• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. FAKTA TEMUAN

2. Deskripsi Data

Media Sosial sebagai sarana Literasi bagi Mahasiswa PAI Angkatam 2019.

Tabel 4.1 Data Mahasiswa PAI Angkatan 2019

No. Kelas Jumlah

mahasiswa

1. PAI A 33

2. PAI B 35

3. PAI C 32

4. PAI D 35

5. PAI E 33

6. PAI F 34

7. PAI G 34

(Dokumentasi Akademik FIT UIN Raden Mas Said Surakarta)

besar presentasi penggunaan bagi setiap media sosial. Penyebaran link Google Form ini dilakukan dari bulan Juli-September 2022. Dan berikut ini adalah daftar penggunaan media sosial Mahasiswa PAI angkatan 2019 di UIN Raden Mas Said Surakarta.

Gambar 4.1 Grafik Hasil Penelitian Penggunaan Media Sosial Mahasiswa PAI Angkatan 2019

Hasil penelitian di atas menunjukkan pemakaian media sosial oleh 170 mahasiswa PAI angkatan 2019, urutan media sosial yang paling banyak digunakan adalah WhatsApp, lalu Instagram, diikuti penggunaan TikTok, disusul Youtube, selanjutnya adalah Facebook, dan Twitter, serta untuk posisi terendah yaitu Blog.

Peneliti juga melakukan wawancara kepada beberapa mahasiswa kelas PAI B angkatan 2019 untuk mengetahui media sosial apa saja

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180

Blog Twitter TikTok Youtube Instagram Facebook WhatsApp Google

Blog Twitter TikTok Youtub e

Instagra m

Facebo ok

WhatsA pp Google

Banyak Pengguna 15 42 71 52 113 46 160 77

Presentase 9% 25% 43% 31% 77% 28% 95% 46%

Media Sosial Mahasiswa PAI 2019

yang digunakan. Media sosial yang sering digunakan mahasiswa adalah WhatsApp, Google, TikTok, dan Instagram. Seperti yang disampaikan Rifa Amilaila:

“Media sosial yang sering tak gunain itu WhatsApp mbak, terus kalau nyari artikel biasanya lewat Google, kalau hiburan si Instagram sama Tiktok, kadang juga buka Twitter sama Facebook mbak.” (Hasil wawancara dengan mahasiswa Rifa Amilaila pada 8 Agustus 2022)

Hal itu senada dengan yang disampaikan oleh Risqi Desiana bahwa dia juga menggunakan media sosial untuk menunjang perkuliahan, yaitu WhatsApp, Youtube, Instagram, dan TikTok. Risqi Desiana mengatakan:

“Saya pake media sosial WA, Youtube, Tiktok, sama IG mbak. Kalau Blog jarang sih mbak, paling Cuma untuk upload tugas kuliah.” (Hasil wawancara dengan mahasiswa Risqi Desiana pada 8 Agustus 2022)

Adapun mahasiswa PAI 2019 yang menggunakan Twitter sebagai sarana literasinya, hal tersebut seperti yang disampaikan oleh Faizzatun Nafi’:

“Saya pake WA,IG, TikTok, sama Twitter. Kalau yang sering saya pakai itu malah Twitter mbak, soalnya banyak base-base gitu apalagi yang berkaitan untuk perkuliahan”. (Hasil wawancara dengan mahasiswa Faizzatun Nafi’ pada 8 Agustus 2022)

Menurut hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata mahasiswa PAI 2019 menggunakan media sosial WhatsApp, Youtube, Instagram, TikTok, Twitter, Facebook, dan Blog.

Setelah mendapat data dari penyebaran link Google Form dan wawancara kepada mahasiswa PAI 2019, Peneliti juga melakukan wawancara kepada mahasiswa PAI dan observasi terhadap akun-akun yang dimiliki oleh mahasiswa kelas PAI B angkatan 2019. Peneliti memilih kelas PAI B angkatan 2019 sebagai obyek penelitian, karena penggunaan media sosial di kelas tersebut sangat beragam dan presentasi penggunaanya juga bervariasi. Sedangkan di kelas lain penggunaan media sosial juga beragam, namun presentase penggunaanya sebagian besar cukup monoton, antara mahasiswa satu dengan yang lain hampir sama.

