• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI PEMBELAJARAN, HASIL PENELITIAN, ANALISIS

A. Deskripsi Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

Dalam tahap persiapan ini, peneliti melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran matematika di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta mengenai permasalahan-permasalahan yang ada serta menyampaikan ide penelitian. Guru tersebut menyampaikan bahwa terdapat permasalahan hasil belajar siswa pada materi geometri kelas X yaitu kesulitan dalam membayangkan bangun ruang dimensi tiga dan juga menentukan jarak atau sudut yang dimaksud. Bahkan guru tersebut mengatakan bahwa beliau juga mengalami kesulitan dalam membayangkan bangun ruang dimensi tiga. Setelah menentukan subjek penelitian yaitu kelas XA sebagai kelas kontrol dan XE sebagai kelas eksperimen, peneliti melakukan observasi keterlaksanaan pembelajaran matematika di kedua kelas tersebut. Dalam kegiatan observasi ini, guru mempersilahkan peneliti untuk memperkenalkan diri dan menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian. Setelah itu, peneliti melakukan validasi awal terhadap seluruh instrumen penelitian dengan uji pakar (expert judgment) oleh dosen pembimbing, dosen pakar, dan guru matematika di SMA

BOPKRI 2 Yogyakarta. Peneliti melakukan pembelajaran sebanyak satu pertemuan di kelas uji coba yaitu kelas XI IPA 2 untuk mengingatkan kembali materi yang akan diujiknan. Instrumen penelitian diujikan di kelas uji coba agar instrumen yang digunakan valid dan reliabel. Instrumen yang digunakan untuk melihat motivasi belajar siswa adalah kuesioner, sedangkan untuk melihat hasil belajar siswa digunakan tes hasil belajar. Selain itu, digunakan juga lembar observasi yang dilakukan oleh observer yaitu guru mata pelajaran matematika untuk melihat keterlaksanaan proses pembelajaran yang telah direncanakan dalam RPP.

Hasil dari uji coba kuesioner dan tes hasil belajar tersebut dianalisis sehingga menghasilkan skor pada masing-masing siswa sesuai dengan pedoman penskoran yang telah ditentukan. Skor-Skor tersebut dihitung validitas butir soalnya dengan menggunakan korelasi

Product Moment dari Pearson, perhitungan validitas tersebut

menggunakan bantuan SPSS 16.0. Selain validitas, peneliti juga menghitung reliabilitas soal dengan menggunakan rumus Alpha, perhitungan reliabilitas tersebut juga menggunakan bantuan SPSS 16.0. Adapun hasil uji coba kuesioner dan tes hasil belajar adalah sebagai berikut:

a. Validitas Instrumen Tes Hasil Belajar

Pada validitas tes hasil belajar, peneliti melakukan validitas isi oleh pakar dan validitas butir soal. Hasil validitas isi

oleh dosen pakar terlampir pada Lampiran B.1, sedangkan validitas isi oleh guru matematika terlampir pada Lampiran B.2. 1) Uji Coba Instrumen

Uji coba tes hasil belajar dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2017 selama 70 menit dimulai pukul 07.05 WIB sampai pukul 08.15 WIB. Kelas yang dipakai untuk uji coba tes hasil belajar adalah kelas XI yang terdiri dari 27 siswa. Namun, 4 siswa tidak hadir sehingga jumlah siswa yang mengikuti uji coba tes hasil belajar siswa adalah 23 siswa. Jumlah soal yang diujikan sebanyak 4 soal dan merupakan soal-soal mengenai jarak dan sudut dalam ruang dimensi tiga.

