• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI SARANA LITERASI BAGI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH UIN RADEN MAS SAID SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2022/2023 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI SARANA LITERASI BAGI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH UIN RADEN MAS SAID SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2022/2023 SKRIPSI"

Copied!
169
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI SARANA LITERASI BAGI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH UIN RADEN MAS SAID SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2022/2023 SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Bidang Pendidikan Agama Islam

Oleh

Novitsa Dwina Kurniaputri NIM: 183111187

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA 2022

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

(3)

NOTA PEMBIMBING

(4)

PENGESAHAN

(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan ini mengucapkan rasa syukur kepada Allah Swt yang telah memberikan kesempatan kepada Penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, Penulis mempersembahkan skripsi ini kepada:

1. Kedua orang tua tercinta alm. Bapak Solikhin dan Ibu Wuryani yang telah memberikan hampir seluruh hidupnya untuk Penulis, yang selalu mendoakan setiap saat dan senantiasa memberikan dukungan moril dan material serta telah mendidik dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

2. Kakak dan Adikku yang selalu menjadi motivasi dan semangat dalam mengerjakan skripsi ini, Novika Rinendah Sari dan Alif Sotya Nugraha.

3. Almamater Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta.

(6)

MOTTO

ََۚقَلَخ ْيِذَّلا َكِ ب َر ِمْساِب ْأ َرْقِا -

١ َۚ قَلَع ْنِم َناَسْنِ ْلْا َقَلَخ -

٢ ُۙ م َرْكَ ْلْا َكُّب َر َو ْأ َرْقِا -

٣ ُِۙمَلَقْلاِب َمَّلَع ْيِذَّلا -

٤ َمَّلَع ْْۗمَلْعَي ْمَل اَم َناَسْنِ ْلْا -

٥

Artinya:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpak darah. Bacalah, tuhanmulah

Yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”.

Q.S Al ‘alaq (96): 1-5.

(7)

PERNYATAAN KEASLIAN

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Sarana Literasi Bagi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Raden Mas Said Surakarta Tahun Akademik 2022/2023”. Selawat dan salam semoga tetap senantiasa dilimpahkan kepada junjungan dan uswatun hasanah kita, Rasulullah Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari adanya bimbingan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu kami menghaturkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Mudhofir, S.Ag., M.Pd, selaku Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta.

2. Prof. Dr.. H. Baidi, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Raden Mas Said Surakarta.

3. Dr. Saiful Islam, M.Ag., selaku ketua program studi Pendidikan Agama Islam UIN Raden Mas Said Surakarta.

4. Dr. Hakiman, S.Pd.I., M.Pd., selaku dosen Pembimbing Skripsi atas kesabaran, masukan, dan keikhlasannya dalam meluangkan waktu serta pikiran guna memberikan bimbingan dan mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Abdulloh Hadziq, S.Pd.I, M.Pd.I., selaku Dosen Penguji Utama Skripsi.

6. Bapak Abd. Halim, M.Hum., selaku Dosen Penguji 1 merangkap Ketua Sidang Skripsi

7. Bapak Imam Makruf, S.Ag., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik 8. Bapak dan Ibu staff Administrasi yang telah memberikan pelayanan dengan

baik, sehingga skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.

(9)

9. Kepada NIM 2020030054 yang telah membersamai penulis pada hari-hari yang tidak mudah selama proses pengerjaan Skripsi. Terima kasih telah menjadi bagian dari perjalanan penulis hingga sekarang ini. Tetap sederhana dan sesuai porsi. Tabah sampai akhir.

10. Kepada teman-teman saya yang selalu memberi semangat dan motivasi, Salma Yusrina, Nur Khoiriyah, Arini Rizqiyah, Latif Ilyas, Rais Shafly dan Ulfah Septiyana.

11. Seluruh mahasiswa PAI angkatan 2019 Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Raden Mas Said Surakarta.

12. Semua pihak yang telah berjasa, membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu

Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Surakarta, 15 November 2022 Penulis,

Novitsa Dwina Kurniaputri

(10)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

NOTA PEMBIMBING ...iii

PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

MOTTO ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI...x

ABSTRAK ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I ... 17

PENDAHULUAN ... 17

A. Latar Belakang Masalah... 17

B. Identifikasi Masalah ... 23

C. Pembatasan Masalah ... 23

D. Rumusan Masalah ... 24

E. Tujuan Penelitian ... 24

F. Manfaat Penelitian ... 24

BAB II ... 26

LANDASAN TEORI ... 26

A. Kajian Teori ... 26

1. Media Sosial ... 26

2. Literasi ... 38

B. Kajian Penelitian Terdahulu... 47

C. Kerangka Berpikir ... 50

BAB III ... 51

(11)

METODOLOGI PENELITIAN ... 51

A. Jenis Penelitian ... 51

B. Setting Penelitian ... 52

C. Subjek dan Informan ... 52

D. Teknik Pengumpulan Data ... 53

E. Teknik Keabsahan Data ... 55

F. Teknik Analisis Data ... 57

BAB IV ... 60

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

A. FAKTA TEMUAN ... 60

1. Gambaran Umum ... 60

2. Deskripsi Data ... 64

B. INTERPRETASI HASIL PENELITIAN ... 105

1. Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Sarana Literasi Bagi Mahasiswa PAI... 106

BAB V ... 122

PENUTUP ... 122

A. Kesimpulan ... 122

B. Saran ... 123

DAFTAR PUSTAKA ... 125

LAMPIRAN... 129

(12)

ABSTRAK

Novitsa Dwina Kurniaputri. 2022. Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Sarana Literasi Bagi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Raden Mas Said Surakarta Tahun Akademik 2022/2023. Surakarta. Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah. UIN Raden Mas Said Surakarta.

Pembimbing : Dr. Hakiman, S.Pd.I., M.Pd.

Kata Kunci : Media Sosial, Literasi, Mahasiswa

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam dunia literasi dan pendidikan. Mahasiswa di era digital ini bertumbuh dengan teknologi informasi dan komunikasi, misalnya pada perkembangan media sosial. Media sosial memiliki potensi untuk mendukung sarana literasi dan pembelajaran dengan cara yang tidak dibatasi oleh waktu dan tempat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pemanfaatan media sosial sebagai sarana literasi bagi mahasiswa program studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Raden Mas Said Surakarta tahun akademik 2022/2023.

Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan subjek penelitian yaitu mahasiswa PAI angkatan 2019. Pengumpulan data dalam peneltian ini dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi yang dilakukan dari bulan Juni-Oktober 2022. Keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode. Adapun teknik untuk menganalisis data menggunakan model analisis interaktif dengan tahapan analisis data yaitu pengumpulan data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan media sosial sebagai sarana literasi mahasiswa terbagi menjadi tiga jenis, yaitu media jejaring sosial terdiri dari WhatsApp dan Facebook, media sharing terdiri dari Instagram, Youtube dan TikTok, serta Blog dan Micro Blogging yang terdiri dari Blog dan Twitter. Dari ketiga jenis media sosial tersebut digunakan mahasiswa untuk menunjang tugas kuliah, mencari sumber belajar, melakukan diskusi, memperoleh informasi, menjawab kuis, mencari tutorial, dan hiburan. Faktor pendorong pemanfaatan media sosial meliputi memiliki smartphone, memiliki kuota yang cukup, dan jaringan internet tersedia di lingkungan kampus. Adapun faktor penghambatnya meliputi terlena menggunakan media sosial, menimbulkan insecure pada diri, adanya penyebaran informasi hoax, jaringan internet yang terkadang tidak stabil, dan mahasiswa yang hanya menyimpan file secara online.

