahulu dianalisis. Hasil analisis itulah yang nantinya dicatat pada jurnal.

d. Fungsi Instruktif

Jurnal merupakan suatu perintah atau instruksi. Akun harus diisi sesuai dengan apa yang tercatat pada jurnal. Jika instruksi jurnal tidak diikuti, maka pengisian akun akan salah.

e. Fungsi Informatif

Jurnal menyajikan tanggal, nama akun, keterangan singkat mengenai transaksi, dan jumlah uang yang terlibat dalam suatu transaksi.

3. Peralatan yang Dibutuhkan

Peralatan yang dibutuhkan antara lain (Dwi Harti, 2011:77): a. Bukti transaksi yang sah sebagai sumber pencatatan b. Buku jurnal

c. Alat tulis

d. Alat bantu hitung (kalkulator) dan e. Formulir rekapitulasi jurnal

4. Langkah Membuat Jurnal (Dwi Harti, 2011:78):

Langkah I Catatlah tanggal terjadinya transaksi pada kolom tanggal, sesuai dengan tanggal yang tercantum pada tanggal transaksi/bukti transaksi. Penulisan periode akuntansi, misalnya satu tahun atau satu bulan cukup ditulis satu kali saja.

Langkah II Isilah kolom bukti dengan nomor bukti transaksi.

Langkah III Pada kolom akun/keterangan tuliskan akun-akun yang mengalami perubahan akibat transaksi akun di debet ditulis rapat ke garis kolom nomor bukti transaksi, sedangkan akun yang dikredit ditulis lebih menjorok ke kanan, sehingga kedua akun tidak sejajar.

(55)

5. Bentuk Jurnal (Dwi Harti, 2011:81):

Halaman... (6)

Tanggal

No. Bukti Pembukuan

Akun/Keterangan Ref. Debet Kredit

11

(1) (2) (3) (4) (5) (5)

Keterangan:

1. Kolom tanggal digunakan untuk mencacat tanggal, bulan, dan tahun terjadinya transaksi.

2. Kolom nomor bukti digunkan untuk mencatat nomor bukti transaksi. 3. Kolom akun/keterangan digunakan untuk mencatat transaksi yang di

debet dan di kredit, disertai keterangan singkat mengenai transaksi. 4. Kolom ref. (referensi) digunakan untuk mencatat kode akun ketika

ayat jurnal dipindahkan ke buku besar. Sebelum dilakukan pemindahan, kolom ref tetap dalam keadaan kosong.

5. Kolom debet dan kredit digunakan untuk mencatat nilai transaksi. 6. Halaman digunakan sebagai referensi pada buku besar.

G. Kerangka Teoritik

(56)

TGT dapat diterapkan pada materi pembelajaran jurnal umum. Penerapan TGT tersebut akan dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa. Melalui metode TGT ini, siswa dituntut untuk dapat bekerja sama dengan kelompok. Dengan belajar berkelompok ini, siswa diharapkan tidak membedakan-bedakan antara siswa yang satu dengan yang lainnya mulai dari latar belakang, jenis kelamin, keadaan ekonomi keluarga, ras, agama. Siswa juga diharapkan memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun kerja sama dalam proses kelompok. Adanya pengelompokan siswa berdasarkan latar belakang, jenis kelamin, keadaan ekonomi keluarga, ras, agama yang berbeda, maka siswa akan termotivasi untuk lebih aktif dalam kelompok. Dalam kelompok belajar tersebut tentunya siswa akan saling membantu dalam belajar. Proses belajar dalam kemasan demikian akan memudahkan siswa memahami materi pembelajaran khususnya materi jurnal umum. Pemahaman siswa yang baik dapat membantu siswa dalam mencapai prestasi belajar yang baik, sehingga model pembelajaran ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

(57)

pada materi pembelajaran akuntansi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar siswa sesudah diterapkannya pembelajaran dengan model kooperatif tipe TGT. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai

pre-test siswa yaitu 5,9 sedangkan rata-rata nilai post-test siswa naik menjadi 8,1.

