• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Pembahasan

1. Akses Media Sosial remaja OMK Paroki St.Yohanes Rasul Pringwulung ditinjau dari minat baca

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaaan frekuensi akses media sosial ditinjau dari minat baca anak muda. Hal ini dibuktikan dari nilai F hitung yang diperoleh sebesar ar 4,214 dengan nilai

sig. sebesar 0,011 (p<0,05). Hasil penelitian ini mengandung arti bahwa adanya perbedaan akses media sosial menjadikan perbedaan minat baca anak muda.

Minat baca jarang menyebabkan frekuensi akses media sosial yang dilakukan remaja juga jarang atau hampir tidak pernah. Anak Muda di Paroki Pringwulung merupakan remaja yang tinggal di lingkungan perkotaan, sehingga banyak temapt hiburan atau hangout bagi remaja- remaja perkotaan, seperti mall, kafe, taman hiburan dan lain-lain, sehingga dapat mengurangi kebiasaan membaca karena waktunya banyak dihabiskan untuk sekolah dan refreshing di tempat hiburan. Hal ini menunjukkan bahwa remaja tidak selalu meluangkan waktu untuk membaca, dan minat baca remaja akan tinggi jika ada bahan bacaan sesuai yang diinginkan atau mampu menarik minat remaja.

Hasil penilain per indikator menunjukkan bahwa jenis bacaan menentukan minat baca seseorang. Remaja lebih sering membaca majalah atau koran. Koran biasanya memuat berita-berita yang up to date, baik berita tentang politik, ekonomi, olahraga dan lain-lain. Sedangkan majalah cenderung memuat tentang gaya hidup dan sekarang banyak majalah khusus remaja, sehingga sesuai dengan minat serta hobi anak muda.

Akses media sosial dan minat baca yang tinggi pada Anak Muda di Paroki Pringwulungmenyebabkan pengetahuan dan informasi yang diperoleh semakin meningkat, termasuk informasi tentang referensi tentang buku, komik, novel terbaru dan lain - lain, sehingga mampu

menarik minat remaja untuk membeli atau membaca buku-buku tersebut. Media sosial merupakan sarana teknologi informasi yang menyediakan berbagai informasi baik tentang ekonomi, politik, budaya, lifestyle, dan lain – lain. Namun kadang informasi yang disediakan hanya sedikit, sehingga untuk menambah informsi atau pengetahuan tersebut Anak Muda di Paroki Pringwulung membaca berbagai buku.

Minat membaca bagi sesorang sangat penting dalam kehidupan sehar-hari karena selain menambah pengetahuan maupun informasi, membaca sebagai salah satu bentuk cara penyadaran bagi sesorang untuk lebih berpikir analitis dan kreatif.

Anak muda yang memiliki minat baca tinggi, jika ada bahan bacaan sesuai yang diinginkan atau mampu menarik minat remaja. Remaja lebih sering membaca majalah atau koran. Koran biasanya memuat berita

– berita yang up to date, baik berita tentang politik, ekonomi, olahraga dan lain – lain. Sedangkan majalah cenderung memuat tentang gaya hidup dan sekarang banyak majalah khusus Anak muda, sehingga sesuai dengan minat serta hobi anak muda.

Sedangkan Anak muda yang jarang membaca buku lebih dari satu dalam setiap harinya, karena faktor kemudahan akses media sosial, dimana remaja lebih senang mencari sumber informasi dengan membuka web atau blog di internet. Bahkan saat ini media sosial mudah di akses dimanapun, dan gadget sudah dilengkapi dengan berbagai aplikasi media sosial. Kemudahan akses media sosial dapat berdampak positif dan negatif bagi

remaja. Media sosial dapat berdampak positif jika remaja dapat memanfaatkan media sosial untuk memperoleh informasi yang bermanfaat untuk mendukung sekolah atau masa depannnya, namun media sosial dapat memberikan dampak negatif juga pada remaja, jika mereka tidak dapat menyaring berita atau informasi dengan baik.

