ABSTRAK
PERBEDAAN AKSES MEDIA SOSIAP BERDASARKAN MINAT BACA, INTENSITAS MENONTON TEPEVISI, DAN PERIPAKU KONSUMSI ANAK MUDA DI PAROKI
PRINGWUPUNG MartinustFujitHaryoko UniversitastSanatatDharma
2015
Tujuantpenelitiantinitadalahtuntuktmenganalisistperbedaantaksestmediatsosialtanaktmuda di t Parokit Pringwulung tYogyakarta t berdasarkan t minat t baca, tintensitas tmenonton t televisi, t dan perilakutkonsumsi.
Penelitiantinitmerupakantpenelitiantdeskriptifteksplanatift yangtdilaksanakantpadatbulan Marett2015. tPopulasitdalamtpenelitiantinitadalahtseluruhtanaktmudatParokitPringwulungtyang berjumlaht80torang.tPengambilantsampeltdilakukantsecaratrandomnsamplingndengantjumlaht44 orang.t Datatdikumpulkantdengantkuesioner. tUjitinstrumentberupatujitvaliditastdantreliabilitas yang t diterapkan t pada t variabel takses t media t sosial, t minat t baca, t intensitas t menonton t televisi, perilakutkonsumsi.tTekniktanalisistdatatmenggunakantAnnova.
Hasiltpenelitiantmenunjukkantbahwa:t(1)tterdapattperbedaaantaksestmediatsosialtditinjau dari tminattbacatanaktmudat(Ft =t t4,214,tρt=t 0,011t <t αt= t0,05);t (2)t tidakterdapatt tperbedaaan aksestmediatsosialtditinjautdaritintensitastmenontonttelevisi.t(Ft=tt1,322,tρt=t0,281t<tαt=t0,05); dant(3)tterdapatttperbedaaantaksestmediatsosialtditinjautdaritperilakutkonsumsit(Ft=tt5,632,tρt= 0,003t<tαt=t0,05).t
ABSTRACT
THEtDIFFERENCEStBETWEENttSOCIALtMEDIAtACCESSMENT BASEDtONtTHEtINTERESTtOFtREADING,tTHEtINTENSITYtOFtWATCHING
TELEVISION,tANDtTHEtATTITUDEtCONSUMPTIONtOFtTHEtYOUTHtAT PRINGWULUNGtPARISH
MartinustFujitHaryoko SanatatDharmatUniversity
2015
Thetgoaltoftthiststudytisttotanalyzetthetdifferencestoftsocialtmediataccessmenttbasedton the t interest t of t reading, t the t intensity t of t watching t television, t and t the tattitude t of t youth’s consumptionismtattPringwulungtParish.
ThistresearchtistatdescriptivetexplanatorytwhichtwastcarriedtouttattPringwulungtParishtin Marcht2015.tThetpopulationtoftthiststudytweret80tadultstattPringwulungtParish.tThettechnique ofttakingtsamplestwastrandomtsampling.tThetsamplestweret44tadults.tThetdatatweretcollectedtby using t questionnaires. t The tValidation t and t reliability t were t used tto t testt thet socialt media accessment,tthetinteresttoftreading,tthetintensitytoftwatchingttelevision,tandtthetconsumption attitudetoftthetyouth.tThettechniquetoftanalyzingtthetdatatwastAnnova.
Thetresulttoftthistresearchtindicatestthat:t(1)ttheretistatdifferencetsocialtmediataccessment basedtont the tinteresttoftreadingtof tyouth tattPringwulung tParish t(Ft =t t4,214,tρt=t 0,011t <t αt= 0,05);t(2)ttheretistnotdifferencetintthetsocialtmediataccessmenttbasedtontthetinteresttoftwatching televisiontoftthetyouthtattPringwulungtParish.t(Ft=tt1,322,tρt=t0,281t<tαt=t0,05);tt(3)ttheretista differencet int socialt mediat accessmentt based t on tthe t adults t consumptionism t at t Pringwulung Parisht(Ft=tt5,632,tρt=t0,003t<tαt=t0,05).t
PERBEDAAN AKSES MEDIA SOSIAL BERDASARKAN
MINAT BACA, INTENSITAS MENONTON TELEVISI, DAN
PERILAKU KONSUMSI ANAK MUDA DI PAROKI
PRINGWULUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh:
Martinus Fuji Haryoko NIM: 101324002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
Diriku sendiri
Orang Tuaku Yakobus sukirno dan Florentina
Jumirah yang Terkasih dan keluargaku
Sahabat-sahabatku tercinta
Keluarga Besar Pendidikan Ekonomi
MOTTO
ABSTRAK
PERBEDAAN AKSES MEDIA SOSIAL BERDASARKAN MINAT BACA, INTENSITAS MENONTON TELEVISI, DAN PERILAKU KONSUMSI
ANAK MUDA DI PAROKI PRINGWULUNG YOGYAKARTA
Martinus Fuji Haryoko Universitas Sanata Dharma
2015
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan akses media sosial anak muda di Paroki Pringwulung Yogyakarta berdasarkan minat baca, intensitas menonton televisi, dan perilaku konsumsi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksplanatif yang dilaksanakan pada bulan Maret 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak muda Paroki Pringwulung yang berjumlah 80 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling dengan jumlah 44 orang. Data dikumpulkan dengan kuesioner. Uji instrumen berupa uji validitas dan reliabilitas yang diterapkan pada variabel akses media sosial, minat baca, intensitas menonton televisi, perilaku konsumsi. Teknik analisis data menggunakan Annova.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaaan akses media sosial ditinjau dari minat baca anak muda (F = 4,214, ρ = 0,011 < α = 0,05); (2) tidak terdapat perbedaaan akses media sosial ditinjau dari intensitas menonton televisi. (F = 1,322, ρ = 0,281 < α = 0,05); dan (3) terdapat perbedaaan akses media sosial ditinjau dari perilaku konsumsi (F = 5,632, ρ = 0,003 < α = 0,05).
ABSTRACT
THE DIFFERENCES BETWEEN SOCIAL MEDIA ACCESSMENT BASED ON THE INTEREST OF READING, THE INTENSITY OF WATCHING TELEVISION, AND THE ATTITUDE CONSUMPTION OF THE
YOUTH AT PRINGWULUNG PARISH
Martinus Fuji Haryoko Sanata Dharma University
2015
The goal of this study is to analyze the differences of social media accessment based on the interest of reading, the intensity of watching television, and the attitude of youth’s consumptionism at Pringwulung Parish.
This research is a descriptive explanatory which was carried out at Pringwulung Parish in March 2015. The population of this study were 80 adults at Pringwulung Parish. The technique of taking samples was random sampling. The samples were 44 adults. The data were collected by using questionnaires. The Validation and reliability were used to test the social media accessment, the interest of reading, the intensity of watching television, and the consumption attitude of the youth. The technique of analyzing the data was Annova.
The result of this research indicates that: (1) there is a difference social media accessment based on the interest of reading of youth at Pringwulung Parish (F = 4,214, ρ = 0,011 < α = 0,05); (2) there is no difference in the social media accessment based on the interest of watching television of the youth at Pringwulung Parish. (F = 1,322, ρ = 0,281 < α = 0,05); (3) there is a difference in social media accessment based on the adults consumptionism at Pringwulung Parish (F = 5,632, ρ = 0,003 < α = 0,05).
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kasih, atas semua berkat-Nya
yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini dengan judul “Perbedaan Frekuensi Akses Media Sosial
Berdasarkan Minat Baca, Menonton Televisi, Dan Perilaku Konsumsi Anak
Muda Di Paroki Pringwulung” ini disusun untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam pembuatan skipsi ini tidak lepas dari beberapa pihak yang telah
memberikan bantuan moril, materi, dukungan, bimbingan maupun kerja sama
penulis, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Orang Tua Penulis Bapak Yakobus Sukirno dan Ibu Florentina Jumirah
untuk semua dukungan, doa, kasih sayang, dan motivasi.
