BAB III METODE PENELITIAN
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Menurut Noor (2010), variabel merupakan suatu sebutan yang dapat diberi nilai angka (kuantitatif) atau nilai mutu (kualitatif). Variabel penelitian pada dasarnya merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah akses media sosial ditinjau dari minat baca, menonton televise dan perilaku konsumsi.
2. Definisi Operasional a. Akses Media sosial
Akses media sosial adalah durasi penggunaan media sosial. Indikator untuk mengukur variable pemanfaatan media sosial adalah:
- Frekuensi pemanfaatan media sosial
Frekuensi pemafaatan media sosial adalah berapa kali responden menggunakan atau mengakses media sosial dalam jangka waktu satu hari. Hal ini dapat dilihat melalui:
(1) 5 kali atau lebih aplikasi diberi skor 5
(2) 3-4 kali diberi skor 4
(3) 1-2 kali diberi skor 2
- Durasi penggunaan media sosial
Durasi penggunaan media sosial adalah berapa lama responden menggunakan atau mengakses media social dalam satu kali akses. Hal ini dapat dilihat melalui:
(1) 1 jam atau lebih diberi skor 5
(2) 45 menit diberi skor 4
(3) 30 menit diberi skor 2
(4) Kurang dari 15 menit diberi skor 1
- Jumlah aplikasi media sosial yang diakses
Jumlah aplikasi media sosial adalah banyakanya aplikasi media sosial yang dimiliki. Hal ini dapat dilihat dari:
(1) 5 aplikasi atau lebih diberi skor 5
(2) 3 aplikasi diberi skor 4
(3) 2 aplikasi diberi skor 2
(4) 1 aplikasi diberi skor 1
b. Minat Baca
Minat baca adalah kegemaran OMK membaca buku. Indikator untuk mengukur variable Minat Baca adalah:
- Frekuensi membaca buku
Frekuensi membaca buku adalah berapa kali responden membaca buku dalam jangka waktu 1 hari. Hal ini dapat dilihat dari:
(1) > 5 kali atau lebih diberi skor 4
(3) 3 kali diberi skor 2
(4) <2 diberi skor 1
- Durasi membaca buku
Durasi membaca buku adalah berapa lama responden membaca buku dalam jangka waktu 1 hari. Hal ini dapat dilihat melalui:
(1) 5 jam diberi skor 5
(2) 4 jam diberi skor 4
(3) 2 jam diberi skor 2
(4) < 1 jam diberi skor 1
- Jenis buku yang dibaca
Jenis buku yang dibaca adalah macam atau ragam buku yang dibaca per bulan. Hal ini dapat dilihat melalui:
(1) Buku pelajaran diberi skor 5
(2) Majalah atau koran diberi skor 4
(3) Novel diberi skor 2
(4) Komik diberi skor 1
- Jumlah buku yang dibaca
Jumlah buku yang dibaca adalah banyaknya buku yang dibaca per bulan. Hal ini dapat dilihat melalui:
(1) > 5 diberi skor 5
(2) 4 diberi skor 4
(3) 3 diberi skor 2
c. Intensitas menonton televisi
Menonton televisi adalah tingkat keseringan melihat siaran televisi sebagai media audio visual dengan tingkat perhatian tertentu. Indikator untuk mengukur variabel menonton televisi adalah:
- Frekuensi menonton televisi
Frekuensi menonton televisi adalah berapa kali responden menonton televisi dalam jangka waktu 1 hari. Hal ini dapat dilihat melalui:
(1) 5 kali diberi skor 5
(2) 4 kali diberi skor 4
(3) 3 kali diberi skor 2
(4) < 2 kali diberi skor 1
- Durasi menonton televisi dalam sehari
Durasi menonton televisi adalah berapa lama responden menonton televisi dalam jangka waktu 1 hari. Hal ini dapat dilihat melalui:
(1) 5 jam diberi skor 5
(2) 3 jam diberi skor 4
(3) 2 jam diberi skor 2
(4) 1 jam diberi skor 1
- Jenis acara televisi yang ditonton
jenis acara televisi yang ditoton adalah macam atau ragam acara televisi yang ditonton per hari. Hal ini dapat dilihat melalui:
(2) Berita diberi skor 4
(3) Talk show diberi skor 2
(4) Pertandingan sepak bola diberi skor 1
d. Perilaku Konsumsi
Perilaku konsumsi adalah tindakan OMK dalam mengkonsumsi atau membeli suatu barang (pakaian, tas, sepatu, makanan, minuman, dan lain-lain) untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan mereka. Indikator untuk mengukur variabel perilaku konsumsi adalah:
- Perilaku OMK dalam memilih tempat perbelanjaan
- Perilaku OMK dalam mengkonsumsi makanan dan minuman
- Perilaku OMK dalam menggunakan uang saku
- Perilaku OMK dalam mengisi waktu luang
- Perilaku OMK dalam memilih barang-barang branded
Kategori perilaku konsumsi siswa dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1) Perilaku konsumsi rasional
Perilaku konsumsi rasional dalam penelitian ini berarti siswa membeli atau mengkonsumsi suatu barang atas dasar kebutuhan. OMK yang mempunyai sifat yang rasional, yaitu OMK membeli barang yang benar-benar dibutuhkan, OMK tidak memiliki kebiasaan berbelanja di mall atau department store, mutu atau kualitas barang baik atau dengan kata lain OMK tidak terlalu mementingkan merk pada barang tersebut, OMK membeli dengan harga yang sesuai kemampuan OMK. Oleh karena itu, OMK yang berada dalam kelompok ini memiliki perilaku
konsumsi yang didasarkan oleh kebutuhan yang rasional dan dapat mengontrol pengeluarannya.
2) Perilaku konsumsi cukup rasional
Perilaku konsumsi cukup rasional dalam penelitian ini berarti OMK membeli atau mengkonsumsi suatu barang atas dasar kebutuhan dan keinginan. OMK yang memiliki perilaku konsumsi cukup rasional, yaitu OMK terkadang membeli barang karena kebutuhannya namun terkadang membeli karena ada bursa obral, diskon, atau bonus-bonus. OMK tidak selalu berbelanja di mall atau
department store, OMK mengisi waktu luangnya untuk belajar dan mengunjungi pusat keramaian, OMK tidak harus selalu makan dengan harga yang mahal. Dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumsi cukup rasional ini OMK tidak selalu bertindak rasional tetapi juga terkadang bertindak irasional.
3) Perilaku konsumsi kurang rasional
Perilaku konsumsi kurang rasional dalam penelitian ini berarti OMK tersebut mengkonsumsi atau membeli barang tanpa memikirkan kegunaanya terlebih dahulu. Perilaku konsumsi ini hanya memuaskan kepuasan atau keinginan semata, seperti OMK cenderung boros dalam menggunakan uangnya, OMK memiliki kebiasaan berbelanja di mall, OMK mengisi waktu luangnya dengan berkunjung ke tempat hiburan (mall, game center, cafe, dll), OMK membeli barang-barang branded padahal tidak terlalu membutuhkannya, OMK membeli barang yang kurang dapat memberikan kegunaan optimal. Oleh karena itu, OMK yang berada dalam kelompok ini memiliki perilaku konsumsi yang tidak
didasarkan oleh kebutuhan yang rasional dan kurang dapat mengontrol pengeluarannya.