2. Akses media sosial ditinjau dari Intensitas Menonton televisi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaaan akses media sosial ditinjau dari intensitas menonton televisi. Hal tersebut dibuktikan dari nilai F hitung yang diperoleh sebesar 1,322 dengan nilai sig. sebesar 0,281 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian tidak didukung oleh data hasil penelitian. Artinya bahwa dengan akses media sosial tidak menyebabkan perbedaan Intensitas menonton televisi pada Anak Muda di paroki Pringwulung.

Televisi merupakan salah satu media yang secara langsung maupun tidak langsung digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Program-program televisi pun mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan zaman. Program-program televisi tersebut salah satu fungsinya adalah untuk memuaskan manusia atau penonton program- program televisi tersebut. Dengan adanya televisi maka mempermudah kita untuk melihat dunia tanpa batas atau jarak maupun waktu, karena semakin mudahnya mendapat informasi dari televisi maka ini juga akan mempengaruhi manusia dalam hal akses media sosial.

Akses media media sosial tinggi atau sering akan berdampak pada meningkatkan aktivitas menonton televisi. Media televisi sebagai media elektronik yang mudah didapatkan di masyarakat yang berbagai kalangan, entah itu miskin maupun kaya, untuk anak-anak maupun dewasa sehingga dalam kesehariannya masyarakat mampu menemukan televisi. Televisi bagi anak-anak maupun remaja sangat menarik, karena televisi menampilan audio visual yang lengkap dan menarik, dengan acara-acara televisi yang menarik maka remaja tertarik pada sebuah acara televisi, remaja dapat menyaksikan televisi hingga berjam-jam. Media sosial dapat membantu remaja untuk mencari informasi seputar acara-acara favorit di televisi, misalnya jadwal pertandingan olahraga, film dan lain-lain. Dengan demikian media sosial dapat meningkatkan frekuensi menonton televisi. Remaja yang sering mengakses media sosial dapat melakukan dua aktivitas sekaligus, yaitu menonton televisi dan akses media sosial. Remaja saling bertukr informasi dengan teman untuk membahas acara televisi yang sedang ditonton melalui media sosial (misalnya WA, BBM, FB, Chat, Line, Instagram, dll). Acara televisi yang sering dibicarakan oleh remaja lewat media sosial adalah drama, realty show, olahraga, life style, dan lain-lain.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa remaja jarang melihat televisi, hal ini disebabkan karena responden adalah anak muda atau remaja usia sekolah, dan mayoritas adalah mahasiswa, sehingga kegiatan perkualiahan atau sekolah sudah banyak menyita waktu mereka sehari –

hari. Aktivitas menonton televisi lebih banyak dilakukan pada saat waktu luang yaitu malam hari, dan jenis acara televisi juga mempengaruhi frekuensi atau intensitas remaja dalam menonton televisi. Saat ini acara di beberapa televisi bisa diakses melalui media sosial, yaitu melalui youtube, sehingga remaja dapat dilihat rekaman atau siaran ulangnya melalui media sosial.

3. Akses media sosial ditinjau dari Perilaku konsumsi

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaaan akses media sosial ditinjau dari perilaku konsumsi. Hal tersebut dibuktikan dari nilai F hitung yang diperoleh sebesar 5,632 dengan nilai sig. sebesar 0,003 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian didukung oleh data hasil penelitian. Artinya bahwa dengan akses media sosial menyebabkan perbedaan perilaku konsumsi pada Anak Muda di Paroki Pringwulung.