2. Brigita Huri Utami,S.Pd yang setia menemani, setia menyanyangi juga
selalu memberi semangat.
3. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Dr. C.Teguh Dalyono, M. S. selaku Dosen Pembimbing I
5. Bapak Indra Darmawan, S.E ., M.Si. Dosen Pembimbing II
6. Ibu Kurnia Martika Sari, S.Pd.,M.Sc yang telah membantu, memberi
7. Seluruh Staff Pengajar di Program Studi Pendidikan Ekonomi, Satpam
USD, Petugas parkir USD, dan Bagian Sarpras USD
8. Ibu Christina Kristiani selaku Tenaga Administrasi Program Studi
Pendidikan Ekonomi, BKK Pendidikan Ekonomi yang selama ini telah
membantu melayani dengan baik dalam hal administrasi juga Bapak
sekretaris MPK USD yang membantu kelancaran Bimbingan.
9. Romo Boni dan Romo Toto yang telah memberikan izin penelitian di
Paroki Pringwulung sehingga penelitian ini Berjalan dengan lancar.
10.Para responden yaitu Orang Muda Katolik (OMK) Paroki St. Yohanes
Rasul Pringwulung dan Konco Kenthel Choir yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner dan juga menjadi suporter
selama pengerjaan skripsi.
11.Kakakku Luciana Fitria Ayunita kedua keponakan super Danang dan
Dinda, juga kakak ipar U.Purwoko, saudaraku Agus Suparyono dan
Dionisius Danar Wenang Adi yang selalu memberikan Dukungan,
semangat dan nasihat untuk menyelesaikan studi.
12.Kakek, nenek, pakde, bude, om, tante, sepupu-sepupuku keluarga besar
mbah Suwito dan mbah Giyono juga kakung putri Boro, Bapak Ibu Pius
Bantul, Bapak Ibu H.Sukaryadi Kendal, Bapak Ibu Bambang Wijanarko
Yogya, Bapak Widada Salatiga, Bapak Ibu Turman Riswanto Kendal,
Bapak Ibu Suradi Kedawung, Bapak Ibu Yulius Purwokerto, Bapak Ibu
Sugimin Cawas, Bapak Ibu Sutikno Palembang, Bapak Suwanto
Ibu Jitu Gamping, Bapak Ibu Srimulyono Wonogiri, Bapak Ibu Sutikno
Palembang, Bapak Ibu nug bojes Pekalongan, Ibu C.H Sumarmi, Ibu
Carolina Handayani Bantul, Ibu MG Purwaningsih Bantul, Ibu Keris
Yogya, Bapak Ibu Bargias Sudarwanto, yang telah memberikan dukungan,
semangat dan doa dalam menyelesaikan tugas akhir.
13.Teman Seperjuangan Christina Dyah Kusumawardhani yang telah menjadi
teman yang baik dalam pengerjaan skripsi dan teman dalam untung dan
malang yang ngehits dan kekinian.
14.Sahabat-sabahatku Yanuarius Bintang Handaru, Ignatius Dwi Setyo
Pamungkas, Natalia Stafiany Devitasari, Maria aryatningtyas Prihastuti,
Adi Anggoro, R.Yanuar Aditama, Ludwina Dearesthea Onevita, Wilfrid
Nicholasiva Farrel Dhanesvara, Maickel Osean Sibuea, Geng SMP
(Mateus danang, L. Agung P, Angela DWBU, Marcelia C, F.Trimartono),
Pendidikan Ekonomi 2010 (Andreas adi S.N, Yasin firmansyah R.A, Fx.
Deni Wantri H, Yohanes Setya Nugroho, Alexander Adi, Romi Agus
Pratomo, Yohanes wien, Anna Prisma, Christina Dyah, Puspitaningtyas,
Jeni Mawar, Veronika Wahyu Andriyani, Dwi Handayani, Milia Rizky
N.A, Romawati dan semua teman-teman Pendidikan Ekonomi 2010), Para
Romo terdekat (Rm.Erwin, Rm.Sukma, Rm.Roni, Rm.Agus, Rm.Yustinus,
Rm.Bony, Rm.Drajad), EX BEMF 2012, Insadha 2010 kel 1 (Andreas
Aditya Junianto, Vincentius Aditya, Fidelis Very, Andreas Patinkin, dan
semuanya), Kos Sedah 126, Tucil Infisa 2011, Emak Kece (guida, gita,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional ... 5
Media Sosial ... 21
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 32
F. Teknik Pengumpulan Data ... 38
G. Instrument Penelitian ... 39
H. Pengujian Instrumen Penelitian ... 40
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50
A. Deskripsi Data ... 50
1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 50
2. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ... 51
3. Deskripsi Responden Berdasarkan Daerah Asal ... 51
4. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Responden ... 52
5. Deskripsi Responden Berdasarkan Perkerjaan Ayah ... 53
6. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Ayah ... 54
7. Deskripsi Responden Berdasarkan Kepemilikan Gadget ... 54
B. Deskripsi Penilaian Responden Terhadap Variabel Penelitian ... 55
1. Deskripsi Akses Media Sosial Responden ... 55
2. Deskripsi Minat Baca Responden ... 56
3. Deskripsi Menonton Televisi Responden ... 57
4. Deskripsi Perilaku Konsumsi Responden ... 59
C. Analisis Data ... 60
D. Pembahasan ... 63
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 72
A. Kesimpulan ... 72
B. Keterbatasan ... 73
C. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 73
DAFTAR TABEL
Tabel III.1 Kisi-kisi Akses Media Sosial ... 38
Tabel III.2 Kisi-kisi Minat Baca ... 38
Tabel III.3 Kisi-kisi Intensitas Menonton Televisi ... 39
Tabel III.4 Hasil Pengujian Validitas Variabel Penelitian ... 40
Tabel III.5 Hasil Pengujian Reliabelitas Variabel Penelitian... 41
Tabel V.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49
Tabel V.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ... 50
Tabel V.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Daerah Asal ... 51
Tabel V.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 52
Tabel V.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ayah ... 53
Tabel V.6 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Ayah . 53 Tabel V.7 Deskripsi Penilaian Akses Media Sosial Responden ... 54
Tabel V.7.i Hasil Analisis Deskriptif Variabel Akses Media Sosial ... 56
Tabel V.8 Deskripsi Minat Baca Responden ... 56
Tabel V.8.i Hasil analisis deskriptif variabel Mintat Baca ... 57
Tabel V.9 Deskripsi Intensitas Menonton Televisi Responden ... 57
Tabel V.9.i Hasil analisis deskriptif variabel intensitas menonton televisi .. 58
Tabel V.10 Deskripsi Perilaku Konsumsi Responden ... 58
Tabel V.10.i Hasil analisis deskriptif variabel perilaku konsumsi ... 60
Tabel V.11 Hasil UjiAkses Media sosial dengan Minat Baca ... 60
Tabel V.12 Hasil Uji Akses Media Sosial Intensitas Menonton Televisi ... 61
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner ... 74
Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian ... 76
Lampiran 3 Data Identitas Responden ... 77
Lampiran 4 Hasil Deskripsi Responden ... 78
Lampiran 5 Uji Coba Instrumen ... 79
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi sudah sangat maju atau sudah sangat
canggih dan banyak masyarakat yang sangat memanfaatkan teknologi
tersebut terutama di kalangan pelajar. Perkembangan teknologi terbaru
misalnya media sosial yang sedang digandrungi oleh banyak orang.
media sosial tidak hanya menjadi kebutuhan semata namun media
sosial kini juga menjadi bagian lifestyle setiap orang, bahkan untuk
kalangan menengah keatas bisa memiliki lebih dari dua ponsel dengan
fitur yang bermacam-macam. Tak terkecuali remaja sekarang ini yang
memiliki kebutuhan yang beragram dan keinginan yang tak terbatas.