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 50

Gambar 3.1 Analisis Data Model Miles dan Huberman ... 57

Gambar 4.1 Grafik Pengguna Media Sosial Mahasiswa PAI ... 65

Gambar 4.2 Screenshot Instagram yang Diikuti oleh Mahasiswa PAI ... 69

Gambar 4.3 Screenshot Instagram yang Diikuti oleh Mahasiswa PAI ... 69

Gambar 4.4 Screenshot Konten Instagram berupa KKN ... 70

Gambar 4.5 Screenshot Konten Instagram berupa Tugas Kuliah ... 70

Gambar 4.6 Screenshot Konten Instagram Bacaan Sejarah ... 71

Gambar 4.7 Dokumentasi Screenshot Chat WA Grup ... 73

Gambar 4.8 Screenshot Story Instagram berupa Quotes ... 77

Gambar 4.9 Screenshot Story Instagram berupa Motivasi ... 77

Gambar 4.10 Screenshot Facebook tentang Sharing Konten Literasi... 79

Gambar 4.11 Screenshot Facebook tentang Sharing Konten Literasi... 79

Gambar 4.12 Screenshot Facebook tentang Konten Literasi ... 80

Gambar 4.13 Screenshot Facebook tentang Tugas Kuliah ... 80

Gambar 4.14 Dokumentasi Screenshot Channel Youtube yang di Subscribe ... 83

Gambar 4.15 Dokumentasi Screenshot Channel Youtube yang di Subscribe ... 83

Gambar 4.16 Screenshot Akun Mahasiswa Membagikan Kegiatan Literasi ... 84

Gambar 4.17 Dokumentasi Screenshot Akun Youtube Referensi Kuliah ... 87

Gambar 4.18 Screenshot Akun Instagram untuk Upload Tugas Kuliah ... 87

Gambar 4.19 Dokumentasi Screenshot Channel Youtube Literasi dan Hiburan ... 89

Gambarr 4.20 Dokumentasi Screenshot Channel Youtube Literasi dan Hiburan . 89 Gambar 4.21 Screenshot Akun yang di Follow di TikTok ... 90

Gambar 4.22 Screenshot Akun yang di Follow di Instagram ... 90

Gambar 4.23 Screenshot Instagram untuk Membagikan Konten Literasi ... 91

(14)

Gambar 4.24 Screenshot Instagram untuk Membagikan Konten Literasi ... 91

Gambar 4.25 Screenshot Youtube untuk mengunggah Tugas Kuliah ... 92

Gambar 4.26 Screenshot Youtube untuk mengunggah Tugas Kuliah ... 92

Gambar 4.27 Dokumentasi Screenshot Twitter dari Mahasiswa PAI ... 95

Gambar 4.28 Dokumentasi Screenshot Blog dari Mahasiswa PAI... 97

Gambar 4.29 Screenshot Twitter Mahasiswa PAI ... 99

Gambar 4.30 Screenshot Twitter Mahasiswa PAI ... 99

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Pengguna Media Sosial di Indonesia... 20 Tabel 4.1 Jumlah Mahasiswa PAI Angkatan 2019... 64 Tabel 4.2 Pemanfaatan Media Sosial bagi Mahasiswa PAI...110

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Field Note... 127 Lampiran Pedoman Penelitian... 159 Lampiran Foto... 165

(17)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi berbasis internet sangatlah membawa pengaruh yang besar bagi kehidupan manusia dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Teknologi internet telah memainkan peran besar dalam kehidupan sehari-hari kita dan akumulasi besaran telah melonjak, mempengaruhi ritel online dan berbagi (Jiang et al., 2021:13). Apalagi dunia Metaverse sudah mulai digagas oleh para pakar teknologi, Metaverse secara mudah dapat dipahami sebagai jagat raya yang dibangun di dunia virtual. Salah satu yang ada di dalam dunia Metaverse adalah media sosial, saat ini media sosial banyak digunakan oleh masyarakat dengan mudah dan pengguna dapat memiliki beberapa aplikasi yang disediakan oleh media sosial tersebut dengan berbagai fitur dan tampilan yang berbeda-beda. Menurut Machin-mastromatteo

& Machin-mastromatteo (2012:574) istilah media sosial merujuk pada situs web atau aplikasi perangkat lunak yang memungkinkan publikasi konten dan interaksi antara pengguna, diantaranya adalah Facebook, Twitter, WhatsApp, Line, Blogger, Google+, Weber Meet, Google Meet, dan aplikasi media sosial lainnya.

Media sosial merupakan media penyebaran informasi yang sangat populer, dimana satu dari tiga orang di dunia dan dua pertiga dari pengguna

(18)

internet menggunakan media sosial (Permatasari, 2021:360). Media sosial mudah untuk diakses siapa saja, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua. Pemanfaatan media sosial oleh generasi milenial berdampak pada tingkat literasi mereka. Pencarian berita terkini, kegemaran, kecantikan, kesehatan, perawatan diri, kuliner, kesenian, dunia musik, hingga digitalisasi karya, semua ada di dalam media sosial. Pemanfaatan teknologi, khususnya internet saat ini merupakan sebuah hal yang positif, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia mengharuskan masyarakat untuk “melek teknologi” khususnya generasi milenial. Oleh karena itu, para ahli teknologi menyarankan bahwa siswa memutuhkan pelatihan dalam pemanfaatan sumber daya elektronik, menjelajah dan berbagi informasi serta mengembangkan informasi untuk tujuan akademik yang lebih baik (Rafi et al., 2019:204).

Perkembangan internet juga merambah dalam ranah pendidikan, mahasiswa di era digital ini bertumbuh dengan teknologi informasi dan komunikasi, memiliki karakteristik khusus dan kebiasaan belajar yang berbeda sehingga membuat mereka menggunakan teknologi yang berbeda. Generasi muda memiliki pengetahuan teknis yang cukup dan memiliki kecenderungan untuk terlibat menggunakan teknologi online, yang pada dasarnya membuat penggunaan yang berbeda dengan era media lainnya (Utomo dan Prayogi, 2021:67). Media sosial memiliki potensi untuk mendukung pembelajaran dengan cara yang tidak dibatasi oleh waktu dan tempat.

(19)

Sejak pandemi Covid 19, dunia pendidikan daring semakin digalakkan.

Seperti yang diungkapkan oleh Smith dan Curtin dalam Hamzah (2015:46) bahwa teknologi informasi dan komunikasi mendukung pendidikan dengan cara membantu orang-orang muda untuk hidup dalam dunia teknologi informasi yang kaya. Media pembelajaran mengalami perubahan dari pendidikan tatap muka secara langsung menjadi dalam jaringan, semua lini pendidikan juga harus menyesuaikan perubahan tersebut. Kelas yang awalnya berupa ruangan sekarang beralih menjadi ruang virtual dalam bentuk platform daring, seperti Google Classroom, Zoom Meeting, Google Meet, WhatsApp, dan sebagainya.

Selain itu, perkembangan dari internet telah menghadirkan buku-buku elektronik yang dapat diunduh oleh pelajar ataupun mahasiswa sehingga memudahkan mereka untuk meningkatkan minat baca yang “kekinian” dalam digitalisasi. Dengan adanya hal tersebut membuat para siswa maupun mahasiswa beralih sumber literasi pendidikan, yang awalnya menggunakan buku cetak kini menjadi buku elektronik atau sering juga disebut e-book, apalagi saat pandemi aktivitas perpustakan kampus juga mulai dikurangi, walaupun buku cetak juga masih banyak yang menggunakan sampai saat ini.

Dalam digitalisasi, media sosial tidak lepas sebagai media pendidikan, khususnya literasi, seperti yang disampaikan Stordy (2013:456) bahwa teknologi digital telah mengubah yang disebut melek huruf dan pengalaman literasi. Literasi sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan membaca dan

(20)

menulis dengan menggunakan sistem bahasa tulis (Suwandi, 2019:4). Dengan kemajuan teknologi, sumber literasi mahasiswa tidak hanya berasal dari buku saja, melainkan bisa berasal dari sumber lain, misalnya dari media sosial.

Banyak sekali akun-akun yang menawarkan berbagai konten literasi untuk para pengguna sosial media. Para pengguna dapat memilih konten yang sesuai dengan kebutuhan literasi mereka, walaupun terkadang mahasiswa terlalu asyik dengan konten hiburan. Maka dari itu, penggunaan media sosial ada sisi positif dan sisi negatifnya, yang akan dibahas dalam penelitian ini.

Jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai 191 juta orang pada Januari 2022. Jumlah tersebut naik 12,35% dibandingkan tahun sebelumnya. Berikut adalah daftar media sosial yang banyak digunakan masyarakat Indonesia tahun 2022 (Mahdi, 2022) :

No. Nama Media Sosial Jumlah Pengguna

1. WhatsApp 88,7%

2. Instagram 84,8%

3. Facebook 81,3%

4. TikTok 63,1%

5. Telegram 62,8%

Tabel 1.1 Daftar Jumlah Pengguna Media Sosial di Indonesia Hasil penelitian Yanuarti dan Sari (2019) mengungkapkan bahwa media sosial mempunyai pengaruh dalam dunia pendidikan perguruan tinggi dimana

(21)

dosen sebagai penggerak untuk menggunakan media sosial sebagai sarana literasi bagi mahasiswa. Sedangkan menurut Kurnia (2018) terdapat hubungan pemanfaatan media sosial instagram dengan kemampuan literasi media, hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan media sosial instagram yang baik dapat meningkatkan kemampuan literasi media pemustaka. Hal senada juga dikemukakan oleh Hamzah (2015) bahwa mahasiswa sering menggunakan media sosial untuk interaksi, mendukung pembelajaran kuliah, dan tujuan non- akademis dalam kehidupan pribadi mereka.

Berdasarkan hasil pengamatan pada 12 April 2022 dari beberapa akun media sosial milik mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta yang berinisisal RA yaitu berupa Instagram dan WhatsApp, penulis mendapati bahwa akun media sosial mahasiswa tersebut mengikuti tokoh publik maupun influencer yang berkaitan dengan literasi, sedangkan untuk WhatsApp, RA biasanya juga membagikan story berupa tulisan atau hanya sekedar link seminar-seminar tentang literasi. Selain itu, penulis juga melakukan wawancara RA pada 15 April 2022 tentang pemanfaatan media sosial sebagai sarana literasi. Menurut mereka Instagram, TikTok, bahkan Youtube sangat bermanfaat untuk memperoleh banyak informasi, informasi yang dikemas di media sosial juga sangat menarik dan bisa dijangkau di mana saja dan kapan saja asalkan ada jaringan internet. Sehingga memudahkan mahasiswa untuk menambah wawasan tanpa harus membawa buku cetak kemana-mana, selaim itu juga

(22)

adanya buku cetak yang kurang menarik, mahasiswa tersebut memilih untuk menggunakan media sosial untuk sebagai sarana literasi mereka.

Peneliti juga melakukan wawancara pada 16 April 2022 kepada salah satu dosen prodi PAI UIN Raden Mas said Surakarta yang berinisial FA, mengatakan bahwa sumber referensi mahasiswa PAI sangat banyak, rata-rata buku yang berkaitan dengan Agama misalnya buku Tasawuf, kitab Zubad, Agama Saintifik, Toxic Parents dan lain sebagainya biasanya berupa buku cetak atau dapat diakses melalui Google Reads atau E-book gratis. Lalu untuk artikel jurnal biasanya langsung bisa mengunduh secara gratis di Google sesuai dengan kata kunci yang dipilih.

Selain itu, dosen FA juga menyarankan mahasiswa untuk mengakses podcast pengembangan diri yang ada di Youtube, salah satunya adalah channel

Gita Wirjawan. Untuk mengembangkan kemampuan menulis karya ilmiah mahasiswa, dosen tersebut juga menyarankan mahasiswa untuk mengunggah tulisan atau artikel ilmiahnya ke portal kampus, makalah cetak maupun digital, koran untuk sarana Challenge Idea, bahkan ada juga yang mengikuti lomba LKTI atau penelitian.

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai pemanfaatan media sosial sebagai sarana literasi mahasiswa dan faktor pendukung serta penghambatnya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul,

“Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Sarana Literasi Mahasiswa Program

(23)

Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Raden Mas Said Surakarta Tahun Akademik 2022/2023”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat disimpulkan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Masa pandemi Covid 19 membuat mahasiwa sulit untuk mengunjungi perpustakaan kampus apalagi mahasiswa yang sedang berada di luar kota.

Selain itu, pemanfaatan e-library kampus juga kurang optimal.

2. Inisiatif mahasiswa untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana literasi khususnya untuk kepentingan pembelajaran kuliah.

3. Mahasiswa cenderung lebih tertarik dengan konten-konten literasi yang disediakan oleh media sosial daripada buku cetak.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini difokuskan tentang Pemanfaatan Media Sosial sebagai Sarana Literasi bagi Mahasiwa PAI angkatan 2019 Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Raden Mas Said Surakarta Tahun Akademin 2022/2023. Kemudian akan dipilih salah satu kelas PAI dari angkatan 2019 untuk dilakukan penelitian lebih dalam.

(24)

D. Rumusan Masalah

Bagaiamana pemanfaatan media sosial sebagai sarana literasi bagi mahasiswa PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Raden Mas Said Surakarta tahun akademik 2022/2023 ?

E. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pemanfaatan media sosial sebagai sarana literasi bagi mahasiswa PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Raden Mas Said Surakarta tahun akademik 2022/2023.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, baik secara teoritis maupun praktik.

1. Manfaat Penelitian secara Teoritis

a. Sebagai dasar pemikiraan yang dapat dijadikan sebagai pijakan untuk penelitian yang akan datang

b. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis dan pembaca pada umumnya tentang analisis pemanfaatan media sosial sebagai sarana literasi.

2. Manfaat Penelitian secara Praktis a. Bagi Dosen

Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi di kalangan dosen mengenai pemanfaatan media sosial sebagai sarana literasi mahasiswa

(25)

serta faktor pendukung dan penghambat media sosial sebagai sarana literasi.

b. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengalaman dan wawasan langsung mengenai pemanfaatan media sosial sebagai sarana literasi.

c. Bagi mahasiswa

Sebagai bahan referensi pengetahuan mahasiswa mengenai pemanfaatan media sosial sebagai sarana literasi serta mahasiswa diharapakan agar termotivasi untuk terus meningkatkan kualitas literasi baik dengan media sosial maupun media lainnya.

(26)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori 1. Media Sosial

a. Pengertian Media Sosial

Secara sederhana, istilah media bisa dijelaskan sebagai alat komunikasi.

Ada ungkapan yang dipopulerkan oleh McLuhan dalam Nasrullah (2017:4) yaitu “The Medium is Message”. Hal terseut membawa kesadaran bahwa medium adalah pesan yang bisa mengubah pola komunikasi, budaya komunikasi, sampai bahasa dalam komunikasi antarmanusia. Jadi medium tidak hanya bisa dilihat dari persoalan teknis atau teknologi apa yang terkandung di dalamnya, apakah cetak, audio, visual, analog, digital, dan sebagainya. Pada tahap selanjutnya medium bisa mengaandung nilai-nilai yang tidak sekedar menjaadi sarana dalam penyampaian pesan, tetapi juga memberi pengaruh pada aspek sosial, budaya, politik, pendidikan, bahkan ekonomi.

Sedangkan pengertian sosial menurut Weber yaitu, kata sosial secara sederhana merujuk pada relasi sosial. Relasi sosial dapat dilihat dalam kategori aksi sosial dan relasi sosial. Kategori ini mampu membawa penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan aktivitas sosial dan aktivitas

(27)

individual (Nasrullah, 2017:7). Sementara menurut Mark dalam Nasrullah (2017:8) makna sosial merujuk pada saling bekerja. Dalam kajian ini ada penekanan bahwa sosial berarti adanya karakter kerja sama atau saling mengisi di antara individu dalam rangka membentuk kualitas baru dari masyarakat.

Berikut ini adalah definisi dari media sosial yang berasal dari berbagai literatur penelitian menurut Fuchs (2017:35-36),

1) Menurut Mandibergh, media sosial adalah media yang mewadahi kerja sama di antara pengguna yang menghasilkan konten.

2) Menurut Shirky, media sosial dan perangkat lunak merupakan alat untuk meningkatkan kemampuan pengguna untuk berbagi (to share), bekerja sama (to co-operate) di antara pengguna dan melakukan tindakan secara kolektif yang semuanya berada di luar kerangka onstitusional maupun organisasi.

3) Boyd menjelaskan media sosial sebagai kumpulan perangkat lunak yang memungkinakan individu maupun komunitas untuk berkumpul, berbagi, berkomunikasi, dan dalam kasus tertentu saling berkolaborasi atau bermain.

4) Menurut Van Dijk , media sosial adalat platform media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktivitass maupun berkolaborasi. Karena itu, media sosial

(28)

dapat dilihat sebagai medium (fasilitator) online yang menguatkan hubungan antarpengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial.

