• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI PEMBELAJARAN, HASIL PENELITIAN, ANALISIS

D. Pembahasan

1. Keterlaksanaan Proses Pembelajaran Menggunakan Program

GeoGebra

Berdasarkan analisis data keterlaksanaan proses pembelajaran yang telah dilakukan pada setiap pertemuan, terdapat pertemuan yang aspek-aspek pembelajarannya terlaksana kurang dari 100%.

Pada pertemuan pertama, persentase keterlaksanaan proses pembelajaran adalah 100% sehingga pembelajaran pada pertemuan pertama dapat dikatakan baik. Pada pertemuan kedua, persentase keterlaksanaan proses pembelajaran adalah 97% sehingga pembelajaran pada pertemuan kedua masih dapat dikatakan baik. Namun, menurut observer terdapat aspek yang tidak terlaksana yaitu mengecek kehadiran siswa pada kegiatan prapembelajaran. Pada pertemuan ketiga, persentase keterlaksanaan proses pembelajaran adalah 93% sehingga pembelajaran pada pertemuan ketiga masih dapat dikatakan baik. Namun, menurut observer terdapat aspek yang tidak terlaksana yaitu mengecek kehadiran siswa pada kegiatan prapembelajaran dan menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya pada kegiatan membuka pelajaran. Pada pertemuan keempat, persentase keterlaksanaan proses pembelajaran adalah 90% sehingga pembelajaran pada pertemuan keempat masih dapat dikatakan baik. Namun, menurut observer terdapat aspek yang tidak terlaksana yaitu melakukan penilaian akhir sesuai dengan

kompetensi pada kegiatan penilaian proses dan hasil belajar, serta melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa dan melibatkan siswa dalam menyimpulkan pembelajaran yang telah berlangsung pada kegiatan penutup.

Berdasarkan analisis keterlaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan program GeoGebra secara keseluruhan, maka diperoleh persentase yaitu 95%. Persentase keterlaksanaan proses pembelajaran tidak kurang dari 80%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keterlaksanaan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan program GeoGebra di kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada materi geometri kelas X dapat dikatakan terlaksana dengan baik.

2. Penggunaan Program GeoGebra Dalam Pembelajaran Matematika a. Penggunaan program GeoGebra terhadap motivasi belajar siswa

Berdasarkan analisis data kuesioner motivasi belajar siswa dengan menggunakan uji selisih dua proporsi, diperoleh nilai z = 1,907 dan telah disimpulkan bahwa proporsi siswa termotivasi pada kelas eksperimen lebih tinggi dari proporsi siswa termotivasi pada kelas kontrol. Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi belajar dari penggunaan program GeoGebra dalam pembelajaran matematika materi geometri lebih tinggi dibandingkan motivasi dalam pembelajaran matematika materi geometri yang tidak menggunakan program GeoGebra.

Pada pembelajaran matematika di kelas yang menggunakan program GeoGebra maupun di kelas yang menggunakan metode pembelajaran konvensional, kehadiran siswa tidak selalu nihil. Namun siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional lebih sering keluar kelas dengan alasan ingin ke toilet. Siswa yang mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan program GeoGebra lebih mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru khususnya ketika guru menyampaikan langkah-langkah dalam menggambar bangun ruang menggunakan program tersebut. Namun pada kenyataannya, terdapat juga beberapa siswa yang tertinggal dalam mengikuti arahan yang telah disampaikan, sehingga memicu keributan siswa untuk menanyakan langkah-langkah sebelumnya. Oleh karena itu, guru perlu memberikan arahan tanpa tergesa-tega dan memastikan apakah seluruh siswa telah melakukan arahan yang diberikan. Jika memang terdapat siswa yang tertinggal, guru perlu mengulangi langkah-langkah yang telah disampaikan. Berbeda dengan situasi pada pembelajaran konvensional, beberapa siswa tidak mendengarkan arahan dari guru dalam menggambar bangun ruang. Siswa mau mengikuti arahan dari guru hanya dengan mengikuti apa yang dilihat pada papan tulis karena mereka sibuk berbicara dengan teman sebangkunya. Beberapa siswa tidak mengikuti arahan yang

disampaikan karena sibuk dengan telepon genggam miliknya, sesekali terdapat juga beberapa siswa lain yang tidur.