Dari hasil penyebaran Google Form, Peneliti mengidentifikasi media sosial yang digunakan oleh mahasiswa kelas PAI B angkatan 2019, hasil yang didapatkan yaitu dari jumlah mahasiswa sebanyak 35 orang, terdapat 27 yang aktif menggunakan media sosial. Dari jumlah tersebut diketahui bahwa media sosial yang sering digunakan mahasiswa PAI B angkatan 2019 meliputi, 27 mahasiswa menggunakan WhatsApp, 8 mahasiswa menggunakan Facebook, 18 mahasiswa menggunakan Instagram, 15 mahasiswa menggunakan Google, 10 mahasiswa menggunakan Youtube, 9 mahasiswa menggunakan TikTok, 4 mahasiswa menggunakan Twitter, dan 3 mahasiswa menggunakan Blog.

Mahasiswa PAI B angkatan 2019 menggunakan media sosial tersebut dengan persentase yang berbeda-beda, untuk yang telah disebutkan di atas adalah media sosial yang sering digunakan bagi tiap mahasiswa. Sementara untuk media sosial yang lain juga digunakan oleh mahasiswa PAI 2019, namun persentasenya lebih rendah. Dapat disimpulkan bahwa media sosial yang digunakan mahasiswa PAI B angkatan 2019 terdiri dari, WhatsApp, Facebook, Youtube, Instagram, Google, TikTok, Twitter, dan Blog.

Peneliti melakukan observasi pada 9 Agustus 2022 dengan cara melihat akun-akun media sosial mahasiwa PAI B angkatan 2019, diantara media sosial yang peneliti analisis adalah Instagram, TikTok, Twitter, dan WhatsApp. Mahasiwa PAI B angkatan 2019 mem-follow akun-akun yang berisi edukasi dan literasi, seperti @tetestuang,

@albumsantri, @tv9nusantara, @ilmu_tareem, @ceramahgusbaha,

@ala_nu, @sufi.indonesia, @bahtsul_masail, @nuonline_id, dan

@thegoodquote. Selain itu, mereka juga mengikuti akun sosial media

dari beberapa tokoh, influencer, ustadz, dimana akun-akun tersebut juga menawarkan konten edukatif khususnya untuk mahasiwa, seperti

@buyayahya_albahjah, @husein_hadar, @gusmiftah, @alhabibjindan,

@dr.tirta, @najwashihab, dan @syaikhassegaf.

Gambar 4.2 dan 4.3 Screenshot Akun Instagram yang Diikuti oleh mahasiswa PAI 2019

Peneliti juga menemukan bahwa mahasiswa PAI B angkatan 2019 mengunggah konten-konten edukatif dan berisi literasi di akun media sosial mereka. Pada akun instagram ada beberapa mahasiswa yang mem-posting cerita Instagram berupa hasil dari bacaan mereka mengenai buku tertentu, misalnya tentang sejarah walisongo, tentang sejarah kebudayaan Islam, tentang pengembangan diri, kata-kata motivasi atau quotes, video pendek ceramah ustadz, dan bahkan keseharian mereka. Selain itu, mahasiswa juga mengunggah kegiatan KKN (Kuliah Kerja Langsung) dan tugas mata kuliah ke sosial media mereka. Pada media sosial WhatsApp, mahasiswa PAI B 2019 biasanya

mem-posting konten yang berisi tentang literasi dan edukasi, seperti pamflet-pamflet kegiatan tertentu, cerita tentang sejarah, wayang hingga sufi, dan konten edukasi lainnya.

Gambar 4.4 Screenshot akun Instagram Mahasiswa PAI 2019

untuk KKN

Gambar 4.5 Screenshot akun Instagram Mahasiswa PAI 2019

untuk tugas kuliah

Gambar 4.6 Screenshot akun Instagram Mahasiswa PAI 2019 untuk hasil bacaan sejarah

Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara dengan mahasiswa PAI 2019, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa PAI menggunakan media sosial berupa WhatsApp, Instagram, Youtube, TikTok, Facebook, Twitter, dan Blog. Mahasiswa PAI 2019 mengikuti akun-akun yang menunjang

kebutuhan literasi mereka baik di media sosial Instagram, TikTok, maupun Youtube. Mahasiswa menggunakan media sosial tersebut untuk menunjang perkuliahan mereka, misalnya untuk mencari referensi materi mata kuliah, mengunggah tugas yang diberikan oleh dosen, mengunggah konten edukasi, dan sebagai sarana literasi mereka.

b. Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Sarana Literasi

Berdasarkan hasil penelitian mengenai jenis media sosial yang digunakan oleh mahasiswa PAI angkatan 2019. Peneliti mengelompokkan jenis media sosial berdasarkan teori sebelumnya, yaitu:

1) Media jejaring yang terdiri atas Facebook dan WhatsApp

2) Media Sharing yang terdiri atas, Youtube, Instagram dan TikTok.