5) Meike dan Young mengartikan kata media sosial sebagai konvergensi antara komunikasi personal dalam arti saling berbagi di antara individu (to be shared one-to-one) dan media publik untuk berbagi kepada siapa saja tanpa ada kekhususan individu.

Dapat diambil kesimpulan bahwa definisi media sosial adalah medium di internet yang memungkinkan pengguna mempresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual.

b. Karakteristik Media Sosial

Penggunaan umum internet dan teknologi informasi telah berkembang pesat, seperti yang disampaikan Mansour (2017) bahwa teknologi informasi telah berevolusi dalam hal penyebaran informasi yang meluas serta memberikan pengalaman pedagogis yang sangat besar. Media yang biasa dipakai beberapa orang untuk melakukan komunikasi dan membagikan informasi pastinya mempunyai karakteristik-karakteristik khusus.

Nasrullah (2017:15) menyebutkan beberapa karakteristik media sosial, yaitu sebagai berikut:

1) Jaringan (Network)

(29)

Karakteristik jaringan yang dimiliki oleh media sosial yang terbentuk antar setiap pengguna adalah sebuah jaringan yang dimediasi oleh perangkat teknologi seperti handphone, komputer, tablet, kemudian membentuk sebuah komunitas, contohnya yaitu Instagram, Facebook, Line, Twitter, TikTok, dan lain-lain. Sehingga para pengguna dapat berinteraksi dari pengguna satu ke pengguna yang lain.

2) Informasi (Information)

Bagi setiap pengguna media sosial , informasi adalah hal yang selalu dihasilkan dan disalurkan setiap pengguna. Karena pada dasarnya pengguna media sosial adalah tempat aktivitas manusia yang dipublikasikan oleh pengguna media sosial itu sendiri. Sehingga para pengguna juga dapat berinteraksi berdasarkan informasi yang mereka dapatkan atau biasanya disebut sebagai network society.

3) Arsip (Archive)

Fitur arsip adalah salah satu fitur yang ada dalam media sosial, yang menjelaskan bahwa setiap informasi yang telah disimpan oleh pengguna media sosial tidak akan hilang, sehingga dapat diakses kapan saja dan dapat menggunakan perangkat apapun. Misalnya, pengguna Facebook telah mengunggah sebuah foto atau video, maka informasi unggahan tidak akan hilang meskipun sudah berganti jam, hari, bulan, bahkan tahun.

(30)

4) Interaksi (Interactivity)

Terbentuknya jaringan antarpengguna merupakan karakter dasardari media sosial, jaringan tidak hanya untuk memperluas hubungan pertemanan atau pengikut di internet, akan tetapi juga harus dibangun dengan interaksi antar pengguna tersebut. Contohnya, saling mengomentasi atau memberi tanda jempol atau love pada postingan pengguna lain atau dapat berkirim pesan kepada pengguna lain baik di Facebook maupun di Instagram.

5) Simulasi Sosial (Simulation of Society)

Media sosial adalah tempat yang dapat digunakan oleh para penggunanya untuk bersosialisasi dengan pengguna yang lain. Oleh karena itu, media sosial dapat diibaratkan sebagai sebuah negara, dalam media sosial memiliki aturan dan etika yang harus dipatuhi oleh para penggunanya. Proses interaksi yang terjadi di media sosial mampu menggambarkan keadaan yang nyata, namun terkadang interaksi itu merupakan simulasi yang berbeda.

6) Konten oleh Pengguna (User Generated Content)

Konten oleh pengguna mempunyai maksud bahwa term ini menunjukkan di media sosial, konten sepenuhnya milik dan berdasarkan kontribusi pengguna atau pemilik akun. Konten oleh pengguna ini tidak hanya memproduksi konten di ruangnya sendiri,

(31)

tetapi dapat juga mengonsumsi konten yang dihasilkan oleh pengguna lain.

7) Penyebaran (Shared)

Penyebaran dalam media sosial merupakan karakteristik dari media sosial yang menunjukkan bahwa seorang pengguna media sosial tidak hanya membuat dan melihat konten saja, namun pengguna juga dapat menyebarkan suatu informasi yang mereka dapatkan melalui konten tersebut yang hanya sekedar opini ataupun fakta.

c. Jenis-jenis Media Sosial

Menurut Nasrullah (2017:39) setidaknya ada enam kategori besar untuk melihat pembagian media sosial, yaitu:

1) Media Jejaring Sosial (Social Networking)

Media jejaring sosial merupakan media yang paling popular.

Media ini adalah sarana yang biasa digunakan oleh para pengguna untuk berhubungan sosial, termasuk konsekuensi atau efek dari hubungan sosial tersebut di dunia virtual. Karakter utama dari ini adalah setiap pengguna dapat membentuk jaringan pertemanan, baik yang sudah diketahui atau belum, dan kemungkinan dapat saling bertemu di dunia nyata sehingga mampu membentuk jaringan pertemanan baru. Contoh dari media sosial ini adalah Facebook yang mempunyai fungsi feeds, share, dan comment (Witek & Grettano, 2012:242). Selain itu, menurut

(32)

Anggraini Vita (2022) sosial media lain yang termasuk dalam social networking adalah WhatsApp.

2) Jurnal Online (Blog)

Blog biasanya digunakan oleh penggunanya untuk mengunggah aktivitas kesehariannya, saling mengomentari dan berbagi, baik tautan web lain maupun informasi lainnya. Pada mulanya blog merupakan suatu bentuk situs pribadi yang berisi kumpulan tautan ke situs lainnya yang dianggap menarik dan diperbarui setiap harinya. Namun seiring berkembangnya waktu, Blog banyak bermunculan jurnal atau tulisan keseharian pengguna media tersebut dan terdapat kolom komentar yang dapat diisi oleh pengguna lain.

Secara mekanis, media sosial jenis ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kategori personal homepage, yakni pemilik menggunakan nama domain sendiri seperti .com atau .net. Sedangkan yang kedua dengan menggunakan fasilitas penyedia halaman weblog gratis, seperti wordpress atau blogspot.

3) Jurnal Online sederhana atau mikroblog (Micro Blogging)

Jurnal Online merupakan jenis media sosial yang memfasilitasi penggunanya untuk menulis dan mempublikasikan aktivitas serta pendapatnya. Contoh Jurnal Online yang palig banyak digunakan adalah Twitter.

(33)

4) Media Berbagi (Media Sharing)

Media Berbagi merupakan jenis media sosial yang memfasilitasi penggunanya untuk berbagi media, mulai dari dokumen, video, audio, gambar, dan lain sebagainya. Contoh dari media berbagi adalah YouTube, Flickr, Photo-Bucket. Adieb Maulana (2022) mengatakan bahwa TikTok juga termasuk ke dalam media sharing. Selain itu, Tongkotow et al (2022:3) menyebutkan bahwa Instagram juga termasuk dalam media berbagi, yaitu berbagi foto.

5) Penanda Sosial (Social Bookmarking)

Penanda Sosial merupakan media sosial yang bekerja untuk mengorganisasi, menyimpan, mengelola, dan mencari informasi atau berita tertentu secara online. Situs Penanda Sosial diantaranya delicious.com, stumbleUpon.com, Digg.com, Reddit.com, dan untuk di Indonesia ada LintasMe.

6) Media Konten Bersama atau Wiki

Media Konten Bersama adalah situs yang kontennya hasil kolaborasi dari para penggunanya. Mirip dengan kamus atau ensiklopedia, Wiki menghadirkan kepada para pengguna mengenai pengertian, sejarah, hingga rujukan buku atau tautan tentang suatu kata.

Dalam prakteknya, penjelasan-penjelasan tersebut dikerjakan oleh pengunjung, artinya ada kolaborasi atau kerja sama dari semua pengunjung untuk mengisi konten dalam situs ini.

(34)

d. Manfaat Media Sosial

Media sosial merupakan salah satu wujud perkembangan teknologi yang menawarkan berbagai manfaat bagi para pengguna. Manfaat media sosial bagi pengguna secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu manfaat bagi individu dan organisasi kelompok (Widyasari, 2018:10). Berikut adalah manfaat penggunaan media sosial bagi individu:

1) Media komunikasi digital

Media sosial membantu pengguna berinteraksi dengan siapa pun dan kapan pun melalui koneksi internet.