Program GeoGebra memberikan kemudahan dalam memperolehnya sehingga banyak siswa yang dapat menggunakannya kapanpun dan di manapun. Siswa sangat terbantu dengan adanya program GeoGebra yang dapat digunakan di rumah, sehingga siswa dapat memanfaatkannya dalam mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR). Banyak siswa yang tidak dapat menggunakan program GeoGebra secara maksimal di sekolah karena tidak memiliki laptop. Namun di rumah, siswa dapat meng-instal program GeoGebra di komputer atau laptop milik orang tuanya ataupun saudaranya. Karena kebebasan tersebut, siswa sudah terlihat lebih mahir ketika menggunakan program GeoGebra di sekolah. Hal ini sejalan dengan pendapat Royati (2010:692) yang mengatakan bahwa program GeoGebra memberikan para guru dan siswa alat baru yang gratis, cara baru menggunakan teknologi dengan alat bantu visual untuk membantu siswa berinteraksi dengan konsep matematika secara individu atau kelompok, di kelas, di rumah, maupun di tempat yang paling nyaman untuk menggunakan komputer. Alat ini bisa digunakan sebagai pelengkap kegiatan di ruang kelas reguler, dimana siswa bisa mendapatkan umpan balik secara langsung

dari penemuan mereka, dalam kegiatan kelas serta pekerjaan rumah.

Program GeoGebra yang digunakan sebagai media dalam pembelajaran matematika dapat menarik minat siswa. Dengan menggunakan program GeoGebra, guru juga tidak membuang banyak waktu untuk menggambar objek geometri karena guru tinggal menekan toolbar-toolbar yang tersedia. Di tengah perkembangan teknologi yang semakin pesat, siswa menjadi generasi yang lebih memilih untuk menggunakan alat-alat teknologi dalam kehidupan sehari-harinya. Namun, banyak siswa yang tidak dapat memanfaatkan teknologi dengan positif sehingga tidak dapat lepas darinya, termasuk ketika pembelajaran masih berlangsung. Banyak siswa yang selalu sibuk dengan telepon genggam miliknya saat pembelajaran masih berlangsung dan mengabaikan apa yang disampaikan oleh guru untuk menghilangkan rasa jenuhnya. Oleh sebab itu, penting bagi seorang guru untuk mampu mengikuti perkembangan dunia yang begitu pesat, salah satunya adalah memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran matematika. Banyak fasilitas yang ditawarkan oleh media berbasis teknologi untuk melakukan hal-hal yang sulit dilakukan dengan manual. Salah satu contohnya adalah program GeoGebra yang mampu memutar gambar bangun ruang dimensi tiga sehingga dapat

dipandang dari sisi manapun. Selain itu, dengan menggunakan program GeoGebra, guru dapat menunjukkan objek dari jarak dan sudut yang dimaksud dengan mengubah warna serta ketebalan dari objek tersebut. Keunggulan ini dapat menarik minat siswa untuk menggunakan program GeoGebra sehingga sesekali waktu siswa saling memamerkan bangun ruang yang mereka buat. Program GeoGebra ini dapat memberikan pengalaman visual yang lebih jelas kepada siswa dalam memahami konsep geometri.

Gambar 4.4 Tampilan Jarak Antara Titik Dan Bidang pada GeoGebra

Gambar 4.5 Tampilan Sudut Antara Dua Bidang pada GeoGebra

Pembelajaran matematika dengan menggunakan program GeoGebra lebih dapat membangun keaktifan siswa di kelas dibandingkan dengan pembelajaran matematika secara konvensional. Hal ini terlihat dari proses pembelajaran matematika yang telah berlangsung, siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan program GeoGebra lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan di kelas yang menggunakan metode konvensional, banyak siswa yang hanya mendengarkan penjelasan saja dan kurang aktif bertanya ketika mengalami kesulitan. Program GeoGebra dapat melatih konsentrasi siswa karena dalam membuat bangun ruang dimensi tiga dengan program tersebut banyak langkah yang harus dilakukan. Program GeoGebra juga mendorong siswa untuk mencoba hal-hal baru dan mencari solusi atas permasalahan yang dijumpai.

b. Penggunaan program GeoGebra terhadap hasil belajar siswa Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data tes hasil belajar siswa kelas eksperimen, terdapat 15 siswa

(75%) ang mencapai nilai KKM aitu ≥ 75. Selain itu, berdasarkan analisis data tes hasil belajar siswa dengan menggunakan uji t, diperoleh nilai Sig (2-tailed) = 0,259 dan telah disimpulkan bahwa rata-rata nilai tes hasil belajar siswa

kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar dari penggunaan program

GeoGebra dalam pembelajaran matematika materi geometri

lebih tinggi dibandingkan hasil belajar dalam pembelajaran matematika materi geometri yang tidak menggunakan program

GeoGebra.

