• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

Penelitian mengenai media sosial pada umumnya mengacu dalam hal pengaruh sosial dan komunikasi dalam kehidupan. Semakin berkembangnya pemikiran manusia akan berdampak pula terhadap kehidupan sosial pada umumnya, karena apabila semakin banyak manusia yang ingin mengembangkan suatu hal tersebut, maka akan berdampak serta merasakan secara langsung terhadap masyarakat lainnya. Hal ini juga berlaku dalam teknologi, karena dengan semakin berkembang nya teknologi yang ada, maka masyarakat pun akan merasakan dampak baik ataupun buruk terhadap kemajuan teknologi ini. Apabila dilihat serta dikaitkan kemajuan teknologi ini dengan penunjang media-media yang ada, yang dalam hal ini akan sangat berkaitan erat dengan kegiatan ekonomi, maka bukan hal yang dapat dikesampingkan untuk kita tidak memikirkan adanya kaitan yang terjadi antara kemajuan teknologi, terhadap penunjang-penunjang media dan kegiatan ekonomi terhadap masyarakat luas.

Masyarakat modern adalah masyarakat konsumtif. Masyarakat yang terus menerus berkonsumsi. Konsumsi telah menjadi budaya, yaitu budaya konsumsi. Bagi masyarakat konsumen, saat ini hampir tidak ada ruang dan waktu tersisa untuk menghindari diri dari serbuan berbagai informasi yang berurusan dengan kegiatan konsumsi. Di rumah, kantor, di sekolah ataupun tempat-tempat lain masyarakat tidak henti-hentinya disajikan berbagai informasi yang menstimulasi konsumsi melalui iklan di tv, koran, ataupun majalah. Fenomena masyarakat konsumsi tersebut, yang telah melanda sebagian besar wilayah dunia, saat ini juga sudah terjadi pada masyarakat Indonesia, baik masyarakat

perkotaan maupun pedesaan. Menurut Yasraf Amir Piliang, fenomena yang menonjol dalam masyarakat Indonesia saat ini yang menyertai kemajuan ekonomi adalah berkembangnya budaya konsumsi yang ditandai dengan berkembangnya gaya hidup.

Untuk itu penelitian ini mengambil beberapa variabel yang menghubungkan mengenai pendidikan dengan perbedaan akses media sosial berdasarkan menonton televisi, minat baca dan perilaku konsumsi.

Teori yang akan mendukung penelitian ini dan variabel yang menghubungkannya sebagai berikut :

1. Teori Pembelajaran Sosial

Teori pembelajaran sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang tradisional (behavioristik). Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1986). Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip-prinsip teori-teori belajar perilaku, tetapi memberi lebih banyak penekanan pada kesan dari isyarat - isyarat pada perilaku, dan pada proses-proses mental internal. Jadi dalam teori pembelajaran sosial kita akan menggunakan penjelasan-penjelasan reinforcement eksternal dan penjelasan-penjelasan kognitif internal untuk memahami bagaimana kita belajar dari orang lain. Dalam pandangan belajar sosial, manusia itu tidak didorong oleh kekuatan-kekuatan dari dalam dan juga tidak dipukul oleh stimulus- stimulus lingkungan.

Teori belajar sosial menekankan, bahawa lingkungan-lingkungan yang dihadapkan pada seseorang secara kebetulan. lingkungan-lingkungan itu kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya sendiri. Menurut Bandura, sebagaimana yang dikutip oleh (Kardi, S., 1997: 14) bahwa sebagian besar manusia

belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain. Inti dari teori pembelajaran sosial adalah pemodelan (modelling), dan permodelan ini merupakan salah satu langkah paling penting dalam pembelajaran terpadu.

Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan (observational learning).