2) Sarana pembelajaran dan pengembangan diri

Melimpahnya informasi di dunia maya menjadikan media sosial sebagai salah satu sarana pembelajaran dan pengembangan diri.

3) Media hiburan

Konten yang tersebar di media sosial saat ini sangatlah beragam dan tidak sedikit masyarakat yang menjadikan media sosial sebagai salah satu media hiburan dalam aktivitas sehari-hari.

4) Membuka lapangan pekerjaan

Ada banyak sekali pekerjaan yang lahir dari perkembangan media sosial. Sebut saja pembuat konten, penulis artikel hingga berjualan adalah contoh pekerjaan yang dapat dilakukan dengan bantuan media sosial.

(35)

Pemanfaatan media sosial juga memberikan pengaruh pada dunia pendidikan seperti yang telah dipaparkan oleh Yanuarita dan Wiranto (2018:35), yakni sebagai berikut:

1) Menambah Variasi dan Gaya Belajar

Media sosial menawarkan banyak sekali fitur untuk keperluan belajar, tidak hanya berupa teks saja, tetapi ada juga yang berupa audio, visual, dan video. Dari medi tersebut, mahasiswa dapat memanfaatkan media sosial sebagai sarana penunjang untuk pembelajaran di kelas.

2) Mempersempit Jarak dan Waktu

Pada masa pandemi, interet khususnya media sosial menyumbangkan banyak manfaat untuk berlangsungnya pembelajaran jarak jauh. Misalnya melakukan pembelajaran hanya dengan aplikasi WhatsApp, bertatap muka bisa menggunakan aplikasi Google Meet atau Zoom.

3) Meringankan Pekerjaan Dosen

Dengan adanya media sosial, media pembelajaran juga semakin banyak. Dosen dapat memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk memberikan materi baik harus membuat konten terlebih dahulu atau hanya membagikan konten yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan.

(36)

e. Media Sosial dalam Perspektif Al Qur’an dan Hadits

Teknologi adalah hal yang sangat melekat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat saat ini. Dalam Islam sendiri tidak pernah mengekang umatnya untuk maju dan mengikuti perkembangan zaman. Justru umat Islam sangat mendukung kemajuan umatnya untuk melakukan penelitian dan pengembangan dalam bidang apapun termasuk dalam bidang teknologi.

Kemajuan teknologi yang begitu pesat telah memicu munculnya produk-produk teknologi canggih seperti radio, televisi, internet, alat-alat komunikasi, dan barang-barang lainnya. Dengan adanya internet, maka juga muncul yang namanya media sosial. Banyak yang menggunakan media sosial mulai dari anak-anak, remaja, bahkan orang tua. Hal tersebut tentu juga harus dalam batas yang wajar dalam menggunakan media sosial. Selain itu sebagai pengguna yang bijak juga harus dapat memnafaatkan media sosial untuk hal-hal yang positif, sebisa mungkin menghindari mencari atau melakukan hal-hal yang kurang baik dalam penggunaan media sosial.

Adapun adab yang harus diperhatikan ketika menggunakan media sosial menurut Wening (2021) yaitu pengguna harus menggunakan media sosial untuk menyebarkan kebaikan dan mencegah keburukan, seperti yang tertuang dalam Q.S Ali Imran (3): 110, yang bunyinya:

َّم أ َرْيَخ ْم تْن ك ْۗ ِهَّللاِب َنو نِم ْؤ ت َو ِرَكْن مْلا ِنَع َن ْوَهْنَت َو ِفو رْعَمْلاِب َنو ر مْأَت ِساَّنلِل ْتَج ِرْخ أ ة

َنو قِساَفْلا م ه رَثْكَأ َو َنو نِمْؤ مْلا م هْنِم َۚ ْم هَل ا ًرْيَخ َناَكَل ِباَتِكْلا لْهَأ َنَمآ ْوَل َو

Artinya:

(37)

“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S. Ali Imran [3]: 110)

Pada ayat di atas sudah sangat jelas bahwa syarat menjadi umat yang baik adalah jika memenuhi tiga hal, yaitu menyuruh pada kebaikan, mencegaah keburukan, dan keduanya dilandasi atas dasar keimanan kepada Allah SWT. Ketiga tuntunan ini harus dipraktikkan oleh setiap Muslim dalam beraktivitas di media sosial, jika memang ingin masuk ke dalam kategori sebagai umat terbaik.

Yang selanjutnya yaitu tidak menghina dan mengumbar kebencian serangan untuk menjelek-jelekkan di media sosial individu, kelompok bahkan agama tidak pernah sepi. Hal ini bisa disalurkan melalui gambar meme, video, dan sebagainya. Sebagai seorang muslim yang baik menyikapinya, sebaiknya para pengguna media sosial harus memikirkan dulu apa yang akan di unggah di media sosial.

Ajaran Islam menuntut seseorang untuk selektif dalam menerima berita atau kabar, serta tidak mudah percaya begitu saja sebelum mengetahui kebenarannya. Hal tersebut ditegaskan dalam al Qur’an Surat Al Hujurat (49): 6, yang berbunyi:

(38)

تَف ةَلاَهَجِب ٌۢاًم ْوَق ا ْو بْي ِص ت ْنَا ا ْٰٓو نَّيَبَتَف اَبَنِب ٌۢ قِساَف ْم كَءۤاَج ْنِا ا ْٰٓو نَمٰا َنْيِذَّلا اَهُّيَآٰٰي ا ْو ُِبْص

َنْيِمِدٰن ْم تْلَعَف اَم ىٰلَع

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (Q.S. Al-Hujurat [49]: 6)

Ketelitian dan kehati-hatian harus menjadi etos setiap Muslim dalam beraktivitas di media sosial. Hal ini mengingat sering kali banyak jebakan yang siap merangkap, misalnya dengan meyakini sesuatu sebagai kebenaran sebelum mengetahui duduk perkara sebenarnya, kemudian menyebarkannya. Jika ternyata berita atau kabar tersebut tidak valid maka akan semakin memperkeruh keadaan.

2. Literasi

a. Pengertian Literasi

Secara etimologis, literasi berasal dari bahasa latin literatus yang berarti

‘learned person’ atau “orang belajar”. Hal ini didasarkan pada masa abad pertengahan yang memberikan suatu penialian bahwa seseorang disebut

“literatus” apabila orang tersebut dapat dan mahir membaca dan menulis dalam bahasa latin. Menurut Suwandi (2019:4) literasi dapat dimaknai sebagai kemampuan membaca dan menulis dengan menggunakan bahasa tulis.

(39)

Pada awalnya, individu yang literat atau melek aksara adalah individu bisa membaca, bisa memahami lambang-lambang bunyi bahasa dan menggunakannya untuk aktivitas membaca teks. Dengan kata lain, kegiatan literasi ini bertujuan untuk menjadikan seseorang dari tidak bisa membaca menjadi bisa membaca.

Literasi kemudian meningkat terkait dengan kemauan dan kebiasaan mengoptimalkan kemampuan membaca menjadi salah satu aktivitas keseharian. Artinya seseorang terbiasa mengakses informasi dan ilmu pengetahuan melalui kegiatan membaca. Tidak heran jika kegiatan literasi ini salah satu fokusnya untuk menjadikan dan meningkatkan membaca sebagai kebiasaan setiap hari, maka dari itu pendidikan literasi telah muncul tidak hanya sebagai strategi, namun juga kebutuhan yang harus berkembang (Mcanulty, 2020:99). Sedangkan Reardon dalam Suwandi (2019:12) mengemukakan literasi adalah kemampuan untuk mengakses, mengevaluasi, dan mengintegrasi informasi dari area yang luas dari sumber-sumber tekstual adalah sebagai syarat tidak hanya untuk kesuksesan pendidikan seseorang tetapi menaikkan mobilitas ekonomi dan sosial.

Pengertian literasi diperluas dengan berkembang pesatnya teknologi dan informasi dan multimedia. Literasi teknologi, informasi, dan multimedia ini terkait dengan kenyataan bahwa teknologi informasi sekarang menjadi sarana penting dalam kehidupan. Semua hal sekarang

(40)

disampaikan melalui teknologi informasi, muali dari berita, ekonomi, budaya, agama, pendidikan, dan sebagainya.