Dikalangan orang muda media sosial menjadi kebutuhan sehari-hari
para remaja sekarang ini.
Para pengguna media sosial memilih media sosial dengan
melihat keunggulan fitur yang dimiliki media sosial tersebut salah satu
kriteria yang mereka inginkan yaitu media sosial dapat berfungsi untuk
mengakses internet agar mereka dapat memaksimalkan pemanfaatan
media sosial khususnya jejaring sosial. Situs jejaring sosial di internet
bermacam-macam jenis dan bentuknya, namun yang paling dikenal
dan banyak digandrungi remaja jaman sekarang adalah facebook,
whatsApp, line, dll. Tidak butuh waktu lama akan menjadi kebiasaan
untuk mengakses dan membuka situs-situs jejaring sosial tersebut, dan
berinteraksi secara pasif di dalamnya. Tetapi sangat terlihat bahwa
situs jejaring sosial mempunya dampak negatif dan positif bagi para
penggunanya khususnya di kalangan para remaja.
Saat ini perkembangan teknologi dan komunikasi semakin
canggih dan meningkat dengan pesat. Salah satu bentuk teknologi
misalnya dalam hal media elektronik yaitu televisi. Televisi
merupakan salah satu media yang secar langsung maupun tidak
langsung di gunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Program-program televisi pun mengalami perubahan sejalan dengan
perkembangan jaman. Program-program televisi tersebut salah satu
fungsinya adalah untuk memuaskan manusia atau penonton
program-program televisi tersebut.
Minat membaca bagi seseorang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari karena selain menambah pengetahuan maupun
informasi, membaca sebagai salah satu bentuk cara penyadaran bagi
sesorang untuk lebih berpikir analitis dan kreatif.
Tidak dapat di pungkiri semakin banyaknya acara televisi
dengan berbagai program dan acara yang menarik membawa akibat
bagi anak-anak, remaja juga anak muda karena acara atau beragam
program televisi yang mudah di konsumsi anak seusia mereka.
juga sebagai pengisi waktu luang. Tapi disisi lain, seharusnya anak
bisa memilih program televisi yang tepat, lamanya waktu yang
digunakan dalam menonton televisi secara tepat dan juga membatasi
jumlah menonton televisi. Media televisi sebagai media elektronik
yang mudah di dapatkan di masyarakat yang berbagai kalangan, entah
itu miskin maupun kaya, untuk anak-anak maupun dewasa sehingga
dalam kesehariannya masyarakat mampu menemukan televisi. Televisi
bagi anak-anak sangat menarik ketimbang membaca buku, dengan
acara-acara televisi yang menarik maka anak-anak tertarik pada sebuah
acara televisi, anak-anak dapat menyaksikan televisi hingga
berjam-jam sehingga waktu yang digunakan untuk kegiatan penting lainnya
seperti membaca buku akan semakin minim sekali.
Paguyuban Orang Muda Katolik (OMK) St.Yohanes Rasul
Pringwulung beranggotakan orang muda dan remaja yang mayoritas
anggotanya mempunyai Gawai (Gadget) dan melakukan akses media
sosial. Dalam berkomunikasi mereka menggunakan media sosial
sebagai sarana komunikasi. Banyak hal yang mereka lakukan dengan
media sosial yang mereka miliki. Dilihat dari keadaan tersebut maka
perlu di adakan penelitian tentang “Perbedaan Akses media sosial
Berdasarkan Minat Baca, Intensitas Menonton Televisi, Perilaku
A. Batasan Masalah
OMK Paroki St.Yohanes Rasul Pringwulung beranggotakan orang
muda katolik yang berdomisili di paroki tersebut, kegiatan OMK
meliputi kegiatan Liturgis Gereja, pelayanan, dan juga aktifitas
keakraban anak muda (out bound, hang out, dll), seiring
perkembangan teknologi mereka juga tidak bisa lepas dari yang
namanya Gawai (Gadget). Dalam setiap aktifitas mereka meluangkan
waktu untuk mengakses media sosial. Dari situ peneliti ingin meneliti
aktifitas OMK berkaitan dengan perbedaan akses media sosial
berdasarkan minat baca, intensitas menonton televisi, perilaku
konsumsi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan minat baca anak muda di paroki
Pringwulung berdasarkan akses media sosial?
2. Apakah ada perbedaan intensitas menonton televisi anak muda di
paroki Pringwulung berdasarkan akses media sosial?
3. Apakah ada perbedaan perilaku konsumsi anak muda di paroki
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Akses media sosial adalah durasi pemanfaatan media sosial. Indikator
dari variabel pemanfaatan gawai terdiri atas:
- Frekuensi pemanfaatan media sosial adalah berapa kali responden
menggunakan atau mengakses media sosial dalam jangka waktu 1
hari.
- Durasi penggunaan media sosial adalah berapa lama responden
menggunakan atau mengakses media sosial dalam jangka waktu 1
kali akses.
- Jumlah aplikasi media sosial yang diakses adalah banyaknya
aplikasi media sosial yang dimiliki.
2. Minat baca adalah kegemaran siswa membaca buku (novel, fiksi dan
komik). Indikator dari variabel minat baca terdiri atas:
- Frekuensi membaca buku adalah berapa kali responden membaca
buku dalam jangka waktu satu hari.
- Durasi membaca buku adalah berapa lama responden membaca
buku dalam jangka waktu satu hari.
- Jenis buku yang dibaca
- Jumlah buku yang dibaca per bulan
3. Intensitas menonton televisi adalah tingkat keseringan melihat siaran
televisi sebagai media audio visual dengan tingkat perhatian tertentu.
Indikator dari variabel menonton televise terdiri atas:
menonton televisi dalam jangka waktu satu hari.
- Durasi menonton televisi dalam sehari adalah berapa lama
responden membaca buku dalam jangka waktu satu hari.
- Jenis acara televisi yang ditonton
4. Perilaku konsumsi adalah tindakan siswa dalam mengkonsumsi atau
membeli suatu baranguntuk memuaskan kebutuhan mereka. Indikator
untuk mengukur variabel perilaku konsumsi terdiri atas:
- Perilaku siswa dalam memilih tempat perbelanjaan
- Perilaku siswa dalam mengkonsumsi makanan dan minuman
- Perilaku siswa dalam menggunakan uang saku
- Perilaku siswa dalam mengisi waktu luang
- Perilaku siswa dalam memilih barang-barang branded
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah
1. Untuk menganalisis ada tidaknya perbedaan minat baca anak muda
di paroki Pringwulung berdasarkan akses media sosial
2. Untuk menganalisis ada tidaknya perbedaan intensitas menonton
televisi anak muda di paroki Pringwulung berdasarkan akses media
sosial
3. Untuk menganalisis ada tidaknya perbedaan perilaku konsumsi
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Secara Teoretis
Untuk menambah referensi bagi penulis dan menerapkan
ilmu yang diterima penulis selama menjadi mahasiswa
Universitas Sanata Dharma tentang perbedaan akses sosial
dengan minat baca, intensitas menonton televisi, perilaku
konsumsi.
2. Secara Praktis
a. Bagai Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan
informasi mengenai perbedaan akses media sosial dengan
minat baca, intensitas menonton televisi, perilaku
konsumsi. Selain itu dapat menambah refrensi bacaan
ilmiah
b. Bagi pembaca
Diharapkan setelah selesai penulisan hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai referensi dan sumber bagi setiap
c. Bagi Peneliti
Penulis dapat memperoleh pengetahuan dan
menerapkan ilmu yang diperoleh dari bangku perkuliahan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
Penelitian mengenai media sosial pada umumnya mengacu dalam hal pengaruh sosial
dan komunikasi dalam kehidupan. Semakin berkembangnya pemikiran manusia akan
berdampak pula terhadap kehidupan sosial pada umumnya, karena apabila semakin banyak
manusia yang ingin mengembangkan suatu hal tersebut, maka akan berdampak serta
merasakan secara langsung terhadap masyarakat lainnya. Hal ini juga berlaku dalam
teknologi, karena dengan semakin berkembang nya teknologi yang ada, maka masyarakat
pun akan merasakan dampak baik ataupun buruk terhadap kemajuan teknologi ini. Apabila
dilihat serta dikaitkan kemajuan teknologi ini dengan penunjang media-media yang ada,
yang dalam hal ini akan sangat berkaitan erat dengan kegiatan ekonomi, maka bukan hal
yang dapat dikesampingkan untuk kita tidak memikirkan adanya kaitan yang terjadi antara
kemajuan teknologi, terhadap penunjang-penunjang media dan kegiatan ekonomi terhadap
masyarakat luas.