3) Blog dan Mikroblog yang terdiri dari Twitter dan Blog

Berikut adalah hasil pemaparan mengenai pemanfaatan media sosial tersebut sebagai sarana pembelajaran dan literasi.

1) Media Jejaring (WhatsApp dan Facebook)

Media jejaring pertama yang akan dibahas adalah WhatsApp, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi WhatsApp berada di urutan paling atas diantara media sosial yang lain. Hasil dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data dari pemanfaatan media sosial oleh mahasiswa

PAI B angkatan 2019 UIN Raden Mas Said Surakarta, didapatkan bahwa mahasiswa memang sering menggunakan WhatsApp sebagai sarana untuk melakukan perkuliahan. Seperti informasi yang diberikan oleh mahasiswa Pendidikan Agama Islam yaitu Risqi Desiana yang menyampaikan bahwa media sosial yang sering digunakan sebagai media pembelajaran yaitu WhatsApp. WhatsApp biasanya digunakan mahasiswa untuk koordinasi tugas kelompok dan sharing referensi tugas kuliah dari Google Scholar berupa link artikel jurnal, seperti pada tugas mata kuliah Manajemen Lembaga Pendidikan. Risqi Desiana mengatakan bahwa:

“Media sosial yang sering digunakan WhatsApp si mbak, biasanya digunain buat tanya-tanya temen, buat memantau grup kelas, terus kadang juga buat cari informasi lewat story teman mbak. Satu lagi mbak, biasanya buat ngirim kuis atau tugas kuliah ke dosen. Ada lagi mbak, biasanya suka ikut event atau seminar dari story yang dibikin temen sih mbak.” (Hasil wawancara dengan Mahasiswa Risqi desiana pada tanggal 15 September 2022).

Gambar 4.7 Dokumentasi Screenshot Chat WhatsApp untuk Diskusi dan Mengirim File Pdf dari Mahasiswa PAI 2019

Hal senada juga diungkapkan oleh Annisa Ayu yang mengatakan bahwa aplikasi yang sering digunakan untuk pembelajaran adalah WhatsApp. Anisha Ayu mengatakan bahwa:

“Iya mbak, karena masih dalam masa peralihan dari daring ke luring, aplikasi WhatsApp masih sangat sering digunakan untuk membantu perkuliahan, khususnya dalam koordinasi mata kuliah dengan kelas dan dosen, terus waktu KKN kemarin juga buat koordinasi dengan DPL, sama waktu PLP kemarin juga banyak grup untuk koordinasi kelompok. Selain itu juga buat diskusi mbak, misal ada tugas presentasi gitu, kami diskusinya lewat grup WhatsApp”.

(Hasil wawancara dengan mahasiswa Anisha Ayu pada tanggal 15 September 2022)

Mahasiswa PAI juga menggunakan WhatsApp untuk saling mengirim tautan yang berisi referensi tugas mata kuliah tertentu.

Biasanya link tersebut berisi tentang artikel jurnal yang dapat diunduh. Bahkan mahasiswa lebih banyak menggunakan media online untuk mencari materi pembelajaran dibandingkan menggunakan buku cetak. Seperti informasi yang disampaikan oleh Rifa Amilaila bahwa biasanya Dia menggunakan Google Scholar untuk mencari jurnal yang mendukung tugas pembelajaran. Rifa Amilaila mengatakan bahwa:

“Kadang ada juga mbak temen yang ngirim link ke WA buat download file pdf, terus nanti tak download lewat link itu.