Akses media sosial yang sering dilakukan remaja akan mempengaruhi perilaku remaja, termasuk perilaku konsumsi. Semakin mudah akses media sosial maka perilaku konsumsi remaja cenderung semakin meningkat, karena remaja mudah melakukan transaksi jual beli tanpa harus bertemu langsung. Media sosial juga dengan mudah menghubungkan kelompok sosial dan terjadi saling komunikasi serta pertukaran informasi. Perilaku konsumsi bisa dipengaruhi oleh faktor referen, sehingga dengan adanya komunikasi melalui media sosial seseorang dapat mempengharuhi orang lain. Hal ini sesuai dengan

pendapat Howkins, coney dan Bert (1980), yang mengatakan bahwa kelompok referensi merupakan faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku konsumtif diamana kelompok referensi merupakan suatu kelompok yang memiliki nilai-nilai dan pandangan yang digunakan oleh suatu individu yang termasuk didalamnya sebagai suatun landasan untuk perilakunya. Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Akses media sosial dapat dilakukan melalui perangkat komputer maupun gadget, sehingga dengan mudah remaja mendapat informasi barang -barang yang ditawarkan melalui e – commerce atau online shop.

Perilaku konsumsi remaja cukup rasional artinya remaja ketika membeli barang atua produk memperhatikan barang tersebut dapat memberikan kegunaan optimal bagi konsumen, barang tersebut benar- benar diperlukan konsumen, dan membeli barang sesuai kemampuan. Namun kadang remaja juga tidak dapat menhentikan keinginannya untuk membeli barang walaupun barang tersebut tidak sesuai kebutuhan, hal ini bisa terjadi karena pengaruh media sosial. Saat ini penjualan secara online berkembang sangat pesat, sehingga dengan mengakses aplikasi media sosial seseorang dapat dengan mudah menemukan barang atau produk yang ingin dibeli. Online shop juga menawarkan berbagai produk

kebutuhan remaja baik fashion, buku, alat olahraga, aksesoris dan lain – lain, sehingga mampu menarik minat remaja dan berdampak pada perilaku konsumsinya.

Remaja merupakan makhluk sosial yang memiliki banyak

relationship, sehingga banyak sumber referen yang mempengaruhi keputusannya terutama pola konsumsi pada barang tertentu. Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1995), menyatakan terbentuknya perilaku konsumtif pada remaja di pengaruhi oleh beberapa faktor. Salah stu faktor yang berpengaruh terhadap terbentuknya perilaku konsumtif adalah kelompok referensi. Kelompok referensi adalah sekelompok orang yang dapat mempengaruhi perilaku individu. Seseorang akan melihat kelompok referensinya dalam menentukan produk yang dikonsuminya. Bahkan kelompok referen yang berada pada komunitas atau grup di media sosial juga dapat mempengaruhi perilaku konsumsi pada remaja. Karena melalui media sosial penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memberikan penilaian tertinggi pada indikator menabung jika memiliki dana lebih, artinya remaja cukup rasional dalam membelanjakan uangnya, karena tidak semua uang yang dimiliki digunakan untuk konsumsi, tetapi disisihkan untuk menabung. Hal ini penting mengingat beberapa responden berasal dari luar jawa, sehingga perlu menyisihkan sebagian

dananya untuk ditabung, sehingga jika terjadi sesuatu masih memiliki dana cadangan.

Perilaku konsumsi tidak rasional atau irasional artinya remaja tidak dapat memilih kebutuhan sesuai dengan urutan prioritas, bahkan membeli barang hanya berdasarkan keinginan saja. Biasanya mereka mudah terpengaruh oleh tawaran – tawaran yang ada di media sosial sepeti online shop. Kebiasaan belanja atau perilaku konsumtif remaja juga dipengaruhi oleh uang saku yang diberikan oleh orang tua. Remaja yang memiliki uang saku banyak cenderung irasional dalam berbelanja, karena merasa memiliki cukup uang dan bisa digunakan untuk mmbeli barang atua produk sesuai keinginan tanpa, sedangkan remaja yang uang sakunya kecil lebih rasional dalam berbelanja karena dana yang dimiliki terbatas, sehingga harus bisa memilih atau membeli barang yang benar-benar menjadi prioritas kebutuhan saat itu.

Dokumen terkait