BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
2. Deskripsi Siklus II
Pada tahap perencanaan siklus II, kegiatan peneliti secara umum sama dengan kegiatan perencanaan pada siklus I. Namun terdapat beberapa tambahan kegiatan berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, yaitu:
1) Guru memberikan contoh soal
2) Siswa diberikan waktu lebih untuk memperdalam pemahaman materinya dengan latihan soal
3) Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam diskusi kelompok 4) Guru perlu memberikan apersepsi tentang Sistem Persamaan linear
5) Menambah durasi waktu untuk berpikir agar siswa mampu mengidentifikasi soal dengan lengkap
6) Guru mengingatkan siswa untuk memeriksa jawaban
b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pada awal proses pembelajaran, guru menginformasikan bahwa pada pembelajaran saat itu sudah mulai pada siklus II. Guru menyampaikan materi
yang akan dipelajari pada siklus II yaitu Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel. Guru juga menerangkan bahwa pada siklus II, pembelajaran akan tetap menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.
1) Pertemuan 1
Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari Jumat, 18 Agustus 2017 pukul 07.30-09.20. Guru membuka pembelajaran dengan salam. Guru membahas sedikit tentang kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa pada tes persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak. Guru mengkomunikasikan metode pembelajaran Problem Based Learning. Guru menerangkan mengapa siswa harus berpikir secara dahulu baru dilanjutkan dengan berpikir secara bersama teman kelompoknya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel kemudian memberikan apersepsi mengenai sistem persamaan. Guru mengatakan bahwa dalam tes sebelumnya masih banyak siswa yang melakukan kesalahan saat menyelesaikan bilangan dan variabel berpangakat. Guru memberikan nasihat agar siswa memperhatikan pelajaran dan aktif dalam diskusi. Guru mengkodisikan siswa untuk duduk berkelompok dan memberikan penjelasan serta contoh soal untuk memahami materi “Persamaan Linear Tiga Variabel”. Dan diakhir pertemuan guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari contoh soal mengenai cara menentukan model matematika dari sistem persamaan linear tiga variabel dalam kehidupan sehari-hari lalu mempelajarinya untuk membantu siswa dalam pertemuan selanjutnya
2) Pertemuan 2
Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 23 Agustus 2017 pukul 07.30-09.30. Pelajaran diawali dengan berdoa. Siswa mengucapkan salam kepada guru dan peneliti. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu latihan soal membuat model matematika yang berkaitan dengan Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel. Guru menyuruh siswa duduk berkelompok. Dalam memecahkan masalah tahapan-tahapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning yang terlaksana adalah sebagai berikut:
a) Diskusi Kelompok
Siswa saling mencocokan dan berpendapat untuk memecahkan soal yang dirasa sulit. Beberapa siswa masih bingung dalam menentukan variabel x, y, dan z. Oleh karenanya, guru menerangkan di depan kelas bagaimana cara menentukan variabel x, y, dan z. Selain itu, siswa juga masih ragu dalam memeriksa jawaban. Walau demikian siswa lebih terampil dalam pemeriksaan jawaban dibanding pada siklus sebelumnya. Guru membimbing dan memandu siswa yang merasa kesulitan mengerjakan soal. Secara umum, diskusi kelompok berjalan lancar. Siswa cukup aktif dalam diskusi kelompok. Diskusi secara keseluruhan sudah melibatkan semua anggotanya.
b) Presentasi Siswa
Ketika semua kelompok selesai mengerjakan soal, guru memanggil perwakilan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Perwakilan setiap kelompok kemudian menuliskan jawabannya di papan tulis dan menjelaskan jawaban yang mereka peroleh. Pekerjaan tersebut dikoreksi bersama-sama oleh guru dan siswa. Di akhir pembelajaran, guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran. Guru menyampaikan materi pertemuan berikutnya yaitu menentukan nilai persamaan linear tiga variabel. Guru menutup dengan salam.
