• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DESKRIPSI PERTUNJUKAN KEYBOAD EROTIS

3.3 Deskripsi Pertunjukan Keyboard Erotis

Pertunjukan keyboard biasanya dimulai dari pukul 20.00 WIB, berlangsung hingga jam 00.00 WIB. Hal ini sesuai dengan ijin hiburan yang biasanya diberikan pihak kepolisian setempat (biasanya dari Polsek). Grup keyboard biasanya tiba di lokasi pesta kira-kira pukul 15.00 WIB, kemudian langsung mempersiapkan peralatan dan semua kebutuhan yang lainnya. Semua anggota grup keyboard akan dijamu makan oleh pembuat hajatan. Kemudian mereka semua diberikan tempat untuk beristirahat dan mempersiapkan segala sesuatunya biasanya di rumah tetangga si pembuat hajatan.

Kira-kira pukul 20.00 WIB para anggota grup keyboard harus sudah bersiap- siap di panggung. Pada saat inilah mereka mulai bekerja menghibur para undangan yang datang pada malam hari. Pada saat ini akan banyak orang-orang yang melihat penampilan dari pertunjukan keyboard ini. Para biduan biasanya akan banyak berbicara kepada penonton, selesai membawakan satu buah lagu kemudian langsung menawarkan kepada para penonton ataupun undangan untuk bernyanyi ke atas panggung. Pada saat ini akan banyak juga para penonton dan undangan yang tampil membawakan lagu-lagu kesayangan mereka sendiri. Hampir disetiap satu lagu dari biduan kemudian langsung disambung dengan lagu dari para undangn atau penonton. Tidak jarang juga para undangan ini mengajak para biduan untuk bernyanyi bersama. Lagu-lagu yang dibawakan oleh biduan pada saat ini adalah kebanyak lagu yang

cukup dikenal banyak orang, dan juga lagu-lagu yang sedang digemari oleh masyarakat. Seperti lagu terlena, wakuncar, mati lampu, sms, bang Toyib, ada apa denganmu, jujur dan lain sebagainya. Para penonton yang menikmati pada saat-saat ini adalah dari kalangan ibu-ibu, anak gadis, anak-anak, dan beberapa bapak-bapak. Kebanyakan dari kaum laki-laki dewasa lebih memilih menikmati hiburan lain di luar pertunjukan keyboard itu. Bentuk hiburan itu bisa beragam, seperti menikmati minum-minuman keras yang banyak dijual di sekitar hajatan, ngobrol-ngobrol di warung, berpacaran, dan kebanyakan bermain judi kopiok.

Semakin malam, suasana pertunjukan semakin semangat saja. Musik-musik yang ditampilkanpun sudah sedikit berbeda. Musik-musik dengan tempo cepat yang kebanyakan disajikan pada saat ini. Para penontonpun sudah semakin banyak, para kuam laki-laki dewasa yang tadinya berada jauh dari lokasi pertunjukan, perlahan- lahan mulai berdatangan ke dekat panggung pertunjukan. Pada saat-saat seperti ini perhatian penonton total tertuju kepada setiap biduan yang tampil di atas penggung. Setiap aksi yang ditampilkan akan mendapatkan respon dari penonton. Seperti goyangan-goyangan yang memancing birahi dan juga dari teks lagu yang dinyanyikan yang sering diganti dengan kalimat-kalimat rayuan kepada penonton laki-laki. Sering pula tingkah biduan yang memperagakan gerakan dari teks yang dinyanyikan oleh biduan. Contohnya : ”bang Toyib-bang Toyib kenapa tak pulang- pulang, anakmu-anakmu panggil-panggil namamu”. Kata Toyib diganti dengan nama orang-orang yang secara umum dikenal oleh biduan karena berpengaruh dan mempunyai uang banyak yang ada di tempat itu, contohnya ”bang Kamal-bang Kamal kenapa tak pulang-pulang anakmu-anakmu panggil-panggil namamu”.

Penggantian kalimat ini sekaligus diperagakan dengan sambil memegang tangan ataupun juga mengelus pipi penonton yang bernama Kamal.