Masyarakat modern adalah masyarakat konsumtif. Masyarakat yang terus menerus
berkonsumsi. Konsumsi telah menjadi budaya, yaitu budaya konsumsi. Bagi masyarakat
konsumen, saat ini hampir tidak ada ruang dan waktu tersisa untuk menghindari diri dari
serbuan berbagai informasi yang berurusan dengan kegiatan konsumsi. Di rumah, kantor, di
sekolah ataupun tempat-tempat lain masyarakat tidak henti-hentinya disajikan berbagai
informasi yang menstimulasi konsumsi melalui iklan di tv, koran, ataupun
majalah. Fenomena masyarakat konsumsi tersebut, yang telah melanda sebagian besar
perkotaan maupun pedesaan. Menurut Yasraf Amir Piliang, fenomena yang menonjol dalam
masyarakat Indonesia saat ini yang menyertai kemajuan ekonomi adalah berkembangnya
budaya konsumsi yang ditandai dengan berkembangnya gaya hidup.
Untuk itu penelitian ini mengambil beberapa variabel yang menghubungkan mengenai
pendidikan dengan perbedaan akses media sosial berdasarkan menonton televisi, minat baca
dan perilaku konsumsi.
Teori yang akan mendukung penelitian ini dan variabel yang menghubungkannya
sebagai berikut :
1. Teori Pembelajaran Sosial
Teori pembelajaran sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang
tradisional (behavioristik). Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert
Bandura (1986). Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip-prinsip teori-teori
belajar perilaku, tetapi memberi lebih banyak penekanan pada kesan dari isyarat -
isyarat pada perilaku, dan pada proses-proses mental internal. Jadi dalam teori
pembelajaran sosial kita akan menggunakan penjelasan-penjelasan reinforcement
eksternal dan penjelasan-penjelasan kognitif internal untuk memahami bagaimana
kita belajar dari orang lain. Dalam pandangan belajar sosial, manusia itu tidak
didorong oleh kekuatan-kekuatan dari dalam dan juga tidak dipukul oleh stimulus-
stimulus lingkungan.
Teori belajar sosial menekankan, bahawa lingkungan-lingkungan yang
dihadapkan pada seseorang secara kebetulan. lingkungan-lingkungan itu kerap kali
dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya sendiri. Menurut Bandura,
belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain.
Inti dari teori pembelajaran sosial adalah pemodelan (modelling), dan permodelan ini
merupakan salah satu langkah paling penting dalam pembelajaran terpadu.
Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan (observational learning).
Pertama, pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondisi yang
dialami orang lain atau vicarious conditioning. Contohnya, seorang pelajar melihat
temannya dipuji atau ditegur oleh gurunya kerana perbuatannya, maka ia kemudian
meniru melakukan perbuatan lain yang tujuannya sama ingin dipuji oleh gurunya.
Kejadian ini merupakan contoh dari penguatan melalui pujian yang dialami orang lain
atau vicarious reinforcement. Kedua, pembelajaran melalui pengamatan meniru
perilaku suatu model meskipun model itu tidak mendapatkan penguatan atau
pelemahan pada saat pengamat itu sedang memperhatikan model itu
mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh pengamat tersebut dan
mengharapkan mendapat pujian atau penguatan apabila menguasai secara tuntas apa
yang dipelajari itu. Model tidak harus diperagakan oleh seseorang secara langsung,
tetapi kita dapat juga menggunakan seseorang pemeran atau visualisasi tiruan sebagai
model.
Sama seperti pendekatan teori pembelajaranan terhadap kepribadian, teori
pembelajaran sosial berdasarkan pada hujah yang diutarakan beliau bahawa
sebahagian besar daripada tingkah laku manusia adalah sebahagian daripada hasil
pemerolehan, dan prinsip pembelajaranan sudah mencukupi untuk menjelaskan
bagaimana tingkah laku berkembang. Akan tetapi, teori-teori sebelumnya kurang
memperihalkan fakta bahawa banyak peristiwa pembelajaranan terjadi dengan
perantaraan orang lain. Maksudnya, semasa melihat tingkah laku orang lain, individu
akan pembelajaran meniru tingkah laku tersebut atau dalam hal tertentu menjadikan
orang lain sebagai model bagi dirinya.
2. Perilaku konsumen
a. Pengertian perilaku konsumen
Perilaku konsumen merupakan proses yang dinamis yang mencakup perilaku
individual, kelompok dan anggota masyarakat yang secara terus menerus
mengalami perubahan. Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1994), agar dapat
memahami perilaku konsumen secara tepat dengan memperhatikan tindakan
langsung yang dilakukan konsumen dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan
menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan
mengikuti tindakan tersebut. Perilaku yang dilakukan antar konsumen tentu akan
beragam sesuai dengan kondisi konsumen, situasi dan kondisi eksternal yang
mempengaruhinya.
Merujuk pada pendapat Hawkins dan Mothersbaugh, perilaku konsumen
merupakan studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi serta proses
yang dilakukan untuk memilih, mengamankan, menggunakan dan memperhatikan
produk, jasa, pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhannya dan dampaknya
terhadap konsumen dan masyarakat.
Hal yang hampir sama diungkapkan oleh Schiffman dan Kanuk (2007) bahwa
keputusan membelanjakan sumber daya yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang
dan usaha) untuk mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan dikonsumsi.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
perilaku konsumen ialah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu yang
berhubungan dalam proses pengambilan keputusan untuk mendapatkan,
menggunakan barang-barang dan jasa secara ekonomis serta dapat dipengaruhi
oleh lingkungan.
Seorang ekonom yang bernama James S. Dusenberry (Andersson, 2006)
menyebutkan bahwa konsumsi seseorang banyak dipengaruhi oleh konsumsi
orang lain dalam hubungan sosialnya. Duesenberry menyebutnya sebagai konsep
Demonstration Effect. Demonstration Effects yang dimaksud di sini adalah efek
peniruan oleh masyarakat dalam mengkonsumsi barang karena terpengaruh oleh
pola konsumsi kelompok masyarakat lain yang lebih kaya atau berpenghasilan
tinggi. Tak jarang masyarakat juga meniru pola konsumsi para bintang dunia.
Bagaimana para bintang dunia itu berpenampilan, baik pakaian, sepatu, tas dan
assesoris lainnya, kemudian kendaraan apa yang digunakan para bintang tersebut,
akan ditiru oleh masyarakat.
b. Macam-macam perilaku konsumen
Setiap konsumen mempunyai selera yang berbeda satu dengan yang lain dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga selera akan mempengaruhi tingkat
konsumsi seseorang. Jika dilihat dari perilaku konsumen dalam mengonsumsi suatu
barang dibedakan menjadi dua macam, yaitu perilaku konsumen rasional dan
1) Perilaku Konsumen Rasional
Suatu konsumsi dapat dikatakan rasional jika memerhatikan hal-hal berikut :
(a) Barang tersebut dapat memberikan kegunaan optimal bagikonsumen
(b) Barang tersebut benar-benar diperlukan konsumen
(c) Mutu barang terjamin
(d) Harga sesuai dengan kemampuan konsumen
2) Perilaku Konsumen Irasional
Suatu perilaku dalam mengkonsumsi dapat dikatakan tidak rasional jika
konsumen tersebut membeli barang tanpa dipikirkan kegunaannya terlebih
dahulu, contohya yaitu :
(a) Tertarik dengan promosi atau iklan baik di media cetak
maupun elektronik
(b) Memiliki merk yang sudah dikenal banyak konsumen
(c) Ada bursa obral atau bonus-bonus dan banjir diskon
(d) Gengsi
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Menurut Kotler dan Armstrong (2006:159), faktor yang berpengaruh terhadap
perilaku konsumen adalah faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor pribadi dan
faktor psikologis.