Pertama, pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondisi yang dialami orang lain atau vicarious conditioning. Contohnya, seorang pelajar melihat temannya dipuji atau ditegur oleh gurunya kerana perbuatannya, maka ia kemudian meniru melakukan perbuatan lain yang tujuannya sama ingin dipuji oleh gurunya. Kejadian ini merupakan contoh dari penguatan melalui pujian yang dialami orang lain atau vicarious reinforcement. Kedua, pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku suatu model meskipun model itu tidak mendapatkan penguatan atau

pelemahan pada saat pengamat itu sedang memperhatikan model itu

mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh pengamat tersebut dan mengharapkan mendapat pujian atau penguatan apabila menguasai secara tuntas apa yang dipelajari itu. Model tidak harus diperagakan oleh seseorang secara langsung, tetapi kita dapat juga menggunakan seseorang pemeran atau visualisasi tiruan sebagai model.

Sama seperti pendekatan teori pembelajaranan terhadap kepribadian, teori pembelajaran sosial berdasarkan pada hujah yang diutarakan beliau bahawa sebahagian besar daripada tingkah laku manusia adalah sebahagian daripada hasil pemerolehan, dan prinsip pembelajaranan sudah mencukupi untuk menjelaskan bagaimana tingkah laku berkembang. Akan tetapi, teori-teori sebelumnya kurang memberi perhatian pada konteks sosial dimana tingkah laku ini muncul dan kurang

memperihalkan fakta bahawa banyak peristiwa pembelajaranan terjadi dengan perantaraan orang lain. Maksudnya, semasa melihat tingkah laku orang lain, individu akan pembelajaran meniru tingkah laku tersebut atau dalam hal tertentu menjadikan orang lain sebagai model bagi dirinya.

2. Perilaku konsumen

a. Pengertian perilaku konsumen

Perilaku konsumen merupakan proses yang dinamis yang mencakup perilaku individual, kelompok dan anggota masyarakat yang secara terus menerus mengalami perubahan. Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1994), agar dapat memahami perilaku konsumen secara tepat dengan memperhatikan tindakan langsung yang dilakukan konsumen dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut. Perilaku yang dilakukan antar konsumen tentu akan beragam sesuai dengan kondisi konsumen, situasi dan kondisi eksternal yang mempengaruhinya.

Merujuk pada pendapat Hawkins dan Mothersbaugh, perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi serta proses yang dilakukan untuk memilih, mengamankan, menggunakan dan memperhatikan produk, jasa, pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhannya dan dampaknya terhadap konsumen dan masyarakat.

Hal yang hampir sama diungkapkan oleh Schiffman dan Kanuk (2007) bahwa perilaku konsumen merupakan studi yang mengkaji bagaimana individu membuat

keputusan membelanjakan sumber daya yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang dan usaha) untuk mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan dikonsumsi.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku konsumen ialah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu yang berhubungan dalam proses pengambilan keputusan untuk mendapatkan, menggunakan barang-barang dan jasa secara ekonomis serta dapat dipengaruhi oleh lingkungan.

Seorang ekonom yang bernama James S. Dusenberry (Andersson, 2006) menyebutkan bahwa konsumsi seseorang banyak dipengaruhi oleh konsumsi orang lain dalam hubungan sosialnya. Duesenberry menyebutnya sebagai konsep

Demonstration Effect. Demonstration Effects yang dimaksud di sini adalah efek peniruan oleh masyarakat dalam mengkonsumsi barang karena terpengaruh oleh pola konsumsi kelompok masyarakat lain yang lebih kaya atau berpenghasilan tinggi. Tak jarang masyarakat juga meniru pola konsumsi para bintang dunia. Bagaimana para bintang dunia itu berpenampilan, baik pakaian, sepatu, tas dan assesoris lainnya, kemudian kendaraan apa yang digunakan para bintang tersebut, akan ditiru oleh masyarakat.

b. Macam-macam perilaku konsumen

Setiap konsumen mempunyai selera yang berbeda satu dengan yang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga selera akan mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang. Jika dilihat dari perilaku konsumen dalam mengonsumsi suatu barang dibedakan menjadi dua macam, yaitu perilaku konsumen rasional dan perilaku konsumen irasional.