Teknologi dan informasi menjadi kebutuhan wajib bagi seseorang saat ini, setiap hari setiap orang tidak bisa lepas dari teknologi dan informasi karena akses informasi semuanya ada disitu. Dari sinilah, literasi teknologi dan informasi atau ada yang menyebutnya sebagai literasi media menjadi suatu kebiasaan di era sekarang ini.

Literasi teknologi informasi atau literasi media ini berkaitan dengan tiga hal, yaitu kemampuan seseorang dalam menggunakan teknologi informasi dan media dengan benar, kemampuan seseorang dalam menggunakan teknologi informasi dan media dengan baik, dan kemampuan seseorang dalam memanfaatkan teknologi informasi dan media untuk mengembangkan potensi yang oleh setiap penggunanya.

Muara literasi teknologi informasi dan media adalah kemampuan memahami, menggunakan, dan memanfaatkan teknologi informasi dan media baik dalam upaya menambah wawasan informasi dan ilmu pengetahuan sehingga dimanfaatkan untuk mengembangkan diri.Menurut (Suwandi, 2019:15) Hal ini dapat dilihat bahwa tujuan literasi melalui teknologi informasi dan media ini memanfaatkan teknologi untuk memudahkan dan memecahkan berbagai persoalan. Melalui teknologi informasi dan media ini kehidupan seseorang akan lebih baik lagi, baik dari

(41)

aspek penguasaan ilmu pengetahuan, sosila-budaya, kepribadian-karakter, sampai pada kesejahteraan ekonomi.

Hal senada juga diungkapkan oleh Abidin & yunus (2018:21) bahwa literasi dikenal dengan multiliterasi yang mengandung pengertian sebagai keterampilan menggunakan beragam cara untuk menyatakan dan memahami ide-ide dan informasi dengan menggunakan berbagai bahasa, misalnya menggunakan bahasa, visual, multimedia, dan sebagainya.

Dengan penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa berlimpahnya informasi telah disampaikan dengan berbagai saluran, tidak semata hanya saluran bahasa saja, melainkan juga dapat melalui saluran media visual, audio, grafis, bahasa, sampai pada gerak dan sebagainya. Untuk itulah multiliterasi menjadi bagian penting dalam kehidupan saat ini karena multiliterasi terkait dengan kemampuan orang dalam memahami berbagai saluran informasi yang saat ini berkembang pesat.

b. Jenis-jenis Literasi

Menurut Waskim dalam Dewi dan Rizal (2019) menjelaskan jenis-jenis literasi sebagai berikut:

1) Literasi dasar (Basic Literacy) adalah kemampuan dasar dalam membaca, menulis, mendengarkan, dan berhitung. Literasi jenis ini bertujuan untuk mengoptimalkan kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung.

(42)

2) Literasi perpustakaan (Library Literacy), setelah memiliki kemampuan dasar maka literasi perpustakaan untuk mengoptimalkan literasi perpustakaan yang ada. Maksudnya, pemahaman tentang keberadaan perpustakaan sebagai salah satu akses mendapatkan informasi. Pada dasarnya literasi perpustakaan, antara lain: memberikan pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan periodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan perpustakaan, dan lain sebagainya.

3) Literasi media (Media Literacy) yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio, media televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan penggunaannya. Hal tersebut relevan dengan pernyataan Hobbs (2005:866) bahwa literasi media mengacu pada pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang diperlukan untuk menggunakan dan menafsirkan media. Gammon dan White (2015) juga menyampaikan bahwa dengan cara mendidik mahasiswa dalam literasi media sebagian besar difokuskan pada penerimaan pasif, layar, dan kertas. Selain itu literasi media, khususnya literasi berita berperan untuk membedakan berita palsu dan fakta bagi para konsumen informasi (Ameen & Naeem, 2020).

(43)

4) Literasi teknologi (Technology Literacy) yaitu kemampuan dalam mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan dengan teknologi seperti perangkat keras (Hardware), perangkat lunak (Software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi.

Tujuan literasi ini yaitu dapat memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet.

5) Literasi visual (Visual Literacy) adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audiovisual secara kritis dan bermartabat. Literasi visual hadir dari pemikiran bahwa suatu gambar bisa ‘dibaca’ dan artinya bisa dikomunikasikan dari proses membaca

b. Kategori dalam Literasi Digital

Menurut Harandi (2018) ada empat dimensi literasi digital, diantaranya adalah capability, critical literacy, citizenry, dan safety. Sedangkan versi yang lain mengatakan terdapat sembilan kategori literasi digital (Amin, 2020:62) yakni sebagai berikut:

1) Tersedianya situs internet dan jejaring sosial 2) Kemampuan menggunakan platform yang berbeda 3) Mampu menjaga privasi dalam bersosial media 4) Mampu menggunakan identitas yang benar

(44)

5) Terampil mempublikasikan konten edukasi di berbagai aplikasi 6) Mengatur dan mengidentifikasi berbagai konten

7) Mampu membuat konten baru dari media digital

8) Mampu mencari, mengakses, menyaring, memilih informasi dengan benar

9) Mampu membagikan gagasan pembelajaran atau karya ilmiah pribadi.

c. Manfaat Literasi

Manfaat literasi digital dapat dilihat daritingkat literasi digital, penjelasannya adalah sebagai berikut (Fitriyani & Mukhlis, 2021:16):

1) Information

Mengidentifikasi, mencari, mengambil, menyimpan, menemukan, mengatur, dan menganalisa informasi digital, menilai relevansi dan tujuannya. Dalam hal ini, mahasiswa diharapkan dapat mengeksplorasi informasi yang didapatkan, mengevaluasi informasi, mengkonversi informasi yang didapatkan sebelumnya kemudian membaginya kepada orang lain. Semakin zaman berkembang maka akan semakin mudah mendapatkan informasi yang baru sehingga mahasiswa harus menguasai dimensi ini agar dapat membedakan informasiyang akurat atau yang tidak akurat, yang pada akhirnya dapat memudahkan mahasiswa untuk dapat mengonversi informasi menjadi pengetahuan yang valid.

(45)

2) Comunication

Pada elemen komunikasi mahasiswa diharapkan mampu memiliki kemampuan untuk berdiskusi tentang materi melalui online baik dengan grup atau individu.

3) Content Creation

Pada elemen content-creator mahasiswa diharapkan mampu memiliki kemampuan membuat konten, dan mempelajari materi dengan kreatif membuat konten. Dimensi ini dapat memberikan pengaruh yang besar kepada mahasiswa untuk dapat menumbuhkan kreativitas mereka.

4) Safety

Pada elemen ini mahasiswa diharuskan memiliki etika yang baik dalam menggunakan perangkat digital.

5) Problem-Solving

Pada elemen ini mahasiswa diharuskan memiliki kemampuan mengatasi masalah tentang materi dalam pembelajaran dan juga tentang masalah kehidupan sehari-hari melalui dunia digital, dan mampu memecahkan masalah yang mereka hadapi. Dimensi ini mengarahkan para mahasiswa agar mampu memanfaatkan duinia digital dan mampu bertindak kreatif, sehingga membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas.

(46)

d. Literasi dalam Perspektif Al Qur’an dan Hadits

Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi budaya literasi. Hal ini dibuktikan melalui salah satu isi kandungan dari al Qur’an yang memerintahkan umat manusia untuk menggunakan segenap potensinya agar berpikir dan merenungkan ayat-ayat-Nya. Secara garis besar hal ini tercantum dalam ayat yang pertama kali turun yaitu Qur’an Surat Al ‘Alaq ayat 1-5 yang oleh para mufasir dianggap dasar perintah membangun peradaban yang maju melalui perintah membaca dalam konteks yang sangat luas (Mujib, 2016:21).

Yusuf Qardawi menyatakan bahwa ayat pertama yang diturunkan kepada Rasulullah Saw merupakan petunjuk akan keutamaan belajar dan ilmu pengetahuan. Perintah membaca merupakan kunci ilmu pengetahuan dan alat untuk mentransformasikannya menggunakan qalam (Yusuf Qardhawi, 1998:91).