Program GeoGebra dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran matematika untuk memvisualisasikan konsep-konsep dalam matematika dengan fasilitas-fasilitas yang ditawarkan pada program tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Suweken, Gede (2013:12) yang mengatakan bahwa

GeoGebra sangat membantu sebagai media pembelajaran

matematika dengan berbagai kemampuannya untuk memvisualisasikan konsep-konsep matematika secara dinamik.

Program GeoGebra dapat diunduh dari

www.GeoGebra.org. Oleh karena itu, siswa dapat dengan mudah memperoleh program GeoGebra secara gratis pada komputer atau laptop masing-masing sehingga dapat digunakan kapanpun dan di manapun, tidak hanya di sekolah saja. Siswa dapat memanfaatkan program GeoGebra untuk mempelajari kembali di rumah terkait materi yang telah dipelajari ataupun materi yang akan dipelajari di sekolah. Siswa juga dapat memanfaatkan program tersebut dalam mengerjakan Pekerjaan

Rumah (PR). Program ini dapat mendorong siswa bereksperimen secara bebas untuk mencoba hal-hal baru dan membantu siswa dalam menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan atau dugaan-dugaan yang timbul dari penggunaan program GeoGebra.

Program GeoGebra dapat menghasilkan lukisan-lukisan geometri yang lebih teliti dibandingkan dengan menggunakan pensil, penggaris, atau jangka. Namun pada kenyataannya, menghasilkan lukisan geometri dengan menggunakan program

GeoGebra tidak selalu lebih cepat dibandingkan dengan

menggunakan pensil, penggaris, atau jangka. Hal ini disebabkan banyaknya langkah yang harus dilakukan untuk menghasilkan lukisan-lukisan geometri. Sebagai solusinya, dalam pembelajaran matematika guru dapat meminta siswa untuk menyimpan file beberapa macam bangun ruang yang sering digunakan antara lain kubus, balok, dan limas seperti berikut ini:

Gambar 4.2 Tampilan Limas pada GeoGebra

Gambar 4.3 Tampilan Balok pada GeoGebra

Namun akibatnya siswa tidak bisa menggunakan program GeoGebra sebagai alat hitung jarak dan besar sudut yang sesungguhnya. Jadi, dalam pembelajaran tersebut siswa dituntut untuk dapat menghitung jarak ataupun besar sudut dengan teliti. Dengan menggunakan program GeoGebra, siswa dapat melihat berbagai macam bangun ruang secara umum dari sudut pandang yang berbeda-beda. Langkah ini dilakukan agar siswa mampu menentukan objek dari jarak dan sudut yang diinginkan, serta dengan mudah dapat menemukan cara untuk menghitung jarak atau besar sudut tersebut.

Hasil tes siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional kurang memuaskan karena siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep bangun ruang. Siswa juga kesulitan dalam melihat bangun ruang yang disajikan pada bidang dimensi dua. Hal ini dikarenakan guru mengajar hanya menggunakan papan tulis sehingga siswa sulit membedakan mana yang merupakan bidang frontal, sudut surut, dan adanya perbandingan orthogonal. Kesalahan yang sering dilakukan siswa adalah menentukan jenis dari suatu sudut, misalnya sudut siku-siku dalam suatu kubus sering dianggap sebagai sudut lancip karena dalam gambar yang disajikan terlihat bahwa sudut tersebut adalah sudut lancip. Siswa lupa bahwa sudut tersebut adalah sudut surut, bukan sudut yang sesungguhnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Madja (Abdussakir, 2009:36-38) yang mengemukakan bahwa hasil tes geometri siswa kurang memuaskan jika dibandingkan dengan materi matematika lainnya. Kesulitan siswa dalam memahami konsep-konsep geometri terutama pada konsep bangun ruang. Penyebab rendahnya hasil tes geometri siswa adalah penggunaan alat peraga yang kurang menarik. Kebanyakan sekolah tidak menyediakan alat peraga yang baik untuk mengajar materi geometri, sehingga guru mengajar hanya menggunakan papan

tulis saja. Akibatnya, siswa menganggap bangun ruang sebagai bangun datar.