Memasuki pukul 23.00 WIB, suasana semakin panas saja. Para penonton sudah mulai tidak tertib lagi, orang-orang yang tadinya berdiri dekat panggung perlahan-lahan menjauh karena banyaknya kaum laki-laki yang datang ke dekat panggung itu. Para kaum laki-laki ini langsung tepat bersandar ke panggung menghadap setiap biduan yang tampil. Kebanyakan dari laki-laki ini sudah terpengaruh oleh minuman keras. Pada saat ini para biduan yang tampil sudah mulai lebih berani mempermainkan emosi penonton. Ini dapat dilihat dari gerakan-gerakan yang ditampilkannya sudah lebih berani pula. Mulai ditampilkannya gerakan-gerakan erotis, para biduan sudah mulai terpengaruh oleh suasana dan juga minuman keras yang kerap mereka minum yang ditawarkan oleh para penonton ketika biduan istirahat menunggu giliran bernyanyi. Memang pada saat-saat ini sudah menjadi kesepakatan diantara para pemain keyboard, biduan dan para kru untuk memancing emosi penonton agar mereka mau memberikan saweran yang banyak dan juga

siraman. Pancingan yang disepakati oleh mereka ini biasanya setengah hingga satu jam. Dengan catatan biduan belum boleh membuka terlalu lebar ”pintu dan jendela”25

25

Istilah yang sering digunakan dalam pertunjukan keyboard erotis untuk menyebutkan pakaian dalam bagian atas (jendela ) dan bawah (pintu).

mereka, cukup hanya untuk membuat para penonton penasaran. Pada masa ini para biduan juga akan mendapat banyak saweran, tetapi mereka masih terlihat malu-malu dan hati-hati karena di sekitar panggung juga masih banyak para kaum ibu-ibu dan

juga anak-anak. Saweran yang didapatkan pada saat ini biasanya antara Rp 1000 sampai Rp 5000.

Pada saat itu juga banyak dari kaum ibu-ibu yang bergegas pulang dengan alasan sudah mengantuk dan juga tidak suka melihat tingkah para penonton kaum laki-laki yang sudah tak terkendali lagi karena dianggap sudah melecehkan kaum perempuan, dan lama-kelamaan penonton akan didominasi oleh kaum laki-laki. Namun belakangan ini, kaum perempuan sudah banyak yang ikut menonton pertunjukan ini. Kaum perempuan ini awalnya hanya sekedar ingin tahu bagaimana pertunjukan erotis ini sebenarnya. Lama-kelamaan, kaum perempuan ini sudah banyak juga yang menggemari dan ikut menerima pertunjukan keyboard erotis sebagai pertunjukan yang menghibur. Hal ini dapat dilihat ketika pertunjukan berlangsung, banyak kaum perempuan sangat antusias dengan prilaku biduan di panggung. Mereka ini juga selalu memberikan respon seperti dukungan (baik itu berupa teriakan dukungan, senyum dan tawa) ketika ada aksi biduan yang terkesan sangat erotis. Ada juga kalanya para penonton perempuan ini bersorak kegirangan pada saat biduan berhasil merampas saweran yang dipegang penonton laki-laki.

Memasuki pukul 00.00 WIB para anggota grup keyboard akan meminta waktu istirahat kepada penonton dan pembuat hajatan dan seolah-olah mereka sudah siap akan pulang. Para kru mulai menggulung beberapa kebel di atas panggung, memasukkan keyboard ke dalam kotak. Rupa-rupanya hal ini dilakukan karena alat- alat ini sangat rentan dicuri ketika ditinggalkan. Biasanya pimpinan grup akan menemui pemilik hajatan dan mengatakan kalau waktu pertunjukan sudah berakhir Tetapi biasanya pembicaraan ini cuma sekedar basa-basi, karena pihak grup keyboard