Berdasarkan kerangka teoritik dan beberapa fakta di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian, yaitu:

= terdapat perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pembelajaran jurnal umum.

(58)

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang mengkaji dan merefleksikan secara mendalam beberapa aspek dalam kegiatan belajar mengajar yaitu penampilan guru dalam kelas, interaksi guru-siswa, dan interaksi antar siswa. Tindakan tersebut dilakukan guru, oleh guru bersama-sama dengan peserta didik, atau oleh peserta didik di bawah bimbingan dan arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran (Mulyasa, 2009:11). Secara umum penelitian ini dikategorikan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Sedangkan penelitian deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengetahui dan membandingkan tingkat nilai atau motivasi belajar dan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

(59)

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada September-Oktober 2012.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Putra Tama Bantul.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah peningkatan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pembelajaran jurnal umum.

D. Prosedur Penelitian

Adapun kegiatan yang dilakukan pada masing-masing tahapan PTK diuraikan sebagai berikut:

1. Penelitian Pendahuluan

Kegiatan ini dilakukan sebelum dilaksanakannya kegiatan tindakan. Kegiatan ini dilakukan sebagai persiapan awal untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan sehubungan dengan penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan. Kegiatan pendahuluan ini meliputi: a. Observasi pada guru

(60)

2) Peneliti melakukan pengamatan terhadap guru saat melaksanakan pembelajaran. Berdasarkan lembar pengamatan hal-hal yang diobservasi adalah kegiatan pra pembelajaran (memeriksa ruang, alat, media, dan kesiapan siswa), membuka pembelajaran (melakukan apersepsi dan menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatan pembelajaran), kegiatan inti (penguasaan materi pelajaran, pendekatan/strategi pembelajaran, pemanfaatan media dan sumber belajar, penilaian proses dan hasil belajar, dan penggunaan bahasa) dan kegiatan penutup (evaluasi, refleksi dan pelaksanaan tindak lanjut) yang dilaksanakan oleh guru selama pembelajaran berlangsung.

3) Peneliti merangkum hasil pengamatan dan mengkonsultasikannya dengan guru. Jika guru sepakat dengan catatan hasil pengamatan, guru diminta untuk tanda tangan.

b. Observasi pada siswa

1) Peneliti dan guru mitra menyiapkan lembar observasi.

(61)

belajar antar siswa, keaktifan siswa dalam pembelajaran, dan penghargaan yang dilakukan oleh guru ketika menjawab soal. 3) Peneliti merangkum hasil pengamatan dan mengkonsultasikannya

dengan guru. Jika guru sepakat dengan catatan hasil pengamatan, guru diminta untuk tanda tangan.

c. Observasi pada kelas

1) Peneliti dan guru mitra menyiapkan lembar observasi.

2) Peneliti melakukan pengamatan terhadap kelas saat dillaksanakannya pembelajaran. Berdasarkan lembar pengamatan, hal-hal yang diobservasi adalah beberapa fasilitas di dalam kelas dalam mendukung proses pembelajaran, kondisi ruang kelas yang mendukung proses pembelajaran, interaksi antar siwa, kegiatan yang menarik di di dalam kelas, penyediaan sumber belajar yang ada di dalam kelas.

3) Peneliti merangkum hasil pengamatan dan mengkonsultasikannya dengan guru. Jika guru sepakat dengan catatan hasil pengamatan, guru diminta untuk tanda tangan.

d. Wawancara pada guru

(62)

2) Langkah-langkah yang dilakukan adalah:

a) Peneliti menyusun pedoman wawancara bersamaan dengan guru mitra.

b) Peneliti melakukan wawancara pada guru mitra kelas X Akuntansi 2 SMK Putra Tama Bantul pada saat selesai jam pelajaran.