2) Hasil Uji Coba Instrumen

Setelah dilakukan uji coba tes hasil belajar, peneliti mengoreksi hasil pekerjaan siswa dan memberi skor sesuai dengan pedoman penskoran tes hasil belajar yang telah ditentukan. Dari skor yang diperoleh, dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil uji coba tes hasil belajar dapat dilihat pada bagian Lampiran B.3.

a) Uji Validitas

Nilaii yang diperoleh dari perhitungan uji validitas dibandingkan dengan harga tabel product moment dengan taraf signifikan dan

tabel = 0,413). Jika lebih dari atau sama dengan 0,413 maka korelasi antara item soal dengan skor total tersebut valid, sebaliknya jika kurang dari 0,413 maka korelasi antara item soal dengan skor total tersebut tidak valid. Perhitungan validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 16, terlampir pada Lampiran C.1. Hasil perhitungannya disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Uji Validitas Butir Soal Tes Hasil Belajar

Butir Soal Keterangan

1a 0,572 Valid 1b 0,623 Valid 1c 0,576 Valid 2a 0,269 Tidak valid 2b 0,738 Valid 2c 0,405 Tidak valid 3a 0,185 Tidak valid 3b 0,813 Valid 3c 0,800 Valid 4 0,545 Valid

Berdasarkan hasil perhitungan validitas, terdapat beberapa butir soal yang tidak valid. Oleh sebab itu, peneliti merevisi soal tes hasil belajar agar dapat diberikan pada siswa kelas kontrol maupun kelas eksperimen.

b) Uji Reliabilitas

Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 16, terlampir pada Lampiran C.2. Dari perhitungan Koefisien Alpha Cronbach diperoleh nilai adalah 0,790. Berdasarkan Kriteria Interpretasi Tingkat Reliabilitas pada Tabel 3.3, uji reliabilitas ini berada pada interpretasi tinggi, karena berada diantara 0,70 dan 0,90 (

). b. Validitas Instrumen Kuesioner

Pada validitas kuesioner, peneliti melakukan validitas isi oleh pakar dan validitas butir soal.

1) Uji Coba Instrumen

Uji coba tes hasil belajar dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2017 selama 10 menit dimulai pukul 08.20 WIB sampai pukul 08.30 WIB. Kelas yang dipakai untuk uji coba kuesioner adalah kelas XI yang terdiri dari 27 siswa. Namun, 4 siswa tidak hadir sehingga jumlah siswa yang mengikuti uji coba kuesioner adalah 23 siswa. Kuesioner yang diujikan berisi 25 pernyataan yang berkaitan dengan karakteristik motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran matematika.

2) Hasil Uji Coba Instrumen

Setelah dilakukan uji coba kuesioner, peneliti mengoreksi lembar kuesioner dan memberi skor sesuai dengan pedoman penskoran kuesioner yang telah ditentukan. Dari skor yang diperoleh, dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil uji coba kuesioner dapat dilihat pada bagian Lampiran B.4.

a) Uji Validitas

Nilai yang diperoleh dari perhitungan uji validitas dibandingkan dengan harga tabel product moment dengan taraf signifikan dan tabel = 0,413). Jika lebih dari atau sama dengan 0,413 maka korelasi antara item soal dengan skor total tersebut valid, sebaliknya jika kurang dari 0,413 maka korelasi antara item soal dengan skor total tersebut tidak valid. Hasil perhitungannya disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Uji Validitas Butir Soal Kuesioner Motivasi Belajar

Nomor Pernyataan Keterangan

1 0,177 Tidak valid

2 0,557 Valid

3 0,466 Valid

5 0,442 Valid 6 0,446 Valid 7 0,598 Valid 8 0,500 Valid 9 -0,217 Tidak valid 10 0,468 Valid 11 0,233 Tidak valid 12 0,602 Valid 13 0,721 Valid 14 0,874 Valid 15 0,722 Valid 16 0,303 Tidak valid 17 0,731 Valid 18 0,506 Valid 19 0,728 Valid 20 0,679 Valid 21 0,247 Tidak valid 22 0,498 Valid 23 0,460 Valid 24 0,554 Valid 25 0,504 Valid

Hasil perhitungan uji validitas kuesioner dapat dilihat pada bagian Lampiran C.3. Berdasarkan hasil perhitungan validitas, terdapat beberapa butir soal yang tidak valid. Oleh sebab itu, peneliti merevisi kuesioner sehingga dapat diujikan ke siswa pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen.

b) Uji Reliabilitas

Dari perhitungan Koefisien Alpha Cronbach diperoleh nilai adalah 0,892. Berdasarkan Kriteria Interpretasi Tingkat Reliabilitas pada Tabel 3.3, uji reliabilitas ini berada pada interpretasi tinggi, karena berada diantara 0,70 dan 0,90 (

). Hasil perhitungan uji reliabilitas kuesioner motivasi belajar siswa dapat dilihat pada Lampiran C.4.