Berikut adalah Qur’an Surat Al ‘Alaq ayat 1-5:

ََۚقَلَخ ْيِذَّلا َكِ ب َر ِمْساِب ْأ َرْقِا -

١ َۚ قَلَع ْنِم َناَسْنِ ْلْا َقَلَخ -

٢ ُۙ م َرْكَ ْلْا َكُّب َر َو ْأ َرْقِا -

٣ ُِۙمَلَقْلاِب َمَّلَع ْيِذَّلا -

٤ ْْۗمَلْعَي ْمَل اَم َناَسْنِ ْلْا َمَّلَع -

٥

Artinya:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpak darah. Bacalah, tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”. Q.S Al ‘alaq (96):

1-5.

Abuddin Nata (2011:65–66) menjelaskan bahwa dalam lima ayat tersebut terdapat lima komponen pokok pendidikan yaitu:

(47)

1) Komponen proses, yakni dengan membaca dalam arti seluas- luasnya

2) Komponen humanisme-teosentris, hal ini dapat dipahami dari kalimat bismirabbika.

3) Komponen peserta didik, yaitu manusia yang dapat dipahami dari kalimat al-insan.

4) Komponen sarana, yaitu bil qalam

5) Komponen kurikulum, yaitu maa lam ya’lam, segala sesuatu yang belum diketahui manusia.

B. Kajian Penelitian Terdahulu

Berikut adalah beberapa hasil penelitian terdahulu yang terdapat kesamaan dengan judul penelitian yang diangkat peneliti dari segi tema, metode penelitian, dan variabel antara lain:

Pertama yaitu penelitian dari Izzatin Nida mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga pada tahun 2019. Pada penelitian terdahulu tersebut lebih memfokuskan pada pemanfaatan media internet dalam pembelajaran PAI kelas IX di SMP N 1 Yogyakarta (Nida, 2019). Sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti berfokus pada pemanfaatan media sosial sebagai sarana literasi mahasiswa pendidikan agama Islam Universitas Raden Mas Said Surakarta.

(48)

Penelitian yang kedua berasal dari Tesis Waode Sriwahyuni mahasiswa pascasarjana Universitas Hasanuddin pada 2017. Fokus penelitian terdahulu tersebut adalah analisis pemanfaatan media sosial dalam menunjang proses pembelajaran siswa SMU N 1 Makassar dengan menggunakan pendekatan kuantitatif (Sriwahyuni, 2017). Sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti berfokus pada pemanfaatan media sosial sebagai sarana literasi mahasiswa pendidikan agama Islam Universitas Raden Mas Said Surakarta.

Penelitian ketiga berasal dari artikel jurnal yang diteliti oleh Eka Yanuarti dan Devi Purnama sari pada tahun 2019 (Yanuarti dan Sari, 2019).

Jurnal ini membahas tentang peran dosen dalam memanfaatkan media sosial sebagai sarana literasi pembelajaran mahasiswa PAI IAIN Curup. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti berfokus pada pemanfaatan media sosial sebagai sarana literasi mahasiswa pendidikan agama Islam Universitas Raden Mas Said Surakarta.

Keempat adalah penelitian dari Neng Dewi Kurnia, Riche Cynthia Johan, dan Gema Rullyana program studi Perpustakaan dan Ilmu Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian terdahulu tersebut menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskripsi korelasional, yang berfokus pada hubungan pemanfaatan media sosial Instagram dengan kemampuan literasi media di UPT Perpustakaan ITENAS

(49)

(Kurnia, Johan, dan Rullyana, 2018). Sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan berfokus pada pemanfaatan media sosial sebagai sarana literasi mahasiswa pendidikan agama Islam Universitas Raden Mas Said Surakarta.

Kelima adalah penelitian yang dilakukan oleh Akbar Haddadi dan Mona Bokharaei, penelitian tersebut berfokus pada dampak teknologi sosial pada proses manajemen pengetahuan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, penelitian ini dilakukan di kantor pusat perusahaan Asuransi di Teheran, Iran (Harandi et al., 2018). Sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan berfokus pada pemanfaatan media sosial sebagai sarana literasi mahasiswa pendidikan agama Islam Universitas Raden Mas Said Surakarta.

(50)

C. Kerangka Berpikir

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Faktor

1. Kemajuan Teknologi dan Informasi

2. Dampak Saat Pandemi Covid 19 3. Masa Setelah Pandemi Covid 19

Pemanfaatan Media Sosial sebagai Sarana Literasi bagi Mahasiswa PAI

UIN Raden Mas Said Surakarta

Media Jejaring Sosial: Facebook,

WhatsApp

Blog dan Micro Blogging: Blogspot,

Twitter Media Sharing:

Instagram,TikTok, Youtube, Google

Scholar

(51)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Bogdan dan Taylor dalam J Moleong (2007:4) mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Dasar pemikiran digunakannya metode ini agar dapat mengetahui fenomena yang ada dan dalam kondisi yang alamiah, di samping itu agar peneliti dapat terjun langsung ke lapangan bersama objek penelitian. Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada atau keadaan gejala apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Suharsimi, 2000:309).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif supaya peneliti dapat mengetahui secara mendalam berdasarkan fakta-fakta yang ada mengenai bagaimana mahasiswa Pendidikan Agama Islam angkatan 2019 Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Raden Mas Said Surakarta, dalam memanfaatkan media sosial sebagai sarana literasi. Dan bersifat deskriptif karena peneliti ingin menganalisis hal yang sedang berlangsung saat ini, yaitu penggunaan media sosial sebagai sarana literasi, serta faktor pendukung dan penghambat penggunaan media sosial sebagai sarana literasi.

(52)

B. Setting Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta yang bertempat di jalan Pandawa, Pucangan, Kartasura, Sukoharjo. Kegiatan penelitian dilaksanakan dalam waktu kurang lebih empat bulan lamanya terhitung dari bulan Juni-Oktober 2022.

C. Subjek dan Informan 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu yang akan diteliti. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Agama Islam UIN Raden Mas Said Surakarta angkatan 2019 yang menggunakan media sosial secara aktif.

Penentuan subjek penelitian dengan cara menyebar Google Form kepada mahasiswa PAI angaktan 2019. Dari hasil penelitian melalui Google Form, Peneliti memilih kelas PAI B angkatan 2019 untuk dilakukan penelitian lebih mendalam karena sesuai dengan aspek yang akan diteliti.

2. Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi informan penelitian adalah dosen Pendidikan Agama Islam yaitu Bapak Fauzi Annur karena dosen tersebut mengajar di kelas PAI B angkatan 2019 dan Petugas Akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah untuk mendapatkan profil fakultas.

(53)

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari suatu penelitian adalah untuk mendapatkan data. Sugiyono (2016:225) menyebutkan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data mengenai pemnfaatan media sosial sebagai sarana literasi mahasiswa PAI, selain itu juga digunakan untuk mengetahui tentang keadaan lembaga pendidikan atau gambaran umum Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Raden Mas Said Surakarta. Peneliti melakukan observasi dengan cara menyebar Google form kepada mahasiswa PAI angkatan 2019 dengan tujuan agar mengetahui presentase penggunaan media sosial oleh mahasiswa PAI angkatan 2019. Setelah itu, peneliti melakukan penelitian dengan cara mengikuti dan mengamati akun-akun media sosial yang dimiliki oleh mahasiswa PAI angkatan 2019 untuk mengetahui bagaiman pemanfaatan media sosial untuk kebutuhan pendidikan dan literasi mereka.

2. Wawancara

Pada wawancara ini Peneliti menggunakan metode wawancara semiterstruktur, dengan tujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara dimintai pendapat, dan

(54)

ide-idenya (Sugiyono, 2016:233). Pedoman wawancara yang digunakan berupa Pemanfaatan Media Sosial sebagai Sarana Literasi bagi Mahasiswa PAI yang akan ditanyakan.

Pihak yang diwawancarai atau informan diminta untuk menjelaskan pengalamannya tentang pemanfaatan media sosial sebagai sarana literasi.