1) Faktor kebudayaan
Faktor kebudayaan memiliki pengaruh yang paling luas dan mendalam
a) Budaya
Budaya adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang atau
faktor penentu paling pokok dari keinginan seseorang.
b) Sub Budaya
Tiap budaya mempunyai sub budaya yang lebih kecil, atau kelompok
orang dengan sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi
hidup yang sama, yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang
lebih spesifik untuk anggota mereka.
c) Kelas Sosial
Kelas sosial adalah pembagian yang relatif permanen dan berjenjang
dalam masyarakat di mana anggotanya berbagi nilai, minat, dan perilaku
yang sama.
2) Faktor sosial
a) Kelompok Referensi
Perilaku seseorang yang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil yang
mempunyai pengaruh langsung ataupun tidak langsung terhadap sikap
atau perilaku orang tersebut.
b) Keluarga
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting
dalam masyarakat. Anggota keluarga pembeli dapat memberi pengaruh
c) Peran dan Status
Orang berpartisipasi dalam banyak kelompok, keluarga, klub maupun
organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat ditentukan
dalam segi peran dan status.
3) Faktor pribadi
a) Usia dan Tahap Siklus Hidup
Daur hidup orang akan mengubah barang dan jasa yang mereka beli
sepanjang kehidupan mereka. Kebutuhan dan selera seseorang akan
berubah sesuai dengan bertambahnya usia.
b) Pekerjaan
Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi barang dan jasa yang akan
dibeli.
c) Situasi Ekonomi
Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk yang
akan dibeli.
d) Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang menunjukan pola kehidupan orang yang
bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya.
e) Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian merupakan karakteristik kecenderungan merespon individu
melintasi situasi yang serupa atau mirip. Setiap orang akan mempunyai
karakteristik pribadi yang menyebabkan perilaku pembeliannya.
menyebabkan respon yang relatif konsisten dan tahan lama terhadap
rangsangan lingkungan (termasuk perilaku pembeliannya)
4) Fakor psikologis
a) Motivasi
Motivasi merupakan kekuatan yang enerjik yang menggerakan perilaku
dan memberi tujuan dan arah pada perilaku.
b) Persepsi
Persepsi yaitu proses yang digunakan oleh individu untuk memilih dan
mengorganisasikan masukan informasi guna menciptakan gambaran yang
mempunyai arti.
c) Pembelajaran
Pembelajaran dapat mendorong perubahan dalam perilaku kita yang
timbul dari pengalaman.
d) Kepercayaan dan Sikap
Melalui pembelajaran, seseorang akan mendapatkan suatu kepercayaan
dan sikap. Pada akhirnya, kepercayaan dan sikap ini mempengaruhi
perilaku pembelian seseorang.
d. Tipe perilaku pembelian konsumen
Menurut Kotler (2006:177) bahwa ada 4 (empat) tipe perilaku pembelian
konsumen berdasarkan pada tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan
di antara merek sebagai berikut:
Perilaku pembelian konsumen dalam situasi yang ditentukan oleh
keterlibatan konsumen yang tinggi dalam pembelian dan perbedaan yang
dianggap signifikan antarmerek. Perilaku membeli ini terjadi pada waktu
membeli produk-produk yang mahal, tidak sering dibeli, berisiko dan dapat
mencerminkan pembelinya, seperti mobil, televisi, jam tangan, komputer
pribadi, pakaian, dan lain-lain.
2) Perilaku pembelian pengurangan disonansi/ ketidakcocokan (Dissonance
Reducing Buying Behaviour)
Perilaku pembelian konsumen dalam situasi yang mempunyai karakter
keterlibatan tinggi tetapi hanya ada sedikit anggapan perbedaan antar
merek.Perilaku membeli ini terjadi untuk pembelian produk yang mahal,
tidak sering dilakukan, berisiko, dan membeli secara relative cepat karena
perbedaan merek tidak terlihat misalnya karpet, pipa PVC, keramik, dan
lain-lain.Pembeli biasanya mempunyai respon terhadap harga atau yang
memberikan kenyamanan. Konsumen akan memperhatikan informasi yang
mempengaruhi keputusan pembelian.
3) Perilaku pembelian kebiasaan (Habitual Buying Behaviour)
Perilaku pembelian dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan
konsumen rendah dan anggapan perbedaan merek sedikit. Konsumen memilih
produk secara berulang bukan karena merek produk, tetapi karena konsumen
Perilaku ini biasanya terjadi pada produk-produk seperti gula, air mineral
dalam kemasan, garam, deterjen, dan lain-lain.
4) Perilaku pembelian mencari keragaman (Variety Seeking Buying Behaviour)
Perilaku pembelian konsumen yang mempunyai karakter keterlibatan
konsumen yang rendah tetapi dengan anggapan perbedaan merek yang
signifikan. Konsumen berperilaku dengan tujuan mencari keragaman dan
bukan kepuasan. Jadi dalam perilaku ini, merek bukan merupakan suatu yang
mutlak.Perilaku pembeli yang mencari keragaman biasanya terjadi pada
produk-produk yang sering dibeli, harganya murah dan konsumen sering
mencoba merek-merek baru.
e. Komunikasi
Teori Konumikasi pada dasarnya sangat dibutuhkan dalam menerapkan suatu
komunikasi baik komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal, ataupun
komunikasi massa karena kegunaan dari teori komunikasi sebagai penjelas dan
pemberi suatu informasi terhadap objek-objek komunikasi dan agar supaya para
komunikan bisa menyerap dengan sangat apa yang disampaikan oleh komunikator
adapun yang sangat dibutuhkan dalam komuikasi termasuk dalam menerapkan teori
komunikasi adalah komunikator, media, pesan, pemirsa dan umpan balik. Dan dari
kesekian elemen komunikasi yang paling banyak mempunyai peran penting dalam
proses berkomunikasi adalah seorang komunikator jika seorang komunikator handal
komunikasi adalah bagaimana kita bias membangun komunikasi tersebut dengan baik
dan jelas.
Teori komunikasi banyak yang menjelaskan dari berbagai kalangan terutama
dari kalangan pakar-pakar ilmu komunikasi dan dari definsi-definisi di atas
tersebut saya bias menyimpulkan bahwa teori komunikasi adalah relasi dari
berbagai konsep-konsep komunikasi yang ada dan diterapkan secara keseluruhan
atau sebagian oleh para komunikator yang ada kaitannya dengan proses
komunikasi.
f. Media Masa
Media Massa (Mass Media) sering disingkat jadi “media” saja adalah channel,
media, saluran, sarana, atau alat yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa,
yakni komunikasi yang diarahkan kepada orang banyak.
Komunikasi media massa adalah sarana penyampai pesan yang berhubungan
langsung dengan masyarakat luas misalnya radio, televisi, dan surat kabar. Media
adalah bentuk jamak dari medium yang berarti tengah atau perantara. Massa berasal
dari bahasa Inggris yaitu mass yang berarti kelompok atau kumpulan. Dengan
demikian, pengertian media massa adalah perantara atau alat-alat yang digunakan
oleh massa dalam hubungannya satu sama lain
Jenis-jenis media masa adalah:
1. Media Massa Cetak (Printed Media).
Media massa yang dicetak dalam lembaran kertas. Dari segi
formatnya dan ukuran kertas, media massa cetak secara rinci meliputi
media massa umumnya terbagi tiga bagian atau tiga jenis tulisan: berita,
opini, dan feature.