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan program GeoGebra

Pembelajaran matematika materi geometri kelas X dengan menggunakan program GeoGebra ini dilakukan di kelas eksperimen (kelas XE). Pada pelaksanaan pembelajaran tersebut, peneliti mempersiapkan kelengkapan instrumen pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS). RPP tersebut dirancang untuk dua KD dalam pokok bahasan ruang dimensi tiga sebanyak 4 pertemuan (8×45 menit). Selain itu, peneliti juga memberikan program GeoGebra pada salah satu siswa dari kelas eksperimen untuk dibagikan kepada siswa yang lain di kelas tersebut kemudian diinstal pada laptopnya. Dalam pembelajaran ini

peneliti berperan sebagai pengajar yang memberikan materi pembelajaran. Selama proses pembelajaran berlangsung, observer mengamati keterlaksanaan proses pembelajaran dengan mengisi lembar pengamatan keterlaksanaan proses pembelajaran yang telah disiapkan oleh peneliti. Berikut adalah perincian kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen:

1) Pertemuan Pertama (2×45 menit)

Pembelajaran dalam pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Maret 2017 pukul 12.00-13.30. Pada kegiatan awal, peneliti memeriksa kesiapan siswa serta kesiapan program GeoGebra pada laptop masing-masing siswa yang akan digunakan dalam pembelajaran. Tidak seluruh siswa membawa laptop sehingga siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdapat satu laptop dan terdiri dari 2 sampai 3 siswa . Setelah itu, peneliti mengajukan pertanyaan terkait cara menentukan jarak dalam bidang dengan menggunakan rumus Phytagoras. Hampir seluruh siswa tidak bisa menyebutkan rumus Phytagoras secara umum dengan benar. Peneliti juga mengajukan pertanyaan terkait kedudukan titik terhadap garis dan kedudukan titik terhadap bidang yang telah dipelajari sebelumnya bersama dengan guru mata pelajaran matematika. Hampir seluruh

siswa mampu menjawab dengan benar. Setelah itu, peneliti menyampaikan materi baru yang akan dipelajari yaitu menentukan jarak dalam ruang.

Pada kegiatan inti, peneliti membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan digunakan selama 4 kali pertemuan. Peneliti memanggil siswa secara acak untuk menyebutkan contoh jarak antara dua titik dalam kehidupan sehari-hari. Siswa tersebut menjawab jarak antara orang A di lapangan sekolah dan orang B di kantin sekolah. Hampir seluruh siswa tidak ingat bahwa definisi dari jarak adalah panjang lintasan terpendek (suatu garis lurus) yang menghubungkan dua buah titik. Kemudian peneliti menjelaskan perintah-perintah yang terdapat dalam GeoGebra. Peneliti memberikan arahan dalam membuat sebuah kubus, balok, dan limas, lalu siswa diminta untuk menyimpan file bangun-bangun yang telah dibuat agar dapat digunakan dalam pertemuan-pertemuan berikutnya. Dari definisi jarak antara dua titik, peneliti melibatkan siswa dalam menemukan cara menentukan jarak antara dua titik dalam suatu ruang dengan program GeoGebra. Peneliti kembali memanggil seorang siswa secara acak untuk menyebutkan contoh jarak titik ke garis dalam kehidupan sehari-hari. Siswa tersebut menjawab

jarak antara sebuah penghapus dan penggaris yang terletak pada mejanya. Peneliti meminta siswa tersebut menunjukkan jarak yang dimaksud dalam contoh yang ia buat, kemudian siswa diminta menyebutkan definisi dari jarak titik ke garis. Dari definisi tersebut, peneliti melibatkan siswa dalam menggambar jarak titik ke garis dalam suatu ruang dengan program GeoGebra dan menemukan cara menentukan jarak yang dimaksud. Peneliti kembali memanggil seorang siswa secara acak untuk menyebutkan contoh jarak titik ke bidang dalam kehidupan sehari-hari. Siswa tersebut menjawab jarak antara sebuah kursi dan sebuah tembok. Peneliti meminta siswa tersebut menunjukkan jarak yang dimaksud dalam contoh yang ia buat, kemudian siswa diminta menyebutkan definisi dari jarak titik ke bidang. Dari definisi tersebut, peneliti melibatkan siswa dalam menggambar jarak titik ke bidang dalam suatu ruang dengan program GeoGebra dan menemukan cara menentukan jarak yang dimaksud. Siswa dapat mengikuti arahan dari peneliti dengan baik. Kemudian, siswa diminta untuk mengerjakan soal latihan terkait jarak dalam ruang pada LKS dengan menggunakan program GeoGebra. Pada kegiatan ini, banyak siswa yang justru sibuk mencoba