Proses tanya jawab dilakukan di kampus UIN Raden Mas Said Surakarta dan dilakukan secara daring melalui WhatsApp. Peneliti juga menggunakan alat bantu seperti perekam suara pada SmartPhone untuk merekam hasil wawancara atas izin informan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Peneliti mengumpulkan tentang gambaran umum Fakultas Tarbiyah UIN Raden Mas Said Surakarta yang meliputi identitas, visi dan misi, struktur organisasi, jumlah dosen, sarana dan prasarana, dan dokumen lain yang menunjang penelitian ini. Selain itu dokumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi foto dari akun media sosial mahasiswa PAI, serta dokumen-dokumen penting yang mendukung penelitian ini.

(55)

E. Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang diperoleh. Agar data dalam penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan sebagai penelitian ilmiah perlu dilakukan uji keabsahan data. Dan berikut adalah uji keabsahan data menurut Sugiyono (2016:271–274) yang akan digunakan dalam penelitian ini:

1. Ketekunan Pengamatan

Peneliti akan meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi- dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti, mengikuti perkembangan penggunaan media sosial oleh mahasiswa PAI UIN Raden Mas Said Surakarta.

2. Triangulasi

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber data ini dilakukan dengan cara membandingkan melalui berbagai sumber yang berbeda yakni mahasiswa PAI angkatan 2019 dan dosen PAI. Dengan menggali informasi tertentu melalui kegiatan wawancara, observasi, dan dokumen. Hal ini dimaksudkan agar memperoleh data yang akurat.

(56)

b. Triangulasi Metode

Triangulasi dengan metode dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda. Triangulasi ini bertujuan untuk mengecek metode pengumpulan data yaitu metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Metode triangulasi dilakukan dengan cara:

1) Membandingkan data wawancara dengan observasi

2) Membandingkan hasil wawancara dengan data dokumentasi

3) Membandingkan hasil observasi pertama dengan obsevasi berikutnya.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengujian keabsahan dengan membandingkan hasil wawancara peneliti dengan mahasiswa PAI angkatan 2019 tentang pemanfaatan media sosial sebagai sarana literasi dan pendidikan dengan hasil observasi yang dilakukan Peneliti terhadap akun-akun media sosial yang digunakan oleh mahasiswa PAI angkatan 2019. Peneliti juga membandingkan hasil wawancara dengan dokumentasi yang diberikan oleh mahasiswa terkait dengan pemanfaatan media sosial.

(57)

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2016:244). Analisis yang dilakukan peneliti dalam hal ini dengan menggunakan analisis deskriptif, yaitu digambarkan dengan kata-kata ataupun kalimat. Analisis data terdiri dari tiga alur, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Gambar 3.1. Analisis Data Model Miles dan Huberman a. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas

(58)

dan memudahkan peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya (Sugiyono, 2016:247).

Peneliti akan melakukan reduksi data setelah memperoleh data tentang pemanfaatan media sosial sebagai sarana literasi, yaitu dengan memfokuskan pada hal-hal yang penting terkait pemanfaatan media sosial sebagai sarana literasi bagi mahasiswa PAI, sehingga memberikan gambaran yang jelas kepada Peneliti.

b. Penyajian Data

Setelah tahap reduksi data, langkah selanjutnya yaitu penyajian data.

Dalam penelitian kualitatif, data yang akan disajikan biasanya berupa uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan yang paling sering digunakan untuk menyajikan data adalah dengan uraian teks sehingga mudah untuk dipahami dan membantu Peneliti dalam menarik kesimpulan sesuai data-data yang diperoleh di lokasi penelitian.

Penelitian ini menggunakan triangulasi dalam keabsahan data.

Triangulasi yang dipakai Peneliti secara spesifik adalah triangulasi teknik, dengan melakukan pengumpulan data menggunakan sumber data yang sama dengan metode yang berbeda yaitu, teknik observasi dan wawancara.

c. Penarikan Kesimpulan

Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan. Peneliti akan menyimpulkan hasil penelitian sesuai dengan analisis data yang telah diperoleh dan melihat hasil penelitian-penelitian

(59)

sebelumnya, agar temuan yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap, setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kasual atau interaktif, hipotesis ataupun teori.

(60)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. FAKTA TEMUAN 1. Gambaran Umum

a. Sejarah PAI FIT UIN Raden Mas Said Surakarta

Sejarah Pendirian dan Status Akreditasi Program studi PAI berdiri berdasarkan ijin yang dikeluarkan oleh Dirjen Binbaga Islam nomor: E/218/1999 tanggal 27 Juli 1999. Kemudian diperpanjang dengan SK Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Nomor: Dj.I/33/2008 tertanggal 30 januari 2008. Pada awal berdirinya, program studi ini belum memiliki ketua program studi, sehingga masih dirangkap oleh pejabat Ketua Jurusan yang kala itu adalah Ibu Dra. Hj. Tasnim Muhammad, M.Ag. Periode berikutnya, dilanjutkan oleh Bapak Drs.

Sukirman, M.Ag. Pada saat periode inilah mulai ada pengangkatan Ketua Program Studi PAI yang kemudian menetapkan Ibu Khuriyah, M.Pd., sebagai Kaprodinya. Beliau kemudian menjabat sebagai Kaprodi PAI selama 2 (dua) periode, yaitu mulai dari tahun 2002-2006 dan 2006-2010.

Setelah perubahan status dari STAIN ke IAIN, kemudian dilakukan pemilihan Kaprodi baru dan yang terpilih kemudian

(61)

menjabat adalah Bapak Drs. Subandji, M.Ag. Mulai tahun 2013 terpilih Kajur PAI Ibu. Dra. Hj. Noor Alwiyah, M.Pd. kemudian dilanjutkan oleh Dr. Fauzi Muharom, M.Ag sebagai Ketua Jurusan PAI untuk periode 2015-2019. Namun pada pertengahan periodenya yaitu pada tahun 2017, Ketua Jurusan PAI diganti oleh Drs.Suluri, M.Pd., pada periode tahun 2019-2023 jabatan Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam kembali dijabat oleh Drs. Suluri, M.Pd. dan Abdulloh Hadziq, S.Pd.I., M.Pd.I. sebagai Sekretaris.

Program studi PAI telah terakreditasi B berlaku 5 (lima) tahun sejak tanggal 18 April 2008-18 April 2014 berdasarkan keputusan BAN-PT Nomor: 001/ BAN-PT/Ak/XI/S1/IV/2008. Pada saat ini Akreditasi Program Studi PAI telah diperbarui dan terakreditasi B (344) berlaku 5 (lima) tahun sejak tanggal 22 Nopember 2013-22 Nopember 2018 berdasarkan keputusan BAN-PT Nomor:

237/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/XI/2013. Pada saat ini, prodi PAI telah terakreditasi A yang berlaku selama lima tahun sejak tanggal 25 Juli 2017 berdasarkan keputusan BAN-PT Nomor: 2383/SK/NAN PT/Akred/S/VII/2017. (Dokumentasi Website Fakultas Ilmu Tarbiyah, 2021)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas pasangan suami istri di Dusun Meduran Desa Kidangbang Kecamatan Wajak Kabupaten Malang memiliki tingkat kematangan emosi

antrian dengan distribusi waktu antar kedatangan dan waktu pelayanan kereta berdistribusi Eksponensial, dengan jumlah fasilitas pelayanan sebanyak 2 jalur, disiplin

di atas menunjukkan bahwa metode pengujian viabilitas Paper Piercing Test menunjukan perbedaan yang tidak nyata terhadap tinggi bibit benih baru dan lama, tetapi

Penelitian kajian isi lambung ikan tapah (Wallago leeri) di Way Kiri Tulang Bawang Barat bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makan ikan tapah di perairan Way

Berdasarkan data yang ditemukan oleh peneliti bahwa Efektivitas website www.sman5samarinda.sch.id sebagai media komunikasi dan informasi adalah efektif karena

1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram, Mataram, Indonesia. Dosen dapat memanfaatkan media sosial sebagai media pembelajaran berbasis literasi

Pada masa pendemi ini banyak hal yang dihadapi untuk bisnis usaha mikro menengah dan masalah yang dihadapi oleh mitra kami, Peak Coffee adalah harga kopi yang dianggap

Sementara, Soetrisno (1998) mendefinisikan diversifikasi pangan lebih sempit (dalam konteks konsumsi pangan) yaitu sebagai upaya menganekaragamkan jenis pangan yang