1) Perilaku Konsumen Rasional

Suatu konsumsi dapat dikatakan rasional jika memerhatikan hal-hal berikut : (a) Barang tersebut dapat memberikan kegunaan optimal bagikonsumen (b) Barang tersebut benar-benar diperlukan konsumen

(c) Mutu barang terjamin

(d) Harga sesuai dengan kemampuan konsumen 2) Perilaku Konsumen Irasional

Suatu perilaku dalam mengkonsumsi dapat dikatakan tidak rasional jika konsumen tersebut membeli barang tanpa dipikirkan kegunaannya terlebih dahulu, contohya yaitu :

(a) Tertarik dengan promosi atau iklan baik di media cetak maupun elektronik

(b) Memiliki merk yang sudah dikenal banyak konsumen (c) Ada bursa obral atau bonus-bonus dan banjir diskon (d) Gengsi

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Kotler dan Armstrong (2006:159), faktor yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen adalah faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis.

1) Faktor kebudayaan

Faktor kebudayaan memiliki pengaruh yang paling luas dan mendalam pada perilaku konsumen.

a) Budaya

Budaya adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang atau faktor penentu paling pokok dari keinginan seseorang.

b) Sub Budaya

Tiap budaya mempunyai sub budaya yang lebih kecil, atau kelompok orang dengan sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama, yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggota mereka.

c) Kelas Sosial

Kelas sosial adalah pembagian yang relatif permanen dan berjenjang dalam masyarakat di mana anggotanya berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama.

2) Faktor sosial

a) Kelompok Referensi

Perilaku seseorang yang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil yang mempunyai pengaruh langsung ataupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut.

b) Keluarga

Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Anggota keluarga pembeli dapat memberi pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembeli atau perilaku konsumsi.

c) Peran dan Status

Orang berpartisipasi dalam banyak kelompok, keluarga, klub maupun organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat ditentukan dalam segi peran dan status.

3) Faktor pribadi

a) Usia dan Tahap Siklus Hidup

Daur hidup orang akan mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang kehidupan mereka. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai dengan bertambahnya usia.

b) Pekerjaan

Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi barang dan jasa yang akan dibeli.

c) Situasi Ekonomi

Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk yang akan dibeli.

d) Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang menunjukan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya. e) Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian merupakan karakteristik kecenderungan merespon individu melintasi situasi yang serupa atau mirip. Setiap orang akan mempunyai karakteristik pribadi yang menyebabkan perilaku pembeliannya. Kepribadian adalah sekumpulan sifat psikologis manusia yang

menyebabkan respon yang relatif konsisten dan tahan lama terhadap rangsangan lingkungan (termasuk perilaku pembeliannya)

4) Fakor psikologis a) Motivasi

Motivasi merupakan kekuatan yang enerjik yang menggerakan perilaku dan memberi tujuan dan arah pada perilaku.

b) Persepsi

Persepsi yaitu proses yang digunakan oleh individu untuk memilih dan mengorganisasikan masukan informasi guna menciptakan gambaran yang mempunyai arti.

c) Pembelajaran

Pembelajaran dapat mendorong perubahan dalam perilaku kita yang timbul dari pengalaman.

d) Kepercayaan dan Sikap

Melalui pembelajaran, seseorang akan mendapatkan suatu kepercayaan dan sikap. Pada akhirnya, kepercayaan dan sikap ini mempengaruhi perilaku pembelian seseorang.

d. Tipe perilaku pembelian konsumen

Menurut Kotler (2006:177) bahwa ada 4 (empat) tipe perilaku pembelian konsumen berdasarkan pada tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan di antara merek sebagai berikut:

Perilaku pembelian konsumen dalam situasi yang ditentukan oleh keterlibatan konsumen yang tinggi dalam pembelian dan perbedaan yang dianggap signifikan antarmerek. Perilaku membeli ini terjadi pada waktu membeli produk-produk yang mahal, tidak sering dibeli, berisiko dan dapat mencerminkan pembelinya, seperti mobil, televisi, jam tangan, komputer pribadi, pakaian, dan lain-lain.