perintah-perintah yang ada pada program GeoGebra. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya dengan program GeoGebra namun tidak ada kelompok yang mau maju dengan sukarela sehingga peneliti menunjuk kelompok yang akan presentasi. Salah satu siswa menggambar jarak yang dimaksud dalam laptop di meja guru yang ditayangkan pada layar, sedangkan siswa lain menuliskan jawaban pada papan tulis dan menjelaskan hasil diskusi kelompoknya. Peneliti memberikan kesempatan bagi siswa lain yang belum paham untuk bertanya kepada kelompok yang sedang melakukan presentasi.

Pada kegiatan akhir, peneliti bersama dengan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah terjadi. Siswa diberikan Pekerjaan Rumah (PR) yaitu menentukan jarak dalam ruang yang terdapat pada LKS. Kemudian peneliti menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya, yaitu menentukan sudut dalam ruang.

2) Pertemuan kedua

Pembelajaran dalam pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 30 Maret 2017 pukul 08.30-09.15, setelah itu jam istirahat, kemudian pembelajaran

dilanjutkan kembali pukul 09.30-10.15. Pada kegiatan awal, memeriksa kesiapan siswa serta kesiapan program GeoGebra pada laptop masing-masing siswa yang akan digunakan dalam pembelajaran. Bersama dengan siswa, peneliti membahas PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Beberapa siswa tidak mengerjakan PR dengan alasan tidak memiliki laptop. Setelah pembahasan PR selesai, peneliti mengajukan pertanyaaan terkait hubungan antara dua buah garis. Dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, hampir seluruh siswa tidak dapat membedakan dua garis berpotongan dan dua garis bersilangan. Oleh karena itu, peneliti menggunakan program GeoGebra untuk menunjukkan contoh dua garis berpotongan dan dua garis bersilangan. Dari tampilan bangun ruang dalam program GeoGebra, seluruh siswa mampu membedakan dua garis berpotongan dan dua garis bersilangan. Peneliti menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu sudut antara dua garis.

Pada kegiatan inti, peneliti memanggil siswa secara acak untuk menyebutkan contoh sudut antara dua garis berpotongan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa tersebut menjawab sudut antara dua buah kaki meja kemudian siswa diminta menyebutkan definisi dari sudut antara dua

garis berpotongan. Peneliti melibatkan siswa dalam menggambar serta menemukan cara menentukan besar sudut antara dua garis berpotongan dalam suatu ruang dengan program GeoGebra pada bangun ruang yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya. Peneliti kembali memanggil siswa secara acak untuk menyebutkan contoh sudut antara dua garis bersilangan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu, siswa diminta menyebutkan definisi dari sudut antara dua garis bersilangan. Peneliti melibatkan siswa dalam menggambar serta menemukan cara menentukan besar sudut antara dua garis bersilangan dalam suatu ruang dengan program GeoGebra pada bangun ruang yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya. Kemudian, siswa diminta untuk mengerjakan soal latihan terkait sudut antara dua buah garis pada LKS dengan menggunakan program GeoGebra. Pada pertemuan kedua ini, beberapa siswa masih penasaran dengan program yang mereka gunakan. Akibatnya kelompok siswa tersebut justru sibuk untuk membuat berbagai macam bangun ruang. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya dengan program GeoGebra dengan pembagian tugas sama seperti pertemuan sebelumnya.

Peneliti memberikan kesempatan bagi siswa lain yang belum paham untuk bertanya kepada kelompok yang sedang melakukan presentasi.