2. Media Massa Elektronik (Electronic Media).
Jenis media massa yang isinya disebarluaskan melalui suara atau
gambar dan suara dengan menggunakan teknologi elektro, seperti radio,
televisi, dan film.
3. Media Online (Online Media, Cybermedia).
media massa yang dapat kita temukan di internet (situs web).
Misalnya path, instagram, twitter, facebook, WhatsApp, LINE dan
BeeTalk.
g. Media Sosial
Layanan jejaring sosial adalah layanan dalam jaringan, platform, atau situs yang
bertujuan memfasilitasi pembangunan jaringan sosial atau hubungan sosial di antara
orang-orang yang memiliki ketertarikan, aktivitas, latar belakang, atau hubungan
dunia nyata yang sama. Suatu layanan jejaring sosial terdiri dari perwakilan
masing-masing pengguna (biasanya berupa profil), hubungan sosialnya, dan berbagai layanan
tambahan. Kebanyakan layanan ini berbasis web dan penggunanya berinteraksi
melalui Internet, seperti surat elektronik dan pesan instan. Layanan komunitas dalam
jaringan kadang dianggap sebagai layanan jejaring sosial, meski dalam artian yang
lebih luas layanan jejaring sosial bersifat terpusat pada individu, sementara layanan
komunitas daring bersifat terpusat pada grup. Situs-situs jejaring sosial
memungkinkan pengguna berbagi ide, aktivitas, acara, dan ketertarikan di dalam
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan
mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial,
wiki, forum dan dunia virtual.Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media
sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
h. Televisi
a. Pengertian Televisi
Televisi adalah sebuah mediatelekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai
penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom
(hitam-putih) maupun berwarna.Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata tele
( "jauh") dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga
televisi dapat diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan
media visual/penglihatan.” (http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi)
Dalam Ensiklopedi Indonesia, televisi dimaksudkan sebagai sistem
pengambilan, registrasi, penyimpanan, dan penyuguhan kembali gambar melalui
tenaga listrik.Gambar ditangkap dengan kamera televisi diubah menjadi sinyal
listrik dan dikirim langsung lewat kawat kepada pesawat penerima.Lazimnya
penyampaian gambar sekarang menggunakan gelombang elektromagnetis yang
disiarkan statsiun pemancar televisi, pesawat penerima mengubah gelombang
elektromagnetis menjadi gambar dan suara.
b. Manfaat Televisi
Mengkonsumsi televisi manurut cara-cara yang baik, akan menghasilkan
manfaat bagi anak. (Buletin Perpustakaan UGM No.33, 2000 : 30)
Televisi dalam menyajikan hal bentuk visual pada dasarnya telah membuat
anak-anak mempermudah mengenal huruf dan penampilan visual dalam
bentuk benda yang belum mereka kenal.
b) Merupakan kacamata dunia sekitar
Anak-anak dalam memenuhi keingintahuan tentang segala sesuatu diseputar
kehidupan baik yang dekat maupun yang jauh dapat tertolong.
c) Membukukan cakrawata kehidupan
Begitu rumitnya kehidupan sehingga tanpa bantuan orang lain rasanya sulit
bagi anak untuk mencermati kehidupan sendiri.
d) Sebagai penunjang datam pelajaran sekolah khususnya dalam hal pengetahuan
umum. Harus pandai-pandai memanfaatkan informasi yang diberikan televisi
dari berbagai keberagaman muatan dan fungsi sebagai penunjang bagi
pengetahuan yang diperoleh dari sekolah
c. Dampak Anak-Anak Menonton Televisi
Dampak yang timbul bagi anak-anak akibat menonton televisi menurut Nasution,
1997: 206 bisa dilihat dari:
a) Perilaku
Peniruan perbuatan kekerasan. Kekhawatiran para psikolog, pemimpin
agama, bila anak-anak secara rutinitas melahap aneka ragam acara dalam berbagai
bentuk format, terutama film kekerasan maka punya kemungkinan besar akan
b) Sikap
Tidak dapat membedakan khayalan dengan kenyataan. Dapat dimaklumi
anak-anak berpandangan mereka yang tampil dilayar televisi merupakan hal yang
nyata. Hal ini disebabkan berpikirnya anak masih sederhana.
c) Pendidikan
Menghabiskan waktu. Banyak waktu yang dihabiskan anak hanya untuk
rnenonton televisi, sehingga mengurangi aktivitas yang lain seperti bermain
dengan sesamanya, membantu kedua orang tua, mengerjakan tugas belajar dan
tugas rumah.
d) Mengurangi minat belajar
e) Budaya dan agama
Dapat mengurangi identitas nasional dan kekaguman yang berlebihan kepada
budaya barat. Segala sesuatu yang menjadi jati diri bangsa menjadi berkurang,
namun jika timbul kekaguman terhadap apa saja yang tampil dilayar TV, hal-hal
yang buruk yang ada haruslah dicegah. Mengaburkan nilai-nilai agama. Banyak
sajian televisi yang tidak mengindahkan norma-norma keagamaan bahkan
bertentangan dengan nilai sosial budaya yang baik.
i. Minat Baca
Minat merupakan gambaran sifat dan ingin memiliki kecenderungan
tertentu.Minat juga diartikan suatu momen dari kecenderungan yang terarah secara
perhatian dapat dapat membentuk minat karena adanya dorongan dan kecenderungan
untuk mengetahui, memperoleh, atau menggali dan mencapainya.
Minat baca adalah merupakan hasrat seseorang atau siswa terhadap bacaan, yang
mendorong munculnya keinginan dan kemampuan untuk membaca, diikuti oleh
kegiatan nyata membaca bacaan yang diminatinya. Minat baca bersifat pribadi dan
merupakan produk belajar menurut Sudarman dalam http://indiharsono.blogspot
(2008). Ada beberapa jenis minat baca bisa melalui :
a. Minat baca spontan, yaitu kegiatan membaca yang dilakukan atas kemauan
inisiatif pribadi, tanpa pengaruh dari pihak lain atau pihak luar.
b. Minat baca terpola yaitu kegiatan membaca yang dilakukan masyarakat sebaga
hasil atau akibat pengaruh langsung dan disengaja melakukan serangkaian
tindakan dan program yang terpola terutama kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Tradisi membaca dan menulis memang belum dapat diharapkan dari masyarakat
menurut Sugono dalam http://indiharsono.blogspot(2009). Banyak faktor yang
berpengaruh terhadap kemampuan membaca antara lain :
a. Tingkat inteligensi
b. Kemampuan berbahasa
c. Sikap, minat, emosi
d. Keadaan membaca
e. Kebiasaan membaca
f. Pengetahuan tentang cara membaca
Membaca adalah suatu kebiasaan yang harus ditanamkan, harus dipupuk, harus
dibina, harus dididik. Pembinaan itu tidak hanya terbatas kepada penguasaan teknik
membaca saja, melainkan juga kepada pemilihan bahan bacaan. Anak-anak harus
secara cepat dan tepat menentukan apakah bahan bacaan yang dia hadapi itu ada nilai
untuk dibaca atau tidak.