2) Perilaku pembelian pengurangan disonansi/ ketidakcocokan (Dissonance Reducing Buying Behaviour)

Perilaku pembelian konsumen dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan tinggi tetapi hanya ada sedikit anggapan perbedaan antar merek.Perilaku membeli ini terjadi untuk pembelian produk yang mahal, tidak sering dilakukan, berisiko, dan membeli secara relative cepat karena perbedaan merek tidak terlihat misalnya karpet, pipa PVC, keramik, dan lain- lain.Pembeli biasanya mempunyai respon terhadap harga atau yang memberikan kenyamanan. Konsumen akan memperhatikan informasi yang mempengaruhi keputusan pembelian.

3) Perilaku pembelian kebiasaan (Habitual Buying Behaviour)

Perilaku pembelian dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen rendah dan anggapan perbedaan merek sedikit. Konsumen memilih produk secara berulang bukan karena merek produk, tetapi karena konsumen tidak mengevaluasi kembali mengapa mereka membeli produk tersebut.

Perilaku ini biasanya terjadi pada produk-produk seperti gula, air mineral dalam kemasan, garam, deterjen, dan lain-lain.

4) Perilaku pembelian mencari keragaman (Variety Seeking Buying Behaviour)

Perilaku pembelian konsumen yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen yang rendah tetapi dengan anggapan perbedaan merek yang signifikan. Konsumen berperilaku dengan tujuan mencari keragaman dan bukan kepuasan. Jadi dalam perilaku ini, merek bukan merupakan suatu yang mutlak.Perilaku pembeli yang mencari keragaman biasanya terjadi pada produk-produk yang sering dibeli, harganya murah dan konsumen sering mencoba merek-merek baru.

e. Komunikasi

Teori Konumikasi pada dasarnya sangat dibutuhkan dalam menerapkan suatu komunikasi baik komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal, ataupun komunikasi massa karena kegunaan dari teori komunikasi sebagai penjelas dan pemberi suatu informasi terhadap objek-objek komunikasi dan agar supaya para komunikan bisa menyerap dengan sangat apa yang disampaikan oleh komunikator adapun yang sangat dibutuhkan dalam komuikasi termasuk dalam menerapkan teori komunikasi adalah komunikator, media, pesan, pemirsa dan umpan balik. Dan dari kesekian elemen komunikasi yang paling banyak mempunyai peran penting dalam proses berkomunikasi adalah seorang komunikator jika seorang komunikator handal maka umpan baliknya akan tercapai dengan sangat baik. paling penting dalam teori

komunikasi adalah bagaimana kita bias membangun komunikasi tersebut dengan baik dan jelas.

Teori komunikasi banyak yang menjelaskan dari berbagai kalangan terutama dari kalangan pakar-pakar ilmu komunikasi dan dari definsi-definisi di atas tersebut saya bias menyimpulkan bahwa teori komunikasi adalah relasi dari berbagai konsep-konsep komunikasi yang ada dan diterapkan secara keseluruhan atau sebagian oleh para komunikator yang ada kaitannya dengan proses komunikasi.

f. Media Masa

Media Massa (Mass Media) sering disingkat jadi “media” saja adalah channel, media, saluran, sarana, atau alat yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa, yakni komunikasi yang diarahkan kepada orang banyak.

Komunikasi media massa adalah sarana penyampai pesan yang berhubungan langsung dengan masyarakat luas misalnya radio, televisi, dan surat kabar. Media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti tengah atau perantara. Massa berasal dari bahasa Inggris yaitu mass yang berarti kelompok atau kumpulan. Dengan demikian, pengertian media massa adalah perantara atau alat-alat yang digunakan oleh massa dalam hubungannya satu sama lain

Jenis-jenis media masa adalah:

1. Media Massa Cetak (Printed Media).

Media massa yang dicetak dalam lembaran kertas. Dari segi formatnya dan ukuran kertas, media massa cetak secara rinci meliputi koran atau suratkabar, tabloid , majalah, buku, newsletter, dan buletin. Isi

media massa umumnya terbagi tiga bagian atau tiga jenis tulisan: berita, opini, dan feature.