Pada kegiatan akhir, peneliti bersama dengan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah terjadi. Siswa diberikan tugas kelompok yaitu menentukan sudut antara dua buah garis dengan program GeoGebra. Tugas dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Lalu, peneliti menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya, yaitu menentukan sudut antara garis dan bidang dalam ruang.

3) Pertemuan ketiga

Pembelajaran dalam pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 5 April 2017 pukul 12.00-13.30. Pada kegiatan awal, peneliti memeriksa kesiapan siswa serta kesiapan program GeoGebra pada laptop masing-masing siswa yang akan digunakan dalam pembelajaran. Bersama dengan siswa, peneliti membahas beberapa soal dalam tugas kelompok yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu, peneliti mengajukan pertanyaaan terkait kedudukan antara garis dan bidang. Seluruh siswa mampu menjawab dengan benar. Peneliti menyampaikan

materi yang akan dipelajari yaitu sudut antara garis dan bidang.

Pada kegiatan inti, peneliti memanggil siswa secara acak untuk menyebutkan contoh sudut antara garis dan bidang dalam kehidupan sehari-hari. Siswa tersebut menjawab sudut antara bambu yang menancap pada tanah, kemudian siswa diminta menyebutkan definisi dari sudut antara garis dan bidang dalam suatu ruang. Peneliti melibatkan siswa dalam menggambar serta menemukan cara menentukan besar sudut antara garis dan bidang dalam suatu ruang dengan program GeoGebra pada bangun ruang yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya. Kemudian, siswa diminta untuk mengerjakan soal latihan terkait sudut antara garis dan bidang pada LKS dengan menggunakan program GeoGebra. Pada pertemuan ketiga, siswa sudah cukup fokus untuk mengerjakan soal latihan dalam LKS, mereka hanya bermain warna dan ukuran saja supaya gambar yang mereka buat terlihat menarik. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya dengan program GeoGebra dengan pembagian tugas sama seperti pertemuan sebelumnya. Peneliti memberikan kesempatan bagi siswa lain yang

belum paham untuk bertanya kepada kelompok yang sedang melakukan presentasi.

Pada kegiatan akhir, peneliti bersama dengan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah terjadi. Siswa diberikan PR yaitu menentukan sudut antara garis dan bidang dengan program GeoGebra. Kemudian peneliti menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya, yaitu menentukan sudut antara dua bidang dalam ruang.

4) Pertemuan keempat

Pembelajaran dalam pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 6 April 2017 pukul 08.30-09.15, setelah itu jam istirahat, kemudian pembelajaran dilanjutkan kembali pukul 09.30-10.15. Pada kegiatan awal, peneliti memeriksa kesiapan siswa serta kesiapan program GeoGebra pada laptop masing-masing siswa yang akan digunakan dalam pembelajaran. Bersama dengan siswa, peneliti membahas beberapa soal dalam PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu, peneliti mengajukan pertanyaaan terkait kedudukan antara dua buah bidang. Seluruh siswa mampu menjawab dengan benar. Peneliti menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu sudut antara dua buah bidang.

Pada kegiatan inti, peneliti memanggil siswa secara acak untuk menyebutkan contoh sudut antara dua buah bidang dalam kehidupan sehari-hari. Siswa tersebut menjawab sudut antara layar laptop dengan keyboard laptop tersebut, kemudian siswa diminta menyebutkan definisi dari sudut antara dua buah bidang dalam suatu ruang. Peneliti melibatkan siswa dalam menggambar serta menemukan cara menentukan besar sudut antara dua buah bidang dalam suatu ruang dengan program GeoGebra pada bangun ruang yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya. Kemudian, siswa diminta untuk mengerjakan soal latihan terkait sudut dalam ruang pada LKS dengan menggunakan program GeoGebra. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya dengan program GeoGebra dengan pembagian tugas sama seperti pertemuan sebelumnya. Peneliti memberikan kesempatan bagi siswa lain yang belum paham untuk bertanya kepada kelompok yang sedang melakukan presentasi.

Pada kegiatan akhir, peneliti menyampaikan bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan tes hasil belajar dengan materi menentukan jarak dan sudut dalam

ruang dilanjutkan dengan pengisian kuesioner motivasi belajar.

