• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Pembelajaran Kooperatif ( Cooperative Learning )

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan segala sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Isjoni dan Ismail, 2008:150). Jadi pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana kelompok belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil yang berjumlah empat orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar (Slavin, 2008:150).

Model belajar cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran yang membantu mahasiswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama di antara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas, dan perolehan belajar (Etin Solihatin dan Raharjo, 2008:5). Menurut Wina Sanjaya (2010:240), model pembelajaran kooperatif merupakan model yang menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai lima orang yang memiliki latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen).

Sedangkan menurut Agus Suprijono (2009:54), pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan: (1) memudahkan siswa belajar sesuatu yang bermanfaat; (2) pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai.

Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil, yaitu di dalam kelompok siswa dituntut untuk saling bekerja sama agar dapat menumbuhkan pembelajaran yang efektif, baik secara individu maupun secara kelompok.

2. Karakteristik Prinsip Pembelajaran Kooperatif

Metode pembelajaran alternatif memiliki berbagai macam perbedaan, tetapi dapat dikategorisasikan menurut enam karakteristik prinsip, yaitu sebagai berikut (Slavin, 2008:26-28):

a. Tujuan kelompok

Kebanyakan metode pembelajaran kooperatif menggunakan beberapa bentuk tujuan kelompok. Dalam metode pembelajaran tim siswa, ini bisa berupa sertifikat atau rekognisi lainnya yang diberikan kepada tim yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Tanggung jawab individual

Ini dilaksanakan dalam dua cara. Yang pertama adalah dengan menjumlah skor kelompok atau nilai rata-rata kuis individual atau penilaian lainnya. Yang kedua adalah spesialisasi tugas, dimana tiap siswa diberikan tanggung jawab khusus untuk sebagian tugas kelompok.

c. Kesempatan sukses yang sama

Penggunaan metode skor yang memastikan semua siswa mendapat kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam timnya.

d. Spesialisasi tugas

Unsur utama dari metode pembelajaran kooperatif adalah tugas untuk melaksanakan sub tugas terhadap masing-masing anggota kelompok. e. Adaptasi terhadap kebutuhan kelompok

Metode pembelajaran kooperatif menggunakan pengajaran yang mempercepat langkah kelompok.

3. Prinsip Utama Pembelajaran Kooperatif

Pendekatan belajar kooperatif menganut lima prinsip utama sebagai berikut (Anita Lie, 2010:31-37):

a. Saling ketergantungan positif

Keberhasilan kelompok merupakan hasil kerja keras seluruh anggotanya. Setiap anggota berperan aktif dan mempunyai andil yang sama terhadap keberhasilan kelompok.

b. Tanggung jawab perseorangan

Tanggung jawab perorangan muncul ketika seorang anggota kelompok bertugas untuk menyajikan yang terbaik dihadapan guru dan teman sekelasnya.

c. Interaksi tatap muka

Bertatap muka merupakan kesempatan baik bagi anggota kelompok untuk berinteraksi memecahkan masalah bersama.

d. Komunikasi antar anggota

Keberhasilan kelompok bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling berkomunikasi secara efektif.

e. Evaluasi proses secara kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif

4. Manfaat Pembelajaran Kooperatif

Menurut Kagan (1994), tersedia dalam http://ktiptk.blogspirit. com/archive/2009/01/26/tgt.html (23 Februari 2012), pembelajaran kooperatif mempunyai banyak manfaat yaitu:

a. Dapat meningkatkan kemahiran sosial dan memperbaiki hubungan sosial.

b. Dapat meningkatkan keterampilan kepemimpinan. c. Dapat meningkatkan kepercayaan diri.

d. Dapat meningkatkan kemahiran teknologi.

5. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran diantaranya (Wina Sanjaya, 2011:247-249):

a. Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.

b. Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

c. Pembelajaran kooperatif membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.

d. Pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.

e. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu energi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan

f. Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemapuan siswa untuk menguji ide dan pemahaman sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.

g. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.

h. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.

Pembelajaran kooperatif memiliki keterbatasan, diantaranya (Wina Sanjaya, 2006:247-249):

a. Untuk memahami dan mengerti filosofi pembelajaran kooperatif memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat pembelajaran kooperatif. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan contohnya, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok.

b. Ciri utama pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pembelajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.

c. Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa

d. Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran dalam berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dalam hal ini tidak mungkin tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-sekali penerapan strategi ini.

e. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual. Oleh karena itu, idealnya dalam pembelajaran kooperatif selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam pembelajaran kooperatif memang bukan pekerjaan yang mudah.

C. Teams-Games-Tournament (TGT)

Dokumen terkait