Faktor -faktor yang menghambat pembinaan minat baca :
a. Tidak adanya atau kurangnya kegemaran membaca buku yang baik yang
dicontohkan oleh orang-orang tua termasuk guru-guru.
b. Tidak adanya atau kurangnya bahan-bahan bacaan yang baik yang dapat
memuaskan dahaga anak-anak akan bacaan.
c. Tidak adanya pendidikan dan pembinaan membaca, termasuk pendidikan teknik
membaca disekolah.
d. Kemajuan teknologi lebih menarik perhatian
e. Daya beli bacaan masih sangat kurang
Minat baca usia remaja sering didominasi berbagai hal yang sifatnya
menghibur pilihan jenis buku yang sering mereka konsumsi adalah cerita-cerita
hiburan, kemajuan teknologipun juga tidak kalah pentingnya dalam dominasi
penghambat minat baca remaja akibat teknologi yang lebih canggih dan menarik
B. Kerangka Teoritik
1. Perbedaan minat baca berdasarkan frekuensi akses media sosial
Minat baca adalah merupakan hasrat seseorang terhadap bacaan, yang mendorong
munculnya keinginan dan kemampuan untuk membaca, diikuti oleh kegiatan nyata
membaca bacaan yang diminatinya. Minat baca usia remaja sering didominasi
berbagai hal yang sifatnya menghibur pilihan jenis buku yang sering mereka
konsumsi adalah cerita-cerita hiburan, kemajuan teknologi pun juga tidak kalah
pentingnya dalam dominasi penghambat minat baca remaja akibat teknologi yang
lebih canggih dan menarik perhatian dan waktu luang mereka.
2. Perbedaan menonton televisi berdasarkan frekuensi akses media sosial
Dengan menonton televisi remaja akan terpengaruh dengan iklan atau tawaran
yang disediakan oleh televisi yang berkaitan dengan akses media sosial, misalnya
tayangan televise tentang aplikasi media sosial yang baru dan menarik.
3. Perbedaan perilaku konsumsi berdasarkan frekuensi akses media sosial
Akses media sosial memiliki hubungan dengan perilaku konsumsi. Dengan
mengakses media sosial maka mereka melakukan tindakan langsung dalam
mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses
keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut. Perilaku yang
dilakukan antar konsumen tentu akan beragam sesuai dengan kondisi konsumen,
Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskan model penelitian sebagai berikut :
Gambar II.1 Bagan Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang penelitian, rumusan masalah dan landasan teori di atas
maka dalam penelitian ini hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan minat baca anak muda Paroki Pringwulung berdasarkan frekuensi
akses media sosial
2. Ada perbedaan menonton televisi anak muda Paroki Pringwulung berdasarkan
frekuensi akses media sosial
3. Ada perbedaan perilaku konsumsi anak muda Paroki Pringwulung berdasarkan
frekuensi akses media sosial
MINAT BACA
AKSES MEDIA SOSIAL
MENONTON TELEVISI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksplanatif. Penelitian eksplanatif yaitu penelitian
yang bertujuan untuk memperoleh keterangan, informasi, data mengenai hal-hal yang
belum diketahui. Penelitian eksplanatif digunakan untuk menguji hubungan antar variable
yang dihipotesiskan.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah OMK di Paroki Pringwulung. Adapun alasan memilih
subejek penelitian tersebut yaitu anak muda sebagai bagian dari masyarakat yang terbesar
merupakan sasaran penggunakan gadget untuk pemenuhan konsumsi dan gaya hidup
masyarakat modern. Masyarakat yang paling setia mengikuti trend perkembangan jaman
adalah anak muda baik di kota maupun di desa. Dengan alasan karena gawai merupakan
alat komunikasi maupun alat pencari informasi yang paling mudah, praktis dan cepat.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah perbedaan akses media sosial berdasarkan minat baca,
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Orang Muda Katolik
(OMK) paroki Pringwulung. Berdasarkan ARDAS KAS (Arah Dasar Keuskupan Agung
Semarang) OMK adalah orang muda yang berumur 15-35 tahun dan yang berjumlah 80
orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2010). Cara menentukan ukuran sampel yang diambil dari populasi
diketahui, maka rumus yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu:
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = error level 10% (tingkat kesalahan sebesar 10%)
maka dengan menggunakan rumus diatas diperoleh sampel sebesar:
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh hasil jumlah sampel yang diperlukan
untuk penelitian ini sebanyak 44 responden.
D. Data yang Dicari
Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti, maka data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden. Dalam penelitian
ini responden berasal dari anak muda di Paroki Pringwulung melalui daftar pertanyaan
atau kuesioner mengenai:
a. akses media sosial
b. minat baca
c. intensitas menonton televisi
d. perilaku konsumsi
2. Data Sekunder
Data sekunder diperlukan bagi peneliti sebagai pendukung kelengkapan teori
terhadap hasil penelitian. Sumber data ini diperoleh dari anak muda di Paroki
Pringwulung mengenai:
a. Keadaan geografis
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Menurut Noor (2010), variabel merupakan suatu sebutan yang dapat diberi nilai
angka (kuantitatif) atau nilai mutu (kualitatif). Variabel penelitian pada dasarnya
merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah akses media sosial
ditinjau dari minat baca, menonton televise dan perilaku konsumsi.
2. Definisi Operasional
a. Akses Media sosial
Akses media sosial adalah durasi penggunaan media sosial. Indikator untuk
mengukur variable pemanfaatan media sosial adalah:
- Frekuensi pemanfaatan media sosial
Frekuensi pemafaatan media sosial adalah berapa kali responden menggunakan
atau mengakses media sosial dalam jangka waktu satu hari. Hal ini dapat dilihat
melalui:
(1) 5 kali atau lebih aplikasi diberi skor 5
(2) 3-4 kali diberi skor 4
(3) 1-2 kali diberi skor 2
- Durasi penggunaan media sosial
Durasi penggunaan media sosial adalah berapa lama responden menggunakan
atau mengakses media social dalam satu kali akses. Hal ini dapat dilihat melalui:
(1) 1 jam atau lebih diberi skor 5
(2) 45 menit diberi skor 4
(3) 30 menit diberi skor 2
(4) Kurang dari 15 menit diberi skor 1
- Jumlah aplikasi media sosial yang diakses
Jumlah aplikasi media sosial adalah banyakanya aplikasi media sosial yang
dimiliki. Hal ini dapat dilihat dari:
(1) 5 aplikasi atau lebih diberi skor 5
(2) 3 aplikasi diberi skor 4
(3) 2 aplikasi diberi skor 2
(4) 1 aplikasi diberi skor 1
b. Minat Baca
Minat baca adalah kegemaran OMK membaca buku. Indikator untuk mengukur
variable Minat Baca adalah:
- Frekuensi membaca buku
Frekuensi membaca buku adalah berapa kali responden membaca buku dalam
jangka waktu 1 hari. Hal ini dapat dilihat dari:
(1) > 5 kali atau lebih diberi skor 4
(3) 3 kali diberi skor 2
(4) <2 diberi skor 1
- Durasi membaca buku
Durasi membaca buku adalah berapa lama responden membaca buku dalam
jangka waktu 1 hari. Hal ini dapat dilihat melalui:
(1) 5 jam diberi skor 5
(2) 4 jam diberi skor 4
(3) 2 jam diberi skor 2
(4) < 1 jam diberi skor 1
- Jenis buku yang dibaca
Jenis buku yang dibaca adalah macam atau ragam buku yang dibaca per bulan.