2. Media Massa Elektronik (Electronic Media).

Jenis media massa yang isinya disebarluaskan melalui suara atau gambar dan suara dengan menggunakan teknologi elektro, seperti radio, televisi, dan film.

3. Media Online (Online Media, Cybermedia).

media massa yang dapat kita temukan di internet (situs web). Misalnya path, instagram, twitter, facebook, WhatsApp, LINE dan

BeeTalk. g. Media Sosial

Layanan jejaring sosial adalah layanan dalam jaringan, platform, atau situs yang bertujuan memfasilitasi pembangunan jaringan sosial atau hubungan sosial di antara orang-orang yang memiliki ketertarikan, aktivitas, latar belakang, atau hubungan dunia nyata yang sama. Suatu layanan jejaring sosial terdiri dari perwakilan masing- masing pengguna (biasanya berupa profil), hubungan sosialnya, dan berbagai layanan tambahan. Kebanyakan layanan ini berbasis web dan penggunanya berinteraksi melalui Internet, seperti surat elektronik dan pesan instan. Layanan komunitas dalam jaringan kadang dianggap sebagai layanan jejaring sosial, meski dalam artian yang lebih luas layanan jejaring sosial bersifat terpusat pada individu, sementara layanan komunitas daring bersifat terpusat pada grup. Situs-situs jejaring sosial memungkinkan pengguna berbagi ide, aktivitas, acara, dan ketertarikan di dalam jaringan individunya masing-masing.

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.

h. Televisi

a. Pengertian Televisi

Televisi adalah sebuah mediatelekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam-

putih) maupun berwarna.Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata tele ( "jauh") dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga

televisi dapat diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan.” (http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi)

Dalam Ensiklopedi Indonesia, televisi dimaksudkan sebagai sistem pengambilan, registrasi, penyimpanan, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik.Gambar ditangkap dengan kamera televisi diubah menjadi sinyal listrik dan dikirim langsung lewat kawat kepada pesawat penerima.Lazimnya penyampaian gambar sekarang menggunakan gelombang elektromagnetis yang disiarkan statsiun pemancar televisi, pesawat penerima mengubah gelombang elektromagnetis menjadi gambar dan suara.

b. Manfaat Televisi

Mengkonsumsi televisi manurut cara-cara yang baik, akan menghasilkan manfaat bagi anak. (Buletin Perpustakaan UGM No.33, 2000 : 30)

Televisi dalam menyajikan hal bentuk visual pada dasarnya telah membuat anak-anak mempermudah mengenal huruf dan penampilan visual dalam bentuk benda yang belum mereka kenal.

b) Merupakan kacamata dunia sekitar

Anak-anak dalam memenuhi keingintahuan tentang segala sesuatu diseputar kehidupan baik yang dekat maupun yang jauh dapat tertolong.

c) Membukukan cakrawata kehidupan

Begitu rumitnya kehidupan sehingga tanpa bantuan orang lain rasanya sulit bagi anak untuk mencermati kehidupan sendiri.

d) Sebagai penunjang datam pelajaran sekolah khususnya dalam hal pengetahuan umum. Harus pandai-pandai memanfaatkan informasi yang diberikan televisi dari berbagai keberagaman muatan dan fungsi sebagai penunjang bagi pengetahuan yang diperoleh dari sekolah

c. Dampak Anak-Anak Menonton Televisi

Dampak yang timbul bagi anak-anak akibat menonton televisi menurut Nasution, 1997: 206 bisa dilihat dari:

a) Perilaku

Peniruan perbuatan kekerasan. Kekhawatiran para psikolog, pemimpin agama, bila anak-anak secara rutinitas melahap aneka ragam acara dalam berbagai bentuk format, terutama film kekerasan maka punya kemungkinan besar akan meniru dalam kesehariannya mereka.

b) Sikap

Tidak dapat membedakan khayalan dengan kenyataan. Dapat dimaklumi anak-anak berpandangan mereka yang tampil dilayar televisi merupakan hal yang nyata. Hal ini disebabkan berpikirnya anak masih sederhana.