Agar siswa tidak bergantung pada program GeoGebra dalam melukis bangun yang diinginkan, siswa harus dibiasakan untuk menggambar bangun yang telah dibuat dalam program

GeoGebra pada buku tulis masing-masing siswa. Pada awalnya,

siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan program GeoGebra lebih malas dibandingkan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional ketika diminta untuk menggambar pada buku tulis. Siswa lebih senang menggambar pada program GeoGebra karena siswa tinggal menekan toolbar-toolbar yang tersedia. Namun setelah terbiasa, siswa tersebut sudah tidak mengeluh ketika diminta untuk menggambar pada buku tulis. Siswa yang telah mengikuti pembelajaran dengan program GeoGebra dapat menggambar bangun ruang yang bervariasi. Salah satunya adalah siswa yang mampu menggambar limas dari sisi kiri supaya objek yang diinginkan dapat dilihat dengan jelas. Pada kegiatan diskusi kelompok, peneliti tidak mewajibkan siswa menggunakan program GeoGebra dalam menyelesaikan soal pada LKS yang diberikan. Siswa dapat memanfaatkan program GeoGebra untuk memastikan bahwa lukisan yang telah dibuat benar seperti pendapat

Program GeoGebra sangat membantu guru dan siswa untuk menyelidiki atau menunjukkan sifat-sifat yang berlaku pada suatu objek geometri. Salah satu contohnya adalah ketika hampir seluruh siswa tidak dapat menunjukkan contoh dua garis yang bersilangan, guru dapat menggunakan program GeoGebra untuk menunjukkan contoh dua garis yang bersilangan disertai dengan definisinya. Guru juga sangat terbantu dengan adanya toolbar Rotate 3D Graphics View yang dapat memutar bangun ruang sehingga bangun yang ingin ditunjukkan dapat dipandang dari sisi manapun.

Gambar 4.6 Tampilan Dua Buah Garis Bersilangan pada GeoGebra

Beberapa pemanfaatan program GeoGebra sangat mendukung efektivitasnya program tersebut dalam pembelajaran matematika materi geometri terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Royati (2010:691) yang menemukan dampak positif dari pemanfaatan pembelajaran matematis dengan menggunakan perangkat lunak sehingga meningkatkan

pembelajaran dan pemahaman siswa. Hal ini jelas menunjukkan keefektifan instruksional GeoGebra dibandingkan dengan alat konstruksi tradisional. Penelitian ini memberikan alternatif bagi para guru untuk memanfaatkan perangkat lunak matematika sebagai alat dalam kegiatan instruksional.

3. Efektivitas Penggunaan Program GeoGebra Dalam Pembelajaran Matematiika

Pembelajaran dikatakan efektif apabila sekurang-kurangnya

75% dari jumlah siswa telah memperoleh nilai ≥ 75 dalam tes hasil

belajar. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data tes hasil belajar siswa kelas eksperimen, persentase banyaknya siswa

ang memperoleh nilai ≥ 75 adalah 75% Selain itu, pembelajaran dikatakan efektif apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukkan perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen, dimana hasil belajar pada tes hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan hasil belajar pada tes hasil belajar kelas kontrol. Telah disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada materi geometri dengan menggunakan program GeoGebra lebih tinggi daripada hasil belajar siswa kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang tidak menggunakan program GeoGebra.

Pembelajaran juga dikatakan efektif apabila dapat mengungkapkan proporsi siswa termotivasi pada kelas eksperimen

lebih tinggi dari proporsi siswa termotivasi pada kelas kontrol. Telah disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada materi geometri dengan menggunakan program GeoGebra lebih tinggi daripada motivasi belajar siswa kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang tidak menggunakan program GeoGebra. Berdasarkan beberapa kesimpulan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan program GeoGebra pada pembelajaran matematika materi geometri efektif terhadap motivasi dan hasil belajar di kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

Dokumen terkait