Hal ini dapat dilihat melalui:
(1) Buku pelajaran diberi skor 5
(2) Majalah atau koran diberi skor 4
(3) Novel diberi skor 2
(4) Komik diberi skor 1
- Jumlah buku yang dibaca
Jumlah buku yang dibaca adalah banyaknya buku yang dibaca per bulan. Hal ini
dapat dilihat melalui:
(1) > 5 diberi skor 5
(2) 4 diberi skor 4
(3) 3 diberi skor 2
c. Intensitas menonton televisi
Menonton televisi adalah tingkat keseringan melihat siaran televisi sebagai media
audio visual dengan tingkat perhatian tertentu. Indikator untuk mengukur variabel
menonton televisi adalah:
- Frekuensi menonton televisi
Frekuensi menonton televisi adalah berapa kali responden menonton televisi
dalam jangka waktu 1 hari. Hal ini dapat dilihat melalui:
(1) 5 kali diberi skor 5
(2) 4 kali diberi skor 4
(3) 3 kali diberi skor 2
(4) < 2 kali diberi skor 1
- Durasi menonton televisi dalam sehari
Durasi menonton televisi adalah berapa lama responden menonton televisi dalam
jangka waktu 1 hari. Hal ini dapat dilihat melalui:
(1) 5 jam diberi skor 5
(2) 3 jam diberi skor 4
(3) 2 jam diberi skor 2
(4) 1 jam diberi skor 1
- Jenis acara televisi yang ditonton
jenis acara televisi yang ditoton adalah macam atau ragam acara televisi yang
ditonton per hari. Hal ini dapat dilihat melalui:
(2) Berita diberi skor 4
(3) Talk show diberi skor 2
(4) Pertandingan sepak bola diberi skor 1
d. Perilaku Konsumsi
Perilaku konsumsi adalah tindakan OMK dalam mengkonsumsi atau membeli suatu
barang (pakaian, tas, sepatu, makanan, minuman, dan lain-lain) untuk memuaskan
kebutuhan atau keinginan mereka. Indikator untuk mengukur variabel perilaku
konsumsi adalah:
- Perilaku OMK dalam memilih tempat perbelanjaan
- Perilaku OMK dalam mengkonsumsi makanan dan minuman
- Perilaku OMK dalam menggunakan uang saku
- Perilaku OMK dalam mengisi waktu luang
- Perilaku OMK dalam memilih barang-barang branded
Kategori perilaku konsumsi siswa dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1) Perilaku konsumsi rasional
Perilaku konsumsi rasional dalam penelitian ini berarti siswa membeli
atau mengkonsumsi suatu barang atas dasar kebutuhan. OMK yang mempunyai
sifat yang rasional, yaitu OMK membeli barang yang benar-benar dibutuhkan,
OMK tidak memiliki kebiasaan berbelanja di mall atau department store, mutu
atau kualitas barang baik atau dengan kata lain OMK tidak terlalu mementingkan
merk pada barang tersebut, OMK membeli dengan harga yang sesuai kemampuan
konsumsi yang didasarkan oleh kebutuhan yang rasional dan dapat mengontrol
pengeluarannya.
2) Perilaku konsumsi cukup rasional
Perilaku konsumsi cukup rasional dalam penelitian ini berarti OMK
membeli atau mengkonsumsi suatu barang atas dasar kebutuhan dan keinginan.
OMK yang memiliki perilaku konsumsi cukup rasional, yaitu OMK terkadang
membeli barang karena kebutuhannya namun terkadang membeli karena ada
bursa obral, diskon, atau bonus-bonus. OMK tidak selalu berbelanja di mall atau
department store, OMK mengisi waktu luangnya untuk belajar dan mengunjungi
pusat keramaian, OMK tidak harus selalu makan dengan harga yang mahal. Dapat
disimpulkan bahwa perilaku konsumsi cukup rasional ini OMK tidak selalu
bertindak rasional tetapi juga terkadang bertindak irasional.
3) Perilaku konsumsi kurang rasional
Perilaku konsumsi kurang rasional dalam penelitian ini berarti OMK
tersebut mengkonsumsi atau membeli barang tanpa memikirkan kegunaanya
terlebih dahulu. Perilaku konsumsi ini hanya memuaskan kepuasan atau keinginan
semata, seperti OMK cenderung boros dalam menggunakan uangnya, OMK
memiliki kebiasaan berbelanja di mall, OMK mengisi waktu luangnya dengan
berkunjung ke tempat hiburan (mall, game center, cafe, dll), OMK membeli
barang-barang branded padahal tidak terlalu membutuhkannya, OMK membeli
barang yang kurang dapat memberikan kegunaan optimal. Oleh karena itu, OMK
didasarkan oleh kebutuhan yang rasional dan kurang dapat mengontrol
pengeluarannya.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk
menjawab rumusan masalah. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebar kuesioner
atau angket kepada responden dan dokumentasi.
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data perbedaan akses media
sosial berdasarkan minat baca, intensitas menonton televisi dan perilaku konsumsi
OMK Pringwulung
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menyalin data yang
relevan dengan penelitian. Data yang diperoleh adalah data tentang gambaran umum
yang berhubungan dengan objek penelitian. Dari dokumentasi ini akan diperoleh data
mengenai jumlah umat, letak geografis dan keadaan umat.
G. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu pada waktu penelitian menggunakan suatu
metode. Dalam penelitian ini instrumen yang akan digunakan adalah :
Lembar angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup yaitu
angket yang dilengkapi dengan pilihan jawaban sehingga responden hanya memberikan
jawaban pada pilihan jawaban yang telah tersedia. Skala pengukuran angket pada
variabel akses media sosial menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban
yaitu Selalu (S), Sering (SR), Jarang (J) dan tidak pernah (TP), dengan masing-masing
skor 5,4,2,1 untuk penyataan positif dan 1,2,4,5 untuk pernyataan negatif.
Kisi-kisi instrumen penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel III.1
Kisi kisi akses media sosial
No. Data yang dicari Jumlah
item
No.Item Kuesioner
Frekuensi akses media sosial 1 1
Durasi akases media sosial 1 2
Jumlah aplikasi 2 3,4
Tabel III.2 Kisi kisi minat baca
No. Data yang dicari Jumlah Item No.Item
Kisi kisi menonton televisi
No. Data yang dicari Jumlah Item No.Item
Kuesioner
Frekuensi menonton televisi 1 9
Durasi menonton televisi 2 10,11
H. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Kevalidan alat ukur dengan menggunakan metode analisis butir dengan menguji
apakah item telah mengungkapkan faktor yang ingin diselidiki. Uji validitas dapat
dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment dari Karl Pearson dengan
rumus (Arikuntoro,2000:225).
Adapun perhitungan korelasi product moment, dengan rumus seperti yang di
kemukakan oleh Arikuntoro (1998) :
r = n∑XY –(∑X)( ∑Y)
√[N∑X2–(∑X2] [N∑Y2–(∑Y2)2
Keterangan :
r = Keofisien korelasi variabel bebas dan variabel terikat
n = Banyak sampel
X= Skor tiap item
Y= Skor total variabel
Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukan tinggi
rendahnya tingkat validitas instrumen yang diukur. Selanjutnya nilai koefisien korelasi
ini dibandingkan dengan harga r korelasi Product Moment pada tabel dengan dk = n – 2
dan taraf signifikasi 5%. Jika nanti r hitung lebih besar dari pada r tabel maka butir
Tabel III.4
Hasil Pengujian Validitas Variabel Penelitian
Variabel No. Item r hitung r tabel Kesimpulan
Sumber: Data Primer, diolah 2015
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat
ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Alat ukur dikatakan reliabel jika alat ukur
tersebut mampu memberikan hasil yang tetap meskipun digunakan kapanpun.
Untuk mengetahui koefisien reliabilitas instrumen, maka digunakan rumus Apha
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan
teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6.
Tabel III.5
Hasil Pengujian Reliabilitas Variable Penelitian
Dimensi Nilai Cronbach’s
Alpha Keterangan
Akses media sosial 0,625 Reliabel
Minta baca 0,773 Reliabel
Menonton televisi 0,646 Reliabel
Perilaku konsumsi 0,675 Reliabel
Sumber : Data primer, diolah 2014
Berdasarkan tabel hasil uji reliabilitas di atas, dapat dilihat bahwa
koefisien Cronbach’s Alpha semua variabel di atas 0,6. Sehingga dapat
Dari hasil uji validitas dan reliabilitas yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa angket sudah layak untuk digunakan sebagai instrumen
penelitian.
3. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah sebaran data yang
digunakan berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan
program SPSS. Dengan menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov dengan rumus
D = ( F0 (x) – Sn (x) )
Keterangan :
D = Deviasi Maksimum
F0 = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif
Sn = distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
Jika nilai asymp.sig. (2 tailed) > 0,05, maka distribusi data dikatakan