ini juga berharap agar pertunjukan dilanjutkan dengan siraman. Namun apabila pertunjukan tidak dilanjutkanpun pihak grup keyboard pun tidak akan kecewa, namun yang mereka takutkan adalah amarah para penonton yang sudah sempat terpancing untuk menikmati pertunjukan erotis yang biasa disajikan. Biasanya pihak pembuat hajatan akan keberatan jika pertunjukan dilanjutkan, karena semua sepertinya sudah ”tahu sama tahu”. Pihak grup keyboard akan didatangi oleh orang-orang yang berpengaruh di tempat itu untuk menawarkan perpanjangan waktu pertunjukan. Apabila semuanya sepakat, pertunjukan akan dilanjutkan. Besarnya siraman diberikan anatara Rp 100.000-150.000/jam. Satu jam waktu dimanfaatkan untuk bernegosiasi dan juga istirahat bagi anggota grup keyboard.

Satu bunyi nada yang dihasilkan keyboard spontan akan memanggil semua orang yang masih berada di sekitar lokasi pertunjukan untuk segera mendekat ke panggung. Dengan wajah segar para biduan akan menaiki panggung, pemain

keyboard langsung menggebrak dengan irama house musiknya. Musik yang yang disuguhkanpun seluruhnya dengan irama dan tempo yang cepat. Intro lagu dan interlude lebih diperpanjang sehingga sebelum bernyanyi biduan akan lebih banyak bergoyang dengan goyangan yang lebih ”panas” tentunya. Lagu normalnya dibawakan antara 5-7 menit, namun di sini durasi satu lagu bisa mencapai 10-15 menit lamanya. Pada saat ini teks ataupun kalimat dari biduan dianggap tidak begitu penting. Yang paling penting di sini adalah bagaimana biduan mampu bergoyang secara erotis sehingga para penonton merasa terpuaskan dengan tanda penonton mau mengeluarkan uang sebanyak-banyaknya untuk menyawer biduan. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana ketika bernyanyi dan bergoyang si biduan mau

membuka ”pintu dan jendela” serta menunjukan ”isinya” kepada penonton, sehingga para penonton dapat melihat dan juga menyentuh ”isinya” dan bagian tubuh yang lain dari si biduan. Ada uang ada pula erotis di panggung, kira-kira begitulah yang terjadi pada pertunjukan keyboard erotis. Uang-uang kebanyakan diselipkan ke dalam belahan dada, ke dalam celana si biduan maupun ke tangannya. Ada juga sejumlah uang yang langsung dilemparkan ke atas panggung dalam jumlah besar diiringi permintaan ”buka”!. Menurut cerita banyak orang dan juga dari pemain keyboard

yang menjadi informan penulis, ada beberapa kalil biduan yang berani tampil bugil di atas panggung. Hal ini terjadi bisa saja karena melihat situasi yang begitu aman dan mendukung. Para penontonnya sangat sportif, banyak uang yang mereka sawer-kan dan juga ketika mood biduan sedang enak26

Pertunjukan keyboard erotis ini bisa saja berakhir hingga jam 05.00 WIB dini hari. Berakhirnya pertunjukan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adanya jadwal tampil grup keyboard besok hari. Hal ini menyebabkan pertunjukan harus lebih cepat berakhir, paling lama pukul 01.00 WIB. Faktor yang lain adalah keterbatasan kemampuan biduan, dalam hal ini para biduan sudah sangat kelelahan,

.

Selain uang, biduan juga sangat mengharapkan apresiasi dan antusias para penonton untuk mendukung penampilannya, karena semakin banyak penonton yang melihat biduan di atas panggung maka semakin bersemangat pula sang biduan itu. Inilah letak erotis yang dinantinantikan oleh para penonton, dari sebuah pertunjukan

keyboard erotis.

26

Wawancara dengan Wennie (mantan pemain keyboard Riny Jaya) dan Meta (biduan tetap Riny Jaya).

kemudian sudah habisnya uang saweran yang dimiliki penonton dan yang paling sering terjadi adalah terjadinya keributan di antara para penonton. Ada faktor pengaruh minuman keras yang banyak dikonsumsi oleh penonton sehingga para penonton sangat mudah salah paham sehingga terpancing emosinya untuk membuat keributan.

Dokumen terkait