Selain itu, aku nyari referensi buat tugas makalah biasanya cari di Google mbak, bisa berupa artikel jurnal itu cari di Google Scholar, cari buku online lewat Google Books, trus kadang cari

lewat web-web yang ada di google mbak. Sejak pandemi jadi jarang banget pake buku cetak, kecuali kalau emang dosennya nyuruh beli buku mbak, kalau engga disuruh ya cari di Google aja mbak.” (Hasil wawancara mahasiswa Rifa Amilaila pada tanggal 15 September)

Selain untuk keperluan kuliah, mahasiswa juga menggunakan media sosial sebagai media untuk memenuhi kebutuhan literasi mereka, misalnya melalui story WhatsApp teman yang menyebarkan konten-konten edukasi berupa video pendek, biasanya tentang sejarah atau motivasi, sampai pengembangan diri. Sebagaimana yang disampaikan oleh Rico Dwi bahwa dia terkadang menyebarkan video pendek tentang motivasi hidup atau hanya sekedar melihat story teman-teman.

Rico Dwi mengatakan bahwa:

“Story-story temen biasanya mbak, banyak juga temen-temen saya yang upload video pendek tentang motivasi gitu trus saya suka nontonin video itu kalau bagus tapi kadang-kadang juga tak skip mbak. Selain itu biasanya sih ada yang nyetori tentang cerita-cerita sejatah mbak bisa berupa tulisan nek nggak ya video pendek juga mbak, kalau yang paling sering si quotes-qoutes mbak, banyak banget yang nyetori di WA kaya gitu.” (Hasil wawancara mahasiswa Rico dwi pada tanggal 15 September).

Gambar 4.8 dan 4.9 Screenshot Story WhatsApp mahasiswa PAI tentang Quotes dan Motivasi

Sehubungan dengan hal itu, peneliti juga melakukan observasi secara berkelanjutan terhadap aktivitas media sosial WhatsApp untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa PAI 2019 menggunakan WhatsApp sebagai sarana literasi. Berdasarkan hasil observasi secara berkala dari bulan September-Oktober 2022, Peneliti mendapati bahwa mahasiswa PAI menggunakan WhatsApp untuk membagikan story kepada kontak yang

dimilikinya, isi story mahasiswa PAI 2019 yang berhubungan dengan literasi adalah mengunggah sebuah video pendek berisi motivasi, pengembangan diri,dan tips-tips tentang suatu hal.

Selain itu, mahasiswa juga mengunggah story berupa flyer atau tulisan yang berisi quotes atau kata-kata tertentu, flyer juga berisi tentang informasi tertentu terkait event dan seminar untuk mahasiswa.

Dari data yang diperoleh peneliti melalui wawancara, dokumentasi dari narasumber, dan observasi secara berkala pada WhatsApp mahasiswa PAI 2019, dapat disimpulkan secara garis besar bahwa mahasiswa menggunakan WhatsApp sebagai salah satu sarana untuk menunjang literasi dan perkuliahan mahasiswa PAI 2019. Mahasiswa PAI 2019 menggunakan WhatsApp untuk melakukan koordinasi dan diskusi kelompok, mereka juga saling mengirim referensi tugas kuliah baik berupa tautan maupun file Pdf, mengirim jawaban atau kuis yang diberikan oleh dosen, mengupload tugas kuliah, membagikan konten-konten yang berhubungan dengan literasi dan pendidikan, misalnya video pendek dan qoutes motivasi.

Media jejaring selanjutnya adalah Facebook. Facebook merupakan media sosial yang digunakan untuk

mempublikasikan konten, seperti profil, aktivitas, atau bahkan pendapat pengguna, juga sebagai media yang memberikan ruang bagi komunikasi dan interaksi dalam jejaring sosial di ruang siber. Jika dilihat dari grafik media sosial yang digunakan mahasiswa PAI 2019, pengguna Facebook sekitar 28%, hal tersebut menunjukkan bahwa mahasiwa PAI yang menggunakan Facebook tidak terlalu banyak. Walau demikian, masih ada beberapa mahasiswa yang menggunakan Facebook untuk kepentingan literasi dan pendididkan. Seperti yang disampaikan Firdaus Abdullah, bahwa:

“Nah, diantara sosmed-sosmed yang lain, saya masih main Facebook mbak, menurut saya Facebook sekarang juga sudah semakin berkembang, fitur-fiturnya semakin beragam. Kalau untk penggunaan yang berhubungan dengan literasi, biasanya saya baca komentar temen-temen gitu, terus membaca tautan-tautan tertentu yang ada disana, kadang-kadang juga ikut membagikan ulang melalui Facebook. Untuk akun yang masih saya follow sampe sekarang itu ada akun dari pak Ahmad Mansyur Suryanegara mbak” (Hasil wawancara dengan Mahasiswa Firdaus Abdullah pada tanggal 15 September 2022)

Mahasiswa PAI 2019 juga menggunakan Facebook sebagai sarana untuk mengunggah tugas kuliah yang disuruh oleh dosen, seperti yang disampaikan oleh mahasiswa PAI Muhammad Nur Wahid, bahwa:

“Untuk tugas dari dosen, ada mbak yang suruh upload ke Facebook, waktu itu makulnya gus Mustain Pancasila kalau ga salah, jadi kami disuruh bikin video tentang materi yang sudah disampaikan kemudian video tersebut di upload ke beberapa sosmed, nah salah satunya itu Facebook. Kalau untuk keperluan pribadi, kadang-kadang saya mengunggah postingan juga kaya itu lo mbak, foto gitu terus tak kasih caption tentang tasawuf atau filsafat” (Hasil wawancara dengan Mahasiswa Muhammad Nur Wahid pada tanggal 15 September 2022)

Gambar 4.10 dan 4.11 Screenshot akun Facebook Mahasiswa PAI untuk Sharing Konten Literasi

Gambar 4.12 dan 4.13 Screenshot Akun Facebook Mahasiswa PAI 2019 untuk Upload Tugas dan Konten Literasi

Untuk menguatkan hasil wawancara, Peneliti melakukan observasi pada tanggal 20 Oktober 2022 terhadap beberapa akun Facebook dari mahasiswa PAI 2019. Hasil dari observasi tersebut ditemukan bahwa mahasiswa PAI 2019 menggunakan Facebook sebagai sarana literasi yaitu untuk mengunggah tugas dari dosen, Peneliti menemukan tugas yang diunggah ke Facebook berupa video penjelasan dari mata kuliah Pancasila

yang diampu Bapak Musta’in Nasoha. Peneliti juga menemukan bahwa mahasiswa PAI 2019 menggunakan Facebook untuk membagikan ulang postingan literasi dari orang lain, misalnya postingan dari Ahmad Mansur Suryanegara yang berisi tentang sejarah. Mahasiswa juga mengunggah postingan yang berbau literasi, yaitu berupa foto disertai dengan caption tentang filsafat dan tasawuf.

Dari analisis hasil wawancara dan observasi, Peneliti dapat menyimpulkan bahwa mahasiswa PAI 2019 menggunakan Facebook secara menyeluruh hanya pada kebutuhan tugas kuliah saja, yaitu untuk mengunggah video materi pembelajarn tertentu ke Facebook. Sedangkan untuk kebutuhan literasi dan pribadi, hanya sebagian mahasiswa yang menggunakannya. Misalnya untuk mencari bacaan tentang sejarah dan tasawuf dari akun-akun tertentu, meng-upload foto atau video disertai dengan caption tertentu.

2) Media Sharing (Youtube, Instagram, Google Scholar dan TikTok) Jenis media sosial selanjutnya adalah media sosial berbagi, terdiri atas Instagram, Youtube, Google Scholar dan Tiktok. Media sosial ini memfasilitasi penggunannya untuk berbagi media, mulai dari dokumen, video, audio, dan gambar.

Mahasiswa PAI 2019 saat ini banyak menggunakan media sosial tersebut selain sebagai hiburan, ternyata juga menggunakannya sebagai sarana literasi. Salah satu mahasiswa juga menyebutkan bahwa ketika dia malas membaca buku, mereka menggantinya dengan melihat atau mendengarkan video di Youtube. Firdaus Abdullah mengatakan:

“Saya sukanya baca tentang sejarah-sejarah gitu mbak, tentang sejarah islam, walisongo, sama tasawuf juga suka mbak, biasanya bacanya lewat buku cetak.

