• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian akan dilakukan di SDLB Wiyata Dharma 1 Sleman. Subyek penelitian adalah 2 orang siswa kelas IV SDLB Wiyata Dharma 1 Sleman yang memiliki keterbatasan dalam pendengaran. Dalam penelitian ini peneliti adalah fasilitator yang menyediakan video tutorial cara membuat alat peraga yaitu ‘baru baku’. ‘Baru baku’ adalah alat peraga yang berbentuk bangun ruang balok dan kubus. Peneliti telah melakukan observasi sebelum melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui proses kegiatan pembelajaran di sekolah berlangsung dan melihat model pembelajaran yang digunakan di SDLB Wiyata Dharma 1 Sleman. Dengan adanya observasi diharapkan dapat membantu peneliti dalam merancang pembelajaran dalam penelitian dan juga membantu peneliti untuk mengenal para siswa yang akan menjadi subyek penelitian.

Observasi dilakukan pada tanggal 21 Oktober 2019. Dari observasi yang telah dilakukan, diketahui bahwa pemberian materi oleh guru disesuaikan dengan kemampuan siswa. Jadwal pembelajaran juga menyesuaikan dengan kebutuhan siswa hari itu. Pembelajaran matematika bisa saja dilakukan seminggu dua kali.

Ketika peneliti melakukan observasi, suasana pembelajaran di kelas kondusif jika guru meminta siswa untuk mengerjakan soal. Jika soal sudah selesai dikerjakan, para siswa tidak tenang di tempat duduk dan bermain-main dengan teman sekelasnya, terutama jika menjelang waktu istirahat. Pembelajaran yang terjadi selama observasi cukup baik, karena ketika observasi dilakukan, guru tidak banyak menjelaskan materi akan tetapi guru memberikan latihan soal di papan tulis. Guru menjelaskan secara pribadi menggunakan bahasa oral dan isyarat kepada siswa jika ada siswa yang belum mengerti cara mengerjakan. Guru menjelaskan dengan baik sehingga ketika siswa mengerjakan di papan tulis, siswa dapat menuliskan proses pengerjaan soal dan jawabannya dengan tepat. Selain itu, guru juga memahami persis bagaimana karakter-karakter siswa yang berada di kelas sehingga dapat memperlakukan siswa sesuai karakternya dengan sangat baik. Guru juga terus memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa supaya siswa dapat mengerjakan soal yang diberikan hingga selesai.

Dari observasi yang telah dilakukan, peneliti melihat karakter-karakter yang dimiliki siswa yang akan menjadi subyek penelitian, yaitu: Siswa pertama adalah anak dengan autisme, sehingga kalau belajar sedikit berbeda konsep akan tetapi dalam intelektualnya baik. Dengan keterbatasannya, siswa terhambat dalam komunikasi dan interaksi dengan teman-temannya. Motivasi belajar cukup baik. Siswa kedua adalah anak dengan gangguan penglihatan yaitu low vision,

sehingga kesulitan ketika melihat tulisan di papan tulis. Ketika menulis soal, siswa menulis sambil berdiri di depan papan tulis. Walau begitu, siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mulai bulan Maret 2020, pembelajaran di sekolah-sekolah dilaksanakan secara online atau biasa disebut Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). PJJ dilaksanakan karena adanya penyebaran virus corona atau Corona Virus Disease (COVID-19) yang membahayakan. Pada 17 Maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Surat Edaran (SE) Mendikbud nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang hal Pembelajaran secara Daring (dalam jaringan) dan Bekerja dari Rumah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Desease (COVID-19). Pada poin 3 dan 4 SE Mendikbud tersebut, berisikan imbauan Kementerian bagi seluruh civitas akademik untuk mengganti pelaksanaan kegiatan yang dihadiri banyak orang dengan menggunakan komunikasi daring termasuk kegiatan pembelajaran di sekolah. Sesuai keputusan sekolah dan juga berdasarkan imbauan pemerintah, SDLB Wiyata Dharma 1 Sleman juga menerapkan pembelajaran jarak jauh.

PJJ yang dilaksanakan di SDLB Wiyata Dharma 1 Sleman membutuhkan bimbingan dari orang tua atau wali siswa dikarenakan keterbatasan fisik yang dimiliki oleh siswa. Oleh karena itu, tugas dan materi pembelajaran yang diberikan oleh guru disampaikan melalui orang tua atau wali. Untuk siswa kelas IV, guru menyampaikan materi

dan tugas melalui grup di aplikasi pesan pada smarthphone yaitu Whats App Messenger (WA). Grup WA ini berisikan orang tua dari siswa kelas IV SDLB Wiyata Dharma 1 Sleman. Dengan adanya kebijakan ini, maka penelitian juga dilakukan menggunakan metode pembelajaran jarak jauh, di mana guru menyampaikan materi pembelajaran dan peneliti menyampaikan soal, video tutorial membuat alat peraga, dan wawancara menggunakan aplikasi WA. Observasi penelitian yang telah direncanakan tidak dapat dilaksanakan, sehingga hasil penelitian hanya berdasarkan data wawancara dan hasil latihan soal yang telah dikumpulkan oleh peneliti.

Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan proses sebagai berikut: a. Langkah Awal

Pada langkah awal ini, peneliti melakukan perubahan pada rencana penelitian karena pelaksanaan penelitian menggunakan pembelajaran jarak jauh. Maka dari itu, peneliti tidak memfasilitasi siswa dengan alat peraga, akan tetapi peneliti mempersiapkan video pengajaran cara membuat alat peraga ‘baru baku’. Video ini diperuntukkan bagi siswa dalam

mengetahui langkah-langkah dalam membuat alat peraga ‘baru baku’.

Pada tanggal 13 Mei 2020, guru menjadikan peneliti sebagai anggota dari grup WA orang tua siswa kelas IV SDLB Wiyata Dharma 1 Sleman. Hal itu dilakukan untuk mempermudah

peneliti dalam berhubungan dengan orang tua siswa terkait penelitian yang akan dilakukan. Pada langkah awal ini, peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dan alasan peneliti mengikuti grup WA orang tua siswa kelas IV SDLB Wiyata Dharma 1 Sleman, yaitu bahwa peneliti akan melakukan penelitian dengan materi balok dan kubus.

b. Pemberian Materi

Ada hal yang menyebabkan penelitian ini cocok menggunakan metode alat peraga ‘baru baku’ yaitu karena penelitian ini menggunakan pembelajaran jarak jauh. Dengan menggunakan metode ini, maka siswa dapat melakukan pembelajaran kapan saja dan di mana saja sesuai dengan kebutuhan siswa. Siswa juga dapat mempererat hubungn kekeluargaan dengan orang tua karena metode ini membutuhkan bimbingan dari orang tua dalam belajar, sehingga orang tua juga dapat merasakan pengalaman dalam mengajar anak. Dengan menggunakan alat peraga, siswa belajar dengan menggunakan pengamatan secara visual dan juga dapat meningkatkan fantasi siswa. Akan tetapi, alat peraga ‘baru baku’ ini tidak disesuaikan dengan kebutuhan anak secara individual melainkan dirancang bagi siswa tunarungu secara umum.

Pada tanggal 21 Mei 2020, peneliti membagikan video tutorial membuat alat peraga kepada siswa dan soal untuk

dikerjakan oleh siswa dengan bimbingan orang tua atau wali, dimana video yang dibuat telah diunggah juga di youtube dengan link https://www.youtube.com/watch?v=VTbAK2Od_z4.

Sebelum membagikan video, peneliti memberikan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh siswa dengan bimbingan orang tua atau wali. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut.

1) Bapak dan Ibu bersama siswa diminta melihat video yang telah dibuat oleh peneliti terlebih dahulu kemudian mengikuti cara membuat alat peraga yang ada di video. 2) Setelah alat peraga jadi, Bapak dan Ibu bisa membantu siswa

dalam mengerjakan soal dengan mengamati alat peraga yang sudah dibuat.

3) Hasil pekerjaan soal bisa dikerjakan di kertas kosong dan hasilnya dikirim melalui grup WA atau personal chat dalam bentuk foto bersama hasil alat peraga yang sudah dibuat. c. Pembuatan Alat Peraga dan Pengerjaan Soal

Peneliti memberikan waktu cukup lama bagi siswa yaitu mulai tanggal 21 Mei 2020 hingga akhir bulan Juni untuk membuat alat peraga dan mengerjakan soal yang telah diberikan oleh peneliti. Sampai pada akhir bulan Juni 2020, peneliti mendapatkan hasil pekerjaan 2 siswa kelas IV. Selama proses

pengumpulan data ini, orang tua juga membagikan foto kegiatan anak ketika membuat alat peraga.

Gambar 4. 1 Siswa membuat alat peraga

Setelah siswa selesai membuat alat peraga, kemudian siswa mengerjakan soal dengan bantuan orang tua atau wali dan juga dengan memperhatikan alat peraga yang telah dibuat siswa sebelumnya. Peneliti tidak dapat mengetahui secara lengkap proses pembelajaran yang terjadi di rumah yang dilakukan oleh siswa dengan orang tua atau wali. Untuk teknik pengumpulan jawaban dan juga hasil alat peraga, orang tua mendokumentasikan hasil jawaban siswa dan juga hasil pekerjaan siswa membuat alat peraga terlebih dahulu lalu mengirimkannya melalui grup WA orang tua.

Gambar 4. 2 Hasil Alat Peraga

Dokumen terkait