3) Wawancara ini dilakukan secara langsung kepada guru mitra kelas X Akuntansi 2 SMK Putra Tama Bantul. Wawancara ini dilakukan dengan bantuan instrumen pedoman wawancara dan perekaman wawancara dengan video cam corder dengan tujuan agar diperoleh data yang lebih akurat.

e. Wawancara pada siswa

1) Wawancara dilakukan sebelum penelitian, dengan maksud memperoleh informasi tentang kinerja guru selama proses pembelajaran akuntansi.

2) Langkah-langkah yang dilakukan adalah:

a) Peneliti menyusun pedoman wawancara bersamaan dengan guru mitra.

b) Peneliti melakukan wawancara pada siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Putra Tama Bantul pada saat jam istirahat berlangsung. 3) Wawancara ini dilakukan secara langsung kepada beberapa siswa

(63)

perekaman wawancara dengan video cam corder dengan tujuan agar diperoleh data yang lebih akurat.

2. Pelaksanaan PTK

Dalam penelitian ini dirancang satu kali tatap muka di kelas. Kegiatan yang dilakukan meliputi:

a. Perencanaan

1) Peneliti bersama dengan guru mengidentifikasi permasalahan pembelajaran yang ditemukan saat observasi dan menyusun rencana tindakan.

2) Peneliti bersama guru memetakan para siswa yang tergolong berkemampuan rendah, sedang atau tinggi, dan membagi siswa secara heterogen menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan 4 sampai 5 siswa. Kelompok dibentuk secara heterogen dengan mempertimbangkan jenis kelamin dan kemampuan belajar siswa. Lima kelompok yang terbentuk selanjutnya diberi nama kelompok harta, modal, hutang, pendapatan, dan beban.

(64)

b. Tindakan

Pada tahap ini dilakukan implementasi pembelajaran kooperatif tipe TGTsesuai dengan rencana awal, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Kegiatan pra pembelajaran

a) Memeriksa kesiapan ruangan, alat, dan media pembelajaran. b) Memeriksa kesiapan siswa.

c) Melakukan kegiatan apersepsi.

d) Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya.

e) Melakukan pre-test.

2) Kegiatan inti pembelajaran

Secara garis besar rincian kegiatan inti pembelajaran yang dilakukan guru adalah sebagai berikut:

a) Belajar dalam kelompok (teams)

(1) Membacakan kembali pembagian kelompok. (2) Mengecek masing-masing anggota kelompok.

(3) Menyampaikan prosedur pelaksanaan diskusi dalam kelompok.

Gambar

Tabel 2.1 Model Tahap Penelitian Tindakan  Kelas ...................................
Gambar 2.1
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi
Tabel 3.2 Pemberian Skor pada Kuesioner
+7

Referensi

Dokumen terkait

though the crime occurred when they were in a dreamlike state... • Once the initial shock of the crime has worn off, victims may experience other emotions such as anger,

yang disampaikan secara online melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) untuk paket kegiatan: Pada hari ini Senin Tanggal Dua Bulan Juli Tahun Dua Ribu Dua Belas, kami

Oleh karena angka kesakitan jiwa semakin tahun semakin meningkat seperti kelainan pada anak yang makan makanan yang tidak lazim seperti makan pasir, makan paku dll, serta

Another Disisis, utilization of the graphics card into the era of General Purpose Graphical Processing Units ( GPGPU ) , namely the use of graphics cards to work umum.GPU

Sarung Helm anti air, sebuah solusi bagi mayoritas orang yang sering merasa tidak nyaman saat bepergian karena masih banyak tempat parkir yang kurang akan kenyamanan

Serta apabila dilihat pada paragraf di samping juga menekankan bahwa Australian Wool Inovation Limited merupakan perusahaan dengan global supply chain sehingga diperlukan

(1) Dalam hal penyelenggara jaringan telekomunikasi dan atau penyelenggara jasa telekomunikasi belum dapat menyediakan akses di daerah tertentu, maka penyelenggara

Human error atau kesalahan manusia kerap sering terjadi pada penyusunan data-data, pencatatan transaksi, pembuatan laporan dan pekerjaan yang masih mengandalkan teknologi manual.