Tapi baca lewat buku online juga cukup sering mbak, biasanya download di google terus dibaca gitu. Kalau nggak ya nonton konten di youtube mbak, saya biasanya nonton kontenya Pak Fahrudin Faiz, Cak Nun, sama Gus Baha mbak.” (Hasil wawancara mahasiswa Firdaus Abdullah pada tanggal 15 September 2022)

Senada dengan pernyataan tersebut, Muhammad Nur Wahid juga menyampaikan bahwa media sosial bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan literasi, apalagi sebagai mahasiswa juga harus banyak membaca. Selain itu juga menggunakan media sosial sebagai wadah untuk menuangkan konten-konten tertentu bisa berupa tulisan maupun video.

Muhammad Nur Wahid mengatakan:

“Mungkin di instagram ya mbak, tapi kalo saya lebih ke tokoh-tokoh nasional ya seperti Gus Baha dan Cak Nun, sering juga nonton Gus Baha di Youtube, kalo langsung biasanya Maiyah an mbak. Kalau IG biasanya wejangan jawa mbak pokoknya yang berbau-bau jawa.

Saya kan suka sejarah ya mbak, biasanya sebelum

ziaroh saya melakukan penelusuran sejarah dulu di internet mbak, baca-baca gimana sejarah ulama yang mau diziarohi. Untuk konten yang diupload ke sosmed biasanya tugas kuliah mbak, selain itu juga kadang suka nulis tentang sejarah terus saya upload ke feed IG, tapi kalau belum sempat upload, saya simpan di memo dulu mbak.” (Hasil wawancara mahasiswa Muhammad Nur Wahid pada tanggal 15 September)

Gambar 4.14 dan 4.15 Dokumentasi Screenshot Channel yang di Subscribe dari Mahasiswa PAI 2019

Sedangkan untuk referensi pembelajaran kuliah, mahasiswa biasanya menggunakan Google Scholar sebagai sarana untuk mencari referensi yang diminta oleh dosen, bahkan mahasiswa

lebih banyak menggunakan media online untuk mencari materi pembelajaran dibandingkan menggunakan buku cetak. Seperti informasi yang disampaikan oleh Rifa Amilaila bahwa biasanya Dia menggunakan Google Scholar untuk mencari jurnal yang mendukung tugas pembelajaran. Rifa Amilaila mengatakan bahwa:

“Kalo aku nyari referensi buat tugas makalah biasanya cari di Google mbak, bisa berupa artikel jurnal itu cari di Google Scholar, cari buku online lewat Google Books, trus kadang cari lewat web-web yang ada di google mbak. Sejak pandemi jadi jarang banget pake buku cetak, kecuali kalau emang dosennya nyuruh beli buku mbak, kalau engga disuruh ya cari di Google aja mbak.” (Hasil wawancara mahasiswa Rifa Amilaila pada tanggal 15 September).

Pernyataan senada juga diungkapkan oleh Anisha Ayu bahwa Dia lebih banyak menggunakan Google Scholar untuk mencari referensi tugas mata kuliah, dibandingkan mencari dari buku cetak karena menggunakan Google Scholar lebih fleksibel dan bisa diakses dimana saja. Anisha Ayu mengatakan:

“Saya biasanya pakai Google Scholar mbak untuk cari artikel jurnal karena lebih mudah dan fleksibel mbak kalau mencari referensi tugas dari media online dibandingka menggunakan media offline misalnya buku cetak.” (Hasil wawancara mahasiswa Anisha Ayu pada tanggal 15 September).

Bahkan ada juga mahasiswa PAI B yang menggunakan media sosial untuk membuat komunitas tertentu yang salah satu

kegiatannya adalah literasi dan diskusi. Mahasiwa PAI B juga cukup selektif dalam memilih konten apa saja yang mereka tonton. Jika bermanfaat maka akan ditonton, sebaliknya jika konten tersebut kurang bermanfaat maka akan ditinggalkan.

Asrul Hidayatulah mengatakan:

“Jadi saya itu punya suatu perkumpulan, namanya Banyu Bening, komunitas tersebut adalah wadah bagi anak muda untuk menyalurkan segala keluh kesah dan keresahan mereka lalu nantinya akan didiskusikan secara bersama-sama. Untuk update setiap kegiatan kami, biasanya diupload ke instagram dan story WhatsApp mbak. Sebenarnya komunitas ini bukan untuk menggurui atau merubah seseorang mbak, lebih ke mengarahkan saja, sedangkan keputusan akhir tetap dikembalikan kepada setiap individu mbak.”