3) Pertemuan 3
Pertemuan ketiga siklus II dilaksanakan pada hari Jumat, 25 Agustus 2017 pukul 07.30-09.20. Pelajaran diawali dengan berdoa. Siswa mengucapkan salam kepada guru, dan peneliti. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu latihan soal yang berkaitan dengan Sistem persamaan linear tiga variabel. Guru menyuruh siswa duduk berkelompok. Dalam memecahkan masalah tahapan-tahapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning yang terlaksana adalah sebagai berikut:
a) Diskusi Kelompok
Siswa saling mencocokan dan berpendapat untuk memecahkan soal yang dirasa sulit. Beberapa siswa masih bingung dalam menentukan model matematika. Oleh karenanya, guru menerangkan di depan kelas bagaimana cara menentukan model matematika. Selain itu, siswa juga masih ragu dalam memeriksa jawaban. Walau demikian siswa lebih terampil dalam pemeriksaan jawaban dibanding pada LKS sebelumnya. Guru membimbing dan memandu siswa yang merasa kesulitan mengerjakan soal. Secara umum, diskusi kelompok berjalan lancar. Siswa cukup aktif dalam diskusi kelompok. Diskusi secara keseluruhan sudah melibatkan semua anggotanya.
b) Presentasi Siswa
Ketika semua kelompok selesai mengerjakan soal, guru memanggil perwakilan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
Perwakilan setiap kelompok kemudian menuliskan jawabannya di papan tulis dan menjelaskan jawabannya. Pekerjaan tersebut dikoreksi bersama-sama oleh guru dan siswa.
Di akhir pembelajaran, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pembelajaran. Guru menyampaikan bahwa akan ada tes Sistem persamaan linear tiga variabel pada pertemuan berikutnya. Terlihat beberapa siswa menunjukkan rasa khawatirnya dengan menanyakan tingkat kesulitan soal tes. Guru menutup dengan salam.
4) Pertemuan Keempat
Pertemuan keempat siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 30 Agustus 2017. Pada pertemuan saat itu diadakan tes siklus II. Guru memasuki kelas bersama peneliti. Guru membuka pembelajaran dengan salam. Guru mengecek kesiapan siswa sebelum mengerjakan soal tes. Guru memerintahkan untuk memasukkan segala macam buku catatan. Guru dibantu pengamat membagikan lembar soal tes dan lembar jawab kepada setiap siswa. Tes yang diberikan bersifat individu. Secara keseluruhan tes berjalan dengan lancar dan tertib. Masih ada beberapa siswa yang tetap mencontek seperti pada tes siklus I, tetapi selalu diingatkan oleh guru untuk mengerjakan sendiri-sendiri. Guru memberikan nasehat bahwa siswa harus percaya diri dalam mengerjakan soal karena belum tentu jawaban dari teman yang dicontek selalu benar. Tes berlangsung selama 90 menit. Lembar jawab siswa yang telah selesai mengerjakan maupun yang belum selesai mengerjakan dikumpulkan. Berikut ini adalah hasil tes belajar siswa siklus II.
c. Data Hasil Observasi Siklus 2
1) Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II yang dilaksanakan selama 3 kali pertemuan. Dalam penelitian pengamatan aktivitas dilakukan pada 30 siswa diperoleh data hasil observasi yaitu: Memperhatikan apa yang disampaikan guru, nilai rata-rata indikator tersebut pada siklus II yaitu 4,33. Menjawab pertanyaan dari guru, nilai rata-rata indikator tersebut pada siklus II yaitu 4,42. Mengerjakan LKS yang diberikan guru, nilai rata-rata indikator tersebut pada siklus II yaitu 4,29. Bekerja sama dengan teman satu kelompok, nilai rata-rata indikator tersebut pada siklus II yaitu 4,48. Membendingkan jawaban dengan teman kelompok, nilai rata-rata indikator tersebut pada siklus II yaitu 4,33. Mendiskusikan masalah yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar, nilai rata-rata indikator tersebut pada siklus II yaitu 4,50. Bertukar pendapat antar teman dalam kelompok, nilai rata-rata indikator tersebut pada siklus II yaitu 4,45. Mengambil keputusan dari semua jawaban yang dianggap paling benar, nilai rata-rata indikator tersebut pada siklus II yaitu 4,48. Mempresentasikan jawaban di depan kelas, nilai rata-rata indikator tersebut pada siklus II yaitu 4,43. Merespon jawaban teman, nilai rata-rata indikator tersebut pada siklus II yaitu 4,58.
Berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat bahwa jumlah skor rata-rata siswa pada siklus II sebesar 44,29 dengan kriteria sangat tinggi, adapun tebel aktivitas siswa pada siklus II dapat dilihat pada lampiran C2.
Tabel 4.4 Skala Aktivitas Siswa Siklus II
Skala Aktivitas Siswa Kategori
43,6≤ skor ≤ 50 Sangat Tinggi 34,2≤ skor <43,6 Tinggi 25,8≤ skor <34,2 Cukup 17,4 ≤ skor <25,8 Rendah
10 ≤ skor <17,4 Sangat rendah
2) Hasil Belajar siswa dalam Pembelajaran Matematika
Berdasarkan data hasil penelitian pada siklus II mengenai hasil belajar matematika melalui Problem Based Learning (PBL) diperoleh data seperti pada tabel berikut.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Klasikal Siklus II
Interval Nilai Frekuensi Persentase
Frekuensi Kategori Kualifikasi
85 ≤ 7 23,33% Sangat Baik Tuntas
80 – 84 4 13,33% Baik Tuntas
75 – 79 16 53,33% Cukup Tuntas
70 – 74 3 10% Kurang Tidak tuntas
≤ 69 0 0% Sangat Kurang Tidak Tuntas
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel 4.5 distribusi frekuensi ketuntasan klasikal hasil belajar siklus II menunjukkan bahwa 7 siswa tuntas dengan persentase 23,33% pada kategori sangat baik, 4 siswa tuntas dengan persentase 13,33% pada ketegori baik, 16 siswa dengan persentase 53,33% pada ketegori cukup, 3 siswa tidak tuntas dengan persentase 10% pada kategori kurang.
Untuk mengetahui kemajuan hasil belajar ranah kognitif siswa disajikan tabel berikut.
Tabel 4.6 Hasil Analisis Tes Siklus II
NO KETERANGAN SIKLUS II
1 Nilai Rata-rata 82,93 2 Nilai Tertinggi 100
3 Nilai Terendah 70
4 Siswa Tuntas Belajar 27 5 Siswa Tidak Tuntas Belajar 3 6 Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal 90%
Gambar 4.2 Hasil Belajar Siklus II
Berdasarkan tabel 4.6 dan gambar 4.2 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siklus II adalah 82,93 dengan nilai terendah 70, nilai tertinggi 100. Siswa yang memperoleh nilai tuntas sebanyak 27 siswa, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 4 siswa, sehingga diperoleh ketuntasan belajar klasikal sebesar 90 %. Adapun tabel hasil belajar siswa dapat dilihat pada lampiran C1.
d. Refleksi
Tahap refleksi bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis data. Berdasarkan deskripsi dan hasil observasi pada siklus II, dalam pembelajaran ditemukan bahwa: 0 20 40 60 80 100 Siklus II Nilai Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
1. Pada saat membimbing siswa menyelesaikan masalah dan ada siswa yang sibuk sendiri atau bermain sendiri guru memberikan teguran dan meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok.
2. Pada saat menutup pelajaran guru telah merangkum dan membuat simpulan persoalan yang telah diselesaikan. Guru juga telah berpesan untuk lebih peka terhadap permasalahan skala dan perbandingan di sekitas kehidupan siswa. 3. Siswa sudah tidak lagi kesulitan dalam melaksanakan kegiatan diskusi untuk
menyelesaikan masalah karena sudah hafal dengan langkah pembelajaran yang dilakukan.
4. Siswa sudah tidak malu lagi dalam menyajikan laporan serta mengajukan pertanyaan dan komentar terhadap penyajian kelompok lain.
5. Keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan Problem Based
Learning masuk dalam kategori sangat tinggi.
6. Aktivitas siswa dalam pembelajaran pada pertemuan ini sudah masuk dalam kategori sangat tinggi.
7. Ketuntasan klasikal siswa mencapai angka 90%. Pencapaian ketuntasan tersebut telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 80%.
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II terhadap keterampilan guru dalam menyajikan materi, menggunakan media dan menciptakan iklim belajar yang optimal serta aktivitas siswa pada umumnya berjalan dengan baik. Skor keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar sudah mencapai indikator keberhasilan, sehingga penelitian dihentikan pada siklus II.