c) Pendidikan

Menghabiskan waktu. Banyak waktu yang dihabiskan anak hanya untuk rnenonton televisi, sehingga mengurangi aktivitas yang lain seperti bermain dengan sesamanya, membantu kedua orang tua, mengerjakan tugas belajar dan tugas rumah.

d) Mengurangi minat belajar

e) Budaya dan agama

Dapat mengurangi identitas nasional dan kekaguman yang berlebihan kepada budaya barat. Segala sesuatu yang menjadi jati diri bangsa menjadi berkurang, namun jika timbul kekaguman terhadap apa saja yang tampil dilayar TV, hal-hal yang buruk yang ada haruslah dicegah. Mengaburkan nilai-nilai agama. Banyak sajian televisi yang tidak mengindahkan norma-norma keagamaan bahkan bertentangan dengan nilai sosial budaya yang baik.

i. Minat Baca

Minat merupakan gambaran sifat dan ingin memiliki kecenderungan tertentu.Minat juga diartikan suatu momen dari kecenderungan yang terarah secara intensif pada suatu tujuan atau objek yang dianggap penting. Objek yang menarik

perhatian dapat dapat membentuk minat karena adanya dorongan dan kecenderungan untuk mengetahui, memperoleh, atau menggali dan mencapainya.

Minat baca adalah merupakan hasrat seseorang atau siswa terhadap bacaan, yang mendorong munculnya keinginan dan kemampuan untuk membaca, diikuti oleh kegiatan nyata membaca bacaan yang diminatinya. Minat baca bersifat pribadi dan merupakan produk belajar menurut Sudarman dalam http://indiharsono.blogspot

(2008). Ada beberapa jenis minat baca bisa melalui :

a. Minat baca spontan, yaitu kegiatan membaca yang dilakukan atas kemauan inisiatif pribadi, tanpa pengaruh dari pihak lain atau pihak luar.

b. Minat baca terpola yaitu kegiatan membaca yang dilakukan masyarakat sebaga hasil atau akibat pengaruh langsung dan disengaja melakukan serangkaian tindakan dan program yang terpola terutama kegiatan belajar mengajar di sekolah. Tradisi membaca dan menulis memang belum dapat diharapkan dari masyarakat menurut Sugono dalam http://indiharsono.blogspot(2009). Banyak faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan membaca antara lain :

a. Tingkat inteligensi

b. Kemampuan berbahasa

c. Sikap, minat, emosi

d. Keadaan membaca

e. Kebiasaan membaca

f. Pengetahuan tentang cara membaca

Membaca adalah suatu kebiasaan yang harus ditanamkan, harus dipupuk, harus dibina, harus dididik. Pembinaan itu tidak hanya terbatas kepada penguasaan teknik membaca saja, melainkan juga kepada pemilihan bahan bacaan. Anak-anak harus secara cepat dan tepat menentukan apakah bahan bacaan yang dia hadapi itu ada nilai untuk dibaca atau tidak.

Faktor -faktor yang menghambat pembinaan minat baca :

a. Tidak adanya atau kurangnya kegemaran membaca buku yang baik yang

dicontohkan oleh orang-orang tua termasuk guru-guru.

b. Tidak adanya atau kurangnya bahan-bahan bacaan yang baik yang dapat memuaskan dahaga anak-anak akan bacaan.

c. Tidak adanya pendidikan dan pembinaan membaca, termasuk pendidikan teknik membaca disekolah.

d. Kemajuan teknologi lebih menarik perhatian e. Daya beli bacaan masih sangat kurang

Minat baca usia remaja sering didominasi berbagai hal yang sifatnya menghibur pilihan jenis buku yang sering mereka konsumsi adalah cerita-cerita hiburan, kemajuan teknologipun juga tidak kalah pentingnya dalam dominasi penghambat minat baca remaja akibat teknologi yang lebih canggih dan menarik perhatian dan waktu luang mereka.

Dokumen terkait