(Wawancara dengan mahasiswa Asrul Hidayatullah pada 15 September 2022 pukul 14.40)

Gambar 4.16 Screenshot akun Mahasiswa untuk Membagikan kegiatan Literasi

Mahasiswa juga menggunakan media sosial untuk sarana mencari tutorial melakukan sesuatu atau life hack, biasanya mahasiwa mencari konten-konten tersebut di media sosial Youtube dan TikTok. Misalnya tutorial membuat daftar isi, tutorial menggunakan aplikasi Mendeley, tips-tips mencari referensi pembelajaran, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan pembelajaran dan literasi. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Annisa Ayu:

“Saya biasanya cari-cari tutorial gitu mbak, atau ngga tips-tips sesuatu pokoknya yang berhubungan dengan perkuliahan. Bisa tentang microsoft word, microsoft excel, misalnya tentang gimana cara bikin daftar isi yang cepet, gimana cara merapikan teks word yang berantakan, trus gimana cara membedakan halaman angka dan romawi, dan masih banyak lagi sih mbak. Trus kalo di TikTok biasanya kan di fyp lewat video tentang tips-tips gitu, misalnya tips mendownload jurnal di platform apa aja, tips mendownload e-book, tips cara bikin latar belakang, pokoknya banyak mbak. Saya lebih suka nonton di TikTok karena videonya singkat dan penjelasannya pun nggak bertele-tele, jadi lebih enak aja sih mbak.” (Wawancara dengan mahasiswa Annisa Ayu pada tanggal 15 September 2022).

Hal tersebut senada dengan yang disampaikan Ihsanti Ika Widyastuti bahwa ia juga menggunakan media sosial Instagram dan Youtube untuk mencari informasi dan tutorial tertentu. Ihsanti mengatakan:

“Saya biasanya juga cari tutorial-tutorial gitu mbak di Ig, misal kalau lagi nugas pake microsoft word

terus tiba-tiba lupa gimana cara bikin daftar isi, nah itu biasanya saya cari tutorialnya di Youtube”. (Wawancara dengan mahasiswa Ihsanti Ika pada 15 September 2022)

Gambar 4.17 dan 4.18 Dokumentasi Screenshoot Akun Youtube Referensi Mata Kuliah dan Akun Instagram untuk Upload

Tugas Kuliah dari Mahasiswa

Media sosial juga digunakan untuk menunjang perkuliahan, misalnya untuk menggunggah tugas kuliah ke Youtube dan Instagram, mencari tokoh tertentu yang disuruh oleh dosen, dan menonton konten tertentu untuk melengkapi materi kuliah, misalnya tentang pengembangan diri. Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh Rifa Amilaila:

“Kalau dosen ada juga yang nyuruh upload tugas ke Instagram atau Youtube mbak, misalnya disuruh membuat video pembelajarn terus di upload ke Youtube.

Ada juga dosen yang nyuruh nonton video di Youtube, waktu itu mata kuliah nya pak Fauzi Annur Kepemimpinan Pendidikan suruh nonton video di channel nya Gita Wirjawan mbak.” (Wawancara dengan mahasiswa Rifa Amilaila pada tanggal 15 September 2022)

Pernyataan tersebut selaras dengan yang disampaikan oleh salah satu dosen PAI, yaitu Bapak Fauzi Annur, beliau mengatakan:

“Kalau untuk referensi banyak banget mbak, cuman memang kalau di perkuliahan memang rata-rata buku yang berkaitan dengan agama misal kayak buku tasawuf terbaru, ada kitab Zubad, maupun yang berkaitan dengan isu agama terkini seperti ayat-ayat semesta, dan lain-lain. Mahasiswa juga disuruh membuka portal podcast untuk pengembangan diri kayak punyanya Gita Wirjawan, End Game dan lain-lain” (Wawancara dengan dosen Fauzi Annur pada tanggal 16 April 2022)

Selain menggunakan media sosial untuk kebutuhan perkuliahan, mahasiswa PAI B angkatan 2019 juga menggunakan media sosial untuk sarana hiburan. Hiburan yang dimaksud bukan sekedar konten lucu-lucuan saja, akan tetapi konten hiburan yang tetap berbau dengan edukasi dan literasi.

Misalnya, konten yang berisi tentang kata-kata atau quotes yang ada di Instagram, TikTok, dan Youtube, mendengarkan podcast

Dokumen terkait