5) Pelaksanaan tes hasil belajar dan pengisian kuesioner motivasi belajar

Setelah melaksanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan program GeoGebra selama 4 kali pertemuan (8×45 menit), peneliti mengadakan tes untuk melihat hasil belajar siswa pada materi geometri kelas X yang telah dipelajari. Tes hasil belajar siswa dilaksanakan pada hari Rabu, 19 April 2017 dengan alokasi waktu 70 menit untuk 3 soal. Setelah selesai mengerjakan soal tes hasil belajar, peneliti memberikan kuesioner untuk melihat motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran matematika dengan alokasi waktu 10 menit.

b. Pelaksanaan pembelajaran matematika tanpa menggunakan program GeoGebra

Pembelajaran matematika materi geometri kelas X tanpa menggunakan program GeoGebra ini dilakukan di kelas kontrol (kelas XA). Pada pelaksanaan pembelajaran tersebut, peneliti mempersiapkan kelengkapan instrumen pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS). RPP tersebut dirancang untuk dua KD dalam pokok bahasan ruang dimensi tiga sebanyak 4 pertemuan (8×45 menit).

Dalam pembelajaran ini peneliti berperan sebagai pengajar yang memberikan materi pembelajaran. Selama proses pembelajaran berlangsung, observer mengamati keterlaksanaan proses pembelajaran dengan mengisi lembar pengamatan keterlaksanaan proses pembelajaran yang telah disiapkan oleh peneliti. Berikut adalah perincian kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen:

1) Pertemuan Pertama (2×45 menit)

Pembelajaran dalam pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Maret 2017 pukul 07.00-08.30. Pada kegiatan awal, peneliti mengajukan pertanyaan terkait cara menentukan jarak dalam bidang dengan menggunakan rumus Phytagoras. Beberapa siswa tidak bisa menyebutkan rumus Phytagoras secara umum dengan benar. Peneliti juga mengajukan pertanyaan terkait kedudukan titik terhadap garis dan kedudukan titik terhadap bidang yang telah dipelajari sebelumnya bersama dengan guru mata pelajaran matematika. Hampir seluruh siswa mampu menjawab dengan benar.

Pada kegiatan inti, peneliti membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan digunakan selama 4 kali pertemuan. Peneliti memanggil siswa secara acak untuk menyebutkan contoh jarak antara dua titik dalam

kehidupan sehari-hari. Siswa tersebut menjawab jarak antara rumah si A dan rumah si B. Hampir seluruh siswa juga tidak ingat bahwa definisi dari jarak adalah panjang lintasan terpendek (suatu garis lurus) yang menghubungkan dua buah titik. Dari definisi jarak antara dua titik, peneliti melibatkan siswa dalam menemukan cara menentukan jarak antara dua titik dalam suatu ruang dengan menggambar bangun ruang pada papan tulis. Peneliti kembali memanggil seorang siswa secara acak untuk menyebutkan contoh jarak titik ke garis dalam kehidupan sehari-hari. Siswa tersebut menjawab jarak antara matanya dan orang yang berdiri di depannya. Peneliti kembali memanggil seorang siswa secara acak untuk menyebutkan contoh jarak titik ke bidang dalam kehidupan sehari-hari. Siswa tersebut menjawab jarak antara buah diatas pohon dan tanah. Peneliti meminta siswa tersebut menunjukkan jarak yang dimaksud dalam contoh yang ia buat kemudian menyebutkan definisi dari jarak titik garis dan titik ke bidang. Dari definisi tersebut, peneliti melibatkan siswa dalam menggambar jarak dalam suatu ruang dan menemukan cara menentukan jarak yang dimaksud. Kemudian, siswa diminta untuk berdiskusi mengerjakan soal latihan terkait jarak dalam ruang pada

LKS. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya namun sama seperti siswa pada kelas eksperimen, tidak ada siswa yang mau maju dengan sukarela sehingga peneliti menunjuk salah seorang siswa yang akan presentasi. Setelah presentasi, siswa tersebut menunjuk siswa lain untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya pada soal yang lain.

Pada kegiatan akhir, siswa diberikan Pekerjaan

Dokumen terkait